Anda di halaman 1dari 9

A.

RESERVOIR
Sistem panas bumi adalah sebuah total sistem hidrologis subsurface yang
terasosiasi dengan sebuah field panas bumi. Sistem ini terdiri dari jalur aliran, dari sumber
air dingin hingga jalur ke bawah menuju sumber panas, hingga jalur aliran yang kembali ke
permukaan. Hal yang sangat penting dalam suatu sistem panas bumi adalah reservoir
panas bumi.
Reservoir panas bumi ini adalah bagian dari field panas bumi yang sangat panas
dan permeable sehingga dapat dieksplor untuk menghasilkan panas dan fluida. Reservoir ini
adalah sebuah bagian dari field dan merupakan bagian dari batuan panas dan fluida panas
di bawah tanah. Reservoir biasanya memiliki porositas dan permeabilitas yang baik.
Porositas berperan dalam menyimpan fluida termal, sedangkan permeabilitas berperan
dalam mengalirkan fluida termal. Dimana batuan panas yang tidak permeable bukanlah
merupakan reservoir.
Sehingga sebuah reservoir panas bumi harus memenuhi persyaratan khusus
sebagai berikut:
Permeabilitas primer dalam patahan batuan
Reservoir ini memanjang pada sebuah jarak yang cukup secara vertikal
Untuk reservoir dengan dominasi cairan pada sebuah caprock tidaklah asli, dan
biasanya reservoir dengan suhu tinggi dikelilingi dengan air tanah yang lebih dingin
Perpanjangan secara vertikal dan lateral dari reservoir tidaklah jelas.
Hal yang diperhatikan dari sebuah reservoir adalah pengamatan pada hasil dari
aliran fluidanya. Aliran dari fluida yang melalui batuan atau wellbore mewakili dari analisa
reservoir panas bumi.
Sistem reservoir sendiri secara umum dibedakan menjadi dua yakni sistem secara
konduksi dan konveksi. Dimana pada tiap-tiap sistem terdiri dari banyak jenis reservoir di
dalamnya.
1. Sistem konduktif
Hampir seluruh permukaan bumi adalah fluks panas yang berasal dari kerak bumi
keatas permukaan tanah. Panas ini menuju permukaan dengan cara konduksi dari batuanbatuan di kerak bumi. Gradien rata-rata dari panas bumi dari bagian paling dangkal adalah
sekitar 30oC/km. Dikarenakan heat flux berbeda-beda pada tiap area di bumi, maka
konduktivitas termal akan berbeda tiap tingkat, sehingga gradien konduktif hingga 60 oC/km
mungkin dicapai. Temperatur yang tinggi dapat dicapai ketika pengeboran yang dalam
hingga ke kerak bumi, dan temperatur hingga lebih dari 100 oC biasanya ditemukan pada
sumur minyak dan gas yang dalam. Sehingga prospek untuk reservoir panas bumi tidak
ditentukan dari discharge fluida panas bumi melainkan dengan mengidentifikasi daerah
anomali aliran panas dengan mengukur gradien temperatur dari sumur, baik gradien
temperatur yang sumur yang dangkal maupun sumur yang dalam dari pengeboran minyak
bumi, gas, maupun sumur air tanah.
1.1. Kolam air hangat dalam tanah
Salah satu sumber air dengan temperatur diatas temperatur di permukaan tanah
adalah dari aquifer yang berada di kedalaman sehingga temperaturnya di atas gradien
panas bumi normal. Mekanisme pemanasan air ini secara sederhana dengan konduksi
vertikal melalui kerak bumi. Dimana aquifer ini memiliki aliran yang lamban sehingga
memungkinkan air untuk dipanaskan secara konduksi.

Dalam kolam air tanah hangat yang relatif besar, sebagian kecil fluida akan
bersirkulasi ke atas permukaan jika terdapat lapisan permeable dan struktur yang
memungkinkan. Jika tidak fluida yang dipanaskan mungkin akan terkurung dalam lapisan
khusus.
1.2. Aquifer dalam dengan sedimen
Aquifer dalam dengan sedimen dipanaskan melalui gradien termal normal dapat
ditemukan dalam banyak lingkungan kontinental. Aquifer ini biasanya bukan merupakan
bagian dari sistem sirkulasi aktif. Gambar di bawah ini menunjukkan skema sederhana
sistem dua sumur pada sebuah aquifer yang biasa ditemui pada rekayasa petroleum dan
groundwater. Dimana dalam tipe ini menggunakan pasangan sumur produksi-injeksi untuk
pemanasan.

