PANIK (F41.0)
NURSYIMAA BT. MD
IBRAHIM
C111 10 850
DEFINISI
Gangguan panik adalah adanya serangan panik yang
tidak diduga dan spontan yang terdiri atas periode rasa
takut intens yang hati hati dan bervariasi dari sejumlah
serangan sepanjang hari sampai hanya sedikit serangan
selama satu tahun. Menurut Kolb dan Brodie, gangguan
panik sering tidak disebabkan oleh penggunaan zat atau
obat atau gangguan jiwa lain. Gangguan panik menurut
Kaplan dan Saddock disebabkan oleh respons terhadap
bahaya yang mengancam berasal dari dalam dirinya
sendiri yang merupakan dorongan yang tidak terkontrol.
Gangguan panik sering disertai agorafobia yaitu rasa
takut sendirian di tempat umum. Serangan panik
memiliki onset yang akut atau paroxysmal, dan
ditandai dengan kecemasan yang intens atau ketakutan
yang disertai dengan berbagai gejala otonom seperti
tremor, berkeringat, dan palpitasi.
EPIDEMIOLOGI
Studi epidemiologi melaporkan angka
prevalensi seumur hidup 1,5 sampai 5 persen
untuk gangguan panik. Perempuan lebih
mudah terkena 2-3 kali lebih besar daripada
laki-laki, dewasa muda lebih sering terkena
daripada saat masih anak anak dengan
perbandingan 25% dan 15%.
Sekitar 80 persen pasien dengan gangguan
panik melaporkan sebagian besar dalam hidup
mereka mengalami stres selama kurang lebih
12 bulan. Pasien dengan riwayat kekerasan
seksual atau kekerasan fisik di masa kanakkanak memiliki risiko lebih tinggi terkena
gangguan panik pada saat dewasa daripada
mereka tanpa riwayat ini.
ETIOLOGI
Faktor biologis
Disebabkan oleh berbagai kelainan biologis di
struktur otak dan fungsi otak. Pada gangguan
panik ditemukan adanya disregulasi sistem
saraf perifer dan pusat dimana sistem saraf
otonomik pada beberapa pasien gangguan
panik telah dilaporkan menunjukkan
peningkatan tonus simpatik, beradaptasi
lambat terhadap stimuli yang berulang dan
berespon secara berlebihan terhadap stimuli.
Pandangan biologis lain menyatakan bahwa
gangguan panik disebabkan oleh masalahmasalah yang meliputi salah satu atau kedua
neurotransmiter utama yaitu norepinefrin,
serotonin dan gamma aminobutyric acid
(GABA).
Faktor psikososial
Teori perilaku kognitif : ansietas adalah
respons yang dipelajari baik dari menirukan
perilaku orang tua maupun melalui proses
pembelajaran klasik.
Teori psikoanalitik : Teori ini
mengonseptualisasi serangan panik
sebagai serangan yang timbul dari
pertahanan yang tidak berhasil terhadap
impuls yang mencetuskan ansietas. Hal
yang sebelumnya merupakan sinyal
ansietas ringan menjadi perasaan antisipasi
cemas yang berlebihan, lengkap dengan
gejala somatik.
GAMBARAN KLINIS
DSM-IV TR , menekankan bahwa setidaknya
serangan pertama harus tidak diduga (tanpa
isyarat) untuk memenuhi kriteria diagnostik
gangguan panik. Serangan sering dimulai
dengan periode meningkatnya gejala dengan
cepat selama 10 menit. Serangan biasanya
bertahan 20-30 menit dan jarang lebih dari
satu jam. Gejala mental yang utama dalah
rasa takut yang ekstrim dan rasa kematian
serta ajal yang mengancam. Pasien biasanya
tidak mampu menyebutkan sumber rasa
takutnya, mereka menjadi bingung dan
memiliki masalah berkonsentrasi.
DIAGNOSIS
Pedoman Diagnostik Gangguan Panik (Anxietas Paroksismal
Episodik)- PPDGJ III:
Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis
utama bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas
fobik (F40.-)
Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa
kali serangan anxietas berat (severe attacks of autonomic
anxiety) dalam masa kira-kira satu bulan:
- Pada keadaan keadaan dimana sebenarnya secara
objektif tidak ada bahaya
- Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau
yang dapat diduga sebelumnya (unpredictable situasions)
- Dengan keadaan yang relative bebas dari gejala gejala
anxietas pada periode di antara serangan-serangan panik
(meskipun demikian, umumnya dapat terjadi juga
anxietas antisipatorik yaitu anxietas yang terjadi
setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan
akan terjadi)
TERAPI
a) Farmakoterapi terdiri atas:
1. serotonin selective reuptake inhibitors
(SSRI) dapat dipilih sertralin, fluoksektin,
fluvoksamin yang diberikan dalam 3-6
bulan atau lebih tergantung kondisi
individu agar kadarnya stabil dalam darah
sehingga dapat mencegah kekambuhan.
2. alprazolam dikonsumsi antara 4-6
minggu setelah itu di tapering off. Untuk
keadaan kronis alprazolam dapat diberikan
selama 2 bulan sampai 2 tahun.
b) Psikoterapi
1. terapi relaksasi yang bertujuan untuk meredakan
serangan panik dengan cepat dan menenangkan
individu. (4)
2. cognitive behavior therapy (CBT)
Terapi ini menekankan pada pikiran individu karena
merupakan sumber utama perilaku abnormal dan
masalah psikologis sehingga penderita harus
mengubah perasaan dan perilaku individu dengan
mengubah kognisi (pikiran). Tujuan dilakukan terapi ini
membantu memandu individu dalam identifikasi
pikiran yang tidak rasional dan mendorong penderita
untuk mencari cara lain yang lebih positif. (4)
3.psikoterapi dinamik
Pada terapi ini, individu diajak memahami diri dan
mengenal kepribadiannya. Individu lebih banyak
berbagi rasa sehingga akan membutuhkan waktu
yang lama untuk penyembuhannya
Prognosis
Prognosis pada gangguan panik
adalah bonam, tergantung juga pada
onset berlakunya serangan dan
terapi awal.