BIDANG :
PENELITIAN
Disusun Oleh :
Ketua Kelompok :
Aditiya Candra Kirana
Anggota Kelompok :
1 Fitriana Rachmawati
7182
7309
HALAMAN PENGESAHAN
Disahkan pada tanggal 27 Oktober 2014
Judul
Ketua Kelompok
a. Nama Lengkap
b. NIS
: 7182
c. Jurusan
: IPA
Anggota
a. Nama Lengkap
: Fitriana Rachmwati
b. NIS
: 7309
c. Jurusan
: IPA
Identitas Pendamping :
a. Nama Lengkap
: Lailis Safitri, S. Pd
b. NIP
Ketua Kelompok
Lailis Safitri, S. Pd
NIS. 7182
Mengetahui,
Kepala SMAN 1 Taman
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke Hadirat Allah S.W.T. yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan, kesempatan dan
kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada
waktunya sebagai tugas yang dikumpulkan untuk lomba KTI yang dilaksaanakan
pada 3 Oktober 2013
Penulisan karya tulis bertemakan
Dungus adalah untuk
perairan serta pH sungai sehingga kita dapat menguji kualitas air di sungai
tersebut.
Penyelesaian penyusunan karya tulis ini tidak terlepas dari bimbingan,
bantuan dan paritsipasi semua pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima
kasih pada :
1
Bapak Drs. H. Subagyo, M.Si., selaku Kepala SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo.
Ibu Novarita Zulkarnaen, S.Pd., selaku Guru bidang studi Bahasa Indonesia SMA
Negeri 1 Taman yang telah memberi materi pembelajaran tentang Karya Tulis
Ilmiah kepada penulis.
Ibu Maisaroh, S.Pd., selaku Guru bidang studi Kimia SMA Negeri 1 Taman, yang
telah membantudalam pembuatan KTI.
Ibu Lailis Safitri, S.Pd., selaku Guru bidang studi Biologi SMA Negeri 1 Taman,
yang turut membantu saat melakukan berbagai pengamatan untuk pembuatan
KTI.
Warga desa sekitar Sungai Dungus yang bersedia diwawancarai saat melakukan
penelitian selaku mediator pemberi informasi
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan..........................................................................................
ii
1
2
............2
1.4.............Manfaat Penelitian ...........................................................................
.............3
2.1.1. Sungai Berdasarkan Jumlah Airnya ...................................................
2.1.2. Sungai Berdasarkan Genetikanya.......................................................
2.1.3. Sungai Berdasarkan Sumber Air ........................................................
2.1.4. Sungai Berdasarkan Lapisan Batuan yang Dilalui .............................
2.1.5. Sungai Berdasarkan Pola Aliran .........................................................
2.2..............Parameter Kualitas Air ....................................................................
2.2.1 Fisis .....................................................................................................
2.2.2 Biologis ...............................................................................................
3
4
4
4
5
5
5
6
7
7
7
7
7
8
8
8
9
9
10
10
10
11
18
20
21
21
21
21
22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sebagian besar wilayahnya
terdiri dari perairan dan salah satu sumber air yang dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia untuk memenuhi kehidupannya berasal dari air
sungai. Jumlah sungai yang ada di Indonesia sendiri adalah sekitar 5590
buah yang tersebar diberbagai daerah ( Mochammad Amron, 2011).
Masyarakat Indonesia memanfatkan air sungai untuk memenuhi berbagai
macam kebutuhan, seperti: pengairan sawah, untuk budidaya ikan, bahkan
juga dimanfaatkan untuk mandi dan mencuci. Sungai juga dapat
menghasilkan pembangkit tenaga listrik.
Saat ini, pencemaran sungai di Indonesia sudah mencapai tahap
yang cukup parah. Pencemaran air ini diantaranya adalah banyaknya
limbah pabrik dan masyarakat secara sengaja membuang sampah di
sungai. Dengan tingkat pencemaran ini dapat mengurangi jumlah air
bersih yang dapat dipakai oleh manusia. Karena air merupakan sumber
utama kehidupan bagi semua makhluk hidup, maka kita harus turut
menjaga kulitas dan kelestariannya. Salah satu indikator untuk mengetahui
kualitas air adalah dengan mengetahui jumlah biota yang terdapat di dalam
sungai.
Banyaknya volume sampah yang ada di sungai Dungus Sukodono
mendorong anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 1 Taman
melakukan penelitian awal tentang kualitas air sungai Dungus. Parameter
lingkungan yang dapat dijadikan kontrol adanya polusi adalah pH dan
suhu perairan.
