Petuah Si Kapten Kapal
Petuah Si Kapten Kapal
Pagi semakin cerah karena matahari mulai meninggi. Aku terbangun dari tidur lelapku
dan kulihat Paman Bones sudah menyiapkan sarapan untuk kita berdua. Waktu itu Paman
Bones membuat telur dadar dicampur dengan sambal balado, itu semua adalah menu sarapan
favoritku. Entah mengapa telur dadar buatan Paman Bones terasa begitu lezat, seperti
makanan di restoran mahal. Di sela-sela sarapan Paman Bones mengatakan bahwa ia tahu
bagaimana cara membunuh bajak laut yang telah membunuh orang tuaku, yaitu dengan cara
bergabung dengan Kapten Hans Browman karena hanya Kapten Hans yang mengetahui
kelemahan si bajak laut tersebut. Paman Bones juga mengatakan bahwa di saat Kapten Hans
berperang melawan musuh, seperti ada sihir pada setiap gerakan Kapten Hans, pergerakannya
tidak dapat ditebak oleh musuhnya, namun masalahnya bajak laut si pembunuh tersebut juga
memiliki kemampuan seperti Kapten Hans. Namun menurut Paman Bones, Paman Bones
yakin Kapten Hans dapat melawan si bajak laut tersebut.
Yang masih membuatku penasaran, siapa sebenarnya nama si bajak laut tersebut
Paman? tanyaku.
Ia memiliki ciri-ciri berjenggot panjang, tangan kirinya adalah besi, memiliki dua
pedang, dan dulu ia dan Kapten Hans merupakan teman akrab hingga ada konflik mereka
berpisah. jawab Paman.
Aku jadi penasaran Paman, besok pagi aku akan pergi ke daerah Glasgow, tempat
dimana kata Paman disana ada Kapten Hans Browman.
Ya itu terserah kamu, Ben. Semoga besok kau akan menemukannya. ujar Paman.
***
Keesokan harinya aku berangkat ke Glasglow, tempat dimana kata Paman Bones
adalah tempat tinggal Kapten Hans Browman. Aku berangkat sendiri dengan jalan kaki,
sementara Paman Bones di rumah sembari mengurusi lahan kebunnya. Tentunya dalam
menemukan rumah Kapten Hans tidak berjalan mudah, aku menanyakan pada orang-orang di
jalan jawaban antara orang satu dengan lainnya sama, yaitu mereka tidak mengenal siapa
Kapten Hans Browman. Aku sangat bingung, Paman berkata bahwa Kapten Hans Browman
mendapat julukan kapten dari masyarakat sekitar, namun tidak ada satu pun dari mereka yang
mengenal Kapten Hans Browman. Setelah lelah berkeliling mencari rumah Kapten Hans, aku
duduk di bawah pohon kelapa sambil menatap matahari dan menikmati sejuknya angin di
pantai.
Tiba-tiba dari arah belakang aku mendengar langkah kaki yang terdengar sangat aneh,
seperti orang yang berjalan menggunakan tongkat bantu. Aku menduga itu adalah Kapten
Hans Browman yang kucari, lalu aku menoleh ke belakang. Tetapi apa yang kulihat di luar
dugaan, suara langkah itu adalah suara langkah kaki Paman Bones.
Paman Bones? Mengapa Paman ada di sini? Bukankah Paman tadi akan mengurusi
kebun Paman? tanyaku.
Hahaha.... Kamu itu ternyata berkemauan sangat tinggi. kata paman.
Maksud Paman? tanyaku lagi.
Sebenarnya akulah Kapten Hans Browman. Tetapi aku selalu menyembunyikan
identitasku karena ada orang yang sedang mengejarku, dia adalah bajak laut yang membunuh
orang tuamu.
Dari perkataan Paman tersebut aku masih merasa bingung. Lalu Paman menjelaskan
lagi bahwa orang tuaku terbunuh karena menolong paman pada waktu itu. Paman terapung di
dekat pinggir pantai, lalu ayahku menolong paman. Tetapi tanpa diduga Bill Wordsman yang
merupakan musuh Hans Browman dan pembunuh orang tuaku mengetahuinya. Sehingga
malam harinya Bill Wordsman datang ke rumahku dan mencari Hans Browman untuk
dibunuh. Namun dengan berani ayahku melawan Bill Wordsman, selagi itu Hans Browman
menyelinap keluar rumah untuk melarikan diri. Ketika Hans Browman kembali ke rumah,
orang tuaku telah terbunuh dan ia menemukan aku yang sedang menangis. Lalu Hans
Browman membawaku berniat merawatku dan mengajakku membalaskan dendam pada Bill
Wordsman.
Ternyata Kapten Hans atau pamanku juga masih mempunyai kapal dan awaknya.
Dengan siulannya sebuah kapal dan awaknya keluar dari dalam laut. Aku dan Kapten Hans
naik dan kami mulai berlayar untuk mencari Bill Wordsman. Di sela-sela waktu, Kapten Hans
mengajakku berbicara. Kapten Hans memberitahuku 3 cara untuk mengalahkan Bill
Wordsman yang dikenal mempunyai sihir dalam bertarung. Tetapi kemudian Kapten Hans
menegaskan 3 cara itu akan berhasil jika aku yakin dan ada usaha dari dalam diriku sendiri.
***
Pada malam hari badai dan kilat yang menyambar menemani pelayaran kami. Tanpa
diduga ternyata kapal Bill Wordsman telah menanti kami dan langsung menyerang kami. Aku
yang ketakutan lalu berlari dan bersembunyi di dalam. Sedangkan Kapten Hans maju
berperang melawan Bill Wordsman, pertarungan semakin sengit Bill Wordsman
mengeluarkan sihirnya sedangkan Kapten Hans Browman hanya dengan akalnya mampu
mengimbangi perlawanan Bill Wordsman. Aku yang melihat mereka bertarung dari balik
kaca kapal, tak menyadari bahwa Paman Bones yang kukenal tidak pernah menggunakan
pedang, menjadi ahli dalam menggunakan pedang. Namun, umur Kapten Hans tidaklah muda
lagi, Kapten Hans terkena sihir dan Bill Wordsman kabur menggunakan kapalnya. Aku
langsung bergegas menghampiri Kapten Hans yang sudah sekarat. Dengan suara yang patahpatah Kapten Hans berkata kepadaku untuk mengejar Bill Wordsman dan melawannya
dengan 3 cara yang telah diberikan Kapten Hans tadi.
Ketika mata Kapten Hans mulai menutup aku sangat sedih karena orang yang
kuanggap begitu berharga karena telah merawatku sejak kecil, mau menggantikan peran
orang tuaku, mati secara tragis seperti ini. Semangat dalam jiwaku bergelora, aku sangat
bersemangat untuk mengalahkan Bill Wordsman. Dengan awak kapal yang masih tersedia,
aku melanjutkan pelayaran mengejar Bill Wordsman dengan tetap memegang teguh petuah si
kapten kapal.