PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kenakalan remaja di kota Makassar sudah setiap saat didengar baik
lewat media elektronik (televisi, radio, internet) maupun media cetak (koran,
majalah, tabloid), dimana kenakalan remaja sudah sangat menghawatirkan
sebab mereka yang terlibat kenakalan remaja tersebut adalah anakanak usia sekolah (Sekolah lanjutan pertama maupun lanjutan atas).
Keadaan ini tentu perlu diwaspadai oleh para orang tua.
Remaja merupakan suatu masa transisi menuju dewasa dan merupakan
suatu masa mencari identitas diri. Pergaulan remaja sekarang ini tergolong
sangat memperihatinkan. Banyak remaja yang melakukan seks bebas,
merokok, mencuri, tawuran antar pelajar, minum-minuman keras dan terlibat
dalam kasus narkoba serta maraknya geng motor mengganggu ketertiban lalu
lintas, penodongan, pemukulan, perampokan mini market dll yang sangat
meresahkan masyarakat Makassar. Persentase pada BPS makassar remaja
yang menyalah gunakan narkoba sebanyak 23,3%, curanmor roda 2 sebanyak
25,51%, dan unjuk rasa 9,70% serta dari hasil survei yang dilakukan Celebes
Research Center (CRC), persentase persoalan geng motor pada tahun 2014
naik sebesar 11,6 persen berada di posisi ketiga. Persoalan geng motor ini
mengejutkan banyak pihak karena dalam survei yang digelar tahun 2013 lalu
persoalan geng motor berada di posisi 14 dan 15.
Atas kekhawatiran kenakalan remaja yang sering terjadi di masyarakat
akhir-akhir ini, pendidikan sejak dini merupakan hal yang penting dan
harusnya sudah dipersiapkan para orangtua untuk perkembangan anakanaknya. Menjadi pertimbangan para orangtua untuk memberikan beragam
pendidikan yang memadai. Terutama memilih lembaga pendidikan baik
formal maupun nonformal berupa pendidikan agama, budi pekerti dan etika
bermasyarakat. Wajar kalau kemudian ada keinginan yang kuat dari orangtua
untuk memproteksi dan mensterilisasi kehidupan dan pergaulan anaknya.
Maka, pesantren pun menjadi pilihan sekolah yang kini banyak dilirik
berkembang
pesatnya
material
bangunan
memiliki
Keindahan/Estetika
(venustas),
Kekuatan
(Firmitas),
dan
diatas,
untuk
menopang
derasnya
Bab II
Bab III
Pengertian
pondok
pesantren
secara
terminologis
cukup
banyak
segala
fasilitas
dalam
pondok
membutuhkan
Mujahadah sebuah ajang kegiatan doa bersama yang diikuti oleh
daerah
yang
puluhan ribu muslimin dan muslimat secara rutin setiap malam jumat
kliwon,
Penyelenggaraan halaqoh atau seminar secara berkala.
Adapun metode yang dapat dipergunakan dilingkungan pondok
Metode diskusi
Metode imlak
Metode mutholaah/riatal
Metode pembiasaan
Metode proyek
Metode dramatisasi
Metode dialog
Metode reinforcement
Metode hafalan/verbalisme
Metode sosiodrama
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia
(HR.Ahmad)
Dan orang yang paling berat timbangan amal baiknya di akhirat
adalah orang yang paling mulia akhlaknya. Orang yang paling
sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya. Perhatian
Islam yang demikian terhadap pembinaan akhlak ini dapat pula dilihat
dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan
daripada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik akan lahir
perbuatan-perbuatan yang baik yang pada tahap selanjutnya akan
mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh
kehidupan manusia, lahir dan batin. Sehingga betapa pentingnya
akhlak untuk senantiasa terus dibina, agar terbentuk pribadi muslim
yang berbudi luhur, saleh dan salehah.
Salah satu fakta yang menyebabkan degradasi akhlak di
kalangan remaja dan siswa didik dewasa ini adalah kurangnya
pembinaan akhlak terhadap mereka. Hal ini mendorong para pendidik
untuk secara intensif membina akhlak remaja baik di lingkungan
keluarga, masyarakat, atau pun sekolah-sekolah umum, termasuk di
lembaga pendidikan pesantren.
8
aspek
pendidikan
maupun
kegiatan
sosial
kemasyarakatan
4) Dapat mentransfer nilai-nilai keselamatan dalam kenyataan
lembaga antara manusia dengan Tuhan, antara manusia dengan
sesamanya dan antara manusia dan lingkungannya.
