KAJIAN PUSTAKA
A. BAN
Ban merupakan peranti yang menutupi pelek suatu
roda dan bersentuhan langsung dengan permukaan
jalan. Ban digunakan untuk mengurangi getaran yang
disebabkan ketidak teraturan permukaan jalan,
melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta
memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah
untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah
pergerakan. Ban-ban ini berputar pada permukaan
jalan dan tenaga mesin di transfer melalui ban
sehingga ban mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Menahan seluruh berat kendaraan.
b. Karena berhubungan dengan permukaan jalan,
maka ban akan memindahkan gaya gerak dan gaya
pengereman kendaraan ke jalan dan juga
mengontrol start, akselerasi, pengereman dan
berbelok.
c. Mengurangi
kejutan
yang
disebabkan
oleh
permukaan jalan yang tidak rata.
Tuntutan tuntutan yang harus dipenuhi oleh ban
untuk menjamin kendaraan berjalan nyaman dan
aman:
1. Tuntutan dasar (utama):
a. Mampu menahan berat kendaraan dan muatan.
b. Mampu menahan gaya ( dorongan ) dari samping
kiri dan kanan.
c. Mampu menahan gaya memanjang.
2. Tuntutan lain:
a. Kemampuan traksi ( cengkram ) besar.
b. Tahanan gelinding kecil.
c. Dapat meredam getaran.
1. Jenis-jenis Ban
8
Jenis-jenis ban kendaraan dapat dibagi menjadi:
a) Ban Bias
Ban dengan struktur bias adalah yang paling
banyak dipakai. Dibuat dari banyak lembar cord
yang digunakan sebagai rangka (frame) dari ban.
Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk
sudut 40o sampai 65o terhadap keliling lingkaran
ban. Memiliki tapak (tread) dengan daya serap
benturan yang baik sehingga memberikan
kenyamanan
berkendaraan.
Ban
bias
menghasilkan jalannya kendaraan lebih lembut,
tetapi kemampuan membelok dan ketahanan
ausnya kurang bila dibandingkan dengan ban
radial.
b) Ban Radial
Konstruksi
carcass
cord
ban
radial
o
membentuk sudut 90 terhadap keliling lingkaran
ban. Bagian dari ban berhubungan langsung
dengan
permukaan
jalan
diperkuat
oleh
semacam sabuk pengikat yang dinamakan
"Breaker" atau "Belt". Susunan seperti ini
membuat tread lebih rigid. Ban radial yang rigid
menghasilkan
kemampuan
membelok
dan
kemampuan kecepatan tinggi yang baik serta
tahanan gelindingnya rendah. Pada ban ini
biasanya juga memiliki daya tahan aus yang
tinggi, tetapi bila digunakan pada jalan yang
tidak rata (jalan bertonjolan) dengan kecepatan
rendah
kenyamanan
pengendara
menjadi
berkurang.
10
11
a. Carsass (Cassing)
Cascass merupakan rangka ban yang keras,
cukup kuat untuk menahan udara yang
bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel
untuk meredam perubahan beban dam benturan.
b. Tread
Tread adalah lapisan karet luar yang
melindungi carcass terhadap keausan dan
kerusakan yang disebabkan oleh permukaan
jalan. Ini adalah bagian yang langsung
berhubungan dengan permukaan jalan dan
menghasilkan
tahanan
gesek
yang
memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman
kendaraan ke permukaan jalan.
c. Shoulder
Shoulder berfungsi sebagai penghubung
antara tread dan sidewall.
d. Sidewall
Sidewall adalah lapisan karet yang menutup
bagian samping ban dan melindungi carcass
terhadap kerusakan dari luar. Sebagai bagian
ban yang paling besar dan paling fleksibel.
e. Breaker
Breaker adalah lapisan yang terletak diantara
carcass dengan tread yang memperkuat daya
rekat keduanya. Breaker meredam kejutan yang
timbul dari permukaan jalan ke carcass dan
biasanya digunakan pada ban dengan bias ply.
f. Belt (Rigid Breaker)
Belt adalah tipe breaker yang digunakan pada
ban radial dan diletakkan seperti sarung
mengelilingi ban diantara carcass dan karet
tread, untuk menahan carcass dengan kuat. Ban
untuk mobil penumpang menggunakan rigid
breaker yang tersusun dari kawat baja, rayon
12
atau polyster sedangkan untuk bus dan truck
menggunakan rigid breaker dari kawat baja.
