Apabila kondisi seperti ini tidak segera diatasi, dikhawatirkan akan menimbulkan
dampak-dampak yang sangat merugikan, misalnya penurunan muka air tanah, intrusi
air laut (Sea water encroacment), penurunan kualitas air tanah, serta penurunan
permukaan air tanah.
Kebutuhan air bersih di DI Indonesia dari waktu ke waktu selalu meningkat, yang
sebagian besar dipenuhi oleh hasil eksploitasi air bawah tanah di daerah daerah
tertentu selama ini dirasakan sangat kurang memadai, karena kondisi air tanahnya
memang hanya sedikit, ini disebabkan oleh kondisi geologis yang bervariasi.
Dalam rangka mengantisipasi kondisi tersebut diatas, maka perlu dilakukan penelitian
dalam rangka penataan penyebaran wilayah cekungan akifer. Dari hasil penelitian
tersebut diharapkan dapat diilustrasikan zonasi kondisi hidrogeologis daerah telitian
dikaitkan dengan usaha eksploitasi air bawah tanah untuk berbagai keperluan, yang
mencakup antara lain : wilayah dengan air tanah tidak dapat dikembangkan, wilayah
dengan air tanah masih dapat dikembangkan untuk pemukiman, industri, pertanian,
perkebunan dll, wilayah resapan air bawah tanah (recharge area) maupun wilayahwilayah yang perlu penelitian lebih lanjut.
Tujuan adalah bahwa dengan adanya informasi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
Pemerintah Daerah serta untuk seluruh masyarakatnya sebagai :
1.
Bahan
masukan
bagi
Pemerintah
Daerah
dalam
Penyusunan
rencana
Pembangunan Daerah.
2. Pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam mengelola air bawah tanah di Daerah
Kabupaten , antara lain :
Pemgambilan Air
Informasi tentang potensi air bawah tanah bagi masyarakat, terutama untuk
kegiatan ilmiah dan pengembangan daerah
2.2. Personil.
Guna memperoleh sasaran yang diharapkan, maka pelaksanaan pekerjaan ditangani
oleh beberapa tenaga ahli, yang terdiri dari : Untuk satu lokasi diperlukan :
No
1
2
3
4
Jabatan
Ketua Tim
Koord Survey
Pelaksana Ahli
Anggota
Profesi
Geophysics/Geologist
Geophysics
Geologist/Hidrologis
Surveyor
Jumlah (Orang)
1
1
1
4
3. Survey lapangan
4. Pengolahan data
5. Uji Laboratorium
6. Evaluasi dan Interpretasi.
2.1. Persiapan
Dalam tahap persiapan, dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut :
a. Pengumpulan dan review data sekonder yang meliputi :
- Geologi dan Geomorfologi.
- Log litologi dari sumur - sumur bor yang ada, rekaman-rekaman muka air tanah dan
fluktuasinya.
- Penurunan muka air tanah saat pemompaan
- Posisi saringan
- Kualitas air tanah
- Curah hujan
- Air permukaan
- Penguapan
-
diperkirakan
pengukuran, dengan penentuan lokasi titik dilakukan secara random dan dapat
mewakili seluruh daerah , dan lokasi titik amat menggunakan alat Global Posisitioning
System (GPS).
data
geolistrik
dilakukan
dengan
software
/program
komputer,
pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi, baik secara
alamiah maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Oleh karena itu metode geolistrik
mempunyai banyak macam, termasuk di dalamnya metode potensial diri, arus teluric,
magneto teluric, elektro magnetik, induksi polarisasi dan resistivity (tahanan jenis).
Pada metode resistivity arus listrik di injeksikan ke dalam bumi melalui elektroda arus,
kemudian beda potensial yang timbul di ukur melalui dua buah elektrode potensial.
Dari pengukuran tersebut untuk jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat
diturunkan variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur.
I
AB = elektroda arus
MN=elektroda potensial
V
A
Metode ini lebih efektif bila digunakan untuk eksplorasi dangkal, karena jarang
memberikan informasi lapisan pada kedalarnan lebih dari 300 meter.
Umumnya metode ini digunakan dalam bidang engineering geology, seperti :
penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoir air dan eksplorasi
panasbumi (geothermal).
Geolistrik (metode tahanan jenis) adalah metode geofisika dengan berdasarkan sifatsifat kelistrikan batuan.
