Anda di halaman 1dari 16

ASPEK LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN

PERBAIKAN DAN REKONSTRUKSI JALAN DARI


BANDA ACEH SAMPAI MEULABOH

Disusun oleh :
LINDA ANDITA PUSPITASARI (135060101111003)
ISMIRALDA CITRA R

(135060101111010)

IZZATUL AINI

(135060101111019)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN SIPIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

Perbaikan dan Rekonstruksi Jalan dari


Banda Aceh Sampai Meulaboh

Membuka kembali aksesibilitas wilayah pantai barat Aceh merupakan tuntutan


kebutuhan yang paling mendesak, tidak hanya bagi kepentingan sosial ekonomi masyarakat
semata-mata, tetapi juga untuk kepentingan kemanusiaan, pertahanan dan keamanan, serta
aktivitas pemerintahan. Langkah kearah rehabilitasi dan rekonstruksi jalan Banda AcehMeuIaboh yang menyeluruh mendapat dukungan dana hibah dari Pemerintah Amerika
Serikat melalui USAID (United States Agency International Development) yang akan
membantu untuk menangani jalur darat Banda Aceh Meulaboh sepanjang lebih kurang 240
km yang rusak akibat tsunami. Untuk itu pemerintah Indonesia melalui Departemen
Pekerjaan Umum telah menandatangani kerjasama (MOU) dengan Pemerintah Amerika
Serikat melalui USAID pada tanggal 8 Mei 2005 di Jembatan Kr. Raba, Kecamatan Lhoknga,
Kabupaten Aceh Besar Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang merupakan salah satu
jembatan yang terputus yang segera akan ditangani.
Secara sederhana, rencana pembangunan jalan ini akan lebih mengutamakan
pembangunan jalan lama sebelum tsunami yaitu pada bagian utara dan selatan (Banda Aceh
dan Lamno). Pembangunan jalan baru akan direncanakan dari Lamno ke Meulaboh untuk
menghindari daerah datar dekat pantai yang ketinggiannya mendekati ketinggian permukaan
laut.
Pada sebagian pembangunan jalan baru di daerah selatan, kegiatan rekonstruksi dan
rehabilitasi jalan akan berakibat terjadinya penggalian dan relokasi tanah dan batuan,
sehingga akan merubah kondisi vegetasi tanah dan bentang alam. Selama tahap prakonstruksi, konstruksi dan operasional, akan diantisipasi berbagai macam dampak yang akan
ditimbulkan terhadap aspek-aspek fisik-kimia (tanah, dataran, air dan udara), bangkitan
transportasi (transportasi), biologi (teresterial dan biota perairan), sosial-ekonomi (mata
pencaharian, pendidikan, norma-norma dan nilai-nilai sosial) dan kesehatan masyarakat

(kesehatan, kebersihan, gizi dan kecelakaan). Manfaat-manfaat sosial ekonomi selama tahap
operasi, akan lebih besar dibandingkan dengan pengaruh sementara pada tahap konstruksi.
Jalan ini akan membantu pemulihan mata pencaharian dan ekonomi daerah yang terkena
tsunami. Proyek ini akan memberikan alternatif untuk menghindari atau meminimalkan
pengaruh negatif yang terjadi terhadap kualitas lingkungan sehingga manfaat yang
diharapkan dari pembangunan jalan dan operasionalnya akan lebih besar dibandingkan
dengan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan hidup atau dampak permanen tidak
berbalik terhadap sumber daya alam.

