Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 2

PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
Hormat, Sayang, dan Patuh kepada
Orang Tua dan Guru

Nama Anggota :
Abu Rizal Bakri
Afni Afitri
Citra Aanisah Jahroo
Ersa Alviolita
Hesti Widia
Ichwan Muchlis
Isnaini Rachmawati
Muhammad Aghfar Syakur
Kelas : XI MM 1

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat penting bagi manusia untuk mengaktualkan potensi
yang mereka miliki dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai khalifah di bumi. Sekolah Dasar merupakan
tempat dimana siswa menjalani pendidikan dasarnya dalam rangka pengembangan potensi yang mereka miliki
tersebut sejak dini yang akan mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan dan
keterampilan baru.
Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Dalam
pengajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa. Kedudukan siswa dalam pengajaran adalah sebagai subjek dan
sekaligus sebagai objek. Maka inti proses pengajaran adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran. Persoalan yang timbul adalah mampukah siswa belajar dengan memanfaatkan segala kemampuan yang
dimilikinya dari situasi serta kondisi yang ada dilingkungannya untuk mencapai hasil yang maksimal.
Hal ini , tentunya tidak terlepas dari pembentukan sikap pada diri peserta didik terutama dengan sikap hormat
dan patuhnya pada orang tua maupun guru, yang tentunya sangat besar peranannya dalam dalam pembentukkan
akhlak anak didik, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah.
Dengan pembentukkan akhlak yang diharapkan terbentuk dengan baik pada peserta didik, maka pada
makalah ini akan membahas tentang Hormat dan Patuh pada Orang Tua dan Guru, yang diharapkan makalah ini
dapat menjadi auan bagi penulis maupun pembaa yang lainnya untuk bersikap hormat dan patuh kepada orang tuan
dan guru.

PEMBAHASAN
A. Hormat, Patuh dan Sayang Pada Orang Tua dan Guru
1. Hormat, Patuh, dan Sayang pada Orang Tua
Ibu dan bapak adalah orang yang sangat berjasa dalam kehidupan kita. Kita hadir di dunia fana ini karena
melalui orang tua kita. Sejak dalam kandungan lalu dilahitkan, disusui, diberi makan minum, diasuh, dididik,
disayangi, dilindungi dan hingga sampai saat ini. Allah memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada
orang tua, sesuai dengan firman Allah SWT pada Q.S. Al-Isra ayat 23, yang berbunyi:

Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah satu seorang di antara keduanya atau keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah, 'Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah menyayangi aku di waktu
kecil'. (QS. Al-Isra : 23-24)
Dari ayat di atas, dapat di jelaskan bahwa kita harus hormat kepada orang tua sampai orang tua kita berusia
lanjut. Pada kedua orang tua kita dilarang untuk mengatakan ah apabila perkataan-perkataan yang lainnya.
Hal ini juga sejalan dengan Q.S. An-Nisa ayat 36, bunyinya :

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.

Dari beberpa ayat diatas, jelaslah perintah Allah SWT kepada manusia bagaimana seorang anak
diperintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Termasuk dosa besar ketika seorang anak menyakiti
dan durhaka terhadap kedua orang tuanya.
Hormat dan patuh pada orang tua hatus tetap kita laksanakan, baik selama beliau masih hidup maupun setelah
meninggal dunia. Sikap kita untuk menghormati orang tua yang masih hidup itu banyak caranya. Hal ini
tergambar dari bagaimana adab kita terhadap orang tua. Adab kepada kedua orang tua artinya tata cara yang
baik bergaul dengan kedua orang tua, baik dalam hal perbuatan, sikap dan tutur kata. Adapun adab kepada
kedua orang tua yang masih hidup antara lain:
a. Berperilaku hormat
b. Bersikap kasih sayang
c. Bersikap dan berbicara dengan sopan santun.
d. Mentaati setiap perintah kedua orang tua kita, selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
e. Membantu meringankan pekerjaan merema.
f. Mendoakan kebaikan bagi kedua orang tua setiap selesai shalat fardhu.
g. Gembirakan mereka dengan perbuatan-perbuatan yang baik, misalnya dengan rajin ibadah dan sebagainya
agar mereka selalu ridha kepada kita. Dalam sebuah hadits Nabi mangatakan: Ridha Allah tergantung
kepada ridha orang tua, dan murka Allah terkandung kepada murka kedua orang tua.
h. Muliakan keduanya, terutama ibu. Namun tidak berarti bapak tidak perlu dimuliakan tetap saja wajib, hanya
kepada ibu harus lebih-lebih dimuliakan. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Nabi Muhammad
SAW: Siapakah orang yang paling saya jadikan sebagai sahabat dalam kehidupan ini? Baginda SAW
menjawab dengan singkat: Ibumu kemudian orang itu bertanya lagi: Kemudian siapa lagi ya
Rasulullah? beliau menjawab lagi:Ibumu. Dengan penasaran dan tidak puas orang itu bertanya
lagi:Kemudian dengan siapa lagi ya Rasulullah?Rasulullah SAW menjawab lagi dengan tegas;Ibumu.
Dan orang itu masih bertanya lagi: Kemudian siapa lagi, ya Rasulullah? Rasul menjawab: Kemudian
dengan ayahmu (HR. Bukhari dan Muslim). Sealain itu al-quran juga menggambarkan betapa susah
seorang ibu dalam mengurus anaknya dari ketika dalam kandungan. Terdapat dalam Q.S. Luqman ayat 14,
bunyinya:

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

g. Jagalah nama baik keduanya.


Jadi, sebagai anak harusnyalah kita tetap harus dapat menghormati dan mematuhi segala apa yang di
perintahkannya, selama perintahnya tidak melanggar ajaran agama Islam.
Selanjutnya, walaupun orang tua kita sudah meninggal dunia maka kita juga masih harus tetap hormat
kepada beliau, semuanya haruslah kita kita tahu bagaimana adab yang harus dan bisa kita lakukan kepada
orang tua kita yang sudah meninggal dunia. Adab kepada orang tua yang sudah meninggal dunia tentunya
berbeda dengan adab kita terhadap orang tua kita yang masih hidup. Untuk itu, kita akan menuliskan adab kita
terhadap orang tua kita yang sudah meninggal dunia, diantaranya :

Selalu mendoakannya.
Atau doa khusu untuk orang yang sudah meninggal.
Tidak memutuskan tali silaturahim dengan keluarga, kerabat dan sahabat-sahabat mereka.
Pergilah berziarah ke kuburnya. Sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah,
Rasulullah bersabda:Barang siapa yang berziarah ke kubur kedua orang tuanya, atau salah seorang darim
keduanya pada tiap hari jumat, maka dosanya akan diampuni Allah dan ia dinyatakan sebagai seorang
anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
Meneladani sikap-sikap yang baik dari keduanya.
Melaksanakan setiap wasiat atau pesan dari keduanya.
Melanjutkan cita-cita atau perjuangan yang pernah dilakukan sewaktu hidup.
Pentingnya kita menghormat dan menyayangi orang tua yang masih hidup. Bila kita hendak mengukur
betapa besar jasa kedua orang tua kepada kita, niscaya tidak dapat terukur meskipun bumi terbelah dua. Dan
baktinya tidak akan terbayar dengan bakti kita sampai berakhir hayat kita. Maka sebenarnya harta kita miliki
adalah harta kepunyaan kedua orang tua kita.
Dan setelah meninggal pun kedua orang tua kita, maka kewajiban kita untuk mendoakan untuk memohon
ampun, menepati janji dan membayar nazar kedua orang kita sewaktu masih hidup, dan selalu menjaga tali
silaturahim dengan kerabat orang tua kita.
Berbakti kepada orang tua semasa mereka hidup dapat dilakukan dengan cara:
a. Pahala berbakti kepada kedua orang tua di dunia dan akhirat
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan hak dan kewajiban setiap manusia . Ini dapat dipahami dari
sebuah riwayat berikut ini. Pada suatu hari seorang laki-laki menghadap Rasulullah saw, dan berkata:Wahai
Rasulullah , siapakah orang yang paling berhak saya perlakukan dengan baik? Rasulullah menjawab,
Ibumu, ayahmu, saudara perempuanmu, saudara laki-lakimu dan hamba sahayamu merupakan hak dan
kewajibanmu serta menjadi sebuah keluarga yang harus disambung. (HR. Abu Dawud dari Qulaib Ibnu
Manfaah). Hikmah yang dapat diambil apabila kita berbakti pada kedua orang tua di dunua maka Allah akan
menambah umur dan rezeki kita, sedangkan untukm di akhiran, maka dosa-dosa kita selama di dunia akan
terhapuskan.
b. Mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas fardhu kifayah.
Berbakti kepada orang tua adalah fardhu ain bagi setiap muslim. Maka yang dapat dilakukan adalah:
mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas jihad di jalan Allah; mengutamakan berbakti kepada orang
tua diatas istri dan teman-temannya; mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas haji; mengutamakan
berbakti kepada orang tua di ata mengunjungi Rasulullah saw; mengutamakan berbakti kepada orang tua di
atas anak-anak; mengutamakan berbakti kepada ibu di atas amalan-amalan sunah; mengutamakan berbakti
kepada orang tua di atas hijrah di jalan Allah. Abu Yala dan Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang
baik, sesungguhnya ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw, lalu berkata:Aku sangat
menginginkan untuk berjihad, tetapi aku tidak mampu? Nabi saw. bertanya:Apakah salah seorang dari
kedua orang tua anda masih ada? Ia menjawab: Ya, ibuku masih ada. Beliau bersabda:Mohonlah kepada
Allah agar dapat berbakti kepadanya. Bila anda benar-benar melakukannya (berbakti padanya), maka anda
mendapatkan pahala seperti orang yang berhaji, umrah, dan berjihad.
c. Tidak ada ketaatan kepada orang tua untuk mendurhakai Allah, namun harus tetap berbuat baik kepada
keduanya.
d. Manusia yang paling berhak untuk ditemani adalah kedua orang tuamu.
e. Mengutamakan berbakti kepada ibu jika kepentingan ayah tidak bisa dikompromikan dengan kepentingan
ibu.
f. Kamu dan hartamu adalah milik orang tuamu.
g. Saling mendoakan antara orang tua dan anak-anaknya.

h. Jangan menyebabkan orang lain mencaci kedua orang tuamu.


i. Berbanggalah dengan orang tuamu.
j. Menghajikan orang tua.
k. Melaksanakam nazar orang tua.
l. Durhakan kepada orang tua termasuk dosa besar yang tercepat balasannya di dunia dan akhirat.



: ,


( :
,-

-









,
)
Dari Abdullah Ibnu Amar al-Ash Radliyallaahu anhu bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:
Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan
orang tua. Riwayat Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim.
Rasulullah saw. pernah memberi sepuluh wasiat kepada Muadz bin Jabal:
Janganlah menyekutukan Allah, meskipun kamu dibunuh dengan cara dibakar.
Janganlah mendurhakankedua orang tua, meskipun kamu disuruh meninggalkan harta dan keluargamu.
Janganlah meninggalkan shalat wajib dengan sengaja! karena, orang yang meninggalkan shalat wajib dengan
sengaja terlepas dari tanggungan Allah.
Janganlah minum minuman keras! karena, itu adalah pangkal segala kebejatan.
Ingat, hindarilah perbutan maksiat! karena maksiat itu mengundang kemurkaan Allah.
Ingat, hindarilah melarikan diri dari medan perang, meskipun semua harus tewas.
Jika manusia pada meninggal, sedang kamu ada diantara mereka, maka bertahanlah!
Berilah nafkah kepada keluargamu dengan usahamu!
Janganlah memukul mereka dengan alasan mendidik!
Tanamkanlah rasa takut mereka kepada Allah.
Apapun dan bagaimanapun kejadiannya, hormat dan patuh kepada kedua orang dapat kita jalankan dengan cara
mengabdi dan membuat senang orang tua, baik secara lahiriah maupun bathinia.

2. Hormat dan Patuh pada Guru


Pendidikan adalah juga merupakan bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh kehidupan
yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup, baik secara individu maupun kelompok. Sebagai
proses, pendidikan memerlukan sebuah sistem yang terprogram dan mantap, serta tujuan yang jelas agar arah
yang dituju mudah dicapai. Pendidikan adalah upaya yang disengaja. Makanya pendidikan merupakan suatu
rancangan dari proses suatu kegiatan yang memiliki landasan dasar yang kokoh, dan arah yang jelas sebagai
tujuan yang hendak dicapai.
Adapun pemikiran yang dijadikan dasar pandangan ilmu pengetahuan meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut:
Pengetahuan merupakan pengembangan dari kemampuan nalar manusia yang potensial dasarnya bersumber
dari anugerah Allah.
Pengetahuan dapat diperoleh manusia melalui usaha (belajar, meneliti atau eksperimen) atau melalui
penyucian diri serta pendekatan kepada Allah. Pengetahuan diperoleh dari kesungguhan usaha tersebut.
Pengetahuan merupakan potensi manusia yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatjan terbentuk menalui
nalar dan penginderaan.
Pengetahuan manusia memilikim kadar kadar dan tingkatan yang berbeda sesuai dengan obyek, tujuan dan
metode yang digunakan.
Pengetahuan yang paling utama adalah pengetahuan yang berhubungan dengan Allah, Perbuatan-Nya serta
makhluk-Nya.
Pengetahua manusia pada hakikatnya adalah hasil penafsiran dan pengungkapan kembali, segala bentuk
permasalahan yang berkaitan dengan hukum-hukum Allah.
Pengetahuan yang hakiki adalah pengetahuan yang didasari oleh kaidah-kaidah dan nilai akhlak, karena
dapat mendatangkan ketentraman batin.
Hormat dan patuh pada guru, merupakan sifat terpuji yang harus ditanamkan pada setiap anak didik. Guru
adalah orang yang memberikan pelajaran, atau guru adalah seorang pengajar serta pendidik yang mendidik dan
orang yang nenberikan pelajaran terhadap sesuatu yang baru. Oleh karena itu kita wajib hormat dan patuh
kepada guru, karena guru telah mengajarkan ilmu, mendidik, dan membekali kita dengan ketrampilan yang
memadai sehingga dapat berhasil.

Begitu berjasanya seorang guru bagi kehidupan generasi yang akan datang, karena apabila ilmu itu hilang,
maka kebodohanlah yang akan tampak. Bersumber dari Anas r.a, ia berkata: Sungguh aku ceritahkan
kepadamu suatu hadits yang tidak diceritakan kepadanya oleh seorangpun sesudah saya. Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda:Sesungguhnya sebagian dari tanda-tanda kiamat adalah menyedikitkan ilmu,
nampaknya kebodohan dan perzinaan, banyaknya wanita dan sedikitnya laki-laki sehingga lima puluh wanita
satu penegak (laki-laki yang mengurus).
Jelaslah, bahwa peran guru sangat dibutuhkan demi berlangsungnya generasi muda penerus bangsa yang
memberikan dan membawa mereka pada tahap kemandirian dan terhindar dari kebodohan.
Banyak hal yang harus di perhatikan bagi orang tua, pendidikan memang sangat perlu dan penting, namun
tanggung jawab mendidik anak tidak bisa hanya diberikan sepenuhnya pada seorang guru, karena guru hanya
sekian waktu saja berada pada anak didik, namun orang tualah yang sangat banyak membantu. Hal ini tentunya
perlu adanya kerjasama antara guru dan orang tua. Wahai penanggung anak (orang tua), jika anda lemparkan
tanggung jawab pendidikan mereka ke tempat-tempat asuhan anak, saya khawatir anda akan menerima siksa
ganda. Siksa pedih sebab anda membiarkan mereka bersih itu menjadi tercemar dan balasan setimpal akibat
perlakuan anda yang keji itu. Maka kerjasama yang abaik antara guru dan orang tua dapat membentuk anak
didik seprti yang di harapkanbaik orang tua maupun guru itu sendiri.
Para sahabat dan salafus-shalih sangat serius dan hati-hati dlam memilihkan guru untuk anak-anak mereka.
Mereka sangat teliti dan selektif, karena guru bagi mereka adalah cermin yang selalu akan dilihat oleh seorang
anak, yang akan berpengaruh banyak pada pribadi dan akal anak. Juga, guru merupakan sumber pertama
seorang anak untuk mendapatkan dan menimba ilmu.
Imam Al-Mawardi juga menegaskan pentingnya memilih pendidik yang baik. Ia mengatakan,Kemudian wajib
(bagi orang tua) bersungguh-sungguh dalam memilih pendidik atau guru untuk anak-anaknya. Disini
diharapkan sebagai orang tua dapat memilih sekolah mana yang sesuai dengan pembentukkan akhlak yang
berguna bagi anak kita. Orang tua diharapkan agar lebih berhati-hati lagi dalam hal pendidikan.
Guru merupakan orang tua kita di sekolah. Guru banyak berjasa bagi kita. Guru megajari kita banyak hal, kita
mampu membaca, menulis, menghitung karena diajarkan oleh guru. Karena itu, sudah seharusnya kita
berperilaku hornat dan santun kepada guru.
Sebagai seorang pelajar yang baik, kita harus selalu menghormati bapak dan ibu guru. Hormat kepada guru
dilakukan dimanapun, baik di sekolah maupun di jalan. Menghormati guru bisa dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
Apabila berjumpa dengan guru, ucapkan salam dan ciumlah tangannya dengan membukukkan sedikit badan.
Apabila guru sedang mengajar, duduklah dengan tenang, dan dengarkan apa yang diajarkan agar mudah
memehaminya.
Di antara akhlaq kepada guru adalah memuliakan, tidak menghina atau mencaci-maki guru, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW :





Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua dan tidak menyayangi orang
yang lebih muda. ( HSR. Ahmad dan At-Tirmidzi )
Di antara akhlaq kepada guru adalah mendatangi tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat,
sebagaimana sabda Rasulullah SAW :








Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu padanya, Alloh mudahkan baginya dengannya jalan
menuju syurga. ( HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )
Imam Sufyan Ats-Tsauri rohimahulloh berkata : Bila kamu melihat ada anak muda yang bercakap-cakap
padahal sang guru sedang menyampaikan ilmu, maka berputus-asalah dari kebaikannya, karena dia sedikit rasa
malunya.( AR. Al-Baihaqi dalam Al-Madkhol ilas-Sunan )

Di antara akhlaq kepada guru adalah bertanya kepada guru bila ada sesuatu yang belum dia mengerti dengan
cara baik. Allah SWT berfirman :






Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami
beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada
mengetahui.
(QS: Al-Anbiyaa Ayat: 7)
Kedudukan Guru
Bapak Guru lebih mulia dari bapak kandung . Sebab, Ibu Bapak itu mendewasakan dari segi jasmani yang
bersifat material, sedangkan Bapak/Ibu Guru mendewasakan dari segi rohani yang bersifat spiritual dan universal.
Para Guru, Ustadz, Ustadzah, atau Mualim, Mursyid, selain mengantarkan kita menjadi orang yang beramal
sholih, mereka termasuk pewaris Nabi-Nabi, justru merekalah penyalur pusaka dalam menjalankansyariat,
akhlak, aqidah, dan mereka pula contoh yang terdekat dengan kita. Berkaitan dengan hal tersebut, Nabi bersabda:
Ulama adalah penerima pusaka Nabi-Nabi. (HR. al-Tirmizi dan Abu Daud)
Sehubungan dengan hadist tersebut, maka kita diperintahkan untuk menghormati para Ulama, meski bukan Guru
kita. Begitupula dengan para DaI dan Muballigh selaku penyalur risalah kenabian, yang kini disebut Dawah
atau Kulyah Agama. Adapun Ulama yang sebenarnya adalah yang berilmu, dan beramal dengan ilmunya itu,
serta ilmudan amalanya tersebut sesuai dengan Al-Quran dan Hadist.

Murka Terhadap Guru


Dalam sebuah hadist riwayat al-Baihaqi Nabi SAW bersabda :
Siapa yang merendahkan gurunya, akan ditimpakan Allah kepada-Nya tiga bala : 1. Sempit rezekinya; 2. Hilang
manfaat ilmunya; 3. Keluar dari dunia ini tanpa iman (wafat).
Dari hadist ini, kita dilarang meringan ringankan guru, apalagi menghina, mencela atau menyakiti, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Walaupun guru sekarang berputar jadi murid kita, sebab walau
bagaimanapun Alimnya atau pandainya kita sekarang, yang namun Guru adalah juga sebagai ayah dari sebagaian
Ilmu kita. Sebab, gurulah pada waktu silam yang membekali dan menuntun kita saat kita masih buta dengan
ilmu pengetahuan, mereka orang pertama yang mengajari kita dalam mengatur cara berfikir, berpakaian dan lainlain. Oleh karena itu, celakahlah orang yang tidak menginsyafi budi baik gurunya dan lupa pada jasa-jasa mereka
dari kecil hingga kita dewasa. Bahkan dari dunia hingga keakirat kelak.
Guru adalah orang yang berjasa dalam hidup kita. Mereka mengajarkan kita ilmu yang bermanfaat. Di sekolah,
kita harus selalu menghormati semua perintah guru. Mematuhi perintah guru dapat dilakukan dengan cara:
Apabila kita diperintahkan oleh guru, misalnya mengambil kapur, mengantarkan buku, menghapus papan tulis
dan sebaginya, kita harus melaksanakannya.
Selalu mentaati peraturan sekolah. Misalnya apabilah tidak masuk karena sakit, harus membuat surat izin,
memakai seragam sesuai waktunya, dan sampai di kelas tepat pada waktunya.
Apabila mendapat tugas atau pekerjaan rumah (PR) selalu dikerjakan dan dikumpulkan tepat pada waktunya.A
pabila mendapat tugas piket, berangkat lebih awal agar tidak mengganggu waktu belajar.
Bapak dan ibu guru dapat dijadikan panutan dalam kehidupan kita. Mereka orang yang membimbing kita. Oleh
karena itu, kita dapat meneladani sikap baik bapak dan ibu guru. Meneladani sikap baik guru dapat dilakukan
dengan cara:
Meniru kebiasaan baiknya. Misalnya, bu guru sering mengisi waktu istirahat dengan membaca buku.
Meniru tutur katanya.
Melaksanakan semua nasihatnya.
Oleh karena itu, karena guru adalah sebagai suri teladan yang baik pada anak didik, maka sebagai seorang guru
harus bisa menjaga sikap hingga bisa menjadi contoh bagi anak didiknya.

KESIMPULAN DAN SOLUSI


Hormat dan patuh pada orang tua dan guru adalah merupakan akhla yang terpuji, himgga harus bisa
diterapkan oleh peserta didik. Hormat dan patuh pada orang tua dan guru itu meliputi:
1. Orang tua adalah orang telah melahirkan kita, menyusui, mendidik, mencukupi semua kebutuhan hidup kita
sampai kita dewasa dan sampai menghantar kita sampai menikah.
2. Orang tua adalah orang yang wajib kita hormati dan patuhi., baik selama mereka masih hidup maupun setelah
meninggal dunia.
3. Harta yang kita punya adalah harta orang tua kita
4. Mengurus orang tua itu lebih utama dari berjihad di jalan Allahm karena mengurus orang tua termasuk jihad di
jalan Allah.
5. Mendoakan mereka setelah meninggal dunia adalah salah satu hormat kita kepada orang tua.
6. Mendatangi kuburnya (ziarah kubur) adalah salah satu bakti mkita kepada orang tua.
7. Guru adalah orang yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada kita, dari kita tidak mengenal apapun sampai
kita menemukan pengetahuan yang baru.
8. Guru adalah cermin bagi peserta didik, oleh karena seorang pendidik harus menjadi contoh teladan bagi anak
didiknya.
9. Menghormati dan patuh pada guru dapat dilakukan dengan cara mengucapkan salam bila bertemu, mematuhi
peraturan sekolah, mengerjakan apa yang diperintahkan kepada kita (PR)
Solusinya adalah karena orang tua dan guru adalah sebagai orang tua kita di rumah dan di sekolah, maka
mematuhi dan menghormati kesuanya adalah merupakn suatu kewajiban, oleh karena itu baik di rumah maupun di
sekolah pendidikan akhlah adalah menjadi pokok utama pembentukkan perilaku terpuji pada anak didik kita.

Anda mungkin juga menyukai