Pengambilan Data
Proses pengambilan data dilakukan
sesuai dengan urutan proses sebagai
berikut: 1. Proses permesinan. a). Spesimen
3
pembahasan
kesimpulan.
data.
d).
penarikan
B. Diagram S-N
Gambar 3. Diagram S-N hasil pengujian kelelahan rotating bending tipe cantilever
Dari data pada diagram di atas dapat
diketahui huubungan antara tegangan
(MPa) dan siklus dalam variasi putaran
motor. Pada pembebanan 48 MPa rata rata nilai siklus terbanyak terdapat pada
variasi putaran poros 2200 rpm, yaitu
sebesar 907.403 siklus. Sedangkan rata rata nilai siklus paling kecil terdapat pada
variasi putaran poros 2800 rpm, yaitu
sebesar 821.345 siklus.
Pada pembebanan 36 MPa rata - rata
nilai siklus terbanyak terdapat pada variasi
putaran poros 2200 rpm, yaitu sebesar
1.008.951 siklus. Sedangkan rata - rata
nilai siklus paling kecil terdapat pada
variasi putaran poros 2800 rpm, yaitu
sebesar 978.219 siklus.
Pada pembebanan 24 MPa rata - rata
nilai siklus terbanyak terdapat pada variasi
putaran poros 2200 rpm, yaitu sebesar
1.230.023 siklus. Sedangkan rata - rata
nilai siklus paling kecil terdapat pada
variasi putaran poros 2800 rpm, yaitu
sebesar 1.189.341 siklus.
Pada pembebanan 48 MPa rata - rata
nilai siklus terbanyak terdapat pada variasi
putar
juga
berpengaruh
terhadap
banyaknya siklus yang terjadi. Semakin
besar putaran maka tegangan amplitudo
yang dihasilkan akan meningkat karena
adanya pembebanan berulang-ulang yang
Gambar 4. Grafik Hubungan Putaran dan Siklus hasil pengujian kelelahan rotating bending
tipe cantilever
Dari data pada diagram di atas dapat
diketahui huubungan antara jumlah siklus
dan putaran (rpm) dalam variasi
pembebanan. Pada pembebanan 48 MPa
rata - rata nilai siklus terbanyak terdapat
pada variasi putaran poros 2200 rpm, yaitu
sebesar 907.403 siklus. Sedangkan rata rata nilai siklus paling kecil terdapat pada
variasi putaran poros 2800 rpm, yaitu
sebesar 821.345 siklus.
Pada pembebanan 36 MPa nilai rata rata siklus terbanyak terdapat pada variasi
putaran poros 2200 rpm, yaitu sebesar
1.008.951 siklus. Sedangkan rata - rata
nilai siklus paling kecil terdapat pada
variasi putaran poros 2800 rpm, yaitu
sebesar 978.219 siklus.
KESIMPULAN
Dari Penelitian yang telah dilakukan
oleh
penulis,
didapatkan
beberapa
kesimpulan yang menjadi hasil dari
penelitian tersebut, antara lain:
1. Semakin rendah nilai tegangan bending
maka semakin tinggi besar siklus yang
dibutuhkan untuk menghasilkan patah.
Hal ini disebabkan karena semakin
rendah tegangan yang diberikan akan
menghasilkan
pembebanan
yang
semakin menurun pada spesimen.
Sehingga semakin rendah nilai
tegangan, akan dibutuhkan waktu yang
lebih lama untuk menyebabkan
spesimen pengujian kelelahan menjadi
patah.
2. Jumlah siklus yang dihasilkan pada tiap
tegangan bending maksimum semakin
menurun sesuai dengan bertambahnya
putaran. Hal ini disebabkan semakin
tinggi putaran maka dibutuhkan siklus
yang lebih sedikit untuk menghasilkan
spesimen pengujian kelelahan menjadi
patah.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Thomas M. 2002. Guide for
Estimation
of
Measurement
Uncertainty in Testing. A2LA
Akuan, Abrianto.2007. Kelelahan Logam.
Bandung: Diktat Kuliah Teknik
Metalurgi UNJANI.
Alaneme, K. K. 2011. Design of a
Cantilever Type Rotating Bending
Fatigue Testing Machine. Nigeria:
Federal University of Technology
ASM Handbook Volume 8. 2000 Fatigue,
Creep
Fatigue,
and
Thermomechanical Fatigue Life
Testing, Materials Park, OH. ASM
International
Bannantine, Julie A. Fundamentals of
Metal Fatigue Analysis. New
Jersey: Prentice Hall