Anda di halaman 1dari 2

Dasar Teori

Banyak metoda pemisahan secara mekanik didasarkan pada


pergerakan partikel solid atau tetesan liquid dalam fluida. Fluida ialah zat
yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara permanen,
dapat berupa gas atau cairan baik dalam keadaan diam ataupun
bergerak. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka
didalam fluida itu akan terbentuk lapisan-lapisan dimana lapisan yang
satu meluncur diatas yang lain hingga mencapai bentuk yang baru.
Selama perubahan bentuk itu terdapat tegangan geser (shear stress)
yang besarnya bergantung pada viskositas fluida dan laju luncur. Tetapi
bila fluida itu sudah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan
geser itu akan hilang. Fluida yang dalam keseimbangan itu bebas dari
segala tegangan geser. Pada suatu suhu dan tekanan tertentu setiap
fluida mempunyai densitas atau rapatan (density) tertentu yang dalam
praktek keteknikan biasanya diukur dalam pound per cubic foot atau
dalam kilogram per meter kubik.
Sumber : http://dwiranirosita2.blogspot.co.id/2013/10/sedimentasibab-II.html

II.

Dasar Teori
Sedimentasi adalah pemisahan solid dari liquid menggunakan pengendapan secara
gravitasi untuk menyisihkan suspended solid. Umumnya proses sedimentasi digunakan
setelah proses koagulasi dan flokulasi yang berfungsi untuk destabilisasi dan memperbesar
gumpalan/ukuran partikel, sehingga mudah untuk diendapkan. Proses koagulasi
menggunakan PAC (Poly Aluminium Chloride) untuk mengikat kotoran atau memutus rantai
pada ikatan senyawa zat warna sehingga membentuk gumpalan. Sedangkan proses flokulasi
dengan cara menambah larutan polimer untuk memperbesar gumpalan, sehingga relatif
mudah untuk diendapkan. Bak sedimentasi ada yang berbentuk lingkaran, bujur sangkar
ataupun segi empat. Bak berbentuk lingkaran umumnya berdiameter 10,7 45,7 m dan
kedalaman 3 4,3 m. Bak berbentuk bujur sangkar umumnya mempunyai lebar 10 hingga 79
m dan kedalaman 1,8 hingga 5,8 m.bak berbentuk segi empat umumnya mempunyai lebar 1,5
6 m, panjang bak sampai 76 m dan kedalaman lebih dari 1,8 m (Reynold & Richards,
1996). Berdasarkan konsentrasi dan kecenderungan partikel berinteraksi, proses sedimentasi
terbagi atas tiga macam:
1) Sedimentasi TIpe I/Plain Settling/Discrete particle
Merupakan pengendapan partikel tanpa menggunakan koagulan. Tujuan dari unit ini
adalah menurunkan kekeruhan
air baku dan digunakan pada grit chamber. Dalam perhitungan dimensi efektif bak, faktorfaktor yang
mempengaruhiperformance bak seperti turbulensi pada inlet dan outlet, pusaran arus lokal,
pengumpulan lumpur,
besar nilai G sehubungan dengan penggunaan perlengkapan penyisihan lumpur dan faktor
lain diabaikan untuk
menghitungperformance bak yang lebih sering disebut dengan ideal settling basin.

2) Sedimentasi Tipe II (Flocculant Settling)


Pengendapan material koloid dan solid tersuspensi terjadi melalui adanya
penambahan koagulan, biasanya digunakan untuk mengendapkan flok-flok kimia setelah
proses koagulasi dan flokulasi. Pengendapan partikel flokulen akan lebih efisien pada
ketinggian bak yang relatif kecil. Karena tidak memungkinkan untuk membuat bak yang luas
dengan ketinggian minimum, atau membagi ketinggian bak menjadi beberapa kompartemen,
maka alternatif terbaik untuk meningkatkan efisiensi pengendapan bak adalah
dengan memasang tube settler pada bagian atas bak pengendapan untuk menahan flokflok
yang terbentuk.
3) Hindered Settling (Zone Settling)
Merupakan pengendapan dengan konsentrasi koloid dan partikel tersuspensi adalah sedang,
di mana partikel
saling berdekatan sehingga gaya antar pertikel menghalangi pengendapan paertikel-paertikel
di sebelahnya.
Partikel berada pada posisi yang relatif tetap satu sama lain dan semuanya mengendap pada
suatu kecepatan
yang konstan. Hal ini mengakibatkan massa pertikel mengendap sebagai suatu zona, dan
menimbulkan suatu
permukaan kontak antara solid danliquid.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan efisiensi bak pengendapan adalah:
a. Luas bidang pengendapan
b. Penggunaan baffle pada bak sedimentasi
c. Mendangkalkan bak
d. Pemasangan plat miring
Sumber : https://himka1polban.wordpress.com/laporan/pengolahan-limbah-industri/laporansedimentasi/

Anda mungkin juga menyukai