10
Batuan yang
mempunyai
resistivitas
(tahanan
jenis) tinggi,
konduktifitasnya
(kemampuan mengalirkan listrik) akan semakin kecil, demikian pula sebaliknya bila
batuan dengan resistifitas rendah, (Konduktivitas > < Tahanan Jenis).
11
Re sistivitas ( ) K
V
I
resistivitas semu
faktor geometri
potensial
aliran arus
Karena dalam medan homogen, maka resistivitas semu adalah resistivitas yang
sebenarnya dan tidak tergantung spasi elektrodanya.
2. Medium tak homogen
Re sistivitas ( ) K
V
I
12
ad 1) Horisontal Profilling
Ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan harga resistivitas di suatu areal
tertentu. Tujuannya adalah untuk mempelajari gambaran tentang variasi permukaan
dari harga resistivitas secara lateral yang dapat diasosiasikan dengan struktur
patahan, intrusi, dike.
Jarak antara elektroda dipertahankan tetap dan susunan secara keseluruhan
dipindahkan sepanjang garis lurus.
13
C1
P1
C1
P2
P1
C2
P2
C2
ad 2) Vertical Sounding
Tujuannya untuk mendapatkan informasi tentang kedalaman/ketebalan lapisan batuan
dari harga resistivitasnya secara vertikal, guna mendapatkan gambaran geologi yang
lengkap di bawah permukaan. Adanya perbedaan resistivitas akan tampak dengan
jelas pada penentuan kedalaman lapisan batuan yang mempunyai tahanan jenis
berbeda-beda.
Stasiun-stasiun pengamat dibuat tetap, sedang elektrode-elektrode arus dan
tegangan digerakkan sesuai dengan penambahan jarak electrode. Spasi electrode
tersebut akan menentukan besarnya faktor geometrik (K) = 2 a
C1
C1
P1
P1
P2
C2
P2
C2
Daftar tahanan jenis batuan (ohm-m) berdasarkan umur geologi (Dobrin, 1979)
UMUR
BATUPASIR,
PASIR
VOLKANIK,
GRANIT,
GAMPING,
GEOLOGI
SERPIH
LEPAS,
BASALT, TUFF
GABRO
ANHYDRIT
LEMPUNG,
RHYOLITH,
ARKOSE
14
Quarter
Mesosoik
Paleosoik
Precambrium
1 - 10
5 - 20
10 - 4
100 -2000
15 - 50
25 - 100
50 - 300
300 -5000
10 - 200
20 - 500
50 - 1000
200 -5000
500 -2000
500 -2000
1000 -5000
5000 -20000
50 - 5000
100 - 10000
100 - 10000
200 -100000
= 5,5 . 1015.
Galena
= 0,001 - 0,525
Magnetik
= 0,008 - 0,5
Pyrite
= 0,02 - 9
Kuarsa
= 4.1012.
Air distilasi
= 2 . 107.
Air laut
= 21
Tembaga Murni
= 1,7 . 10-6.
Besi Murni
= 10-5.
Batuan sebagai penghantar listrik baik dengan tahanan jenis : 10 -5-10-2 ohm-m.
Batuan sebagai penghantar listrik sedang, tahanan jenis : 10 -2-107 ohm-m.
Batuan sebagai penghantar listrik buruk, tahanan jenis
15
sehingga arus yang dialirkan sering terganggu. Keuntungan pengukuran pada musim
kering adalah saat yang paling tepat, karena musim kemarau, sehingga diharapkan
adanya kontras resistivitas yang sangat baik antara batuan yang mengandung air
dengan batuan tanpa kandungan air dapat terdeteksi dengan jelas, maka diharapkan
akan didapatkan hasil yang akurasinya secara ilmiah dapat dipertanggung jawabkan.
Langkah-langkah operasional lapangan geolistrik adalah sebagai berikut :
1. Pre Survey
- Yang diselidiki : catat ketinggian lokasi
- Pemetaan geologi : Jenis batuan dan penyebarannya, urutan stratigrafi
- Diskripsi batuan (tekstur, struktur komposisi mineral)
2. Survey Lapangan
- Ukur kedalarnan sumur-sumur gali/bor
Amati kalau ada mineral-mineral yang khas dan penghantar listrik
- Pengukuran resistivity sebaiknya menghindari tiang listrik aliran air
diusahakan rentangannya tegak lurus aliran air permukaan dan tiang listrik.