1.3.

Sistem sumber air hangat, patahan, dan pergeseran lempeng bumi.


Banyak sumber air hangat ditemui sejalur dengan patahan dan pergeseran lempeng
bumi. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya pergeseran lempeng bumi menyediakan ruang
bagi aliran air hangat dari sumber air. Saluran yang tersedia ini mengindikasikan adanya
sirkulasi dari air dingin di kedalaman yang dipanaskan oleh gradien temperatur panas bumi
secara normal dan kembali ke permukaan tanah. Yang mengakibatkan adanya sirkulasi
adalah perbedaan kerapatan dari air hangat dan air dingin.
1.4. Sistem geopressure
Sistem reservoir geopressure dapat dianalogikan dengan minyak bumi dan gas yang
tertekan dalam bumi. Fluida yang terperangkap dalam permeable statigraphic dikarenakan
adanya pergerakan kerak bumi selama jutaan tahun naik ke tekanan litostatik. Sehingga
reservoir ini secara umum lebih dalam, paling tidak 2 km dari permukaan bumi. Sehingga
gradien temperatur dari reservoir ini lebih dari 100 oC. Sistem reservoir ini biasanya
ditemukan dekat dengan sistem pengeboran minyak bumi.
Reservoir yang berdekatan dengan minyak bumi, airnya secara umum mengandung
metana, dan metan merupakan sumber energi yang penting daripada panas dari air.
1.5. Sistem geotermal dengan batuan panas dan kering
Pada beberapa lokasi eksplorasi, biasanya ditemukan batuan panas dengan tingkat
permeabilitas yang rendah. Sumber panas dapat berasal dari vulkanik dan gradien panas
bumi yang tinggi, atau batuan impermeable dalam suatu sistem hidrotermal. Dibandingkan
dengan sistem yang lain, sistem ini tidak memiliki permeabilitas intrinsik yang cukup, namun
memiliki konten panas yang cukup. Sehingga untuk eksplorasi adalah menciptakan lapisan
permeable dengan patahan dan melewatkan fluida dalam batuan yang berguna untuk
mengekstrak panas.
2. Sistem konvektif
2.1. Dominasi Cairan
Sistem geotermal secara konduksi umumnya tidak membutuhkan kedalaman yang
terlalu dalam dan dapat ditemui dimana saja di bumi. Sedangkan sistem secara konveksi

memerlukan temperatur tinggi dan beberapa tambahan kalor diatas gradien konduksi normal.
Sistem sirkulasi ini dikenalkan oleh White dengan nama Steamboat Springs, dimana
mengindikasikan 95% dari air yang dikeluarkan sumber mata air terus berjalan. Model milik
White dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Berdasarkan gambar diatas, kedalaman sirkulasi adalah 3 km. White mengatakan


bahwa untuk eksplorasi rentang yang memungkinkan adalah 2 hingga 6 km. Eksplorasi
panas bumi hingga saat ini adalah proses drilling hingga 3 km dibawah permukaan bumi
tanpa adanya bagian bawah dari sistem sehingga sirkulasi fluida dalam kedalaman akan
muncul dengan besar. Dalam model milik White, air dipanaskan di kedalaman, dan
memungkinkan kontak langsung dengan badan magmatik, sehingga reservoir dengan suhu
tinggi mungkin didapatkan. Adanya perbedaan kerapatan antara air dingin dengan air panas
memungkinkan fluida kembali ke permukaan dengan adanya saluran permeable.
Di bawah ini adalah gambar dari distribusi fluida dalam reservoir keadaan alami dan
keadaan eksploitasi dari reservoir dengan dominasi cairan

Dalam keadaan alaminya komponen dasar dari sistem geotermal, dimana reservoir
adalah bagian panas yang dapat dieksploitasi adalah: (1) sebuah aquifer atau jaringan
patahan yang mengandung fluida panas, (2) sebuah jalur dimana air dingin dapat mengalir
untuk me-recharge sistem atau sebagai masukan dari fluida magmatik, dan (3) sebuah
sumber panas. Dalam detail yang lebih rinci dari reservoir, biasanya terdapat zona
permeabilitas atau cap, atau paling tidak bagian aquiclude diatas aquifer atau jalur fluida,
namun elemen-elemen ini tidak esensial. Recharge panas kedalam sistem geotermal
mungkin adalah ciri utama, terlepas dari perbedaan energi yang membedakan sistem ini dari