g. Bead
Bead berfungsi untuk mencegah robeknya
ban dari rim atau pelek oleh karena berbagai
gaya yang bekerja, sisi bebas atau bagian
samping ply dikelilingi oleh kawat baja yang
disebut kawat bead. Udara bertekanan di dalam
ban mendorong bead keluar pada rim atau pelek
dan tertahan kuat di sana. Bead melindungi dari
kerusakan karena gesekan dengan pelek dengan
jalan memberikannya lapisan karet kertas (karet
lentur) yang disebut dengan chafer.
h. Inner Liner
Inner liner pada ban tubeless adalah
pengganti ban dalam dan terbuat dari campuran
karet yang kedap udara. Pada ban biasa
merupakan bagian yang berfungsi untuk
menahan berat kendaraan dan berisi angin yang
terdapat dalam ban luar (ban dalam).
i. Reinforcing Rubber
Reinforcing rubber adalah karet penguat.
j. Rim Lines
Rim lines adalah suatu garis yang harus
terkena oleh bagian ujung ban dan menunjukkan
tepat pemasangan ban tersebut.
3. Pola Ban
Pola ban dibuat dengan berbagai macam pola
dengan tujuan antara lain membuang air, dan
menanggulangi berbagai faktor yang timbul karena
kondisi permukaan jalan serta jenis kendaraan yang
menggunakannya. Setiap kendaraan bermotor
memiliki pola ban yang berbeda-beda sesuai
dengan tujuannya masing-masing. Jenis, ukuran
dan ply rating ban ditentukan pada tahap desain
13
kendaraan, tetapi pola tapak dapat ditentukan
menurut kondisi pelayanan. Pola dasar ban adalah
sebagai berikut:
a. Pola Rib
Pola rib berbentuk beberapa alur zig-zag
pararel yang mengelilingi ban. Pola ini sangat
cocok untuk berjalan dijalan dengan permukaan
yang rata pada kecepatan tinggi (highway) bagi
berbagai jenis mobil. Pola rib mempunyai
tahanan gelinding (rolling resistance) yang kecil
bagi ban. Side-slipping resistance lebih besar,
kendaraan lebih mudah dikendalikan.
14
pada daerah lug lebih mudah aus tidak merata,
dan suara ban lebih besar.
15
d. Pola Kombinasi (Rib dan Lug)
Pola ini adalah gabungan dari rib dan lug
dengan tujuan untuk memperbaiki kestabilan
pengemudian. Pola ini cocok digunakan pada
jalan yang rata maupun tidak rata. Pola rib yang
melingkar pada keliling ban menstabilkan
kendaraan dengan mengurangi kemungkinan
side-slipping, sedangkan pola lug pada tepi ban
memperbaiki kemampuan pengendaraan dan
pengereman.
16
Tabel 2.1. Kode Spesifikasi Ban
Jenis Ban
Kode Spesifikasi
Ban
10.0 20 14PR
Ban Bias
Ban
10.0 R 20 14PR
Radial
Ban Bias
11 22.5 14PR
Ban
Tubeless
11 R 22.5 14PR
Radial
(http://www.bodats.wordpress.com diakses 5
Desember 2015)
Dengan
Ban Dalam
a. Ukuran Ban
17
Aspek Rasio (Aspect Ratio) merupakan
perbandingan antara tinggi penampang ban
dengan lebar penampang ban, dinyatakan dalam
satuan persen (%).
18
Sumber:
(http://www.bodats.wordpress.com/2012/02/04/kod
e-ban-motor-mudah-dipahami-dan-berguna.html
diakses 5 Desember 2015)
d. Ply Rating (PR) Atau Load Index (LI)
Ply Rating atau Load Index merupakan satu
istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan
ban, berdasarkan pada kekuatan serat katun
yang
ditentukan
oleh
JIS
(Japanese
Industrial Standards). Semakin banyak jumlah
lapisan, semakin tinggi kekuatan ban.
Tabel 2.3. Kode Ply Rating Atau Load Index
Ban
19
Sumber:
(http://www.bodats.wordpress.com/2012/02/04/kod
e-ban-motor-mudah-dipahami-dan-berguna.html
diakses 5 Desember 2015)
e. Membaca Kode Spesifikasi Ban
1. Ban dengan ban dalam
10.0 R 20 14PR
Keterangan:
10.0 : Lebar ban (inchi)
R
: Konstruksi ban radial
20
: Diameter rim (inchi)
14PR : Kekuatan ban (ply rating)
2. Ban tubeless
11 R 22.5 14PR
Keterangan:
11
: Lebar ban (inchi)
R
: Konstruksi ban radial
22.5
: Diameter rim (Inchi)
14PR : Kekuatan ban (ply rating)
3. Kode Spesifikasi Ban:
20
21
B. Pelek
Pelek merupakan komponen yang vital bagi
keselamatan dalam pengendaraan, sehingga harus
cukup kuat menahan beban vertikal dan beban
samping, gaya pengendaraan dan pengereman, serta
berbagai gaya yang menumpunya.
Sedangkan roda merupakan bagian penting yang
menyangkut keselamatan mengemudi, maka harus
cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan
horisontal, beban pegendaraan dan pengereman dan
berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban.
Disamping itu roda harus sesering mungkin untuk di
balancing sehingga dapat berputar lembut pada
putaran tinggi dan pelek harus dibuat akurat agar
dapat mengikat ban dengan baik.
1. Tipe Pelek Roda
Pelek roda dapat dibedakan menurut metode
pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe yang
umumnya digunakan sekarang yaitu baja press dan
campuran besi tuang (cast light alloy).
22
untuk mengurangi berat
penampilan kendaraan.
dan
menambah
23
F
: Bentuk flens pelek
15
: Diameter pelek (dalam inchi)
SDC : Tipe rim
3. Bentuk Dasar Pelek
Penggunaan pelek atau rim yang betul akan
bermanfaat bagi kemampuan ban yang dipakai dan
keamanan dalam mengendarai mobil. Menurut
Japanese Industrial Standards (JIS), pelek dibagi
menjadi enam kategori sebagai berikut:
1. Divide Type Rim
Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil,
mesin pertanian, dan kendaraan industri (forklift)
dan sebagainya. Devide type rim paling cocok
untuk keperluan buka dan pasang ban secara
mudah. Tempat kedudukan bead tidak datar,
tetapi miring pada kedua sisi, menurun kearah
pusat dan membentuk apa yang dinamakan
taper.
Bead
yang
miring
mencegah
penggeseran dan akan menghasilkan pegangan
yang kuat dari bead dan pelek.
24
Bentuk bagian tengah yang cekung dimaksudkan
untuk memudahkan pemasangan bead. Disini
juga ada taper untuk mencegah pergeseran
diantara ban dan pelek.
25
26
pada gambar terdapat taper sedikit. Pada sisi
dimana cincin samping berada, tidak ada taper.
Jadi disini pasangan bead tidak begitu baik,
karena itu tidak direkomendasikan pemakaian
pelek jenis ini.
27
Gambar 2.18. Interim Rim
Sumber: (Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Modul OTO.KR04.016.01)
4. Ukuran Pelek
Contoh : 5.00 S x 20 F.B.
Keterangan:
5.0 = Lebar pelek (lebar dasar ban) dalam
inchi.
S
= Bentuk flens dari pelek. Ada 20
macam,dari A sampai V.
20
= Diameter pelek dalam inchi.
F.B. = Flat Base Rim.
Tabel 2.4. Bentuk Dasar Pelek
28
saat mobil berjalan, baik pada kecepatan rendah
maupun tinggi. Gunanya untuk mengecek putaran
atau getaran yang ditimbulkan di setiap putaran roda.
Berat semua pelek harus sama, jika tidak sama bisa
menimbulkan getaran pada kemudi.
Roda dan ban harus balance (seimbang) agar tidak
terjadi getaran. Saat roda berputar, terjadi gaya
sentrifugal pada tiap bagian roda dan ban dimana
sejumlah gaya tertarik keluar dari ban. Gaya ini
semakin menguat saat rotasi roda semakin cepat. Jika
massa sudah merata ke seluruh roda dan ban (tidak
ada titik berat), gaya akan seimbang maka gaya
sentrifugal tidak akan memiliki efek hambatan. Jika
ban memiliki titik berat maka ban akan tidak seimbang
(unbalance) dimana gaya sentrifugal lebih besar pada
salah satu titik ban yang akan menarik gaya yang
kuat saat ban berputar. Ini akan membuat roda dan
ban bergerak ke atas dan ke bawah atau dari sisi satu
ke sisi yang lainnya (oblak).
Proses balancing dilakukan dengan cara melepas
roda dan memutar pada mesin balancing. Proses ini
ada keterbatasan akurasinya. Pada kecepatan yang
tinggi apabila dirasa getar maka proses yang
dilakukan adalah finish balance. Setelah ban di
balance selanjutnya dipasang pada mobil dan diatur
keseimbangan total. Dalam hal ini mempengaruhi
bearing roda, hub roda bahkan lughut atau mur roda
pun juga ikut berputar.
1. Tipe Timah Pemberat Balancing
Untuk memperoleh berat seimbang balancing
dipergunakan timah khusus yang ditempelkan pada
velg untuk menambah berat yang kurang (supaya
seimbang). Beratnya berbeda-beda, tidak bisa
ditentukan berapa banyak timah yang diperlukan
29
untuk menyeimbangkan satu velg, baik sisi kiri
maupun sisi kanan. Timah tersebut dibagi menjadi
dua macam:
a. Tipe Timah Penjepit
30
31
1. Masukkan mobil ke stall spooring dan
balancing.
2. Pasang fender cover, seat cover dan floor
cover.
3. Lepaskan
semua
roda
dari
mobil
menggunakan impact.
4. Lepaskan dop wheel dari pelek.
5. Siapkan mesin balancing serta alat dan bahan
yang digunakan untuk melakukan balancing
roda.
b. Tahap Pengecekan
1. Periksa roda, jika terdapat batu-batu kecil atau
kotoran, lepaskan.
2. Pasang roda pada mesin balancing.
3. Pasang pengunci roda.
4. Putar roda, bila roda kurang bulat atau terlalu
goyang kekiri/kekanan laporkan ke foreman.
c. Tahap Input Data
1. Isi tekanan ban sebesar 30-33 psi (standart
pengisian tekanan ban mobil suzuki), agar ban
dapat berputar sempurna ketika di balancing.
2. Masukkan data-data roda pada mesin
balancing antara lain:
a. Panjang lengan mesin balancing menuju
pelek.
b. Lebar pelek.
c. Diameter pelek.
d. Tahap Proses Balancing
1. Tutup penutup roda pada mesin balancing.
2. Tekan tombol putar/enter (warna hijau),
biarkan roda berputar selama 5 detik,
kemudian akan berhenti secara otomatis.
3. Amati data hasil pemeriksaan yang tertera
pada layar mesin balancing. (Catatan: data
32
tersebut yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan berapa besar pemberat yang
akan dipasang).
4. Pasang pemberat sesuai data pemeriksaan
yang tertera dilayar.
(Catatan: pemasangan dimulai dari sisi kanan
pelek terlebih dahulu, kemudian dilanjut sisi
kiri pelek sesuai indikator letak pemasangan).
5. Buka penutup roda pada mesin balancing.
6. Cek posisi pemasangan pemberat.
(Catatan: cara pengecekan dengan memutar
roda kedepan atau kebelakang hingga
indikator warna hijau yang tertera pada layar
mesin balancing menyala.
7. Bersihkan permukaan pelek yang akan
dipasang pemberat menggunakan kertas
gosok dan majun.
8. Pasang pemberat pada posisi yang telah
ditentukan dengan ukuran sesuai data yang
ditampilkan
dilayar
menggunakan
tang
kombinasi (pemberat tipe penjepit) atau
dengan cara menempel (pemberat tipe
tempel).
9. Tutup kembali penutup roda pada mesin
balancing.
10. Tekan tombol putar (warna hijau), biarkan
roda berputar selama 5 detik pada pemutar,
kemudian akan berhenti secara otomatis.
11.Amati kembali data hasil pemeriksaan yang
tertera pada layar mesin balancing.
(Catatan: jika pada layar mesin balancing nilai
balance roda sudah pada posisi 0 (nol) di
bagian kiri dan kanan, maka proses balancing
roda telah berhasil (selesai) dan roda
dikatakan telah balance. Tetapi jika nilai
33
balance roda belum pada posisi 0 (nol), maka
ulangi lagi langkah ke-5 sampai ke-10.
e. Tahap Sesudah Proses Balancing
1. Buka penutup roda pada mesin balancing.
2. Lepaskan pengunci roda.
3. Lepaskan roda dari mesin balancing.
4. Lakukan langkah-langkah balancing ke semua
roda (4 roda).
5. Pasang roda yang telah di balancing pada
mobil
menggunakan
impact
kemudian
kencangkan menggunakan kunci moment 10
kg/cm2.
D. SPOORING
Spooring adalah meluruskan kedudukan roda
bagian depan dan belakang sesuai dengan spesifikasi
dari tipe mobil (penyelarasan FWA/Front Wheel
Alignment). Hal utama yang harus diperhatikan yaitu
mengenai penyelarasan atau penempatan alignment
yang harus sesuai dengan standart yang dianjurkan
seperti camber, caster dan toe.
34
Sumber: (http://www.forum.solusisahabat.com diakses
5 Desember 2015)
1. Camber
Camber adalah kemiringan roda bagian atas
kearah dalam atau kearah luar terhadap garis
sumbu vertikal jika kendaraan dilihat dari depan.
Besar sudut kemiringannya diukur dalam derajat.
Camber berfungsi untuk mencegah roda bergeser
dari posisinya. Camber menghasilkan gaya yang
mendorong spindel kedalam sehingga mencegah
roda bergeser keluar dari spindel bahkan jika baut
roda kendor.
Bila kemiringan roda bagian atas ke arah luar
(\
/) disebut camber positif. Bila sudut camber
positif terlalu besar mengakibatkan keausan roda
terjadi pada bagian luar roda. Camber positif
menyebabkan pengemudian menjadi ringan.
Bila kemiringan roda bagian atas ke arah dalam
(/
\) disebut camber negatif. Camber negatif
membuat kendaraan cenderung stabil pada
keadaan lurus. Bila sudut camber negatif terlalu
besar mengakibatkan keausan roda terjadi pada
bagian dalam roda. Camber terlalu negatif
menyebabkan pengemudian berat dan ban akan
aus dibagian dalam. Camber terlalu negatif
menyebabkan efek kebebasan bantalan roda
bertambah dan dapat memperbesar momen
bengkok spindle.
Bila garis tengah roda sejajar dengan garis
sumbu vertikal (! !) disebut camber 0. Camber 0
dapat mencegah keausan ban yang tidak merata
namun
camber
0
menyebabkan
stabilitas
pengemudian berkurang, menyebabkan getaran
pada roda kemudi besar dan tidak stabil.
35
Kesimpulan:
Camber
berpengaruh
kestabilan roda dan kemudi saat berkendara.
pada
36
37
38
Penapak roda ini digunakan untuk tempat
roda-roda depan agar mudah digerakkan,
penapak roda ini bertujuan untuk mempermudah
pekerjaan
spooring
ketika
menggerakkan
kemudi, dengan bantuan alat ini maka
pergeseran roda depan akan terasa ringan.
39
40
Gambar 2.28. Monitor Spooring
Sumber: (Dokumentasi)
5. SOP Pengoperasian Mesin Spooring
1. Nyalakan monitor mesin spooring tipe John Bean
Visualiner 5 Series.
2. Masukkan mobil ke stall spooring dan balancing.
3. Posisikan roda depan tepat pada penapak roda.
4. Tarik hand rem mobil.
5. Pasang pengunci pada rem.
6. Pasang pengunci pada roda kemudi mobil.
7. Pasang sensor pada keempat roda mobil.
8. Kencangkan semua pengunci sensor.
9. Posisikan waterpass sensor pada posisi center
(tengah).
10.Tunggu beberapa detik agar semua sensor saling
terhubung.
11.Operasikan mesin spooring, masuk ke menu
utama program spooring.
12.Pilih menu mulai spooring.
13.Pilih menu mulai spooring (RESET).
14.Pilih menu spooring 4 roda (thrust line).
15.Pilih menu pelanggan baru.
16.Masukkan data kendaraan pada mesin spooring
yang meliputi nama customer, nomer plat mobil
kilometer mobil, nama mekanik dan lain lain.
17.Pilih jenis pabrik pembuat mobil.
18.Pilih jenis atau tipe mobil.
19.Tekan enter, kemudian akan muncul standart
pengukuran dari spooring mobil.
20. Lepas pengunci pada roda kemudi.
21.Mengukur nilai caster awal.
22. Mengukur nilai camber awal.
(Catatan: Cara mengukur nilai caster dan
camber awal dengan memutar roda kemudi
kekanan atau kekiri sesuai petunjuk dari mesin
spooring hingga indikator roda menyala warna
hijau).
41
23. Pasang kembali pengunci roda kemudi.
24.Tekan enter, kemudian akan muncul hasil
pengukuran dari spooring mobil pada kondisi
awal.
25.Lakukan
penyetelan
tie
rod
dengan
menggunakan kunci pas ukuran 12 dan 14.
(Catatan: Jangan menyetel hanya pada sisi
kanan atau sisi kiri saja, pastikan untuk menyetel
pada kedua tie rod dengan jumlah yang sama).
26. Pada semua mobil suzuki termasuk Suzuki Ertiga,
penyetelan caster dan camber tidak dilakukan
karena tidak terdapat tempat untuk penyetelan.
(Catatan: Bila nilai caster dan camber melewati
batas standart periksa komponen-komponen:
strut assembly, suspension arm dan bushing,
rangka suspension depan, wheel hub depan,
steering knuckle dan wheel bearing, body
kendaraan terhadap kerusakan, deformasi dan
keretakan.
27.Tekan enter, kemudian akan muncul hasil
pengukuran dari spooring mobil pada kondisi
akhir.
28.Print hasil pengukuran dengan cara, pilih
mencetak hasil (dengan spesifikasi).
29. Lepaskan hand rem, pengunci rem dan pengunci
roda kemudi.
30.Lepaskan semua sensor yang ada pada roda.
31.Proses spooring telah selesai.
32.Test drive mobil yang telah selesai di spooring.
E. SPESIFIKASI KENDARAAN SUZUKI ERTIGA TIPE
GL M/T
1. Suzuki Ertiga tipe GL M/T
42
DIMENSIONS/DIMEN
SI
Suzuki GL
Overall Length/Panjang
Keseluruhan
Overall Width/Lebar
Keseluruhan
Overall Height/Tinggi
Keseluruhan
Wheelbase/Jarak Poros
Roda
Front Tread/Jarak Pijak
Satuan
MT
mm
4.265
mm
1.695
mm
1.685
mm
2.740
mm
1.480
43
Depan
Rear Tread/Jarak Pijak
Belakang
Ground Clearance/Jarak
Terendah
Minimum Turning
Radius/Radius Putar
Minimum
WEIGHT/BERAT
Curb Weight/Berat
Kosong Kendaraan
Gross Vehicle
Weight/Berat Kotor
Kendaraan
ENGINE/MESIN
mm
1.490
mm
185
5.2
kg
1.175
kg
1.760
K14B
(DOHC-VVT)
4 in-line
Type/Jenis
Cylinder/Silinder
Number of
valves/Jumlah Katup
Piston Diplacement/Isi
Silinder
Compression
Ratio/Perbandingan
Kompresi
Bore x Store/Diameter
x Langkah
Max. Power/Daya
Maksimum
Max. Torque/Momen
Puntir Maksimum
Fuel system/sistem
Bahan Bakar
16
mm
1.373
1 : 10
mm
73.0 x 82.0
ps/rpm
95/6.000
nm/rpm
130/4.000
Multi Point
Injection
44
TRANSMISSION/TRA
NSMISI
Type/Jenis
Gear
Ratio/Perbandingan
gigi
5 MT
1
3.909
2
3
4
5
Reverse
2.043
1.407
1.064
0.815
3.250
Final Gear
Ratio/Perbandingan
Gigi Akhir
CHASSIS/RANGKA
Steering/Sistem
Kemudi
Brakes/Rem
Suspension/Suspensi
4.687
Front/
Depan
Rear/
Belakan
g
Front/
Depan
Rear/
Belakan
g
Tyres/Ukuran Ban
CAPACITY/KAPASITA
S
Fuel Tank Cap/Tangki
Bahan Bakar
Rack &
Pinnion
Ventilated
Disc
Leading /
Training
Drums
MacPherson
Strut With
Coil Spring
Torsion
Beam With
Coil Spring
185/65 R15
45
45
Seating Cap/ Tempat
Duduk
Persons