-Kegiatan Proyek
Tahap Pra-Konstruksi
Survey dan Pengukuran
Untuk kebutuhan desain jalan akan dilakukan kegiatan survei dan pengukuran.
Pemasangan patok ini akan disaksikan oleh masyarakat dan karenanya akan menjadi
kesempatan pertama masyarakat untuk memahami dengan pasti tentang lokasi jalan yang
akan dibuat. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan trase jalan untuk keperluan disain
jalan.
Pembebasan Lahan
Sebagaimana telah dikemukan sebelum ini bahwa sebagian jalan Meulaboh Banda
Aceh telah rusak dan tenggelam akibat adanya Tsunami. Oleh karena itu sebagian trase lama
akan dibuat trase baru yang diperkirakan akan memerlukan pembebasan lahan untuk
keperluan tersebut. Lahan-lahan yang akan dibebasan antara lain adalah tanah masyarakat
dalam bentuk lahan kebun, sawah dan permukiman.
Tahap Konstruksi
Penerimaan Tenaga Kerja
Untuk melakukan konstruksi jalan sepanjang 240 km, akan diperlukan berbagai
kualifikasi tenaga kerja mulai dari tenaga buruh (pesuruh), tukang, mandor, operator alat
berat, pengawas dan insinyur. Kontraktor sedapat mungkin akan lebih mengutamakan tenaga
kerja lokal di daerah proyek.Diperkirakan, ratusan pekerja akan dipekerjakan pada tahap
konstruksi. Seperti yang dapat dilihat, kegiatan konstruksi akan memberikan lapangan kerja
dan kesempatan usaha yang lebih baik pada daerah tersebut.Pekerja konstruksi akan dipilih
dan dimobilisasikan oleh kontraktor terpilih.Tenaga kerja ini akan termasuk para professional
termasuk ahli transportasi,ahli struktur, manager konstruksi, mandor, operator peralatan berat
dan tenaga kerja semi-terlatih dan tenaga kerja kasar.
Mobilisasi dan demobilisasi Material dan Peralatan
Untuk kebutuhan konstruksi akan dibutuhkan Material dan peralatan berat.Material
seperti tanah, pasir, kerikil, batu koral, batu gunung, besi beton,balok, papan , semen dan
lain-lain tidak tersedia di lokasi proyek, sehingga perlu didatangkan dari kota seperti
Meulaboh, Banda Aceh dan Medan ke lokasi proyek. Demikian pula halnya alat-alat berat
seperti bulldozer,vibrator, excavator, Tandem roller, dump truck, dan lain-lain akan
didatangkan ke lokasi proyek dengan menggunakan jalur darat.

Pembangunan dan Pengoperasian Sarana Pendukung


Base camp/barak dan bengkel akan dibangun sebagai kantor sementara dan fasilitas
akomodasi untuk pekerja selama tahap konstruksi. Base camp juga akan berfungsi sebagai
tempat pemeliharaan peralatan dan bengkel. Juga akan dibutuhkan jalan sementara dan
pekerjaan struktur. Pengoperasian sarana pengdukung akan dapat menghasilkan limbah
domestik (cair/padat) yang berasal dari kegiatan barak pekerja, kantor sementara dan kantin.
Penentuan Lokasi Borrow Area dan Penggalian
Keperluan tanah timbun dan pasir serta batu untuk pembangunan jalan Banda AcehMeulaboh akan diambil dari beberapa quarry. Penetapan lokasi quari terutama untuk tanah
timbun berasal dari dari berbukit. Lokasi borrow area (quarry) telah ditentukan berdasarkan
data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan hasil penelitian lapangan.
Pembersihan Lapangan
Sebelum konstruksi jalan dilaksanakan, permukaan yang tidak rata, vegetasi dan
rongsokan sisa tsunami sepanjang rencana desain pembangunan jalan dan area penyedia perlu
dibersihkan. Kegiatan ini akan menyebabkan penebangan pohon-pohon yang tinggi, semak
belukar dan rumput-rumput di sepanjang trase jalan akan diminimalkan.
Pekerjaan Tanah
Sedapat mungkin, jalan akan mengikuti bentuk topograpi supaya meminimalkan
kegiatan penggalian dan penimbunan. Kegiatan penggalian dan penimbunan, bagaimanapun
akan tetap diperlukan untuk memastikan naik-turunnya jalan sesuai dengan standar yang
dipakai. Pekerjaan tanahmeliputi kegiatan pemadatan dan perataan tanah. Pekerjaan tanah ini
akan menghasilkan perubahan ketinggian dan arah saluran air di daerah tertentu. Selama
persiapan lahan, lapisan tanah atas akan dipindahkan dan untuk sementara akan dikumpulkan
di lokasi yang nantinya digunakan untuk kegiatan reklamasi. Maksudnya adalah mereklamasi
areal quarry yang telah dibuka untuk diambil tanah timbunnya, terutama di quarry-quarry
yang menurut pengamatannya sudah tidak lagi dikeruk atau diambil lagi karena sudah
mencapai batas. Kemudian ada areal-areal pada daerah pinggir jalan yang memang perlu
untuk ditanami rumput agar dapat menghambat terjadinya kerusakan tanah oleh erosi, maka
diperlukan tanah atas (top soil) untuk mempercepat pertumbuhan rumput tersebut. Waktu
penyimpanan lapisan atas ini akan diminimalisir untuk mengelola kualitas tanah lapisan atas
tersebut. Kegiatan reklamasi ini akan dilakukan secara paralel dengan tahap konstruksi.
Pembangunan Jalan
Proyek pembangunan jalan ini meliputi kegiatan-kegiatan: pembangunan sekitar 110
pembuatan perlintasan air, jembatan, pengurugan, material permukaan jalan, pengaspalan
jalan, pemasangan rambu-rambu lalu lintas, area parkir, struktur saluran air, jalan
penghubung, perlindungan pantai dan pekerjaan lainnya. Selama konstruksi jalan pada daerah
dimana ruas jalan lama tidak dirubah, diperlukan jalan yang memutar. Ini akan melibatkan
jalan yang berbalik arah sepanjang jalur alternatif sampai jalan yang baru siap digunakan.
Kegiatan pembuatan jalan tersebut terdiri dari beberapa sub kegiatan antara lain:
Pengupasan tanah (stripping)
Perbaikan tanah tanah dasar (sub-grade)
Pekerjaan lapisan pondasi bawah (sub-base coarse)
Pekerjaan lapisan pondasi atas (base coarse)