bagian air tanahnya. Tekanan penggerak yang menyebabkan recharge panas atau upflow
adalah perbedaan gaya apung antara kolom air kebawah yang berisi air dingin dan kolom air
keatas yang berisi air panas. Perbedaan ini dapat dimodifikasi dengan efek topografi. Dalam
keadaan alaminya, reservoir dominasi cairan dengan suhu tinggi adalah sebuah wadah
yang dinamis sebelum adanya pengukuran downhole dapat secara tepat mengevaluasi dan
mengintepretasikan keadaannya.
2.2. Dominasi Uap
Pada reservoir dominasi uap tekanan naik secara perlahan terhadap kedalaman,
mengindikasikan terdapat sebuah batas dengan permeabilitas rendah di sekeliling reservoir.
Dimana ini menyebabkan bagian dalam reservoir memiliki tekanan yang relatif rendah
dibandingkan bagian luar reservoir, dimana tekanan mendekati tekanan hidrostatik sangat
mungkin didapatkan. Dimana terdapat lapisan dengan permeabilitas yang buruk diatas
reservoir kecuali beberapa area dimana discharge alami terjadi.
Dalam sistem dengan reservoir dominan uap, sistem counterflow terdiri dari uap
yang bergerak keatas dan air yang turun kebawah yang mengontrol distribusi fluida. Jika
fluks massa dari uap dan air adalah sama, dan gradien tekanan vertikal mendekati uapstatis, maka permeabilitas relatif terhadap air pastilah rendah. Uap yang mengalir
menempati sebagian besar ruang patahan, dan air menempati ruang pori yang tersisa. Hal
ini mengindikasikan bahwa massa air di reservoir lebih besar daripada massa uap.
Di bawah ini adalah distribusi fluida dalam sebuah reservoir dominan uap ddalam
sebuah produksi

B. MENGUKUR RESERVOIR
Untuk dapat mengukur sebuah reservoir terdapat pemodelan yang dapat
mengilustrasikan proses yang berlangsung dalam suatu reservoir dalam keadaan alami
maupun dalam kondisi eksploitasi. Jika distribusi spasial dari permeabilitas, porositas, dan
fluida yang ada di dalam reservoir diketahui, perubahan dalam reservoir dapat secara akurat
disimulasikan menggunakan persamaan aliran.
Kompleksitas yang terjadi dalam reservoir geotermal ada dua bentuk yakni variasi
spasial dan variasi keadaan termodinamik dari fluida. Terdapat dua jalur alternatif untuk
mengembangkan model ini:
Penyederhanaan fluida dan mengeksplor variasi spasial dari reservoir tekanannya
transien.
Penyederhanaan geometri dan mengeksplor properti termodinamika dari fluida dan
batuan pemodelan lumped-parameter.

Dalam pengukuran ini konsep yang digunakan adalah konsep reservoir sebagai
storage. Dimana reservoir memiliki kemampuan untuk menyimpan dan melepaskan fluida
dan panas dalam berbagai cara, sebagai respon terhadap perubahan tekanan dan aliran
fluida.
1. Pemodelan Tekanan Transien
Model sederhana adalah sebuah sumur vertikal, dengan penampang melingkar yang
secara penuh memasuki sebuah aquifer uniform horisontal yang memanjang tak terhingga
namun tertutup bagian bawah dan atasnya. Tidak ada variasi spasial dari properti batuan.
Satu-satunya variasi spasial adalah tekanan (serta tekanan dan saturasi, jika relevan) yang
perlu dipertimbangkan singgungannya terhadap jarak radial dari sumur. Fluida dalam aquifer
equilibrium secara vertikal dengan kedalaman tiap waktunya, sehingga tidak ada efek
terhadap gravitasi. Model dasar dari pemodelan tekanan transien ditunjukkan pada gambar
dibawah ini

1.1.

Aquifer dengan fluida satu fasa


Hukum Darcy dalam radial:

k P
r

Maka dalam bentuk yang sama, persamaan konservasi massanya adalah


1

r r 0
t r r
atau
cp

1 k P
r

0
t r r r

Ini diasumsikan bahwa kemampuan kompres adalah konstan dan perubahan


terhadap viskositas mungkin dihiraukan dengan membandingkan perubahan tekanan.
Sehingga didapatkan:
c P 1 P
r

k t r r r
Ini adalah persamaan difusivitas, dengan difusivitas hidrolik:
k

c
Jika sumur mulai ditarik pada waktu t=0, dalam sebuah laju konstan q atau W = q,
maka tekanan dalam aquifer dapat dihitung sebagai fungsi dari jarak radial dan waktu
dengan menggunakan persamaan:

P P Po

2
q

E1 cr
4kh 4kt

cr 2
4kh E1

4kt

dim ana

E1 x

ye

dy

E1(x) ditabulasikan oleh Abramowitz dan Stegun (1965). Untuk nilai-nilai kecil dari
argument x, atau dalam waktu yang lama:
E1 x ~ ln x
Dimana 0,5772 yang adalah konstanta Euler. Dengan menggunakan persamaan ini
maka persamaan dari tekanan dalam aquifer menjadi:

4k
W
E1 ln t ln

2
4kh
cr

Tekanan pada berbagai titik berganti secara linier dengan logaritmik dari waktu.
Pada persamaan diatas, parameter dari aquifer dan fluida masuk dalam dua grup, yakni

c
ch
dan

4kh
k
kh
P P

Dengan mencocokkan observasi dari perubahan tekanan, ini memungkinkan untuk


mengidentifikasi transmisivitas atau ketebalan-mobilitas, kh , dan penyimpanan, ch .
Dimana penyimpanan untuk mengukur kapasitas quifer untuk menyimpan fluida, sedangkan
transmisivitas untuk mengukur kemampuan untuk mentransmisikan fluida.
1.2. Aliran dari gas kering
Dengan mengasumsikan bahwa kompresabilitas, densitas, dan viskositas adalah
fungsi dari tekanan, maka persamaan pressure-transiennya adalah
c P 1 r P

k t r r r
1.3.

Aquifer dengan dua fasa


Pada aliran dua fasa terdapat fluks massa dari gas dan air. Sehingga total fluks
massa adalah penjumlahan dari dua fasa tersebut,
k
k
ut uw us k rw rs P
v w vx s
Dimana

1 krw krs

vt
v w vs

dan

1 krw krs

t
w s

2. Pemodelan Lumped-Parameter
2.1. Pemodelan dasar
Pemodelan dasar sederhana dari sebuah reservoir geothermal dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Pada model tersebut mendeskripsikan reservoir sebagai sebuah box model yang
berisi batuan dan fluida sejenis. Fluida ini yang akan dikeluarkan dari box, yang kemudian
box akan diisi kembali dari sumber luar.
Jika box mengalami perubahan tekanan P, maka konservasi massa dalam kotak
adalah
dp
SM
W Wr 0
dt
Dengan mengasumsikan bahwa keadaan awal setimbang, maka pressure drop dalam kotak
Wr Po P
Secara seederhana perkiraan atau penilaian potensi panas bumi pada prinsipnya
menggunakan data geofisika dan geokimia. Dimana menghitung perkiraan dapat dihitung
dari nilai suhu bawah permukaan dan luas daerah aktif yang didapatkan dari anomali Hg,
CO2, dan tahanan jenis rendah. Potensi energi terduga panas bumi dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan Lump-Parameter:
Q 0,2317 A Tr Tc
Keterangan:
Q
= Potensi energi panas bumi terduga (MW)
A
= Luas daerah prospek (km 2)
Tr
= Temperatur reservoir (oC)
Tc
= Temperatur cut off (oC)

C. KELAYAKAN UNTUK SISTEM PLTP


Berdasarkan UU No.27 Tahun 2003 kegiatan usaha panas bumi adalah suatu
kegiatan untuk menemukan sumber daya panas bumi sampai dengan pemanfaatannya baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan usaha panas bumi ini terdiri dari 5 hal,
yakni survei pendahuluan, eksplorasi, studi kelayakan, eksploitasi, dan pemanfaatan.
- Survey pendahuluan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi kondisi geologi, geofisika, dan
geokimia untuk memperkirakan letak dan adanya sumber daya Panas Bumi serja
Wilayah kerja
- Eksplorasi
Pada tahap ini dilakukan penyelidikan geologi, geofisika, geokimia, pengeboran uji, dan
pengeboran sumur eksplorasi yang bertujuan untuk memperolah untuk menambah
informasi konddisi geologi bawah permukaan guna menemukan dan mendapatkan
perkiraan potensi Panas Bumi
- Studi kelayakan
Tahapan kegiatan usaha pertambangan Panas Bumi untuk memperoleh informasi
secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan usaha
pertambangan Panas Bumi, termasuk penyelidikan atau studi jumlah cadangan yang
dapat dieksploitasi.
Standar uji kelayakan Panas Bumi telah tertuang di PP No.57/2007 Pasal 15. Teknologi
yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi panas bumi umumnya
mengacu pada teknologi yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
minyak bumi dan gas. Perbedaan utama adalah penerapan teknologi karena reservoir
panas bumi umumnya batuan vulkanik rekah alam dan mempunyai temperatur lebih
tinggi dari reservoir migas. Pada beberapa lapangan, reservoir panas bumi memiliki
temperatur tinggi, yaitu diatas 225oC dengan temperatur tertinggi 350oC.