16
I
AB = elektroda arus
MN = elektroda Pot
V
A
MN/2
AB/2
V
a
. 2
1
1
1
( a b / 2) ( a b / 2) ( a b / 2 )
V a 2 b
.
I
4
b
Keterangan :
a
= Kuat arus
Elektrode arus (A dan B) diletakkan di sebelah luar dan elektrode potensial (M dan N)
diletakkan disebelah dalam. Tiap titik pengukuran spasi (jarak) dari susunan elektroda
secara berangsur-angsur diperbesar jaraknya, jarak maksimum elektrode arus : 250m.
Harga yang terukur di lapangan adalah harga tahanan jenis semu, yang perlu
dianalisa dengan metode penyamaan lengkung, menggunakan kurva baku.
Dalam penyelidikan ini data yang dicatat dan diukur dilapangan adalah :
17
Dicatat : No Lokasi, Asimut dan Lokasi Geografi. diukur : Rentangan Elektrode arus,
Rentangan elektrode potensial, arus yang dialirkan, serta tahanan jenis semu (ohmm). Alat yang digunakan dalam pengukuran ini pembacaannya secara digital, yang
dapat mengetahui jalannya arus yang diinjeksikan, sehingga dapat diketahui bila ada
arus yang terganggu.
Bila daerah yang disurvei cukup luas, hendaknya dibuat rencana sejumlah titik
pengukuran pada peta lokasi. Jarak antar titik pengukuran bisa bervariasi, tergantung
dari luas daerah, dana yang tersedia serta ketelitian yang diinginkan. Semakin dekat
jarak antar titik pengukuran, akan memberikan hasil yang lebih teliti. Misalnya luas
daerah yang disurvei = 5 km x 5 km, dan direncanakan jarak antar titik sejauh 500 m,
maka akan didapat 11 x 11 = 121 titik pengukuran
Untuk penentuan lokasi, hendaknya dipilih :
* daerah yang relatif datar. Untuk daerah yang bergelombang (naik turun), ukuran
meter dalam gulungan kabel bisa tidak tepat pada jarak yang semestinya
* daerah yang tidak terpengaruh oleh medan listrik tegangan tinggi ataupun adanya
petir sewaktu hujan. Hindari pengukuran sewaktu hujan turun.
* daerah yang bebas dari perpipaan dalam tanah dengan bahan dari logam.
* daerah yang bebas dari bahan logam yang terhubung ke tanah, misalnya pagar
besi atau rel kereta api. Hendaknya diperiksa apakah pagar besi tersebut
terhubung ke tanah. Pergunakan multimeter pada posisi 'Ohm' dan hubungkan
satu kabel multimeter ke pagar dan kabel yang lain ke tanah.
* di daerah batuan sedimen, usahakan bentangan kabel searah dengan jurus
lapisan batuan, pergunakan kompas geologi untuk mengetahui jurus perlapisan.
Daerah Berair ?
Untuk daerah yang mempunyai genangan air, hendaknya diperiksa apakah kabel
yang digunakan mempunyai kebocoran listrik. Kabel yang bocor akan menyebabkan
arus listrik akan mengalir melalui kebocoran ke air yang tergenang dan akan
18
diteruskan ke dalam tanah. Dalam hal ini jarak elektroda AB menjadi lebih pendek,
sehingga data yang didapat akan cacat.
19
Asimut : N
Ohm-m
Cuaca : Baik
LOKASI GPS : LS
BT
K
RHO (Ohm-m)
2,355
11,78
27,48
49,46
77,72
112,26
25,12
47,10
75,36
109,90
173,49
310,86
117,75
188,40
274,75
494,55
777,15
1122,55
186,83
362,67
588,75
865,07
1191,63
20
21
21
22
23
24
25
26
27
28
160
160
180
200
220
240
260
280
300
25
50
50
50
50
50
50
50
50
1568,43
725,34
938,86
1177,50
1441,26
1730,14
2044,14
2383,26
2747,50
Perhitungan Kualitatif
Tujuan dari penghitungan data geolistrik yang dalam hal ini berupa jarak AB/2 versus
'apparent resistivity' agar menjadi sejumlah lapisan batuan dengan masing-masing
ketebalan dan 'true resistivity'-nya. Kita tidak bisa menganggap suatu harga
'apparent resistivity' sebagai harga 'true resistivity' karena di dalam harga 'apparent
resistivity' yang terukur mengandung informasi harga 'true resistivity' dari beberapa
lapisan batuan di atas dan di bawah yang mempengaruhinya. Pada contoh data di
bawah, 'apparent resistivity' sebanyak 24 buah yang diukur dari jarak AB/2 = 2 meter
sampai 400 meter hanya menghasilkan 6 lapisan batuan dan bukan 24 lapisan
batuan. Meskipun data jarak AB/2 diperbanyak asalkan masih dalam kisaran antara 2
meter sampai 400 meter, maka akan tetap menghasilkan 6 lapisan batuan.