Melalui pembinaan santri dan warga masyarakat yang memiliki
kemampuan diatas akan muncul gerakan intelektual atau (kegiatan
pembangunan dan pengembangan masyarakat yang berwawasan nilainilai Islam) yang bersifat nasional yang akan menyentuh permasalahan
pokok bangsa yaitu menciptakan manusia pembangunan dengan kata
lain meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Human Resources).
b. Pendidikan Umum
Sistem pendidikan pesantren menganut konsep pendidikan
yang pernah dijalankan oleh nabi. Nabi Muhammad menjadi teladan
bagi umat manusia, sementara itu para kiai adalah pewaris para Nabi
(al-ulama warasat al-anbiya). Maka para kiai menjadi tauladan bagi
9
umat Islam, terlebih lagi di pesantren para kiai menjadi tauladan para
santri-santrinya. Hidup ini tiada artinya kalau kita tidak memiliki ilmu,
baik itu ilmu dunia maupun ilmu akhirat.Oleh sebab itu, untuk bisa
memadukan antara ilmu dunia dan akhirat. Maka, munculah gagasan
Pendidikan Islam Terpadu, sebuah model pendidikan yang didesain
dengan segala keterpaduan dari berbagai sisi dan aspek pendidikan
yang meliputi visi, misi, kurikulum, pendidik, suasana pembelajaran
dan lain sebagainya. Yang dimaksud program terpadu adalah program
yang memadukan antara pendidikan umum dan pendidikan agama,
antara pengembangan potensi intelektual (fikriyah), emosional
(ruhiyah) dan fisik (jasadiyah), dan antara sekolah, orang tua dan
masyarakat sebagai pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab
terhadap dunia pendidikan. Keterpaduan program pendidikan umum
dan keagamaan dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.Secara
kuantitatif artinya program pendidikan umum dan program pendidikan
keagamaan diberikan secara seimbang.Sedang secara kualitatif berarti
pendidikan umum diperkaya dengan nilai-nilai agama dan pendidikan
agama diperkaya dengan muatan-muatan yang ada dalam pendidikan
umum.Nilai-nilai agama harusnya diberikan porsi lebih besar agar bisa
memberikan makna dan semangat terhadap program pendidikan
umum.
Biasanya sekolah dengan sistem terpadu ini, banyak
diselenggarakan di pondok pesantren modern. Sistem pendidikan
terpadu memiliki peran yang strategis dalam membentuk, membangun,
membina dan mengarahkan anak didik menjadi manusia yang
seutuhnya, manusia yang berkarakter dan berkepribadian yang positif,
memahami diri sendiri, terampil dan mampu berkerja sama dengan
orang lain. Dan yang paling penting adalah generasi muda seperti
santri-santri yang belajar tersebut merupakan aset bangsa. Mereka
menjadi aset bangsa yang nantinya pasti akan berperan membangun
10
negeri ini dengan penuh amanah. Sebab, mereka telah dibekali ilmu
agama.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sejak tahun 2008 sedang menggalakkan program sekolah berbasis
pondok pesantren sebagai salah satu upaya untuk mencerdaskan
sekaligus mencerahkan anak bangsa. Kese-imbangan antara
kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual anak bangsa multak
dibutuhkan demi keberlangsungan masa depan bangsa ini (Suhardi,
2012: 323). Sistem pendidikan yang dinilai tepat untuk mewujudkan
cita-cita tersebut adalah sistem pendidikan terpadu yang merupakan
perpaduan antara dua sistem pendidikan yaitu sistem pendidikan
formal dan sistem pendidikan pondok pesantren. Sistem pendidikan
formal, dalam konteks penelitian ini adalah Sekolah/madrasah,
mewakili keunggulan akademik. Sistem pendidikan pondok pesantren
merupakan cerminan dari keunggulan spiritual. Apabila proses
pembelajaran pada pendidikan formal rata-rata membutuhkan waktu
selama 12 jam sehari, maka tidak dengan pondok pesantren,
pendidikan berbasis lokal ini proses pembelajarannya berlangsung
hingga 24 jam (Kemdiknas, 2011:1). Pesantren masih survive dan
mampu beradaptasi dengan modernitas pendidikan. Bahkan
pendidikan yang cenderung sekuler dinilai gagal, pesantren ditujuk
sebagai lembaga pendidikan alternatif (Mukti, 2002: 134).
c. Bermukim
Pesantren melakukan kegiatan pembelajaran sepanjang hari.
Santri tinggal di asrama dalam satu kawasan dengan kiai dan senior
mereka. Oleh karena itu, hubungan yang terjadi antara santri-guru-kiai
dalam proses pendidikan berja-lan intensif. Dengan demikian kegiatan
pendidikan berlangsung sepanjang hari, dari pagi hingga malam hari
(Daulay, 2001: 36). Sistem pendidikan ini, membawa banyak
keuntungan antara lain; pertama pengasuh mampu melakukan
pemantau-an secara leluasa setiap saat terhadap perilaku santri baik
11
sekolah-sekolah/madrasah
unggulan.
Kehidupan
stimulus/rangsangan
belajar,
dan
memberikan
13
pesantren yang santrinya berasal dari luar Indonesia dan dari berbagai
tingkat sosial.
B. Teori Tata Ruang
1. Pengertian Ruang
Menurut Plato ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan teraba,
menjadi teraba karena memiki karakter yang jelas berbeda dengan semua
unsur lainnya. Sedangkan menurut Kant ruang bukanlah merupakan
sesuatu yang objektif atau nyata merupakan sesuatu yang subjektif sebagai
hasil pikiran manusia ( Mahmud, 2013).
Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara
psikologi emosional (persepsi), maupun dimensional. Manusia berada
dalam ruang bergerak serta menghayati, berfikir dan juga menciptakan
ruang untuk menyatakan bentuk dunianya. Karakteristik dari ruang yang
dirangkum menjadi lima butir antara lain :
a. Tempat melingkupi obyek yang ada padanya
b. Tempat bukan bagian yang dilingkupinya
c. Tempat dari suatu obyek tidak lebih besar dan tidak lebih kecil dari
obyek tersebut,
d. Tempat dapat ditingkalkan oleh obyek serta dapat dipisahkan dari
obyek itu
e. Tempat selalu mengikuti obyek, meskipun obyek selalu berpindah
sampai berhenti pada posisinya (Surasetja, 2007)
Menurut Hall hubungan antara manusia dengan ruang mengatakan
salah satu perasaan kita yang penting mengenai ruang adalah perasaan
teritorial. Perasaan ini memenuhi kebutuhan dasar akan identitas diri,
kenyamanan dan rasa aman pada diri manusia. Secara umum, ruang
dibentuk oleh tiga elemen pembentuk ruang yaitu :
a. Bidang alas atau lantai (the base plane)
Lantai juga merupakan unsur yang penting didalam sebuah ruang,
bentuk, warna, pola dan teksturnya akan menentukan sejauh mana
bidang tersebut akan menemukan batas batas ruang dan berfungsi
sebagai dasar dimana secara fisual unsur unsur lain didalam ruang
14
dapat dilihat. Tekstur dan kepadatan material dibawah kaki juga akan
mempengaruhi cara kita berjalan diatas permukaannya.
b. Bidang dinding atau pembatas (the fertical space thevider)
Sebagai unsur perancangan bidang dinding dapat menyatu dengan
bidang lantai atau dibuat sebagai bidang yang terpisah. Bidang tersebut
bisa sebagai latar belakang yang netral untuk unsur unsur lain
didalam ruang atau sebagai unsur fisual yang aktif didalamnya. Bidang
dinding ini dapat juga trasparan seperti hanya sebuah sumber cahaya
atau suatu pemandangan.
c. Bidang langit langit atau atap ( the overhead plane )
Bidang atap adalah unsur pelindung utama dari suatu bangunan dan
berfungsi untuk melindungi bangian dalam dari pengaruh iklim.
Bentuknya ditentukan oleh geometris dan jenis material yang
digunakan pada strukturnya serta cara meletakkannya dan cara
melintasi ruang diatas penyangganya. Secara visual bidang atap
merupakan topi dari suatu bangunan dan memiliki pengaruh yang kuat
terhadap bentuk bangunan dan pembayangan (Surasetja, 2007).
2. Hubungan ruang
Dalam setiap bangunan terdapat banyak ruang yang mempunyai
fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan keperluannya. Dalam pembagian
ruang-ruang tersebut harus diperhatikan aktifias yang dilakukan dalam
masing-masing ruang tersebut. Hubungan ruang ialah hubungan interaksi
fungsi suatu ruang dengan ruangan lainnya sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan yang saling berkaitan.
a. Ruang dalam ruang
Ruang dalam ruang ialah dalam suatu ruang terdapat ruang lainnya
yang biasanya dibatasi dengan sekat dan mempunyai perbedaan fungsi
dengan ruang intinya.
b. Ruang saling berkaitan
Ruang yang yang saling berkaitan dengan satu dinding, tanpa berdiri
sendiri, karena ruang tersebut saling berkaitan.
c. Ruang bersebelahan
Dua buah ruang bisa saling bersentuhan satu sama lain ataupun
membagi garis batas bersama. Yaitu dua ruang yang berdekatan,
15
dihubungkan
melalui
ruang
linier
yang
berbeda
dan
16
2) Kamar mandi
3) Tempat cuci
e. Fasilitas penunjang, kebutuhan ruang antara lain :
1) Kantin
2) Mini market
3) Laundry
4) R. serbaguna
5) R. makan
6) Dapur
7) T. olahraga
f. Fasilitas guru, kebutuhan ruang antara lain :
1) Hunian pimpinan
2) Kamar ustadz
3) Kamar ustadzah
g. Area servis, kebutuhan ruang antara lain :
1) Ruang pompa
2) Ruang panel
3) Ruang sampah
4) Genset
18
19
C. Pemilihan Lokasi
1. Syarat lokasi
Dalam standar fasilitas pendidikan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, bahwa syarat / kriteria lokasi fasilitas pendidikan untuk MTs,
MA, MAK, dan pendidikan keagamaan seperti Pesantren, yaitu:
a. Mudah dicapai dari setiap bagian kecamatan.
b. Dapat dicapai oleh murid selama kurang dari 45 menit berjalan kaki.
c. Jauh dari pusat keramaian (pertokoan, perkantoran, perindustrian).
Selain pedoman di atas terdapat juga pedoman perencanaan gedung
sekolah dari Departemen Pekerjaan Umum, dengan mempertimbangkan
aspek-aspek:
a. Fasilitas sekolah MTs, MA, MAK, dan pendidikan keagamaan
direncanakan dengan kecenderungan perkembangan kota, rencana
induk kota, dan harus disetujui oleh pemerintah daerah setempat.
b. Kepadatan dan potensi penduduk (% penduduk usia sekolah) harus
mendukung
kegiatan
pendidikan
sehingga
selain
akan
dapat
menentukan lokasi sekolah juga harus dapat menentukan jenis dan tipe
sekolah
c. Radius pencapaian ditentukan oleh jarak capai/tempuh, faktor
usia,kemampuan fisik siswa, dan sarana transportasi. Radius
pencapaian dari sekolah MTs, MA, MAK, dan pendidikan keagamaan
ditentukan maksimum 5 km atau 1 jam perjalanan(jalan kaki). Lokasi
harus dihindarkan dari lalu lintas berkepadatan tinggi untuk
menghindari kecelakaan dan kemacetan.
20
menyebutkan
bahwa
tingkat
aksesibilitas
adalah
21
22
pengambilan
keputusan
dalam
perencanaan
dan
lainnya
(UNDP,
2007).
Kemampuan
inilah
yang
23
temperatur
dan
kelembaban,
angin
dan
presipitasi.
(Anditriplea,2011)
Prinsip-prinsip rancangan bioklimatik tropis meliputi:
a. Orientasi bangunan
Sebaiknya orientasi bangunan tegak lurus terhadap geometri matahari,
yaitu arah utara selatan jika geometri tapak juga tegak lurus, hal ini
dapat mengurangi radiasi matahari dan akibatnya. (Anditriplea,2011)
b. Ruang transisi
Ruang transisi disini ditempatkan pada zone antara eksterior dan
interior yang berfungsi sebagai ruang-ruang udara dan atrium. Bagian
atas atrium dapat dilindungi dengan atap bundar untuk memberi jalan
angin masuk (louvered) ke dalam area bangunan yang juga berfungsi
sebagai alat untuk memasukkan angin dan mengontrol penghawaan
alami pada bagian dalam bangunan. (Anditriplea,2011
c. Balkon
24
disamping
menyediakan
penyaluran
air
hujan.
(Anditriplea,2011)
e. Lantai
Lantai dasar sebaiknya ke arah luar dengan penghawaan alami.