Eksploitasi
Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan pada suatu wilayah kerja tertentu yang meliputi
pengeboran sumur pengembangan dan sumur injeksi, pembangunan fasilitas lapangan
dan operasi produksi sumber daya panas bumi
Pemanfaatan
Pemanfaatan energi yang didapatkan dari panas bumi baik untuk keperluan listrik
maupun non listrik.

Secara garis besar kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelayakan pengembangan
lapangan panas bumi adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian sistem panas bumi (geothermal resource assesment) merupakan kegiatan
yang sangat penting dilakukan dalam menilai kelayakan pengembangan suatu lapangan.
Jenis-jenis data yang dikaji tergantung dari kegiatan yang telah dilaksanakan di daerah
panas bumi tersebut. Tujuan utama dari pengkajian data adalah untuk memperkirakan
jenis reservoir beserta kedalaman, ketebalan dan luasnya, serta perkiraan tentang
tekanan dan temperatur, jenis dan sifat batuan, jenis fluida reservoir. Berdasarkan data
yang telah diperoleh kemudian dibuat model konseptual dari sistem panas bumi yang
sedang dikaji. Gambaran mengenai sistim panas bumi di suatu daerah biasanya dibuat
dengan memperlihatkan sedikitnya lima komponen, yaitu sumber panas, reservoir dan
temperaturnya, sumber air, serta manifestasi panas bumi permukaan yang terdapat di
daerah tersebut. Komponen lain yang sering diperlihatkan dalam model adalah
penyebaran batuan, jenis dan arah aliran air di bawah permukaan. Model sistem panas
bumi dibuat berdasarkan hasil evaluasi data geologi, hidrologi, geofisika, geokimia dan
data sumur.
2. Menghitung besarnya sumber daya, cadangan dan potensi listrik
3. Mengkaji apakah suatu sumber daya panas bumi dimaksud tepat untuk dimanfaatkan
sebagai pembangkit listrik. Apabila energi tersebut dapat dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik maka langkah selanjutnya adalah menentukan rencana
pengembangan PLTP. Rencana pengembangan meliputi penentuan kapasitas PLTP
yang akan dibangun, jumlah turbin serta kapasitas masing-masing turbin serta
menentukan alternatif pengembangan lapangan.
4. Menentukan rencana pengembangan lapangan uap meliputi penentuan jumlah sumur
produksi, injeksi dan sumur cadangan (make up well). Probabilitas keberhasilan
pemboran pengembangan dapat diperkirakan berdasarkan data jumlah sumur yang
berhasil dan jumlah sumur yang gagal di prospek yang telah dilakukan pemboran
eksplorasi sumur dalam (probabilitas keberhasilan pemboran eksplorasi).
5. Melakukan simulasi reservoir untuk memperkirakan kinerja reservoir. Simulasi atau
pemodelan reservoir merupakan kegiatan yang penting dilakukan dalam penilaian
kelayakan pengembangan suatu lapangan karena hasil pemodelan biasanya digunakan
sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam menetapkan strategi
pengembangan lapangan. Dari model reservoir yang dibuat dapat diperoleh gambaran
mengenai kondisi di bawah permukaan yang meliputi distribusi sebaran permeabilitas,
tekanan, temperatur, konduktivitas. Hasil simulasi juga dapat memberikan perkiraan
tentang energi panas yang terkandung di dalamnya sebelum reservoir diproduksikan.
Pemodelan tahap lanjutan dilakukan untuk meniru kinerja reservoir untuk berbagai
skenario pengembangan lapangan.

6. Menentukan biaya pengusahaan panas bumi, meliputi biaya sumur eksplorasi, biaya
sumur pengembangan, biaya fasilitas produksi, biaya PLTP, biaya operasi dan
perawatan.
7. Menentukan jadwal pelaksanan pekerjaan.
8. Menentukan penyebaran investasi.
9. Menentukan parameter-parameter ekonomi
10. Untuk masing-masing kasus (alternatif) dibuat analisa yang sama dan kemudian
diperbandingkan satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai