Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kenakalan remaja di kota Makassar sudah setiap saat didengar baik
lewat media elektronik (televisi, radio, internet) maupun media cetak (koran,
majalah, tabloid), dimana kenakalan remaja sudah sangat menghawatirkan
sebab mereka yang terlibat kenakalan remaja tersebut adalah anakanak usia sekolah (Sekolah lanjutan pertama maupun lanjutan atas).
Keadaan ini tentu perlu diwaspadai oleh para orang tua.
Remaja merupakan suatu masa transisi menuju dewasa dan merupakan
suatu masa mencari identitas diri. Pergaulan remaja sekarang ini tergolong
sangat memperihatinkan. Banyak remaja yang melakukan seks bebas,
merokok, mencuri, tawuran antar pelajar, minum-minuman keras dan terlibat
dalam kasus narkoba serta maraknya geng motor mengganggu ketertiban lalu
lintas, penodongan, pemukulan, perampokan mini market dll yang sangat
meresahkan masyarakat Makassar. Persentase pada BPS makassar remaja
yang menyalah gunakan narkoba sebanyak 23,3%, curanmor roda 2 sebanyak
25,51%, dan unjuk rasa 9,70% serta dari hasil survei yang dilakukan Celebes
Research Center (CRC), persentase persoalan geng motor pada tahun 2014
naik sebesar 11,6 persen berada di posisi ketiga. Persoalan geng motor ini
mengejutkan banyak pihak karena dalam survei yang digelar tahun 2013 lalu
persoalan geng motor berada di posisi 14 dan 15.
Atas kekhawatiran kenakalan remaja yang sering terjadi di masyarakat
akhir-akhir ini, pendidikan sejak dini merupakan hal yang penting dan
harusnya sudah dipersiapkan para orangtua untuk perkembangan anakanaknya. Menjadi pertimbangan para orangtua untuk memberikan beragam
pendidikan yang memadai. Terutama memilih lembaga pendidikan baik
formal maupun nonformal berupa pendidikan agama, budi pekerti dan etika
bermasyarakat. Wajar kalau kemudian ada keinginan yang kuat dari orangtua
untuk memproteksi dan mensterilisasi kehidupan dan pergaulan anaknya.
Maka, pesantren pun menjadi pilihan sekolah yang kini banyak dilirik

orangtua. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang


menerapkan pendidikan anak untuk tinggal di pemondokan jauh dari
orangtuanya.
Orang tua yang ingin anaknya masuk pesantren dikarenakan rasa
khawatir akan bebasnya pergaulan, merosotnya nilai moralitas dan berbagai
peristiwa yang di tayangkan media tentang sepak terjang para pelajar
dewasa ini. Mereka berharap dengan memasukkan anaknya ke pesantren dapat
menjadikan sang anak memiliki bekal agama yang kuat sehingga tidak terseret
arus globalisasi yang kian vulgar. Banyak orang tua dan anak itu sendiri yang
berminat masuk pesantren, bahkan tidak sedikit yang ingin masuk sekolah di
pondok pesantren, tetapi hanya sebagian yang akhirnya tersalurkan minat dan
terwujudkan keinginannnya mondok di pesantren.
Kiprah Madrasah pesantren di Makassar sangat menggembirakan
sehingga calon santri yang akan diterima harus dibatasi seperti pada pondok
pesantren IMMIM Putra di Makassar dan pondok pesantren Puteri Ummul
Mukminin Putri setiap tahun memiliki peminat yang bertambah sekitar 2550% pertahunnya. Akibat keterbatasan sarana, Minat besar yang muncul dari
masyarakat terutama generasi muda untuk mondok di Pesantren semakin
mendorong untuk terus mengembangkan pondok pesantren.
Perubahan suhu yang saat ini terjadi secara global mengakibatkan
perubahan pola hidup manusia termasuk pula di bidang arsitektur
perancangan,

berkembang

pesatnya

material

bangunan

memiliki

kecenderungan semakin hari semakin tidak ramah terhadap lingkungan. Di


Negara Indonesia ini terkhusus di kota Makassar berriklim tropis yang
memiliki curah hujan yang sangat tinggi, hujan terjadi di negara ini bisa
sangat lebatnya dengan angin yang kencang. Iklim merupakan salah satu hal
yang paling harus dipertimbangkan untuk melaksanakan sesuatu, Iklim tropis
memiliki cahaya matahari yang menerangi sepanjang 12jam, sehingga
pemanfaatannya dapat berguna untuk bangunan.
Tema bioklimatik merupakan salah satu langkah menuju ke arah yang
lebih baik dan sehat, dengan menerapkan perancangan yang baik yang
memiliki

Keindahan/Estetika

(venustas),

Kekuatan

(Firmitas),

dan

Kegunaan/Fungsi (Utilitas). Dalam merancang sebuah desain bangunan juga


harus memikirkan penerapan desain bangunan yang beradaptasi dengan
lingkungan atau iklim setempat. Penghematan energi dengan melihat kondisi
yang ada di sekitar maupun berdampak baik pada kesehatan. Dengan strategi
perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak
nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak menkonsumsi energi.
Bioklimatik merupakan perancangan yang tidak menyebabkan meningkatnya
konsumsi energi dan kerusakan lingkungan, berupa polusi udara, polusi suara,
melainkan menciptakan rancangan arsitektur yang ramah lingkungan serta
arsitektur yang alami dan ramah.
Berdasarkan pertimbangan

diatas,

untuk

menopang

derasnya

antusiasme tersebut perlu diadakan sebuah pesantren yang mewadahi kegiatan


belajar-mengajar baik pendidikan umum maupun pendidikan keagamaan,
pembentukan moral, serta sersedia pula ruang untuk berbagai aktifitas, dan
gedung asrama yang representative serta lingkungan pesantren dirancang agar
nyaman, selesa (spacious), asri, bersih, sehat, sopan, ramah lingkungan, dan
akrab yaitu Pesantren Moderen Di Makasar dengan Penekanan Arsitektur
Bioklimatik.
B. Rumusan Masalah Perancangan
1. Bagaimana merancang tata ruang Pesantren Moderen Di Makassar yang
mampu menampung segala kegiatan yang berlangsung.
2. Bagaimana menentukan lokasi dan site yang tepat sehingga aksesibilitas
antara warga agar dapat dengan mudah menjangkau sehingga santri dapat
merasakan manfaat yang begitu banyak dengan adanya Pesantren Moderen
Di Makassar.
C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan
Perencanaan Pesantren Moderen Di Makassar memiliki tujuan dan sasaran
perwadahan, antara lain :
1. Tujuan
Membuat acuan perancangan yang digunakan untuk merancang sebuah
pondok pesantren dengan menerapkan konsep-konsep penanganan

perilaku alam yang dimanfaatkan sebaik-baiknya / tanggap terhadap


lingkungan.
2. Sasaran
a. Terwujudnya suatu desain fisik berupa Pesantren Moderen Di
Makassar yang nantinya dapat mewadahi aktifitas para santri dan
pelaku aktifitas lain yang baik dan nyaman serta dapat dipergunakan
dalam jangka waktu yang panjang.
b. Merencanakan lokasi yang tepat dan dapat mewadahi kegiatan
Pesantren Moderen Di Makassar.
D. Batasan Pembahasan
Merencanakan dan merancang sebuah bangunan Pesantren Moderen
khususnya pada penekanan arsitektur bioklimatik yang ada di Makassar. Hal
ini merupakan bangunan yang mewadahi kegiatan belajar-mengajar baik
pendidikan umum maupun pendidikan keagamaan lainnya. Lingkup
pembahasan dibatasi pada permasalahan yang berkaitan dengan disiplin ilmu
Arsitektur.
E. Sistematika Penulisan
Bab I

Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang permasalahan,


rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup
pembahasan, metode dan sistematika pembahasan.

Bab II

Tinjauan Pustaka, menguraikan tentang Pesantren Moderen Di


Makassar.

Bab III

Metodeologi kajian, Menguraikan tentang pendekatan praktis


dalam perencanaan Pesantren Moderen Di Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA PESANTREN

A. Tinjauan umum Pasantren


1. Pengertian Pesantren
Pesantren atau pondok pesantren adalah sekolah Islam berasrama yang
terdapat di Indonesia. Pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk
memperdalam pengetahuan tentang al-Qur'an dan Sunnah Rasul, dengan
mempelajaribahasa Arab dan kaidah-kaidah tata bahasa-bahasa Arab.
4

Pengertian

pondok

pesantren

secara

terminologis

cukup

banyak

dikemukakan para ahli. Beberapa ahli tersebut adalah:


a. M. Arifin mendefinisi bahwa pesantren adalah suatu lembaga
pendidikan islam dengan menetap dalam asrama (pondok) dengan
seorang kyai, tuan guru sebagai tokoh utama dan mesjid sebagai pusat
lembaga dan menampung peserta didik (santri), yang belajar untuk
memperdalamisuatu ilmu agama islam.
b. Sindu Galba (2003), pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan
yang mempunyai kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga
pendidikan lainnya. Pendidikan dipesantren meliputi pendidikan islam,
dakwah, pengembangan kemasyarakatan, dan pendidikan lain yang
sejenis.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai
asrama, tempat santri, atau tempat murid murid belajar mengaji.
Sedangkan secara istilah pesantren adalah lembaga pendidikan islam,
dimana para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) dengan materi
pengajaran kitab kitab klasik dan kitab kitab umum, bertujuan untuk
menguasai ilmu agama Islam secara detail, serta mengamalkannya sebagai
pedoman hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam
kehidupan bermasyarakat.
Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa
pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang mempelajari
ilmu agama (tafaqquh fi al-dn) dengan penekanan pada pembentukan
moral santri agar bisa mengamalkannya dengan bimbingan kiai dan
menjadikan kitab kuning sebagai sumber primer serta masjid sebagai pusat
kegiatan.
2. Tujuan dan Fungsi
a. Tujuan umum
Membentuk mubalig-mubalig Indonesia berjiwa Islam yang
pancasialis yang bertakwa, yang mampu baik rohaniah maupun
jasmaniah mengamalkan ajaran agama Islam bagi kepentingan

kebahagiaan hidup diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa, serta


negara Indonesia.(Ilmu pendidikan, sabtu 11 mei 2013)
b. Tujuan khusus/Intermediair
1. Membina suasana hidup keagamaan dalam pondok pesantren
sebaik mungkin sehingga terkesan pada jiwa anak didiknya (santri).
2. Memberikan pengertian keagamaan melalui pengajaran ilmu agama
Islam.
3. Mengembangkan sikap beragama melalui praktik-praktik ibadah.
4. Mewujudkan ukhuwah Islamiah dalam pondok pesantren dan
sekitarnya.
5. Memberikan pendidikan keterampilan, civic dan kesehatan, serta
olah raga kepada anak didik
6. Mengusahakan terwujudnya

segala

fasilitas

dalam

pondok

pesantren yang memungkinkan pencapaian tujuan umum tersebut.


c. Fungsi pasantren
Fungsi pesantren saat ini setidaknya mencakup tiga aspek utama,
yaitu fungsi religius, fungis sosial dan fungsi edukasi. Ketiga fungsi
tersebut masih berlangsung di masyarakat hingga saat ini. Fungsi lain
yang tak kalah penting dari keberadaan pesantren adalah lembaga
pembinaan moral dan kultural. Warga pesantren telah dilatih untuk
untuk melaksanakan pembangunan demi kesejahteraan masyarakatnya.
( agus siswoyo : Fungsi dan Peranan Pondok Pesantren di Indonesia,
desember 2013)
3. Aktifitas pondok pesantren
Pondok Pesantren moderen menyelenggarakan kurikulum yang
memadukan Bidang Studi Umum (Kurikulum yang dibuat oleh
Kementrian Pendidikan Nasional dan Kementrian Agama), dan Bidang
Studi Agama (Kurikulum Pesantren) dalam satu sistem yang terpadu.
Kurikulum yang diselenggarakan di Pondok Pesantren moderen terbagi
atas kurikulum intrakurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler.
Adapun kegiatan antara lain :
Pengajian weton/Sorogan/bandungan yang diikuti oleh semua santri

dan penduduk sekitar,


Pengajian, baik berkala maupun mingguan untuk umum,
Pesantren Kilat/Pesantren liburan untuk menampung siswa dan
mahasiswa yang sedang libur,
6

Tahfidzul Quran untuk santri putra dan putrid,


Pengiriman
mubaligh/mubalighah
kedaerah

membutuhkan
Mujahadah sebuah ajang kegiatan doa bersama yang diikuti oleh

daerah

yang

puluhan ribu muslimin dan muslimat secara rutin setiap malam jumat
kliwon,
Penyelenggaraan halaqoh atau seminar secara berkala.
Adapun metode yang dapat dipergunakan dilingkungan pondok

pesantren antara lain, seperti tersebut di bawah ini dengan penyesuaian


menurut situasi dan kondisi masing-masing:

Metode tanya jawab

Metode diskusi

Metode pemberian situasi

Metode imlak

Metode problem solving

Metode mutholaah/riatal

Metode pembiasaan

Metode proyek

Metode dramatisasi

Metode dialog

Metode reinforcement

Metode karya wisata

Metode berdasarkan teori - Connectionisme


7

Metode hafalan/verbalisme

Metode sosiodrama

Metode widya wisata

Metode dengan sistem modul

a. Keagamaan dan Budi Pekerti


Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama
dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi
Muhammad SAW yang utama yaitu untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia. Dalam hadisnya beliau menegaskan:


Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia
(HR.Ahmad)
Dan orang yang paling berat timbangan amal baiknya di akhirat
adalah orang yang paling mulia akhlaknya. Orang yang paling
sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya. Perhatian
Islam yang demikian terhadap pembinaan akhlak ini dapat pula dilihat
dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan
daripada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik akan lahir
perbuatan-perbuatan yang baik yang pada tahap selanjutnya akan
mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh
kehidupan manusia, lahir dan batin. Sehingga betapa pentingnya
akhlak untuk senantiasa terus dibina, agar terbentuk pribadi muslim
yang berbudi luhur, saleh dan salehah.
Salah satu fakta yang menyebabkan degradasi akhlak di
kalangan remaja dan siswa didik dewasa ini adalah kurangnya
pembinaan akhlak terhadap mereka. Hal ini mendorong para pendidik
untuk secara intensif membina akhlak remaja baik di lingkungan
keluarga, masyarakat, atau pun sekolah-sekolah umum, termasuk di
lembaga pendidikan pesantren.
8

Ciri khas pesantren yang menjadikan agama sebagai suatu


landasan berpijak maka kahadiran pesantren sebagai lembaga
pendidikan diharapkan pula meletakkan peradaban dunia sebab
pesantren menekankan agama lebih dominan dibanding yang umum.
Karena agama merupakan tugas penyelamat kehidupan manusia.
Maka pengembangan pondok pesantren harus tetap bertumpu
pada usaha pembinaan sumber daya manusia di lingkungan pesantren
baik sebagai kader tenaga pengembang maupun sebagai warga
masyarakat dengan beberapa kriteria sebagai berikut:
1) Mampu berperan sebagai mushlilul mujtama dapat membaca dan
mencari batas pemecahan terhadap persoalan dan ketimpangan
yang terjadi baik dalam dimensi moral maupun spiritual
2) Mampu berjiwa sebagai motivator yang berwatak kenyataan
terhadap persoalan riil yang dihadapi masyarakat meskipun mikro
tapi berwawasan makro dengan sumber pemecahan masalah.
3) Dapat mengembangkan sikap mandiri pesantren baik yang
menyangkut

aspek

pendidikan

maupun

kegiatan

sosial

kemasyarakatan
4) Dapat mentransfer nilai-nilai keselamatan dalam kenyataan
lembaga antara manusia dengan Tuhan, antara manusia dengan
sesamanya dan antara manusia dan lingkungannya.
Melalui pembinaan santri dan warga masyarakat yang memiliki
kemampuan diatas akan muncul gerakan intelektual atau (kegiatan
pembangunan dan pengembangan masyarakat yang berwawasan nilainilai Islam) yang bersifat nasional yang akan menyentuh permasalahan
pokok bangsa yaitu menciptakan manusia pembangunan dengan kata
lain meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Human Resources).
b. Pendidikan Umum
Sistem pendidikan pesantren menganut konsep pendidikan
yang pernah dijalankan oleh nabi. Nabi Muhammad menjadi teladan
bagi umat manusia, sementara itu para kiai adalah pewaris para Nabi
(al-ulama warasat al-anbiya). Maka para kiai menjadi tauladan bagi
9

umat Islam, terlebih lagi di pesantren para kiai menjadi tauladan para
santri-santrinya. Hidup ini tiada artinya kalau kita tidak memiliki ilmu,
baik itu ilmu dunia maupun ilmu akhirat.Oleh sebab itu, untuk bisa
memadukan antara ilmu dunia dan akhirat. Maka, munculah gagasan
Pendidikan Islam Terpadu, sebuah model pendidikan yang didesain
dengan segala keterpaduan dari berbagai sisi dan aspek pendidikan
yang meliputi visi, misi, kurikulum, pendidik, suasana pembelajaran
dan lain sebagainya. Yang dimaksud program terpadu adalah program
yang memadukan antara pendidikan umum dan pendidikan agama,
antara pengembangan potensi intelektual (fikriyah), emosional
(ruhiyah) dan fisik (jasadiyah), dan antara sekolah, orang tua dan
masyarakat sebagai pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab
terhadap dunia pendidikan. Keterpaduan program pendidikan umum
dan keagamaan dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.Secara
kuantitatif artinya program pendidikan umum dan program pendidikan
keagamaan diberikan secara seimbang.Sedang secara kualitatif berarti
pendidikan umum diperkaya dengan nilai-nilai agama dan pendidikan
agama diperkaya dengan muatan-muatan yang ada dalam pendidikan
umum.Nilai-nilai agama harusnya diberikan porsi lebih besar agar bisa
memberikan makna dan semangat terhadap program pendidikan
umum.
Biasanya sekolah dengan sistem terpadu ini, banyak
diselenggarakan di pondok pesantren modern. Sistem pendidikan
terpadu memiliki peran yang strategis dalam membentuk, membangun,
membina dan mengarahkan anak didik menjadi manusia yang
seutuhnya, manusia yang berkarakter dan berkepribadian yang positif,
memahami diri sendiri, terampil dan mampu berkerja sama dengan
orang lain. Dan yang paling penting adalah generasi muda seperti
santri-santri yang belajar tersebut merupakan aset bangsa. Mereka
menjadi aset bangsa yang nantinya pasti akan berperan membangun

10

negeri ini dengan penuh amanah. Sebab, mereka telah dibekali ilmu
agama.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sejak tahun 2008 sedang menggalakkan program sekolah berbasis
pondok pesantren sebagai salah satu upaya untuk mencerdaskan
sekaligus mencerahkan anak bangsa. Kese-imbangan antara
kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual anak bangsa multak
dibutuhkan demi keberlangsungan masa depan bangsa ini (Suhardi,
2012: 323). Sistem pendidikan yang dinilai tepat untuk mewujudkan
cita-cita tersebut adalah sistem pendidikan terpadu yang merupakan
perpaduan antara dua sistem pendidikan yaitu sistem pendidikan
formal dan sistem pendidikan pondok pesantren. Sistem pendidikan
formal, dalam konteks penelitian ini adalah Sekolah/madrasah,
mewakili keunggulan akademik. Sistem pendidikan pondok pesantren
merupakan cerminan dari keunggulan spiritual. Apabila proses
pembelajaran pada pendidikan formal rata-rata membutuhkan waktu
selama 12 jam sehari, maka tidak dengan pondok pesantren,
pendidikan berbasis lokal ini proses pembelajarannya berlangsung
hingga 24 jam (Kemdiknas, 2011:1). Pesantren masih survive dan
mampu beradaptasi dengan modernitas pendidikan. Bahkan
pendidikan yang cenderung sekuler dinilai gagal, pesantren ditujuk
sebagai lembaga pendidikan alternatif (Mukti, 2002: 134).
c. Bermukim
Pesantren melakukan kegiatan pembelajaran sepanjang hari.
Santri tinggal di asrama dalam satu kawasan dengan kiai dan senior
mereka. Oleh karena itu, hubungan yang terjadi antara santri-guru-kiai
dalam proses pendidikan berja-lan intensif. Dengan demikian kegiatan
pendidikan berlangsung sepanjang hari, dari pagi hingga malam hari
(Daulay, 2001: 36). Sistem pendidikan ini, membawa banyak
keuntungan antara lain; pertama pengasuh mampu melakukan
pemantau-an secara leluasa setiap saat terhadap perilaku santri baik

11

terkait dengan pengem-bangan intelektual maupun kepribadian.


Kedua, adanya proses pembelajaran dengan frekuensi tinggi dapat
memperkokoh pengetahuan yang telah diterimanya. Ketiga, adanya
proses pembiasaan akhlak, interaksinya setiap saat; baik sesama santri,
santri dengan ustad, maupun santri dengan kiai. Hal ini merupakan
kesem-patan terbaik untuk membiasakan percakapan bahasa Arab
maupun bahasa Ing-gris. Keempat, adanya integrasi antara proses
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari (Qomar, tt: 65). Bahwa
sistem pendidikan pesantren menggunakan pendekatan holistik. Para
pengasuh memandang kegiatan pembelajaran merupa-kan kesatuan
paduan atau lebur dalam totalitas kegiatan hidup sehari-hari (Mastuhu,
1994: 58).
Pondok atau asrama meskipun dalam batas tertentu ada
perbedaan secara mendasar dapat memberikan alternatif dalam proses
pembelajaran bila diberda-yakan secara optimal, sehingga menjadi
kecenderungan

sekolah-sekolah/madrasah

unggulan.

Kehidupan

pondok atau asrama memberikan berbagai manfaat antara lain;


interaksi antar siswa dengan guru bisa berjalan secara intensif,
memudahkan kontrol terhadap kegiatan siswa, pergesekan sesama
siswa yang memiliki kepen-tingan yang sama dalam mencari ilmu,
menimbulkan

stimulus/rangsangan

belajar,

dan

memberikan

kesempatan yang baik bagi pembinaan sesuatu (Qomar, tt: 83).


Pendidikan pondok pesantren dapat membentuk peserta didik yang
berjiwa reli-gius, akhlakul hasanah, disiplin, sederhana, menghormati
orang yang lebih tua, dan memahami filosofis kehidupan (Suhardi,
2012: 316).
4. Pelaku Aktifitas
Sebagai suatu lembaga pendidikan Islam, di dalam lingkungan pesantren
ada beberapa pihak yang sangat berperan dalam dinamika kehidupan
pesantren dan kehidupan masyarakat. Pihak-pihak tersebut adalah :
a. Kyai sebagai tokoh sentral mempunyai peran penting dalam
lingkungan dan dinamika pesantren serta dinamika masyarakat. Selain
12

sebagai pemimpin pesantren, Kyai mempunyai tugas utama sebagai


guru dan pembimbing spiritual serta mempunyai kelebihan lain seperti
dapat menyembuhkan penyakit, meramal, menguasai ilmu bela diri
dan mempunyai kekuatan supra natural. Secara umum Kyai juga
dipandang sebagai ulama karena Kyai dianggap menguasai ilmu
agama

secara mendalam dan mempunyai pengetahuan yang luas

tentang Islam, walaupun pada kenyataannya pengetahuan mereka


tentang agama dan Islam sangat beragam. (Dhofier, Zamakhsyari,
1985)
b. Nyai adalah sebutan untuk istri Kyai. Peran Nyai juga sangat besar
dalam dinamika pesantren karena peran mereka dalam mendidik dan
membimbing para santri. Mereka juga merupakan kepanjangan tangan
Kyai dalam pengelolaan pesantren, baik dalam hal pengajaran maupun
dalam manajemen. Para Nyai sebagaian besar juga berperan sebagai
guru atau Ustadzah bagi para santri. Layaknya sebagai suatu keluarga
di Pondok Pesantren Nyai juga berperan sebagai ibu bagi para santri
yang jauh dari orang tua. (Dhofier, Zamakhsyari, 1985)
c. Ustadz/Ustadzah adalah para guru yang mengajar para santri di
madrasah. Pada umumnya ustadz dapat mengajar santri putra maupun
santri putri. Hal ini berbeda dengan para ustadzah yang hanya
diperbolehkan mengajar dan membimbing santri putri saja. Ustadz
maupun ustadzah dapat berasal dari keluarga Kyai yaitu putra-putri
Kyai atau para santri dari kelas teratas maupun dari lingkungan
masyarakat umum.
d. Santri adalah murid/siswa yang belajar di pesantren. Santri terdiri dari
santri putra dan santri putri, yang berstatus sebagai santri mukim atau
santri kalong. Santri mukim yaitu santri yang belajar dan menetap atau
mondok di pesantren dan santri kalong yaitu santri yang belajar di
pesantren tetapi tidak menetap/tinggal di pondok pesantren. Pada
umumnya pesantren-pesantren memisahkan pondok dan kelas untuk
santri putra dengan santri putri. Santri-santri yang belajar di pesantren
berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, bahkan ada

13

pesantren yang santrinya berasal dari luar Indonesia dan dari berbagai
tingkat sosial.
B. Teori Tata Ruang
1. Pengertian Ruang
Menurut Plato ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan teraba,
menjadi teraba karena memiki karakter yang jelas berbeda dengan semua
unsur lainnya. Sedangkan menurut Kant ruang bukanlah merupakan
sesuatu yang objektif atau nyata merupakan sesuatu yang subjektif sebagai
hasil pikiran manusia ( Mahmud, 2013).
Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara
psikologi emosional (persepsi), maupun dimensional. Manusia berada
dalam ruang bergerak serta menghayati, berfikir dan juga menciptakan
ruang untuk menyatakan bentuk dunianya. Karakteristik dari ruang yang
dirangkum menjadi lima butir antara lain :
a. Tempat melingkupi obyek yang ada padanya
b. Tempat bukan bagian yang dilingkupinya
c. Tempat dari suatu obyek tidak lebih besar dan tidak lebih kecil dari
obyek tersebut,
d. Tempat dapat ditingkalkan oleh obyek serta dapat dipisahkan dari
obyek itu
e. Tempat selalu mengikuti obyek, meskipun obyek selalu berpindah
sampai berhenti pada posisinya (Surasetja, 2007)
Menurut Hall hubungan antara manusia dengan ruang mengatakan
salah satu perasaan kita yang penting mengenai ruang adalah perasaan
teritorial. Perasaan ini memenuhi kebutuhan dasar akan identitas diri,
kenyamanan dan rasa aman pada diri manusia. Secara umum, ruang
dibentuk oleh tiga elemen pembentuk ruang yaitu :
a. Bidang alas atau lantai (the base plane)
Lantai juga merupakan unsur yang penting didalam sebuah ruang,
bentuk, warna, pola dan teksturnya akan menentukan sejauh mana
bidang tersebut akan menemukan batas batas ruang dan berfungsi
sebagai dasar dimana secara fisual unsur unsur lain didalam ruang

14

dapat dilihat. Tekstur dan kepadatan material dibawah kaki juga akan
mempengaruhi cara kita berjalan diatas permukaannya.
b. Bidang dinding atau pembatas (the fertical space thevider)
Sebagai unsur perancangan bidang dinding dapat menyatu dengan
bidang lantai atau dibuat sebagai bidang yang terpisah. Bidang tersebut
bisa sebagai latar belakang yang netral untuk unsur unsur lain
didalam ruang atau sebagai unsur fisual yang aktif didalamnya. Bidang
dinding ini dapat juga trasparan seperti hanya sebuah sumber cahaya
atau suatu pemandangan.
c. Bidang langit langit atau atap ( the overhead plane )
Bidang atap adalah unsur pelindung utama dari suatu bangunan dan
berfungsi untuk melindungi bangian dalam dari pengaruh iklim.
Bentuknya ditentukan oleh geometris dan jenis material yang
digunakan pada strukturnya serta cara meletakkannya dan cara
melintasi ruang diatas penyangganya. Secara visual bidang atap
merupakan topi dari suatu bangunan dan memiliki pengaruh yang kuat
terhadap bentuk bangunan dan pembayangan (Surasetja, 2007).
2. Hubungan ruang
Dalam setiap bangunan terdapat banyak ruang yang mempunyai
fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan keperluannya. Dalam pembagian
ruang-ruang tersebut harus diperhatikan aktifias yang dilakukan dalam
masing-masing ruang tersebut. Hubungan ruang ialah hubungan interaksi
fungsi suatu ruang dengan ruangan lainnya sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan yang saling berkaitan.
a. Ruang dalam ruang
Ruang dalam ruang ialah dalam suatu ruang terdapat ruang lainnya
yang biasanya dibatasi dengan sekat dan mempunyai perbedaan fungsi
dengan ruang intinya.
b. Ruang saling berkaitan
Ruang yang yang saling berkaitan dengan satu dinding, tanpa berdiri
sendiri, karena ruang tersebut saling berkaitan.
c. Ruang bersebelahan
Dua buah ruang bisa saling bersentuhan satu sama lain ataupun
membagi garis batas bersama. Yaitu dua ruang yang berdekatan,

15

bersampingan yangmdipisahkan atau dibatasi sesuai dengan karakter


bidang yang memisahkan.
d. Ruang yang di hubungkan dengan ruang bersama
Yang dimaksud dengan ruang yang dihubungkan dengan ruang
bersama ialah ruang-ruang yang bersifat semiprivate ataupun private
dihubungan dengan ruang publik sebagai jalur akses utama ke semua
ruang-ruang tersebut.
3. Organisasi ruang
Berikut ini adalah jenis-jenis organisasi ruang :
a. Organisasi terpusat
Sebuah ruang dominan terpusat dengan pengelompokan sejumlah
ruang sekunder. Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan
stabil yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan
mengeIiIingi sebuah ruang pusat yang luas dan dominan. Ruang
pemersatu terpusat pada umumnya berbentuk teratur dan ukurannya
cukup besar untuk menggabungkan sejumlah ruang sekunder di
sekelilingnya.
b. Organisasi linier
Suatu urutan dalam satu garis dan ruang-ruang yang berulang.
Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari sederetan ruang. Ruangruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain
atau

dihubungkan

melalui

ruang

linier

yang

berbeda

dan

terpisah.Organisasi linier biasanya terdiri dan ruang-ruang yang


berulang, serupa dalam ukuran, bentuk, dan fungsi.
c. Organisasi radial
Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi ruang-ruang Iinier
yang berkembang menurut arah jari-jari. Organisasi ruang radial
memadukan unsur-unsur organisasi terpusat dan linier. Organisasi ini
terdiri dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi
linier berkembang menurut arah jari-jarinya.
d. Organisasi cluster
Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-sama
memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual. Organisasi dalam bentuk
kelompok atau cluster mempertimbangkan pendekatan fisik untuk
menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. Sering kali

16

organisasi ini terdiri dart ruang-ruang yang berulang yang memiliki


fungsi-fungsi sejenis dan memiliki sifat visual yang umum seperti
wujud dan orientasi.
e. Organisasi grid
Organisasi ruang-ruang dalam daerah struktural grid atau struktur tiga
dimensi lain.Organisasi grid terdiri dan bentuk-bentuk dan ruang-ruang
di mana posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh
pola atau bidang grid tiga dimensi.
4. Kebutuhan ruang
Dalam pembangunan pondok pesantren perlu adanya pembagian
dalam masing-masing ruang, dengan tujuan kebutuhan ruang dapat
berfungsi dengan baik. (Time Saver Standar)
Ada beberapa pengelompokan kebutuhan ruang :
a. Kamar santri dan santriwati, kebutuhan ruang antara lain :
1) Kamar
2) Kamar mandi
3) Tempat mencuci
b. Fasilitas umum, kebutuhan ruang antara lain :
1) Loby
2) Ruang Komunal
3) Kamar Mandi
4) Tempat Cuci
5) Ruang Panel
6) Ruang Sampah
7) Janitor
c. Fasilitas Pendidikan, kebutuhan ruang antara lain :
1) Kelas Santri
2) Kelas Santriwati
3) R. Pimpinan
4) R. Guru
5) R. Tata Usaha
6) R. Rapat
7) Perpustakaan
8) Lab Bahasa
9) Lab Komp
10) Lab Biologi
11) Lab Fisika
12) Lab Kimia
13) R. UKS
14) Gudang
15) Ruang organisasi
d. Masjid, kebutuhan ruang antara lain :
1) Masjid
17

2) Kamar mandi
3) Tempat cuci
e. Fasilitas penunjang, kebutuhan ruang antara lain :
1) Kantin
2) Mini market
3) Laundry
4) R. serbaguna
5) R. makan
6) Dapur
7) T. olahraga
f. Fasilitas guru, kebutuhan ruang antara lain :
1) Hunian pimpinan
2) Kamar ustadz
3) Kamar ustadzah
g. Area servis, kebutuhan ruang antara lain :
1) Ruang pompa
2) Ruang panel
3) Ruang sampah
4) Genset

Gambar 2.1 : Standar ruang kamar tidur asrama


Sumber: Time Saver Standar

18

Gambar 2.2 : Standar mesjid


Sumber: Time Saver Standar

Gambar 2.3 : Standart selasar asrama


Sumber: Time Saver Standar

19

Gambar 2.4 : Standar ruang makan


Sumber: Time Saver Standar

C. Pemilihan Lokasi
1. Syarat lokasi
Dalam standar fasilitas pendidikan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, bahwa syarat / kriteria lokasi fasilitas pendidikan untuk MTs,
MA, MAK, dan pendidikan keagamaan seperti Pesantren, yaitu:
a. Mudah dicapai dari setiap bagian kecamatan.
b. Dapat dicapai oleh murid selama kurang dari 45 menit berjalan kaki.
c. Jauh dari pusat keramaian (pertokoan, perkantoran, perindustrian).
Selain pedoman di atas terdapat juga pedoman perencanaan gedung
sekolah dari Departemen Pekerjaan Umum, dengan mempertimbangkan
aspek-aspek:
a. Fasilitas sekolah MTs, MA, MAK, dan pendidikan keagamaan
direncanakan dengan kecenderungan perkembangan kota, rencana
induk kota, dan harus disetujui oleh pemerintah daerah setempat.
b. Kepadatan dan potensi penduduk (% penduduk usia sekolah) harus
mendukung

kegiatan

pendidikan

sehingga

selain

akan

dapat

menentukan lokasi sekolah juga harus dapat menentukan jenis dan tipe
sekolah
c. Radius pencapaian ditentukan oleh jarak capai/tempuh, faktor
usia,kemampuan fisik siswa, dan sarana transportasi. Radius
pencapaian dari sekolah MTs, MA, MAK, dan pendidikan keagamaan
ditentukan maksimum 5 km atau 1 jam perjalanan(jalan kaki). Lokasi
harus dihindarkan dari lalu lintas berkepadatan tinggi untuk
menghindari kecelakaan dan kemacetan.

20

d. Kondisi lingkungan sangat menentukan lokasi fisik sekolah.


Lingkungan dibedakan dalam lingkungan alami, yaitu: geografi,
topografi, klimatologi, flora dan fauna, dan lingkungan buatan seperti
bangunan dan lingkungan masyarakat (sosial budaya dan sosial
ekonomi). Syarat lokasi bangunan sekolah terhadap lingkungan adalah
tercapainya: kenyamanan ketenangan,kesehatan, dan keamanan.
2. Faktor Pemilihan Lokasi
Penentuan lokasi sebuah pesantren diutamakan untuk
memperhatikan faktor- faktor berikut:
a. Faktor Aksesibilitas
Menurut Robinson aksesibilitas adalah kemudahan mencapai
suatu

wilayah dari wilayah lain yang berdekatan. Aksesibilitas

(kemudahan jarak tempuh) akan mempengaruhi kestrategisan suatu


lokasi, karena menyangkut kemudahan untuk menuju lokasi tersebut
dari berbagai lokasi yang berada di sekitarnya atau wilayah lainnya.
Menurut Chiara dalam aksesibilitas yang baik merupakan salah satu
faktor strategis dalam penentuan suatu lokasi pesantren karena akan
mempermudah siswa atau peserta didik dari dan ke lokasi pesantren.
Selain itu dikemukakan juga bahwa salah satu kriteria dalam pemilihan
lokasi adalah tingkat daya hubung yang baik yakni ketersediaan
angkutan umum, jaringan jalan, frekuensi keberangkatan dan jarak.
Faktor aksesibilitasini dianalisis berdasarkan wilayah terdekat yang
mampu diakses sesuai peta jaringan jalan berdasarkan batasan jarak
atau waktu minimum yang diberikan antara tempat tinggal- pesantren.
Jarak tempuh maksimal tempat tinggal- pesantren berdasarkan standar
yang berlaku di Indonesia dengan tidak membedakan transportasi yang
dipilih dan kondisi jalan yang ditempuh. Indikator yang menentukan
aksesibilitas ini, yaitu: kedekatan lokasi dengan jaringan transportasi
dan kedekatan lokasi dengan pusat kota. Menurut Srour dalam
jurnalnya

menyebutkan

bahwa

tingkat

aksesibilitas

adalah

meminimumkan waktu tempuh (travel time). Dalam kondisi yang ideal


bahwa suatu aksesibilitas yang baik di suatu lokasi diukur berdasarkan

21

seberapa baik jaringan transportasinya pada lokasi tersebut terhubung


dengan pusat-pusat kegiatan lainnya (Yuliantarti, 2003).
b. Faktor pola distribusi
Faktor pola distribusi dimaksudkan untuk menganalisis
penyebaran sekolah dengan melihat kesesuaian terhadap persediaanpermintaan pesantren ( supply demand). Proyeksi penduduk di masa
yang akan datang dalam rangka mengetahui jumlah kebutuhan fasilitas
pesantren juga akan dilakukan. Supply (jumlah daya tampung
sekolah) dianalisis berdasarkan standar luas minimum pesantren, luas
pesantren per santri, jumlah santri per kelas, serta jumlah santri per
guru sedangkan demand (kebutuhan) dianalisis berdasarkan jumlah
penduduk usia santri menengah yakni 16-18 tahun. Analisis terhadap
pola distribusi ini dilakukan untuk meminimalisir kesenjangan antar
wilayah untuk rasio jumlah penduduk usia sekolah dengan jumlah
pesantren, ketidakseimbangan antara kapasitas dan kebutuhan, serta
keterbatasan lahan untuk pengembangan dan pembangunan pesantren.
Payung hukum untuk pola distribusi ini juga diatur di dalam standar
nasional sarana dan prasarana pendidikan yang dimuat dalam
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana untuk MTs, MA, MAK, dan pendidikan keagamaan
sederajat. Pada satu sisi, secara kuantitas sekolah harus menjawab
kebutuhan masyarakat yang senantiasa tumbuh dan secara kualitas
sekolah dituntut mampu memfasilitasi kegiatan belajar dengan standar
yang terus meningkat. Pada sisi lain, MTs, MA, MAK, dan pendidikan
keagamaan harus bersaing dengan berbagai kepentingan dalam
penggunaan lahan sebagai konsekuensi pertumbuhan penduduk dan
kota, demografi mengalami perubahan dan kebutuhan ruang terus
meningkat. Hal ini memicu terjadinya pelanggaran master plan dan
perubahan tata guna lahan sehingga sedikit banyak mempengaruhi
lingkungan sekolah.
c. Sistem informasi geografis

22

Menurut Murai mengartikan Sistem Informasi Geografis (SIG)


sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan,
menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan
menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk
mendukung

pengambilan

keputusan

dalam

perencanaan

dan

pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan,


transfortasi, fasilitas kota dan pelayanan umum lainnya. Walaupun SIG
memiliki banyak definisi, pada prinsipnya penggunaan SIG tak lepas
dari perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta manajemen
data dan informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi dengan
kemampuan visualisasi dan analisa unik yang digunakan untuk
pemetaan. SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan
berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya,
menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah
pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi
geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat
tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat
menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan
pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem
informasi

lainnya

(UNDP,

2007).

Kemampuan

inilah

yang

membedakan SIG dengan Sistem Informasi lainnya yang membuatnya


menjadi berguna untuk berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian,
merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang akan terjadi
(Muhammad, 2009).
D. Arsitektur Bioklimatik
1. Pengertian Arsitektur Bioklimatik
Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek
untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan
antara bentuk arsitektur dengan lingkungannya dalam kaitanyan iklim
daerah tersebut. Pada akhirnya bentuk arsitektur yang dihasilkan juga
dipengaruhi oleh budaya setempat, dan hal ini akan berpengaruh pada
ekspresi arsitektur yang akan ditampilakan dari suatu bangunan, selain itu

23

pendekatan bioklimtaik akan mengurangi ketergantungan arsitektur


terhadap sumber-sumber energi yang tidak dapat diperbaharui (Ozhuarch,
2011).

Gambar 2.5 : Bangunan bioklimatik


Sumber: Ozhuarch, 2011
2. Prinsip Desain Bioklimatik
Desain atau rancangan arsitektur bioklimatik jelas mengacu pada
faktor-faktor iklim, yaitu matahari: radiasinya yang menghasilkan tinggi
rendahnya

temperatur

dan

kelembaban,

angin

dan

presipitasi.

(Anditriplea,2011)
Prinsip-prinsip rancangan bioklimatik tropis meliputi:
a. Orientasi bangunan
Sebaiknya orientasi bangunan tegak lurus terhadap geometri matahari,
yaitu arah utara selatan jika geometri tapak juga tegak lurus, hal ini
dapat mengurangi radiasi matahari dan akibatnya. (Anditriplea,2011)
b. Ruang transisi
Ruang transisi disini ditempatkan pada zone antara eksterior dan
interior yang berfungsi sebagai ruang-ruang udara dan atrium. Bagian
atas atrium dapat dilindungi dengan atap bundar untuk memberi jalan
angin masuk (louvered) ke dalam area bangunan yang juga berfungsi
sebagai alat untuk memasukkan angin dan mengontrol penghawaan
alami pada bagian dalam bangunan. (Anditriplea,2011
c. Balkon

24

Ruang istirahat yang dalam dapat memberikan keteduhan pada sisi


panas bangunan. Sebuah jendela dapat dikurangi untuk membentuk
suatu balkon atau sebuah skycourt kecil yang dapat melayani beberapa
fungsi di samping sebagai peneduh. Penempatan balkon pada sisi
panas dapat membolehkan penempatan jendela yang lebar dan jalan
masuk ke balkon dapat berfungsi sebagai ruang pengungsian, teras
untuk menanam dan untuk taman, dan sebagai daerah yang fleksibel
untuk penambahan fasilitas pada masa depan. (Anditriplea,2011)
d. Dinding
Khusus untuk dinding luar harus mempunyai bagian-bagian yang dapat
dipindahkan untuk mengontrol kenyamanan dalam ruang dan
menghasilkan sirkulasi penghawaan silang yang baik, juga memberi
perlindungan terhadap sinar matahari, mengatur hembusan angin dan
hujan

disamping

menyediakan

penyaluran

air

hujan.

(Anditriplea,2011)
e. Lantai
Lantai dasar sebaiknya ke arah luar dengan penghawaan alami.
Hubungan lantai dasar dengan jalan juga penting. Pengenalan atrium
dalam ruang/bangunan (indoor atrium) pada lantai dasar dapat
diartikan

sebagai

pemisah

bangunan

dari

perkerasan.

(Anditriplea,2011)
f. Ruang terbuka
Meski dibuat dengan tujuan komersil yang tinggi, bangunan juga harus
mempunyai sentuhan kemanusiaan sebagai daya tarik dan juga skala
seperti pengadaan skycourt dan teras-teras yang digunakan untuk
ruang publik dan penghawaan. (Anditriplea,2011)
g. Vegetasi
Berguna untuk kepentingan ekologi dan estetika sekaligus penyejuk
banunan. Tanaman sebaiknya dipasang sebagai ruang luar yang
berbentuk vertikal, baik pada permukaan bangunan maupun pada
bagian dalam courts (lapangan). (Anditriplea,2011)
h. Sunshading
Sunshading atau pelindung matahari adalah penting bagi dinding yang
langsung

terkena

sinar

matahari,

terutama

dinding

25

kaca. Sunshading dapat berupa tins(sirip), spandrels, egg crates, dan


sebagainya yang konfigurasinya tergantung pada orientasi fasade.
(Anditriplea,2011)
i. Ventilasi silang
Penggunaan ventilasi silang dianjurkan meski pada ruangan ber-AC
sehingga dapat diperoleh udara segar dan membuang hawa panas
ruangan. Udara yang berasal dari ruang-ruang terbuka dan ruang
transisi pada bagian atas bangunan dapat memberi hembusan angin ke
ruang-ruang dalam yang dapat dilengkapi dengan scoop/penampung
angin. (Anditriplea,2011)
j. Stuktur
Struktur massa bangunan dapat digunakan untuk menghilangkan
panas. Massa kehilangan panas pada malam hari dan menjaga agar
ruang tetap dingin pada siang hari. Sistem penyemprotan air pada
permukaan

panas

dapat

mengurangi

evaporasi

dan

untuk

mendinginkan. (Anditriplea,2011)
3. Tinjauan Studi Banding Bangunan Sejenis
a. Pesantren immim putra
Pesantren modern IMMIM putra makassar berpempat di
mkassar tamalanrea km.10,antara terletak diantara pintu 01 dan pintu
02 unhas. Pesantren Modern Pendidikan Al-Quran IMMIM Putra Makassar
atau biasa biasa disebut Pesantren IMMIM Putra Makassar adalah lembaga
pendidikan berbasis pondok yang bertempat di Kota Makassar dan
merupakan pondok pesantren terbesar di Indonesia timur. Dengan luas
kampus I 2 hektar dan kampus II (yang masih sementara dibangun) 4 hektar,
Pesantren IMMIM Putra Makassar mempunyai visi mencetak generasi insan
cendekia yang berkarakter ulama-intelek dan intelek-ulama. Di bawah asuhan
Yayasan Dana Islamic Center (YASDIC) IMMIM, Pesantren IMMIM telah
berdiri sejak 1975 dan mencetak belasan ribu alumni yang tersebar di
kawasan nusantara bahkan mancanegara.

26

Gambar 2.6 : tampak depan persanten IMMIM


Sumber: http://immim.sch.id/html/index.php

1) Sarana dan Prasarana

Gambar 2.7 : denah persanten IMMIM


Sumber: http://immim.sch.id/html/index.php
27

Keterangan

1. Kls XII IPA 1

16. Kls X-8/XI IPA 5

31. R. Piket

47. WC Guru

2. Kls XII IPA 2

17. Perpustakan/

32.

48. WC Laki-laki

3. Kls XII IPA 3

Warnet

R.Pramuka/Paskibra

49. WC Perempuan

4. Kls XII IPA 4

18. Lab Komputer

33. R.Kapela/Bianglala

50. Koperasi

5. Kls XII IPA 5

19. Lab Biologi

34. Gudang

51. Kantin

6. Kls XII IPS 3

20. Lab Bahasa

35. Masjid

52. WC Perempuan

7. Kls XII IPS 2

21. Lab Kimia

36. R. DKM

53. WC Laki-laki

8. Kls XII IPS 1

22. Lab Multimedia

37. R. Satpam

54. G. Olahraga

9. Kls X-1/XI IPS 1

23. Lab IPS

38. R. UKS

55. Gudang Biologi

10. Kls X-2/XI IPS 2

24. R. Kepsek

39. Padepokan Seni

56. Gudang Fiska

11. Kls X-3/XI IPS 3

25. R. Tata Usaha

40. GreenHouse

57. Gudang Kimia

12. Kls X-4/XI IPA 1

26. R. Lobi

41. Parkir

58. R. EC

13. Kls X-5/XI IPA 2

27. R. Guru

42. Mushala Guru

59. Panggung

14. Kls X-6/XI IPA 3

28. R. OSIS

43. WC Guru

Terbuka

15. Kls X-7/XI IPA 4

29. R. PMR

44. R. Cetak

60. Lap. Olahraga

30. R. BK/BP

45. R. Wakasek

61. R. Server

46. Dapur

62. R. KPMP TIK

2) Kondisi Santri
Santri Pondok Pesantren Modern Pendidikan Al-Quran (PPMPA)
IMMIM Putra Makassar saat ini berjumlah lebih dari 900 orang.
Merek menempuh jenjang pendidikan SMP dan SMA/MA.
Seluruh santri mondok di dalam areal Pesantren seluas 2 ha yang
terletak di jalan Perintis Kemerdekaan KM 10 kota Makassar,
Sulawesi Selatan. Mereka menempati sembilan buah asrama dan
satu asrama khusus untuk santri yang mengikuti program
penghafalan Al-Quran.
3) Rutinitas santri sepanjang hari

28

Aktifitas para santri dimulai pada pukul 4 pagi dan berakhir pukul
10

malam.

Selepas

shalat

subuh

secara

berjamaah

dan

pengabsenan, santri mengikuti pelajaran subuh berupa hafalan (AlQuran/Hadits dan kosa kata bahasa Arab/Inggris) serta pelajaran
bahasa Arab dan Inggris.
Setelah sarapan, para

santri

kemudian

mengikuti

proses

pembelajaran formal di kelas yang dimulai pukul 7:30 dan berakhir


pada pukul 13:00 kemudian dilanjutkan dengan shalat dhuhur
berjamaah kemudian makan siang. Aktifitas santri di siang hari
ditutup dengan istirahat di asrama masing-masing.
Pada sore hari, santri yang telah menunaikan shalat ashar
berjamaah dan mengikuti pengabsenan melakukan berbagai
kegiatan ekstrakurikuler, seperti bermain bola/futsal, tennis meja,
bela diri, volley ball, basket, serta kegiatan-kegiatan kesenian.
Seluruh kegiatan santri di sore hari berakhir pada pukul 17:00.
Selepas pukul 17:00, para santri beristirahat sejenak,
membersihkan

diri,

kemudian

berangkat

ke

masjid

guna

mendirikan shalat maghrib berjamaah lalu dilanjutkan dengan


membaca Al-Quran, menyetor hafalan Al-Quran, mengikuti
pengajian tafsir, membaca kitab kuning (buku berbahasa Arab
gundul/tanpa baris), dan lain-lain.
Usai shalat isya dan makan malam, para santri, yang diawasi oleh
para pembina melekat (Pelekat) dan dibantu anggota ISPIM,
kemudian belajar secara berkelompok hingga pukul 21:30. Antara
pukul 21:30 hingga 22:00, santri diberi kesempatan melakukan
aktifitas secara mandiri untuk kemudian diharuskan kembali masuk
asrama pada pukul 22:00 guna mengikuti pengabsenan dan
menerima arahan atau mendiskusikan berbagai hal dengan Pelekat
sebelum tidur.
Para santri diperkenankan menerima tamu pada tiga
kesempatan, yaitu saat istirahat pagi (pukul 10:00 hingga 10:20),
sore hari, dan antara pukul 21:30 hingga 22:00. Kesehatan para
santri dijaga dan dipantau oleh para petugas POSKESTREN (Pos
29

Kesehatan Pesantren/Poliklinik). Bisa kesehatan santri terganggu,


ia mendapatkan penanganan dan perawatan di POSKESTREN atau
dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
4) Ektrakurikuler
Kualitas tamatan sekolah dituntut untuk memenuhi standar
kompetensi dunia kerja. Salah satunya, selain mampu menguasai
materi pelajaran, siswa harus dapat berinteraksi dan aktif dalam
hubungan sosial.Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu
alat pengenalan siswa pada hubungan sosial. Di dalamnya terdapat
pendidikan pengenalan diri dan pengembangan kemampuan selain
pemahaman materi pelajaran.
Berangkat dari pemikiran tersebut, di SMA Cinta Indonesia
diselenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Selain OSIS
sebagai induk kegiatan ektrakurikuler di sekolah, kegiatan
ektrakurikuler lainnya adalah:
a) Pramuka
b) Paskibra
c) Palang Merah Remaja (PMR)
d) Patroli Keamanan Sekolah (PKS)
e) Pecinta Alam (PA)
f) Olahraga (Bola Voli, Bola Basket, Karate, Tenis Meja, Tenis
Lapangan)
g) Kerohanian / IRMA (Ikatan Remaja Mesjid Al-Forqon), dan
h) Koperasi Sekolah (Kopsis)
5) Program Penajaman
Pondok Pesantren Modern Pendidikan Al-Quran (PPMPA)
IMMIM Putra Makassar menerapkan tujuh buah program
penajaman,yaitu,
a) Akhlak
AKHLAK: Santri berkarakter pemimpin yang melayani
melalui pembiasaan-pembiasaan
karakter akhlak mulia :
Beriman
Jujur
Kreatif dan inovatif
Menghargai
Tekun

30

Adil
Melayani
Disiplin
b) Tajwid dan tilawah Quran (TTQ) dan Hadits,
TTQ dan Hadits: Santri bebas buta aksara Al-Quran, mencintai
Al-Quran dan
memahami

menjadikannya sebagai petunjuk hidup,

penafsiran

Al-Quran

dan

syarah

Hadits,

berprestasi di bidang Al Quran dan hadist serta membiasakan


sikap-sikap yang termaktub dalam Al-Quran dan Hadits.
c) bahasa (Arab, Inggris, dan Mandarin)
BAHASA: Santri terbiasa menggunakan bahasa asing (Inggris
dan Arab serta Mandarin) dalam kehidupan sehari-hari.
d) MAFIKIB (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi) dan GOSEK
(Geografi, Sosiologi, dan Ekonomi)
MAFIKIB DAN GOSEK: Santri menjadikan MAFIKIB dan
atau GOSEK sebagai pengetahuan dan kecakapan untuk
berprestasi serta modal dasar melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
e) Kedisiplinan
Kedisiplinan: Santri menggali nilai-nilai positif dalam
kehidupan berasrama, seperti: kebersamaan, gotong royong,
disiplin, empati, dan lain-lain.
f) Ekstrakurikuler
EKSKUL: Setiap santri

menemukan

keterampilannya serta percaya diri untuk

bakat

dan

mengembangkan

bakat dan keterampilan tersebut untuk tampil berprestasi


g) Ke-IMMIM-an.
KEIMMIMAN: Santri yang mampu mengelola masjid dan
menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan, lambang persatuan
dan tempat pengabdian ummat.
6) Sumber Daya Manusia
Pesantren IMMIM memiliki

tenaga

edukasi

yang

berkualifikasi pendidikan S1, S2, dan S3, baik dalam maupun luar
negeri, dan telah dibekali pendidikan bimbingan dan konseling.
Disamping itu pesantren juga memiliki tenaga-tenaga ahli yang
sesuai dengan kebutuhan pesantren.

31

b. Pesantren Ummul Mukminin Putri Makassar

Gambar 2.7 : peta lokasi pesantren UM


Sumber:
Geogle Maps,
2014
Pesantren
Ummul
Mukminin
Putri sekolah
yang menampung sekitar 1.057 santri.
1) Kurikulum
Sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai visi
mencetak

kader

ketaqwaan,

ummat

yang

intelektualitas,

unggul

dalam

kemandirian,

dan

kepeloporan, serta semangat amar maruf nahi


munkar yang berlandaskan Al-quran dan al-sunnah,
maka Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
berusaha mengintegrasikan antara pendidikan umum
dan pendidikan keagamaan. Oleh karena itu Pondok
Pesantren Puteri Ummul Mukminin Aisyiyah Wilayah
Sulawesi
pendidikan
menerus

Selatan

sebagai

senantiasa
untuk

salah

berusaha

membenahi

diri

satu

lembaga

secara
dalam

terus
rangka

memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Hal

32

ini tercermin dalam kurikulum yang diterapkannya,


yaitu :
a) Bidang Studi Umum mengacu pada kurikulum
Pendidikan

Nasional.

2007/2008

Pondok

Mukminin
kurikulum

telah

Sejak

tahun

Pesantren

menyusun

Tingkat

Satuan

pelajaran

Puteri

dan

Ummul

menerapkan

Pendidikan

(KTSP)

dengan memadukan antara standar isi 2006


dengan

muatan

lokal

yang

berciri

khas

kepesantrenan.
b) Bidang Studi Agama Islam merupakan perpaduan
kurikulum Departemen Agama dengan Kurikulum
Pesantren dengan sistem pembinaan 1 x 24 jam,
Ummul Mukminin juga melaksanakan Program
Takhassus

untuk

mata

pelajaran

yang

memerlukan pendalaman.
c) Program Pengembangan Diri

Bid. olahraga terdiri dari bela diri tapak suci


putra muhammadiyah, volly, basket, senam
santri, dan tennis Meja

Bid. pengembangan ilmu terdiri dari pelatihan


jurnalistik, bedah buku/kajian buku, bursa buku,
majalah dinding, dan buletin

Bid. Keterampilan terdiri dari menjahit/menyulam (tata


busana). Mulai Tahun 2007 Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah

telah

menetapkan

SMA

Ummul

33

Mukminin Pada Tingkat Akreditasi A (AMAT BAIK)


Menjahit/menyulam (tata busana).
2) Fasilitas, terdiri dari:
a) Asrama santri
b) Aula Pertemuan
c) Balai Pengobatan
d) Depot Air Minum Santri
e) Depot Buku
f) Depot Foto Copy
g) Wartel Santri
h) Gedung Ikwas (Komite Persantren)
i) Kantor

Kantor SMA Ummul Mukminin

Kantor SMP Ummul Mukminin

Kantor Keuanga

j) Koperasi Ummul Mukminin

Toko

Kantin

k) Lapangan Olahraga
34

Basket

Volly

Bulu tangkis

Tennis meja

Jalan lingkar untuk jogging

l) Mesjid Athirah
m) Mobil
n) Perpustakaan
o) Ruang Pembuatan Kerupuk
p) Ruang Informasi
q) Ruang Kelas
r) Ruang Keterampilan Menjahit
s) Ruang Kepala Kampus
t) Ruang Kepala Keamanan
3) Ruang Laboratorium IP
4) Ruang Laboratorium Komputer
5) Ruang Multimedia
6) Ruang OSIS/IPM/HW & Tapak Suci

35

7) Ruang Tamu(Tempat pertemuan santri dan orang


tua/wali)
8) Rumah Dinas Direktur dan Pembina

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Analisa Penelitian
Analisa data ini memiliki beberapa tahapan yang menghasilkan suatu
kesimpulan sehingga dapat dijadikan suatu acuan dalam perencanaan dan
perancangan desain fisik pesantren moderen di Makassar yang berkaitan
dengan rumusan masalah yang telah di bahas sebelumnya. Adapun tahapan
analisa penelitiannya sebagai berikut :
1.
Kajian pustaka
Kajian pustaka membahas tentang teori-teori terkait tentang pesantren.
Penerapan konsep arsitetur bioimaik menjadi kesatuan dalam perencanaan
desain fisik pesantren moderen di Makassar. Persiapan dilakukan sejak
bulan september denga mencari berbagai macam literatur dari berbagai
sumber lalu di rangkum dalam penulisan yang baiik sehingga menjadi
sebuah kajian pustaka.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan untuk penelitian ini, meliputi
pengumpulan data langsung atau studi banding ke pesantren yang ada di
Makassar. Tujuan pengumpulan data ini untuk mengetahui sarana dan
prasarana yang harus disediakan untuk digunakan pad perencanaan denah
dan gubahan massa bangunan. Data tersebut di dapat pada pengamatan

36

langsung ke lokasi pondok pesantren IMMIM Putra dan Pesantren Ummul


Mukminin Putri.
3. Lokasi / Data tapak
Merupakan data persyaratan pembangunan lokasi dan keadaan di sekitar
tapak seperti bangunan di sekitar tapak dan sirkulasi kendaraan di sekitar
tapak. Data tersebut di dapat dari pengamatan ke lokasi tapak data Dinas
Tata ruang.
B. Tahapan Penelitian
1. Studi banding sebagai acuan perencanaan pesantren moderen di Makassar
Studi banding ini dilakukan sebagai data pembanding dalam penelitian
penulisan untuk menjadi acuan perencanaan nantiya dimana data
pembanding ini diambil di sebuah yayasan pendidikan pondok pesantren
IMMIM Putra dan Pesantren Ummul Mukminin Putri yang terdapat di
kota Makassar. Yayasan Pondok Pesantren ini mempunyai beberapa
jenjang dan jenis fasilitas sarana dan prasarana yang memadai
sebagaimana yang akan di deskripsikan dalam laporan penelitian skripsi
ini. Pesantren ini juga memiliki pendidikan yang bersifat formal maupun
non formal.
2. Analisa tapak dan lingkungan sebagai acuan untuk analisa gubangan
massa.
a. Analisa tapak/ lingkungan
Analisa ini bertujuan untuk mendapatkan zoning tapak, orientasi
bangunan, posisi entrance yang digunakan untuk membentuk gubanan
massa.
b. Analisa kebutuhan ruang
Merupakan analisa untuk program ruang yang kemudian akan di
masukkan ke dalam gubangan massa.
c. Analisa bangunan
Merupakan input program ruang ke dalam gubangan mssa sehingga di
dapat dimensi gubangan massa.
3. Jenis dan teknik pengumpulan data
Jenis Data adalah subyek dari mana data akan diperoleh, dalam hal ini
akan peneliti bedakan menjadi dua kelompok.
a. Data Primer

37

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya


dalam hal ini data kata dan tindakan dperoleh dengan cara melakukan
pengamatan dan wawancara terhadap pihak-pihak terkait yakni pendiri
pondok pesantren dan pengasuh pondok pesantren beserta bagian yang
terkait.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penunjang dari data primer yang berasal
dari buku bacaan meliputi buku-buku, perpustakaan, arsip sarta
dokumen-dokumen lainnya yang behubungan dengan penelitian ini.
Adapun data sekunder itu ada dua:
1) Sumber Intern adalah data yang tersedia di Pondok pesantren
IMMIM Putra dan Pesantren Ummul Mukminin Putri. Meliputi
program dan proses pendidikan yang ada di dalamnya.
2) Sumber Ekstern Sumber
Sumber ekstern adalah data yang diperoleh dari luar seperti bukubuku perpustakaan dan lain sebagainya.
c. Analisis Data
Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pemilahan secara
selektif sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian,
kemudian dilakukan pengolahan dengan proses editing, yaitu dengan
meneliti kembali data-data yang didapatkan, apakah data tersebut
sudah cukup baik dan dapat segera dipersiapkan untuk diproses
berikutnya. Secara sistematis dan konsisten bahwa data yang diperoleh
dituangkan dalam suatu rancangan konsep yang kemudian dijadikan
dasar utama dalam memberi analisis pada desain .Kemudian langkah
selanjutnya adalah menganalisa data tersebut sehingga menjadi
rancangan desain pondok pesantren moderen di Makassar dengan
penekanan arsitektur bioklimatik.

38

DAFTAR PUSTAKA
1.

Arifin. M,Kafita Selekta Pendidikan Islam (Islam Dan


Umum),Jakarta

Bumi

Aksara

1995

http://sakban3.blogspot.com/2013/05/pondok-pesantren.html

2.

Sindu
Komunikasi

3.

Galba,

Jakarta:

Pesantren
Rineka

Sebagai

Cipta,

Wadah

2003

http://josesutri.blogspot.com/2012/12/definisi-pesantren.html
Dhofier, Zamakhsyari, 1985. Tradisi Pesantren.
Jakarta : LP3ES /http://eprint.ac.id_Tesis Pesantren Putri Dalam Dinamika

4.

Masyarakat, Titiek Suliyati _.pdf


http://eprints.walisongo.ac.id/1484/4/105112054_T
esis_Bab2.pdf

5.

Anditriplea,2011: Penerapan Arsitektur Bioklimatik


Pada

Bangunan

Berlantai

Banyak

http://anditriplea.blogspot.com/2011/06/penerapan-arsitektur-bioklimatikpada.html
6.
7.

Team Penulis Departemen Agama (2003: 3) dalam


buku Pola Pembelajaran Pesantren
Hasbullah,

Kapita Selekta Islam, (Jakarta :

Rajawali Pers, 1999), h. 40


8.
9.
10.
11.

Feprints.undip.ac.id%2Friendster. com/tulisan artikel

Koran Arsitektur Arsitektur Bioklimatik.html


Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan
Madrasah Diniyah, (Jakarta : Direktorat
http://sakban3.blogspot.com/2013/05/pondokpesantren.html

12.

http://agussiswoyo.com/tokoh-pesantren/fungsi-

dan-peranan-pondok-pesantren-di-indonesia/
13.
http://alhikmah1.net/sample-page/pesantren/
14.
http://immim.sch.id/html/index.php
15.
http://wikimapia.org/18005087/Pesantren-PutriUmmul-Mukminin
16.

http://pppum.sch.id/index.php/artikel

39

Anda mungkin juga menyukai