Hubungan lantai dasar dengan jalan juga penting. Pengenalan atrium
dalam ruang/bangunan (indoor atrium) pada lantai dasar dapat
diartikan
sebagai
pemisah
bangunan
dari
perkerasan.
(Anditriplea,2011)
f. Ruang terbuka
Meski dibuat dengan tujuan komersil yang tinggi, bangunan juga harus
mempunyai sentuhan kemanusiaan sebagai daya tarik dan juga skala
seperti pengadaan skycourt dan teras-teras yang digunakan untuk
ruang publik dan penghawaan. (Anditriplea,2011)
g. Vegetasi
Berguna untuk kepentingan ekologi dan estetika sekaligus penyejuk
banunan. Tanaman sebaiknya dipasang sebagai ruang luar yang
berbentuk vertikal, baik pada permukaan bangunan maupun pada
bagian dalam courts (lapangan). (Anditriplea,2011)
h. Sunshading
Sunshading atau pelindung matahari adalah penting bagi dinding yang
langsung
terkena
sinar
matahari,
terutama
dinding
25
panas
dapat
mengurangi
evaporasi
dan
untuk
mendinginkan. (Anditriplea,2011)
3. Tinjauan Studi Banding Bangunan Sejenis
a. Pesantren immim putra
Pesantren modern IMMIM putra makassar berpempat di
mkassar tamalanrea km.10,antara terletak diantara pintu 01 dan pintu
02 unhas. Pesantren Modern Pendidikan Al-Quran IMMIM Putra Makassar
atau biasa biasa disebut Pesantren IMMIM Putra Makassar adalah lembaga
pendidikan berbasis pondok yang bertempat di Kota Makassar dan
merupakan pondok pesantren terbesar di Indonesia timur. Dengan luas
kampus I 2 hektar dan kampus II (yang masih sementara dibangun) 4 hektar,
Pesantren IMMIM Putra Makassar mempunyai visi mencetak generasi insan
cendekia yang berkarakter ulama-intelek dan intelek-ulama. Di bawah asuhan
Yayasan Dana Islamic Center (YASDIC) IMMIM, Pesantren IMMIM telah
berdiri sejak 1975 dan mencetak belasan ribu alumni yang tersebar di
kawasan nusantara bahkan mancanegara.
26
Keterangan
31. R. Piket
47. WC Guru
17. Perpustakan/
32.
48. WC Laki-laki
Warnet
R.Pramuka/Paskibra
49. WC Perempuan
33. R.Kapela/Bianglala
50. Koperasi
34. Gudang
51. Kantin
35. Masjid
52. WC Perempuan
36. R. DKM
53. WC Laki-laki
37. R. Satpam
54. G. Olahraga
38. R. UKS
24. R. Kepsek
40. GreenHouse
26. R. Lobi
41. Parkir
58. R. EC
27. R. Guru
59. Panggung
28. R. OSIS
43. WC Guru
Terbuka
29. R. PMR
44. R. Cetak
30. R. BK/BP
45. R. Wakasek
61. R. Server
46. Dapur
2) Kondisi Santri
Santri Pondok Pesantren Modern Pendidikan Al-Quran (PPMPA)
IMMIM Putra Makassar saat ini berjumlah lebih dari 900 orang.
Merek menempuh jenjang pendidikan SMP dan SMA/MA.
Seluruh santri mondok di dalam areal Pesantren seluas 2 ha yang
terletak di jalan Perintis Kemerdekaan KM 10 kota Makassar,
Sulawesi Selatan. Mereka menempati sembilan buah asrama dan
satu asrama khusus untuk santri yang mengikuti program
penghafalan Al-Quran.
3) Rutinitas santri sepanjang hari
28
Aktifitas para santri dimulai pada pukul 4 pagi dan berakhir pukul
10
malam.
Selepas
shalat
subuh
secara
berjamaah
dan
pengabsenan, santri mengikuti pelajaran subuh berupa hafalan (AlQuran/Hadits dan kosa kata bahasa Arab/Inggris) serta pelajaran
bahasa Arab dan Inggris.
Setelah sarapan, para
santri
kemudian
mengikuti
proses
diri,
kemudian
berangkat
ke
masjid
guna
30
Adil
Melayani
Disiplin
b) Tajwid dan tilawah Quran (TTQ) dan Hadits,
TTQ dan Hadits: Santri bebas buta aksara Al-Quran, mencintai
Al-Quran dan
memahami
penafsiran
Al-Quran
dan
syarah
Hadits,
menemukan
bakat
dan
mengembangkan
tenaga
edukasi
yang
berkualifikasi pendidikan S1, S2, dan S3, baik dalam maupun luar
negeri, dan telah dibekali pendidikan bimbingan dan konseling.
Disamping itu pesantren juga memiliki tenaga-tenaga ahli yang
sesuai dengan kebutuhan pesantren.
31
kader
ketaqwaan,
ummat
yang
intelektualitas,
unggul
dalam
kemandirian,
dan
Selatan
sebagai
senantiasa
untuk
salah
berusaha
membenahi
diri
satu
lembaga
secara
dalam
terus
rangka
32
Nasional.
2007/2008
Pondok
Mukminin
kurikulum
telah
Sejak
tahun
Pesantren
menyusun
Tingkat
Satuan
pelajaran
Puteri
dan
Ummul
menerapkan
Pendidikan
(KTSP)
muatan
lokal
yang
berciri
khas
kepesantrenan.
b) Bidang Studi Agama Islam merupakan perpaduan
kurikulum Departemen Agama dengan Kurikulum
Pesantren dengan sistem pembinaan 1 x 24 jam,
Ummul Mukminin juga melaksanakan Program
Takhassus
untuk
mata
pelajaran
yang
memerlukan pendalaman.
c) Program Pengembangan Diri
telah
menetapkan
SMA
Ummul
33
Kantor Keuanga
Toko
Kantin
k) Lapangan Olahraga
34
Basket
Volly
Bulu tangkis
Tennis meja
l) Mesjid Athirah
m) Mobil
n) Perpustakaan
o) Ruang Pembuatan Kerupuk
p) Ruang Informasi
q) Ruang Kelas
r) Ruang Keterampilan Menjahit
s) Ruang Kepala Kampus
t) Ruang Kepala Keamanan
3) Ruang Laboratorium IP
4) Ruang Laboratorium Komputer
5) Ruang Multimedia
6) Ruang OSIS/IPM/HW & Tapak Suci
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Analisa Penelitian
Analisa data ini memiliki beberapa tahapan yang menghasilkan suatu
kesimpulan sehingga dapat dijadikan suatu acuan dalam perencanaan dan
perancangan desain fisik pesantren moderen di Makassar yang berkaitan
dengan rumusan masalah yang telah di bahas sebelumnya. Adapun tahapan
analisa penelitiannya sebagai berikut :
1.
Kajian pustaka
Kajian pustaka membahas tentang teori-teori terkait tentang pesantren.
Penerapan konsep arsitetur bioimaik menjadi kesatuan dalam perencanaan
desain fisik pesantren moderen di Makassar. Persiapan dilakukan sejak
bulan september denga mencari berbagai macam literatur dari berbagai
sumber lalu di rangkum dalam penulisan yang baiik sehingga menjadi
sebuah kajian pustaka.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan untuk penelitian ini, meliputi
pengumpulan data langsung atau studi banding ke pesantren yang ada di
Makassar. Tujuan pengumpulan data ini untuk mengetahui sarana dan
prasarana yang harus disediakan untuk digunakan pad perencanaan denah
dan gubahan massa bangunan. Data tersebut di dapat pada pengamatan
36
37
38
DAFTAR PUSTAKA
1.
Bumi
Aksara
1995
http://sakban3.blogspot.com/2013/05/pondok-pesantren.html
2.
Sindu
Komunikasi
3.
Galba,
Jakarta:
Pesantren
Rineka
Sebagai
Cipta,
Wadah
2003
http://josesutri.blogspot.com/2012/12/definisi-pesantren.html
Dhofier, Zamakhsyari, 1985. Tradisi Pesantren.
Jakarta : LP3ES /http://eprint.ac.id_Tesis Pesantren Putri Dalam Dinamika
4.
5.
Bangunan
Berlantai
Banyak
http://anditriplea.blogspot.com/2011/06/penerapan-arsitektur-bioklimatikpada.html
6.
7.
12.
http://agussiswoyo.com/tokoh-pesantren/fungsi-
dan-peranan-pondok-pesantren-di-indonesia/
13.
http://alhikmah1.net/sample-page/pesantren/
14.
http://immim.sch.id/html/index.php
15.
http://wikimapia.org/18005087/Pesantren-PutriUmmul-Mukminin
16.
http://pppum.sch.id/index.php/artikel
39