Kita juga akan kesulitan untuk membuat kelompok (grup) dari harga 'apparent
resistivity' tsb untuk mendapatkan lapisan batuan yang kurang dari 24 buah. Atas
dasar pertimbangan faktor apakah kisaran harga kelompok 'apparent resistivity' akan
dibuat. Bila kisaran harga kelompok ini dilakukan maka faktor subyektif akan banyak
ikut berperan, karena setiap orang yang melakukan akan mempunyai pendapat yang
berbeda-beda (secara kualitatif). Dan kita tidak bisa menilai apakah kelompok harga
yang dibuat oleh seseorang adalah lebih baik dari pada yang dibuat oleh orang lain,
karena tidak ada faktor pengukur di dalamnya.
Perhitungan Kuantitatif
Untuk mendapatkan informasi secara kuantitatif, perlu dihitung kemungkinan jumlah
lapisan yang ada serta ketebalan dan 'True Resistivity'-nya. Perhitungan yang
21
22
butiran kasar, misalnya konglomerat dan breksi atau lapisan batuan yang banyak
mengandung mineral kwarsa.
3 Dari kedalaman 5.5 m sampai 16 m, merupakan lapisan batuan yang relatif
. basah. Diperkirakan lapisan batuannya sama dengan lapisan di atasnya hanya
kondisinya lebih basah. Diperkirakan muka air tanah ('unconfined aquifer') mulai
dari kedalaman 5.5 m.
4 Dari kedalaman 16 m sampai 50 m merupakan lapisan batuan yang mempunyai
. butiran halus seperti lempung dalam kondisi basah. Dari nilai 'true resistivity' ada
kemungkinan komposisinya lempung pasiran.
5 Dari kedalaman 50 m sampai 135 m dengan ketebalan sekitar 85 m merupakan
. batuan yang lebih kasar dari lempung tetapi lebih halus dari konglomerat. Dengan
kata lain lapisan batuan ini merupakan lapisan batupasir yang tidak tersemen dan
mengandung 'fresh water'. Dari harga 'true resistivity' nya ada kemungkinan
lapisan batupasir ini berselang seling dengan lapisan batulempung, tetapi total
ketebalan batupasir ini masih lebih tebal daripada total ketebalan sisipan
batulempung.
Catatan:Disini disebut batupasir dan batulempung karena lapisan batuan ini
secara stratigrafis merupakan lapisan batuan dari suatu formasi (istilah
geologi),
dalam
arti
meskipun
disebut
sebagai
batupasir
dan
23
Langkah Kerja
24
Dalam website ini telah diterangkan apa yang perlu diketahui tentang geolistrik,
peralatan yang digunakan dan bagaimana melakukan survei geolistrik.
Step
Langkah Kerja
Bila kita mempunyai daerah survei untuk mencari target tertentu, misalnya mencari air
tanah ('fresh water') yang terletak relatif dalam di bawah permukaan tanah, maka kita
bisa melakukan sendiri survei geolistrik.
Siapkan peralatan yang diperlukan untuk survei, kertas data dan kertas grafik logaritma
ganda yang bisa dicetak dari program 'RhoPrint.
3.
Gambarkan pada peta survei, berapa titik sounding (pengamatan) dan lokasinya guna
keperluan survey tsb. Untuk daerah dengan batuan sedimen, hendaknya di-'grade' yaitu
antar titik pengamatan dengan jarak spasi yang relatif sama.
4.
5.
Setelah survei selesai, ketikkan semua data serta nama lokasi titik pengamatan yang
didapat dari lapangan dengan menggunakan worksheet, seperti program Microsoft Excel
atau Corel Quattro Pro. Contoh penulisan data ada dalam program 'RhoPrint' pada menu
Help.
6.
Kirimkan file worksheet tsb dengan menggunakan fasilitas 'attachment' dari alamat email
anda kepada kami di alamat email juswoto@gmail.com Kirim SMS untuk pemberitahuan
dan konfirmasi.
7.
8.
Setelah penghitungan selesai, kami akan mengirimkan file dengan ekstensi *.RES pada
alamat email anda.
9.
Anda dapat mencetak hasil ketebalan dan kedalaman lapisan serta 'true resistivity' dari
setiap lokasi pengamatan (titik sounding) dari file *.RES tsb dengan menggunakan
program 'RhoPrint'
10.
Lakukan analisa hasil pencetakan dari tiap lokasi pengamatan sesuai dengan keadaan
stratigrafi / litologi dari daerah dimana survei dilakukan.
11.
Dari hasil analisa, anda dapat menyimpulkan ada tidaknya air tanah ('fresh water') di
bawah permukaan tanah dari daerah survei.
12.
Bila ditemukan target yang dicari, lakukan langkah lanjutan yaitu pemboran dan pekerjaan
lanjutan lainnya.
Program Penghitungan
Kami menggunakan program khusus (Rhowin 2007) untuk menghitung ketebalan dan
'true resistivity' lapisan batuan di bawah permukaan dari data geolistrik yang
menggunakan konfigurasi Schlumberger ataupun Wenner. Program yang kami
kembangkan sejak 1987 bisa menghitung secara akurat untuk data model (data
25
26
b. Proses geologi muda yang sampai sekarang terus berlangsung, seperti gerakan
tanah (longsoran), mengakibatkan singkapan segar tertutup oleh hasil longsoran
27
gerakan tanah tersebut, sehingga praktis sebagian data geologi sulit atau jarang
didapatkan.
3. Gerakan Tanah.
Secara umum gerakan tanah di daerah telitian dapat dikelompokkan dalam : Debris
slide, Rock slide, Rock fall, soil fall serta rock slide. Debris slide banyak terjadi di
daerah berlerang agak terjal dan yang di jatuhkan kelembah adalah soil. Rock fall
adalah batu-batu yang jatuh tanpa bidang gelincir (jatuh bebas).
Rock slide adalah batu-batu yang jatuh melalui bidang gelincir (biasanya lereng
tebing) sampai ke lembah. Soil fall banyak terjadi pada tebing-tebing sungai, yang
jatuh bebas adalah soil tepi sungai tersebut, sedangkan rock slide adalah batuan
yang bergerak melalui lereng karena gaya gravitasi.
28
Contoh yang paling banyak ditemukan gerakan tanah adalah di daerah yang
berbatuan
lempung
pada
daerah
tersebut
kondisi
jalan
umumnya
mudah
bergelombang dan bergerak, karena lempung bersifat plastis serta tidak tahan
terhadap tekanan dan kemudian dapat merusak badan jalan, kerusakan jalan
dominan pada daerah yang
adalah pohon kelapa yang batangnya tidak lurus tetapi bengkok karena gerakan
tanah (creep) perlahan-lahan tetapi terus-menerus.
faktor penyebab yang paling dominan terjadinya gerakan tanah adalah : Stratigrafi,
struktur geologi, kemiringan lereng, curah hujan dan aktifitas manusia. Cara
pencegahan terjadinya gerakan tanah adalah sebagai berikut - Mengurangi
pembebanandi puncak bukit yang berlereng terjal.
- Membuat brojong/tanggul penahan.
- membuat drainase supaya air dapat mengalir luluasa.
- Reboisasi tanaman yang dapat menahan erosi.
- Usahakan membuat lereng tidak terlalu terjal.
4. Kondisi Masyarakat.
Mata pencaharian pokok penduduk daerah tersebut misalnya pada daerah tertinggal
umumnya sebagai petani, pedagang, dan hanya sebagian kecil saja sebagai pegawai
hanya lulusan sekolah dasar saja, sekolah lanjutan pertama hanya terdapat pada
29
tingkat kecamatan saja, sedangkan untuk melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat atas
harus ke kota kabupaten.
3.2. Stratigrafi.
Stratigrafi sangat penting dalam studi genesa bahan galian, karena dengan
diketahuinya stratigrafi maka dapat di deteksi kemungkinan adanya akuifer airtanah
dan cebakan bahan galian yang terkandung dalam sekuen stratigrafi tersebut.
Dalam pembahasan stratigrafi ini digunakan acuan stratigrafi, urutan dari batuan yang
berumur tua ke yang muda sbb :
Urutan batuan dalam stratigrafi ini dikelompokkan dalam Formasi batuan yang telah
diatur dalam Sandi Stratigrafi Indonesia. Formasi dinamai dengan lokasi type dimana
batuan tersebut didapatkan paling ideal, Contoh Formasi Wonosari yang berumur
Miosen ditemukan di daerah Wonosari Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Batuan Dalam Formasi ini harus di diskripsi secara betul : Tekstur, struktur, Komposisi
mineral secara betul.
Penyebaran Batuan pada suatu Formasi ditunjukkan pada Peta Geologi regional dan
lokal daerah penelitian. Peta Geologi Regional dapat didapatkan di ESDM bagian
Kartografi di Bandung, atau di Yogyakarta.
30
Dengan adanya struktur batuan dapat diketahui lokasi akuifer airtanah, karena
struktur geologi (kekar, sesar, lipatan) adalah potensial tempat berkumpulnya
airtanah. Misalnya kekar dan sesar sangat mudah meloloskan airtanah sehingga
dapat dengan mudah dideteksi dinamika airtanah dibawah permukaan. Lipatan
adalah tempat berkumpulnya airtanah (akuifer), dengan diketahuinya akuifer maka
dapat dihitung besar cadangan dan dapat dipetakan sebaran airtanahnya.
Untuk daerah volkanik yang didominasi oleh batuan beku, umumnya struktur kekar
berperan sebagai akuifer celah, sedangkan untuk daerah karst yang dominan adalan
celah berkembang yang membentuk sungai bawah tanah.
31
Air hujan yang jatuh ke bumi sebagian akan mengalir dan atau tergenang di atas
tanah sebagai air permukaan, sebagian lagi akan meresap ke dalam tanah, dan
sebagian kecil lainnya akan diserap oleh tumbuh-tumbuhan serta menguap. Dalam
keberadaannya, air sungai, danau, laut dan lain-lain, suatu saat, karena pemanasan
sinar matahari, akan mengalami penguapan untuk berubah menjadi awan. Awan
terbawa angin, bergerak dari tempat bertekanan maksimum menuju ke tempat yang
bertekanan udara minimum. Apabila awan tersebut bersentuhan dengan temperatur
yang lebih rendah, ia akan mengembun. Titik-titik embun kemudian berkelompok
membentuk butir-butir air. Karena berat, disebabkan oleh gravitasi, kemudian butirbutir air ini jatuh kembali ke bumi sebagai hujan. Air hujan sebagian masuk ke tanah,
sebagian diserap oleh tumbuh-tumbuhan, sebagian mengisi cekungan-cekungan,
tergenang atau mengalir, untuk suatu saat menguap kembali. Demikian proses alam
tersebut berlangsung terus-menerus, dan peristiwa ini dikenal sebagai daur hidrologi
atau siklus air.
Satu titik (molekul) air dapat menjalani daur hidrologi dalam waktu singkat, dalam
waktu lama, atau dalam waktu sangat lama. Daur yang singkat memakan waktu dalam
hitungan hari. Daur yang lama memakan waktu dalam hitungan bulan hingga tahun.
Sedangkan daur yang sangat lama memakan waktu puluhan tahun hingga jutaan
tahun. Daur yang memakan waktu lama terjadi apabila air yang meresap ke bawah
permukaan menjalani perjalanan sangat panjang untuk sampai ke laut, atau air yang
jatuh ke permukaan bumi terjebak dalam proses sedimentasi, kemudian menjadi air
32
formasi.
Air
formasi
hanya
mungkin
menguap
kembali
bila
batuan
yang
Sebagaimana telah disinggung di atas, airtanah adalah air yang berada dan bergerak
di dalam tanah, di dalam ruang antar butir batuan, atau di dalam celah-celah retakan
batuan. Air tanah bermigrasi dari tempat yang lebih tinggi menuju ke tempat yang
lebih rendah, dikendalikan oleh beda tinggi potensial dan landaian hidrolika. Dinamika
airtanah dipengaruhi oleh besarnya permeabilitas (k) dan konduktivitas hidrolika (K)
batuan yang dihuninya. Permeabilitas adalah kemampuan tanah/batuan dalam
meluluskan air, sedangkan konduktivitas hidrolika adalah besarnya air yang dapat
dialirkan melalui suatu luasan penampang batuan/media dalam suatu waktu. Semakin
besar harga k dan K suatu batuan, semakin besar kemampuannya meluluskan air,
dan semakin berpotensi sebagai lapisan pembawa air.
Lapisan atau formasi tanah/batuan yang dapat meluluskan air dan dapat memasok
sumur dalam jumlah berarti, disebut akifer. Jenis batuan yang baik untuk bertindak
sebagai akifer antara lain pasir, kerikil, kerakal, batuan yang teretakkan secara
intensif, dan batugamping yang mengalami karstifikasi (pelarutan oleh air meteorik)
kuat.
Airtanah merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting tetapi relatif
murah dan mudah cara pengambilannya. Lebih-kurang 94% dari seluruh air yang
dikandung bumi, berupa air asin. Air asin tersebut menempati laut dan samudra.
Sementara air tawar di bumi hanya lebih-kurang 6%. Dari jumlah tersebut, lebih-
33
kurang 14% berupa airtanah. Volume air tawar terbesar menempati bagian kutub
bumi, sebagai endapan es. Sisanya berada di sungai, telaga, danau dsb. Airtanah
menjadi sangat berharga karena sebagai sumber air tawar yang murah, dibutuhkan
oleh manusia untuk hidup. Sebagaimana diketahui, lebih kurang 80% sd 90% tubuh
manusia terdiri dari air. Oleh karena itu manusia tidak dapat hidup tanpa air.
4.2. GEOHIDROLOGI
Hidrogeologi dalam bahasa Inggris tertulis hydrogeology. Bila kita merujuk dari
struktur bahasaInggris, maka tulisan
Hydrogeology dapat diurai menjadi (Toth, 1990) : Hydro merupakan kata sifat
(adjective) yang berarti mengenai air Geology kata benda Sehingga dapat
diartikan menjadi geologi air (the geology of water).
Secara definitif dapat dikatakan merupakan suatu studi dari interaksi antara kerja
kerangka batuan dan air tanah. Dalam prosesnya, studi ini menyangkut aspek-aspek
fisika dan kimia yang terjadi di dekat atau di bawah permukaan tanah. Termasuk di
dalamnya adalah transportasi massa, material, reaksi kimia, perubahan temperatur,
perubahan topographidan lainnya. Proses ini terjadi dalam skala waktu harian (daily
time scale). Sedangkan gerakan air di dalam tanah melalui sela-sela dari
kerangka
batuan
dikenal
juga
dengan
istilah
aliran
air
tanah
(groundwater flow).
Definisi air tanah ialah sejumlah air dibawah permukaan bumi yang dapat
dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase. Dapat juga
disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau
rembesan (Bouwer, 1978).
Air tanah mengalir dari daerah yang lebih tinggi menuju ke daerah yang lebih rendah
dan dengan akhir perjalanannya menuju ke laut. Daerah yang lebih tinggi merupakan
34
daerah tangkapan (recharge area) dan daerah yang lebih rendah merupakan daerah
buangan (discharge area), yang merupakan daerah pantaimaupun lembah dengan
suatu sistem aliran sungai.
Secara lebih spesifik daerah tangkapan didefinisikan s e b a g a i b a g i a n d a r i s u a t u
d a e r a h a l i r a n ( watershed/catchment area) d i m a n a a l i r a n a i r t a n a h ( ya n g
saturated) menjauhi muka air tanah. S e d a n g k a n
didefinisikan
sebagai
bagian
dari
daerah
buangan
suatu
daerah
35
.
3. Aquitard (semi impervious layer )
Definisinya ialah suatu lapisan lapisan, formasi, atau kelompok formasi suatu geologi
yang permable dengan nilai konduktivitas hidraulik yang kecil namun masih
memungkinkan air melewati lapisan iniwalaupun dengan gerakan yang lambat. Dapat
dikatakan juga merupakan lapisan pambatas atas dan bawah suatu semi confined
aquifer
.
4. Confined Aquifer
Merupakan akuifer yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas dan bawahnya
merupakan aquiclude dan tekanan airnya lebih besar dari tekanan atmosfir.
Pada lapisan pembatasnya tidak ada air yang mengalir (no flux).
5. Semi Confined (leaky) Aquifer
M e r u p a k a n a k u i f e r y a n g j e n u h a i r ya n g d i b a t a s i o l e h l a p i s a n a t a s
berupa
lapisan
36
Pada
bagian
atasnya
ada
pembatas
yang
mempunyai
hidraulik
konduktivitas lebih kecil daripada hidraulik konduktivitas dari akuifer. Akuifer ini
juga mempunyai muka air tanah yang terletak pada lapisan pembatas tersebut.
8. Artesian Aquifer
Merupakan confined aquifer dimana ketinggian hidrauliknya (potentio metric
surface) lebih tinggi daripada muka tanah. Oleh karena itu apabila pada akuifer ini
dilakukan pengeboran maka akan timbul pancaran air (
spring ), karena air yang keluar dari pengeboran ini berusaha mencapai
ketinggianhidraulik tersebut. Lithologi, Stratigrafi dan Struktur
Kondisi alami dan distribusi akuifer,b aquiclude dan aquitard
dalam sistem geologi dikendalikan oleh lithologi, stratigrafi dan struktur dari
material
simpanan
geologi
dan
formasi
(Freeze
dan
Cherry,1979).
Susunan
initermasuk
komposisi
mineral,
ukuran
butir
dan
(crystallization)
dari batuan.
Pada
simpanan
yang
belum
37
Akuifer Lembah (Valley Aquifers) Merupakan akuifer yang ada pada suatu
lembah dengan sungai sebagai batas ( inlet atau outlet nya).Jenis ini dapat
dibedakan berdasarkan lokasinya yaitu di daerah yang banyak curah hujannya
(humid zone), seperti di Indonesia. Pengisian air terjadi pada seluruh areal dari
akuifer melalui transfiltrasi.
Sungai-sungai yang ada di akuifer ini diisi airnya (recharge) melalui daerah-daerah
yang mempunyai ketinggian yang sama dengan ketinggian sungai. Pada ilmu
hidrologi pengisian yang menimbulkanaliran ini dikenal dengan sebutan aliran
dasar (base flow). Hal ini merupakan indikator bahwa walaupun dalam
keadaan tidak ada hujan (musim kemarau), pada sungai-sungai tertentu
masih adaaliran airnya. Disamping itu akibat adanya recharge juga merupakan salah
satu faktor penyebab suatusungai berkembang dari penampang yang kecil disebelah
hulunya menjadi penampang yang besar disebelah hilirnya (mendekati laut).Pada
daerah gersang (arid zone) dimana curah hujannya sedikit, kurang dari 500 mm per
tahun, danlebih kecil dari penguapan/evapotranspirasi phenomenanya merupakan
kebalikan dari daerahhumid
.Karena pengisian (infiltrasi) ke akuifer tidak ada akibat sedikitnya curah hujan, maka
pengisian adalahdari sungai ke akuifer. Pada umumnya aliran pada akuifer adalah
pada arah yang sama dengan aliransungai. Masalah yang terjadi umumnya :
- Permeabilitas besar dari sungai terutama pada bagian dasarnya, semakin besar
permeabilitasnyaaliran sungai semakin kecil karena aliran akan meresap ke dalam
tanah.- P a d a d a e r a h r e n d a h t i m b u l m a s a l a h s a l i n i t a s ya n g c u k u p
b e s a r, k a r e n a a l i r a n a i r t a n a h (Chebatarev, 1955 dan Toth, 1963) mengubah
komposisi kimia makin ke hilir mendekati unsur kimia air laut (misalnya NaCl).
9. Perched Aquifers
Merupakan akuifer yang terletak di atas suatu lapisan formasi geologi
kedap air. Biasanya terletak bebas di suatu struktur tanah dan tidak berhubungan
38
Pengisian
ini
menimbulkan
aliran
dasar
(base
flow )
di
39
40
41
system
akuifer
Menginjeksikan CO2
42
Perjalanan airtanah
Akuifer artesis
Geolistrik
43
44
Konsep hidrologi
45
Unconvined akuifer.
Geolistrik
Test pumping
46
Siklus hidrologi
Akuifer
47
48