Pekerjaan pengaspalan (pavement road)


Pembuatan saluran camping (side ditch)
Tahap Pasca Konstruksi (Operasi)
Kegiatan selama pengoperasian jalan akan meliputi pengoperasian jalan, dan
pemeliharaan jalan :
Penggoperasian Jalan
Kegiatan pengoperasian jalan adalah digunakannya jalan tersebut oleh pemakai jalan
dengan menggunakan kenderaan. Kenderaan yang melalui jalan ini adalah kenderaan roda
dua hingga kenderaan roda sepuluh dan mulai dari kenderaan peribadi hingga kenderaan
umum seperti mobil penumpang dan mobil barang. Diharapkan, dengan jalan jalan ini
lalulintas akan menjadi lebih aman dan lebih efisien di sepanjang pantai barat Aceh. Jalan
tersebut akan memberikan jalur yang lebih mudah untuk kegiatan rekonstruksi dan nantinya
menjadi jalur lalulintas yang efisien untuk masyarakat setempat, juga untuk barang produksi
dan jasa di sekitar lokasi tersebut.
Pemeliharaan dan Perawatan Jalan
Pemeliharaan jalan dan jembatan meliputi kegiatan pengawasan kerusakan jalan,
pelaporan jalan-jalan yang rusak dan mengambil tindakan sementara untuk mengatasi
kerusakan jalan sebelum diperbaiki.

-Komponen Lingkungan Hidup Yang Ditelaah


Berdasarkan uraian kegiatan proyek maka dapat dikemukakan bahwa komponen
lingkungan yang ditelaah terkena dampak adalah :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Komponen Fisik Kimia


Iklim, mencakup tipe iklim, suhu, kelembaban udara, curah hujan, dan angin
Kualitas udara (debu dan emisi gas hasil pembakaran pada kenderaan)
Kebisingan dan getaran
Hidrologi dan Kualitas air
Tata ruang mencakup tata guna lahan dan tanah
Fisiografi, mencakup topografi, morfologi, geologi
Erosi
Longsoran

Komponen Biologi
a. Biologi darat
Flora
Flora darat yang diperkirakan terkena dampak adalah hilangnya vegetasi di sekitar
lokasi kegiatan
Fauna
Dampak keberadaan fauna diperkirakan terjadi akibat terganggunya habitat di sekitar
lokasi kegiatan.

b. Biologi perairan
Dampak terhadap biologi perairan (plankton, bentos) terjadi akibat menurunnya
kualitas air.
Komponen Sosial Ekonomi
a. Demografi/kependudukan
Struktur penduduk menurut umur, jenis kelamis, mata pencaharian, pendidikan dan
agama.
Tingkat pendapatan penduduk
Pertumbuhan penduduk : tingkat kelahiran, tingkat kematian bayi, pola migrasi
sirkuler, komuter dan permanen
Tenaga kerja : tingkat partisipasi angkatan kerja dan tingkat pengangguran.
b. Ekonomi
Ekonomi rumah tangga : tingkat pendapatan dan pola nafkah ganda
Ekonomi sumber daya alam : polapemilikan dan penguasaan sumber daya alam,
pola pemanfaatan sumber daya alam, pola penggunaan lahan dan sumber daya alam
milik umum.
Perekonomian lokal dan regional : kesempatan kerja dan berusaha, jenis dan jumlah
aktivitas ekonomi non formal, distribusi pendapatan, produk domestik regional bruto,
pendapatan asli daerah, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, fasilitas umum dan
fasilitas sosial, serta aksesbilitas wilayah.
c. Budaya
Kebudayaan
:
Adat istiadat, nilai dan norma kebudayaan
Proses sosial
:
Kerja sama, konflik sosial, akululturasi, asimilasi dan integrasi serta kohesi
sosial
Pranata sosial di bidang ekonomi,pendidikan, agama, sosial dan keluarga
Warisan budaya
:
sistus purbakala, cagar budaya
Pelapisan sosial
:
pendidikan, ekonomi, pekerjaan dan kekuasaan
Kekuasaan dan kewenangan :
kepemimpinan formal dan informal, kewenangan formal dan informal,
mekanisme pengambilan keputusan di kalangan masyarakat, kelompok individu yang
dominan serta pergeseran nilai kepemimpinan.
Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan
Adaptasi ekologis

Kesehatan masyarakat
a. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan
dan berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Proses dan potensi terjadinya pemajanan.
c. Potensi dampak yang menimbulkan penyakit, angka kesakitan dan angka kematian
d. Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko
e. Sumber daya kesehatan
f. Kondisi sanitasi lingkungan
g. Status gizi masyarakat
h. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit

METODE PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan dan analisa data diperlukan untuk menilai dampak dari
lingkungan dan memprediksi serta mengevaluasi dampak yang utama dan besar.
Data yang akan dikumpulkan untuk studi ANDAL terdiri dari data-data primer
dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari pengukuran atau
pengamatan lapangan, termasuk pengukuran langsung dan analysis laboratorium.
Data sekunder diperoleh dari literatur, dokumen-dokumen, laporan-laporan dan studistudi sebelumnya. Sumber-sumber data sekunder antara lain adalah:
Kantor-kantor pemerintahan lokal, khususnya BAPPEDA;
PUSKESMAS, instansi kesehatan;
Departemen P.U.;
Kantor Kependudukan dan Lingkungan;
Direktorat Geologi Lingkungan, Bandung;
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaaan Nasional (BAKOSURTANAL);
Badan Meteorologi dan Geofisika;
Studi literatur; dan
Foto satelit (SPOT, LANDSAT, IKONOS)
Kumpulan data-data primer meliputi data-data sosial, ekonomi dan budaya
yang terkumpul dengan cara wawancara langsung dengan masyarakat di daerah studi.
Data-data fisika, kimia dan biologi dikumpulkan secara langsung dengan pengambilan
sampel, pengukuran dan pengamatan di lapangan. Mengingat keistimewaan proyek
ini, dan mendesaknya pelaksanaannya, pengumpulan data primer dibatasi oleh
pengumpulan komponen lingkungan dan lokasi secara terpilih.
o Komponen Fisika-Kimia
Parameter-parameter fisika-kimia meliputi iklim, kualitas udara, kelembaban
dan kebisingan; fisiografi dan geologi; hidrologi, hidrogeologi dan; struktur dan
penggunan lahan.
Iklim
Pengumpulan data iklim dilakukan dengan menghimpun data sekunder dari
stasiun iklim terdekat dengan lokasi studi. Adapun komponen iklim yang
diamati terdiri dari :
- Hujan, meliputi curah hujan dan hari hujan,
- Suhu udara (rata-rata, minimum dan maksimum)
- Kelembaban nisbi udara,

- Arah dan Kecepatan angin


- Intensitas penyinaran matahari
Kualitas udara dan Kebisingan
Pengukuran kualitas udara dan kebisingan dilakukan secara langsung di lapangan.
Parameter yang dianalisis untuk mengetahui kualitas udara terdiri dari CO, NOx,
SOx, Pb, debu, dan kebisingan. Untuk gas pengambilan sample dilakukan dengan
menggunakan gas samplerdan untuk debu dengan High Volume Air Sample(Hi-Vol),
selanjutnya dianalisis di laboratorium. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan
langsung di tempat dengan menggunakan Sound Level Meter.
Hidrologi dan Kualitas Air Permukaan
a. Hidrologi
Analisis air berdasarkan pada penerapan GIS dengan menggunakan data topografi.
Daerah sungai yang berdekatan dengan pantai telah terkena dampak tsunami dan
sebagian lainnya dalam kondisi yang tidak stabil. Dalam beberapa tahun ke depan,
daerah tersebut perlahan-lahan akan menjadi lebih baik dan pola sistem hidrologi
akan dikembangkan.
b. Kualitas Air Permukaan
Kualitas air sangatlah besar pengaruhnya pada air laut dan terhadap meningkatnya
volume sedimentasi yang disebabkan adanya pengikisan tsunami. Yang perlu
diperhatikan adalah pengumpulan data dasar secara teratur dari kondisi kualitas air
pada saat itu. Karena pada saat ini kondisi dasar permukaan tidak menggambarkan
kondisi dasar lingkungan yang alami dan tidak akan sesuai dengan standart untuk
perbandingan kondisi lingkungan di masa mendatang.
Geologi dan Tanah
Informasi mengenai geologi akan digabungkan pada proyek GIS dari hasil
analisa data sekunder dan peta geologi (Bennet, et al., 1983). Distribusi tanah
berdasarkan pada data sekunder dan pengumpulan data primer (contoh dan
pengamatan jenis tanah) pada bagian jalan yang terpilih.
Penggunaan Lahan
Data pada karakteristik tata lingkungan akan dikumpulkan untuk menyediakan
peta dasar dari situasi saat ini. Informasi ini akan menggambarkan perpanjangan dari
penggunaan lahan pertanian saat ini, fungsi hutan, penutup tanah, perumahan,
kerusakan tsunami dan dampak
Aspek Transportasi
Lalu lintas jalan yang diharapkan akan didasarkan pada data yang telah ada
pada transportasi sebelum terjadinya tsunami. Data tentang transportasi pada beberapa
titik perhitungan, antara lain simpang Lampuuk, Kecamatan Lhok Nga, Simpang
Lamno, Kecamatan Lamno, Simpang Gampa, dan Simpang Kisaran Kecamatan Johan
Pahlawan, Meulaboh

Komponen Biologi

Komponen biologi meliputi flora dan fauna darat dan biota air. Adapun Penentuan
jumlah dan titik lokasi sampling flora dan fauna terestrial serta perairan
didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut :
Distribusi lokasi kegiatan yang diperkirakan telah dan akan menimbulkan dampak
terhadap komponen hayati ;
Distribusi komponen lingkungan hayati (tipe habitat) di sekitar lokasi proyek yang
diperkirakan telah dan akan terkena dampak dari kegiatan
proyek ; dan
Data yang akan diperoleh dapat mewakili (representatif) keanekaragaman
komponen lingkungan hayati di sekitar lokasi proyek dan relevan dengan tujuan Studi
Analisis Dampak Lingkungan ini.
Biota Perairan.
Biota perairan erat sekali hubungannya dengan penurunan kualitas air. Biota perairan
yang ditelaah adalah :
- Plankton.
Pengumpulan data plankton dilakukan dengan menyaring air dengan volume 100
liter dengan Plankton NetNo. 25. Kemudian contoh plankton tersebut dimasukan
kedalam botol sample sebanyak 25 ml dan diawetkan dengan larutan formalin 4 %
dengan maksud untuk menghindari berbagai kerusakan bentuk plankton.
Komponen Sosial
Menjelang pelaksanaan pekerjaan lapangan, Komisi Penilai AMDALDA telah
mengumumkan kepada masyarakat tentang Proyek Rekonstruksi dan Rehabilitasi
Jalan antara Banda Aceh keMeulaboh melalui surat kabar dan konsultasi umum.
Setelah itu dilakukan pengumpulan data sosial, ekonomi dan budaya di lapangan
maupun pasda instansi-instansi terkait.

Demografi
Struktur penduduk menurut kelompok umum, jenis kelamin, mata pencaharian,
pendidikana dan agama
Tingkat kepadatan penduduk
Pertumbuhan penduduk (tingkat kelahiran, tingkat kematian bayi dan pola
migrasi sirkuler, komuter dan permanen)
Tenaga kerja (tingkat partisipasi angkatan kerja, tingkat pengangguran)

Ekonomi
Ekonomi rumah tangga (tingkat pendapatan dan nafkah ganda)
Ekonomi sumber daya alam (pola pemilikan dan penguasaan sumber daya alam,
pola pemanfaatan sumber daya alam, pola penggunaan lahan, nilai tanah, dan
sumber daya alam lainnya, sumber daya alam milik umum)
Perekonomian lokal dan regional (kesempatan kerja dan berusaha, nilai tambah
karena proses manufaktur, jenis dan jumlah aktifitas ekonomi non formal,
distribusi pendapatan, efek ganda ekonomi, produk domestic, regional bruto,

pendapatan asli daerah, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, fasilitas umum dan


fasilitas sosial, aksesibilitas wilayah)

Budaya
Kebudayaan (adat istiadat, nilai dan norma budaya)
Proses sosial (proses asosiasi/kerjasama, proses disosiasi/konflik sosial,
akulturasi, asimilasi dan integrasi, kohesi sosial
Pranata sosial/kelembagaan masyarakatdibidang ekonomi (misal hak ulayat),
pendidikan, agama, sosial, keluarga.
Warisan budaya (situs purbakala, cagar budaya)
Pelapisan sosial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan dan
kekuasaan
Kekuasaan dan kewenangan (kepemimpinan formal dan informal,
kewenangan informal dan informal, mekanisme pengambilan keputusan
dikalangan masyarakat, kelompok individu yang dominan, pergeseran
nilai kepeminpinan)
Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan
Adaptasi ekologis
Pertahanan / keamanan
Interaksi sosial antar penduduk.

Komponen Kesehatan masyarakat


Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana kegiatan
pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan adalah :
Proses dan potensi terjadinya pemajanan
Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit (angka kesakitan dan angka kematian)
Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko
Sumber daya kesehatan
Kondisi sanitasi lingkungan
Status gizi masyarakat
Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit

-DAFTAR KRITERIA PEMBERIAN SKALA KUALITAS LINGKUNGAN

*Iklim (tipe iklim, suhu, kelembaban udara, curah hujan, dan angin)
*Demografi (Struktur penduduk,Tingkat pendapatan penduduk,Pertumbuhan penduduk dan
Tenaga kerja)

-EVALUASI DAMPAK BESAR DAN PENTING


Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan dinyatakan bahwa kriteria mengenai ukuran dampak
besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan, yaitu sebagai
berikut :
a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Lamanya dan intensitas dampak berlangsung
d. Banyaknya komponen lingkungan yang akan terkena dampak
e. Sifat kumulatif dampak
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
g. Dampak tetap dan tidak tetap.

Metode Evaluasi Dampak

Metode tumpang susun (overlay)


Metode daftar uji (checklist)
Metode matrik
Metode bagan alir (flow chart)

Metode Matrik

Metode ini biasanya menggunakan matrik Leopold (1971) yang menunjukkan


interaksi antara besarnya dampak dengan pentingnya dampak.
Besarnya dampak ditentukan dengan besaran skala kualitas lingkungan,
Derajad pentingnya dampak ditentukan dengan besaran kepentingan komponen
lingkungan terhadap proyek, sektor, dan wilayah.

Matrik Evaluasi Dampak

-KESIMPULAN :
Dari Tabel Matriks Evaluasi Dampak di dapat hasil sebagai berikut :
Proyek memberikan lebih banyak dampak negatif pada lingkungan,namun dampak negatif itu dapat digantikan dengan dampak positif yang
dihasilkan oleh komponen sosial, ekonomi dan budaya.

Anda mungkin juga menyukai