Dengan adanya Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
manfaat bagi masyarakat maupun diri sendiri. Serta dapat dijadikan
motivasi bagi para bagi generasi muda untuk mengasah kemampuannya
dalam memecahkan masalah pencemaran air sungai di Indonesia. Dan
dapat menjadikan pengetahuan bagi masyarakat akan pentingnya menjaga
1.2.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kualitas air di Sungai Dungus, Sukodono.
2. Untuk mengetahui hubungan antara pH , suhu perairan serta jumlah biota
di Sungai Dungus, Ngares Rejo dan Sungai Dungus, Panjunan dengan
kualitas airnya di pagi dan sore hari.
1.4.
Manfaat Penelitian
1. Dapat memberi informasi kepada masyarakat mengenai kualitas air di
Sungai Dungus, Sukodono. Sehingga mereka dapat termotivasi untuk
selalu ikut serta dalam menjaga dan melestarikannya agar kebersihan air di
sungai tersebut tetap terjaga.
2. Dapat
menjadi
motivasi
bagi
generasi
muda
untuk
mengasah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sungai
Sungai merupakan siklus hidrologi. Berawal dari sebuah mata air
yang mengalir ke anak sungai. Alirannya memiliki sifat yang sama seperti
air, yaitu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.Beberapa anak
sungai bergabung dan membentuk sungai utama. Ujung dari perjalanan
sungai adalah muara sungai. Lalu dari sanalah alirannya menuju ke danau,
laut, atau samudera. (Feri Utoro, 2011)
Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti
hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah dan di beberapa negara
tertentu air sungai juga berasal dari lelehan salju. Selain air, sungai juga
mengalirkan sedimen dan polutan.
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian,
bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air
limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai.
(Wikipedia, 2010)
2.1.1. Sungai Berdasarkan jumlah airnya
1. Sungai permanen : Sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif
tetap.
2. Sungai periodic
3. Sungai episodic
airnya kering.
4. Sungai ephemeral : Sungai yang ada airnya hanya pada saat musim
hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir
sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim
hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
2.1.2. Sungai Berdasarkan Genetiknya
2. Sungai gletser
3. Sungai campuran : sungai yang berasal dari air hujan dan lelehan es
2.1.4. Sungai Berdasarkan Lapisan Batu yang Dilalui
lapisan
batuan
yang
dilaluinya.
Jadi
setiap
terjadi
pada
sungai
utama
atau
langsung
2.2.3. Kimiawi
Perbedaan waktu, yaitu pagi dan siang
perubahan pH, suhu dan kualitas air sungai. Pada data kuantitatif, jika
indikator universal pH menunjukkan kurang dari tujuh berarti air sungai
termasuk asam, pH menunjukkan tujuh berarti air sungai normal dan jika
pH menunjukkan lebih dari tujuh berarti air sungai termasuk basa.
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur
proses kehidupan dan penyebaran organisme. Kisaran suhu yang baik bagi
kehidupan organisme perairan adalah antara 18-300C. Berdasarkan hal
tersebut, maka suhu perairan dilokasi penelitian sangat mendukung
kehidupan organisme yang hidup di dalamnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Penelitian pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 19 September 2014
pada siang hari sekitar pukul 13.30 di Sungai Dungus, Ngares Rejo
3.1.2 Penelitian kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Oktober 2014 pada
pagi hari sekitar pukul 09.30 di Sumgai Dungus, Panjunan
3.1.3 Penelitian ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 6 Oktober 2014 pada
siang hari sekitar pukul 13.30 di Sungai Dungus, Ngares Rejo
3.2.
Rancangan Penelitian
3.3.
Metode Penelitian
3.3.1. Alat :
1. 1 Saringan
2. 1 Jaring ikan
3. 3 Sendok plastik
4. 3 Baskom
5. 3 tempat es batu
6. Lup
7. Thermometer
8. Kertas pengukur pH
3.3.2. Bahan
1. Sempel air dari Sungai Dungus
2. Biota di dalam Sungai Dungus
3.3.3. Variabel
permasalahan.
3.5. Metode Analisis Data
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Pengamatan
4.1.1. Fisis
4.1.1.1.
Karakteristik Substrat Dasar Sungai
Para
Sk
Kategori
meter
(A/
(A)
Lebih
Cukup (B)
(C)
Kondisi
1.
an substrat di
kondisi substrat
substrat yang
zona literal
substrat sesuai
masih stabil;
stabil <10%;
(tepi sungai)
untuk koloni
beberapa bagian
habitat untuk
invertebrata dan
substarat
koloni
diatom; terdapat
terganggu,
invertebrata dan
potongan kayu
tergerus atau
diatom sangat
yang lapuk di
dipindahkan dari
sungai
tidak stabil
10-50%
Buruk
Tutup
Baik
campuran
substrat batuan
stabil dengan
berbagai ukuran
<25%
2.
at tepi sungai
batuan
substat terpendam
75% substrat
yang
terpendam atau
dalam lumpur
terpendam dalam
Substr
25-75%
Lebih dari
terpendam
tertutupi lumpur
lumpur halus;
lumpur
halus; batuan
ditarik untuk
batuan harus
dapat diangkat
mengangkatnya
dicongkel untuk
dengan mudah
mengangkatnya
dari dasar
sungai
Kurang
3.
ndapan
dari 50%
banyak
endapan partikel
sendimen
substrat dasar
pengendapan
sungai
substrat baru
80% substrat
dipengaruhi
berupa kerikil,
dasar terus
oleh endapan
mengalami
sendimen
50-80% dasar
pergantian, sungai
sungai
mengalami
dipengaruhi
pendangkalan
pengendapan baru
karena tumpukan
yang terakumulasi
sendimen
Dasar
di belokan sungai
Dasar
berlebihan
Dasar
Penge
Banyak
4.
at di bagian
sungai terdiri
sungai seluruhnya
sungai berupa
sungai yang
atas campuran
lumpur atau
lempung keras,
dalam
material dasar
lempung
paras, lempeng
Substr
Cukup
sungai dengan
berbagai ukuran
besar atau
seluruhnya pasir
4.1. Tabel karakteristik substrat dasar sungai
berupa lempung keras, paras, lempeng batu lebar, batuan besar atau
seluruhnya pasir.
4.1.1.2.
No
Param
Sk
Kategori
eter
(A
Apaka
Baik (A)
(B)
Air
(C)
Sangat
1.
h ada
modifikasi
bendungan atau
penampang
mengisi saluran,
sungai dan
kebanyakan
aliran sungai,
berupa genangan
kalaupun ada
riak (riffle)
air tenang
skalanya kecil;
adalah bagian
yang tidak
tidak tergenang
tergenang sungai
Buruk
Di bagian
Cukup
2.
h ada
pengerukan atau
sungai dibatasi
perubahan
pelurusan batu
50% sungai
plengsengan
aliran karena
diplengseng;
pengerukan
50% bagian
pengerukan
Pelurusan
Tebing
atau
material dasar
sungai
kelurusan?
sungai
diplengseng;
mengganggu 1%
pengerukan
habitat sungai
material dasar
sungai
mengganggu
lebih dari 1%
Kurang
habitat sungai
Tidak
sungai stabil;
stabil; 30-60%
stabil; banyak
stabilitas
tebing terdapat
bagian tebing
terbing
tebing longsor
bagian
sungai yang
sungai
mengalami eros,
mengalami erosi,
sebelah kiri?
sangat sedikit;
tebing sungai
tebing yang
kemungkinan
terkikis terlihat
tebing sungai
besar mengalami
pada bagian
mengalami erosi
musim hujan
dan berkelok,
3.
mana
Bagai
Tebing
bekas gerusan
membentuk
cekungan tebing,
60-100% tebing
sungai memiliki
Kurang
bekas erosi
Tidak
sungai stabil;
stabil; 30-60%
stabil; banyak
stabilitas
tebing terdapat
bagian tebing
tebing sungai
tebing longsor
bagian
sungai yang
sebelah
mengalami eros,
mengalami erosi,
kanan?
sangat sedikit;
tebing sungai
tebing yang
kemungkinan
terkikis terlihat
tebing sungai
besar mengalami
pada bagian
mengalami erosi
4.
mana
Bagai
Tebing
musim hujan
dan berkelok,
bekas gerusan
membentuk
cekungan tebing,
60-100% tebing
sungai memiliki
5.
mana kondisi
90% permukaan
lahan bantaran
dari 50%
perlindungan
lahan bantaran
sungai ditumbuhi
permukaan
tebing oleh
sungai ditumbuhi
vegetasi alami,
bantaran sungai
vegetasi
vegetasi alami,
gangguan
yang ditutupi
bantaran
termasuk jenis
terhadap vegetasi
vegetasi,
sungai kiri?
pohon, semak
alami terlihat
gangguan pada
bawah dan
jelas, terdapat 5-
vegetasi bantaran
tanaman non-
kayu;
kosong dan
tinggi, >70%
pemanfaatan
ditanami tanaman
vegetasi bantaran
vegetasi untuk
budidaya, 10-
hilang karena
50% tanaman
diambil untuk
konversi untuk
alami dengan
hutan produksi
tinggi bervariasi
dikonversi
Bagi
Lebih dari
bekas erosi
Kurang
50-90%
menjadi lahan
pertanian atau
vegetasi bantaran
10% untuk
dapat tumbuh
penanaman pohon
alami
kayu, <10%
vegetasi alami
dengan tinggi
6.
mana kondisi
90% permukaan
lahan bantaran
dari 50%
perlindungan
lahan bantaran
sungai ditumbuhi
permukaan
Bagai
Lebih dari
bervariasi
Kurang
50-90%
tebing oleh
sungai ditumbuhi
vegetasi alami,
bantaran sungai
vegetasi
vegetasi alami,
gangguan
yang ditutupi
bantaran
termasuk jenis
terhadap vegetasi
vegetasi,
sungai
pohon, semak
alami terlihat
gangguan pada
kanan?
bawah dan
jelas, terdapat 5-
vegetasi bantaran
tanaman non-
kayu;
kosong dan
tinggi, >70%
pemanfaatan
ditanami tanaman
vegetasi bantaran
vegetasi untuk
budidaya, 10-
hilang karena
50% tanaman
diambil untuk
konversi untuk
alami dengan
hutan produksi
tinggi bervariasi
dikonversi
menjadi lahan
pertanian atau
vegetasi bantaran
10% untuk
dapat tumbuh
penanaman pohon
alami
kayu, <10%
vegetasi alami
dengan tinggi
7.
a lebar
sempadan sungai
sempadan sungai
sempadan sungai
vegetasi
>15 meter;
6-15 meter;
sempadan
aktivitas manusia
aktivitas manusia
sungai
tidak terdampak
berdampak pada
sekali tumbuhan
sebelah kiri?
nyata pada
sempadan sungai
alami di
Berap
Lebar
bervariasi
Lebar
Lebar
sempadan sungai
sempadan sungai
alami
karena tingginya
aktivitas manuisa
Lebar
8.
a lebar
sempadan sungai
sempadan sungai
sempadan sungai
vegetasi
>15 meter;
6-15 meter;
sempadan
aktivitas manusia
aktivitas manusia
Berap
Lebar
Lebar
sungai
tidak terdampak
berdampak pada
sekali tumbuhan
sebelah
nyata pada
sempadan sungai
alami di
kanan?
sempadan sungai
sempadan sungai
alami
karena tingginya
9.
a besar
dengan penduduk
dengan penduduk
dengan penduduk
flukuasi
setempat untuk
setempat untuk
setempat untuk
tinggi muka
mengetahui
mengetahui
mengetahui
air?
perbedaan tinggi
apakah tinggi
apakah tinggi
muka air
tebing berubah
sungaiberubah-
kemarau serta
setiap bulan,
tetapi perbedaan
atau setiap
maksimal
minggu,
perbedaan
hilir sudetan
ketinggian muka
kurang dari 20
cm
antara sungai di
Berap
Diskusi
aktivitas manuisa
Diskusi
Diskusi
hulu dengan di
10.
saja aktivitas
sedikit aktivitas
banyak aktivitas
banyak aktivitas
manusia di
di sekitar sungai
manusia di
manusia di sungai
sekitar sungai
dan sempadan
sungai dan
dan sempedan
dan berapa
sempadan sungai;
sungai; .5%
besar
atau sedikit
sungai dan
dampaknya?
aktivitas
bantaran sungai
bantaran sungai
pertanian,
rusak karena
rusak karena
pengembalaan
dampak aktivitas
dampak aktivitas
ternak,
pertanian,
pertanian,
pengambilan
perternakan,
perternakan,
vegetasi untuk
pembuangan
pembuangan
Apa
Sangat
hilir sudetan
Sangat
Cukup
pakan ternak,
limbah,
limbah,
penambahan pasir
penambangan
penambangan
dan batu,
pembuangan
pembuangan
pembuangan
limbah cair,
sampah, dll
sampah, dll
pembuangan
sampah, aktivitas
perkapalan, dll
Apaka
Sedikit
11.
h ada
aktivitas manusia
banyak aktivitas
banyak aktivitas
aktivitas
yang
manusia yang
manusia yang
manusia pada
menimbulkan
menimbulkan
menimbulkan
radius 2 km
gangguan ke
gangguan ke
gangguan ke
di bagian
wilayah hilir;
wilayah hilir;
wilayah hilir;
hulu lokasi
seperti adanya
kurang dari 5%
lebih dari 5%
pengamatan
penambangan
kawasan hulu
kawasan hulu
memiliki
memiliki aktivitas
skala besar,
aktivitas
penambangan
aktivitas
penambangan
pembuangan
skala besar,
limbah industri,
skala besar,
aktivitas
pemukiman,
aktivitas
pembuangan
penebangan
pembuangan
limbah industri,
hutan,
limbah industri,
pemukiman,
pembuangan
pemukiman,
penebangan
sampah, dll
penebangan
hutan,
hutan,
pembuangan
pembuangan
sampah, dll
sampah, dll
Cukup
Apaka
Cukup
Sangat
12.
h ada
aktivitas manusia
banyak aktivitas
banyak aktivitas
aktivitas
yang
manusia yang
manusia yang
manusia pada
menimbulkan
menimbulkan
menimbulkan
Sedikit
Sangat
radius 2-10
gangguan ke
gangguan ke
gangguan ke
km di bagian
wilayah hilir;
wilayah hilir;
wilayah hilir;
hulu lokasi
seperti adanya
kurang dari 5%
lebih dari 5%
pengamatan
penambangan
kawasan hulu
kawasan hulu
memiliki
memiliki aktivitas
skala besar,
aktivitas
penambangan
aktivitas
penambangan
pembuangan
skala besar,
limbah industri,
skala besar,
aktivitas
pemukiman,
aktivitas
pembuangan
penebangan
pembuangan
limbah industri,
hutan,
limbah industri,
pemukiman,
pembuangan
pemukiman,
penebangan
sampah, dll
penebangan
hutan,
hutan,
pembuangan
pembuangan
sampah, dll
sampah, dll
sebelah kanan dan kiri stabil. Selain itu, permukaan lahan bantaran sungai
kanan dan kiri susah atau sedikit sekali ditumbuhi vegetasi alami.
Aktivitas manusia sedikit dan tidak berdampak pada sungai dan sempadan
sungai, sehingga tidak menimbulkan gangguan ke wilayah hilir.
4.1.2. Biologis
Setelah melakukan penelitian di Sungai Dungus, Ngares
Rejo sebanyak dua kali, dan Sungai Dungus, Panjunan sebanyak
sekali kami menemukan beberapa biota yang dapat digunakan
sebagai objek untuk menguji kualitas air di sungai tersebut.
Ternyata penelitian yang telah dilaksanakan pada waktu dengan
hari yang berbeda mempunyai hasil yang tidak jauh berbeda. Data
biota hasil temuan dipaparkan dalam tabel 4.3. tabel 4.4. dan tabel
4.5. berikut.
Na
ma
Lu
mb
ric
ida
e
Thi
ari
da
e
Viv
ipa
rid
ae
Pa
rat
hel
ph
usi
da
e
Ne
pid
ae
Cy
mn
aei
da
e
Bu
cci
nid
ae
Tu
rbe
lla
rya
Ge
rri
da
e
Ta
ba
nid
ae
Ca
lop
ter
ygi
da
e
Ba
eti
da
e
Pe
rli
da
e
Ae
sh
nid
ae
Ph
ilo
pot
am
ida
e
Rh
ya
co
phi
lid
ae
Co
rdu
leg
ast
eri
da
e
Tot
al
Nama
Ju
Lumb
ricid
10
ae
Tubif
icida
e
Alyid
ae
Parat
helph
usida
e
Thiar
idae
Vivip
32
arida
15
e
Total
29
Tabel 4.4. Pengamatan Kedua Biota di Sungai Dungus,
Panjunan pada Pagi Hari.
Na
ma
Lu
mb
ric
ida
e
Thi
ari
da
e
Viv
ipa
rid
ae
Pa
rat
hel
ph
usi
da
e
Ne
pid
ae
Cy
mn
aei
da
e
Bu
cci
nid
ae
Tu
rbe
lla
rya
Ge
rri
da
e
Ta
ba
nid
ae
Ca
lop
ter
ygi
da
e
Ba
eti
da
e
Pe
rli
da
e
Ae
sh
nid
ae
Ph
ilo
pot
am
ida
e
Rh
ya
co
phi
lid
ae
Co
rdu
leg
ast
eri
da
e
Tot
al
pemantuan
Waktu
Lokasi
pemantuan
13.3
09.30
Ngar
Panj
es Rejo
unan
13.30
Ngares
Rejo
Suhu
air
30o
28o
30o
pH
air
sungai
sungai
(Basa)
(Basa)
(Basa)
4.2.
dan pH air
kurang dari 50% yang ditutupi vegetasi, itu artinya sedikit sekali
vegetasi yang tumbuh di bantaran sungai, dikarenakan gangguan
pada vegetasi bantaran sungai sangat tinggi, >70% vegetasi
bantaran hilang karena diambil untuk pakan ternak atau
dikonversi menjadi lahan pertanian atau 10% untuk penanaman
pohon kayu, <10% vegetasi alami dengan tinggi.Aktivitas
manusia, seperti pertanian dan perkapalan, penggembalaan dan
pengambilan vegetasi untuk pakan ternak sangat berdampak
nyata pada sempadan sungai alami yang memiliki lebar sepadan
sebelah kanan dan kirinya memiliki lebar kurang dari lima
meter, sehingga tidak ada atau sedikit sekali tumbuhan alami di
sempadan sungai karena tingginya aktivitas manuisa. Serta
sedikit aktivitas manusia yang menimbulkan gangguan ke
wilayah hilir, seperti adanya penambangan pasir dan batu dalam
skala besar, aktivitas pembuangan sampah dan limbah industri.
4.2.2. Biologis
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi banyak biota.
Faktor tersebut adalah waktu penelitian dan biota yang diteliti. Saat
menganalisa hubungan boita dengan waktu, biota menjadi variabel
terikat dan waktu sebagai variabel bebas.
Z
X
Skor
Kualitas Air
Sangat kotor
1.02.9
3.0-
Kotor
4.9
Sedang (rata-rata)
5.05.9
6.0-
7.9
8.0-
Sangat bersih
10.0
Tabel 4.7. Pemberian nilai terhadap kualitas air
Z
X
X = 24+26+8+7+4= 69
162
69
Maka,
= 2,34
Jumlah biota
200
150
100
50
0
Z
X
X = 100+2+4+8+64+300 = 478
478
Maka,
=
= 1,65
290
4.2.3. Kimiawi
waktu dan lokasi yang berbeda. Perbedaan waktu, yaitu pagi dan
siang dan lokasi, yaitu Ngares Rejo dan Panjunan dapat menjadi
faktor perbedaan pH, suhu dan kualitas air sungai. Variabel bebas
pada penelitian ini adalah waktu dan lokasi sedangkan perubahan
pH, suhu dan kualitas air sungai menjadi variabel terikat. Pada
data kuantitatif menunjukkan pH air sungai pada pagi hari sebesar
8 (basa) dan pada sore hari pH air sungai sama yaitu 8 (basa).
Pada pagi hari suhu air sungai menunjukkan angka 28oC sedangkan
pada siang hari suhu air sungai menunjukkan angka 30oC.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Kualitas air di Sungai Dungus pada pagi hari lebih baik dibandingkan
pada sore hari, serta kualitas air di Sungai Dungus, Ngares Rejo lebih
bersih dibandingkan dengan kualitas air di Sungai Dungus, Panjunan.
2. Terdapat perbedaan kualitas air dan suhu perairan di Sungai Dungus pada
pagi dan sore hari. Penyebab perbedaan kualitas air adalah faktor variabel
bebas, yaitu waktu dan lokasi. Waktu dapat mempengaruhi suhu air
sungai, tinggi rendahnya pH dan banyaknya biota yang ditemukan, serta
lokasi yang berbeda juga akan menghasilkan perbedaan pula dalam hal
suhu dan biota yang ditemukan. Suhu merupakan pengatur proses
kehidupan yang mendukung biota di dalamnya. Pengaruh tinggi rendahnya
pH terhadap biota di dalam air adalah semakin tinggi angka yang ditunjuk
5.2. Saran
1. Kepada peneliti selanjutnya, kami menyarankan untuk melakukan
pengamatan dengan serius agar hasil laporan lebih akurat.
2. Kepada masyarakat sekitar Sungai Dungus, kami mengharapkan laporan
ini dapat dijadikan tambahan ilmu untuk menanggulangi pencemaran air
dan pertimbangan pemanfaatan air di daerah aliran Sungai Dungus.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN