A. PENGERTIAN
Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium
(indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun.
Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem
getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru.
Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini
merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995).
Kanker ovarium berasal dari
sel sel yang menyusun
ovarium yaitu sel epitelial, sel
germinal dan sel stromal. Sel
kanker dalam ovarium juga
dapat berasal dari metastasis
organ lainnya terutama sel
kanker payudara dan kanker
kolon tapi tidak dapat dikatakan sebagai kanker ovarium.
Klasifikasi Kanker Ovarium yaitu terdiri dari :
1. Tumor epithelial
Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada
umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, karsinoma adalah
tumor ganas dari epitelial ovarium (EOCs : Epitelial ovarium carcinomas)
merupakan jenis tumor yang paling sering ( 85 90% ) dan penyebab kematian
terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor epitelial yang secara
mikroskopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker dinamakan sebagai tumor
bordeline atau tumor yang berpotensi ganas (LMP tumor : Low Malignan
Potential)
Beberapa gambaran EOC dari emeriksaan mikroskopis berupa serous, mucous,
endometrioid dan sel jernih
2. Tumor germinal
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau telur, umumnya
tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan
sel germinal terutama adalah teratoma, dysgerminoma dan tumor sinus
endodermal. Insiden keganasan tumor germinal terjadi pada usia muda kadang
dibawah usia 20 tahun, sebelum era kombinasi kemoterapi harapan hidup satu
tahun kanker ovarium germinal stadium dini hanya mencapai 10 19% sekarang
ini 90 % pasien kanker ovarium germinal dapat disembuhkan dengan fertilitas
dapat dipertahankan.
3. Tumor stromal
Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang
memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan,
bentuk yang didapat berupa tumor theca dan tumor sel sartoli-leydig termasuk
kanker dengan derajat keganasan yang rendah. Stadium kanker ovarium primer
menurut FIGO (Federation InternationalofGinecologies and Obstetricians ) 1987,
adalah :
a. STADIUM I > pertumbuhan terbatas pada ovarium
1) Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas
yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul
utuh.
2) Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas,
berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
3) Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor
dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan
asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.
b. STADIUM II > Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan
ke panggul
1) Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba
2) Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya
3) Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan
permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang
mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif.
c. STADIUM III > tomor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di
peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas
dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau
omentum
1) Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening
negatif tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis
terdapat
adanya
pertumbuhan
(seeding)
dipermukaan
peritoneum
abdominal.
2) Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant
dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter
melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negativ.
3) Stadium 3c : implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau
kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.
d. STADIUM IV > pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan
metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium
4, begitu juga metastasis ke permukaan liver.
Derajat keganasan kanker ovarium :
Derajat 1 : differensiasi baik
Derajat 2 : differensiasi sedang
Derajat 3 : differensiasi buruk
Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan
lebih baik.
B. ETIOLOGI
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang
menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, adapun penyebab dari kanker ovarium
yaitu:
1. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk
penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel
yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
2. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor
Pada
neoplasia
tropoblastik
gestasional
(hydatidiform
mole
dan
D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis terutama berupa rasa tidak enak perut bawah atau tenesmus, pada
stadium awal dapat timbul asites; dengan cepat kanker tumbuh melampaui kavum
pelvis hingga ke abdomen hingga teraba massa; haid tidak teratur, dapat timbul
perdarahan per vaginam.
Tanda & Gejala pada pasien Kanker Ovarium.
Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
1. Haid tidak teratur
2. Ketegangan menstrual yang terus meningkat
3. Menoragia
4. Nyeri tekan pada payudara
5. Menopause dini
6. Rasa tidak nyaman pada abdomen
7. Dispepsia
8. Tekanan pada pelvis
9. Sering berkemih
10. Flatulenes
11. Rasa begah setelah makan makanan kecil
12. Lingkar abdomen yang terus meningkat
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu, apabila pada
seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker
ovarium).
Ciri2 kista yang bersifat ganas yaitu pada keadaan :
1. Kista cepat membesar
2. Kista pada usia remaja atau pascamenopause
3. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
4. Kista dengan bagian padat
5. Tumor pada ovarium
dengan
pemanasan
intraperitoneal:
melalui
insisi
perkutan
3. Krioablasi argon-helium: terhadap massa ovarium, tidak peduli itu lesi primer atau
metastasis rongga pelvis dan dinding abdomen, dapat memakai krioablasi argonhelium. Metode ini setara dengan operasi debulking, rudapaksa bagi pasien jauh
lebih keci dibandingkan operasi.
4. Terapi intra-arteri: melalui arteri femoralis dimasukkan kateter hingga mencapai
arteri ovarial, suntikkan emulsi campuran kemoterapi (misal DDP) dan lipiodol.
Jepang melaporkan terapi dengan cara ini, setelah 1 bulan massa ovarium
menyusut rata-rata 49%. Kami sering mengombinasikan cara ini dengan krioablasi
argon-helium. Seorang pasien dari kota Shenyang di RRC, usia 56 tahun, kavum
pelvis penuh dengan tumor disertai asites, setelah terapi intra-arteri dan krioablasi
argon-helium, lesi lenyap total, hingga kini 18 bulan tidak tampak kekambuhan.
G. KOMPLIKASI
Akibat radiasi atau penyinaran maka timbul komplikasi: indung telur mati terkena
radiasi akibatnya hormone pun mati, padahal hormone diperlukan untuk gairah
seksual dan haid juga mencegah osteoporosis, komplikasi lainnya antara lain luka
bakar pada dubur, terjadi diare/perdarahan terus, jika tidak demikian dubur harus
diangkat sebagai gantinya akan dibuatkan dubur baru lewat perut.
H. PENCEGAHAN
Cara termudah untuk mengurangi kemungkinan kanker ovarium adalah:
1. Mengambil kontrasepsi oral atau pil KB.
2. Mengikat saluran tuba.
3. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa histerektomi juga akan mengurangi
risiko kanker ovarium. Namun, tidak dianjurkan untuk memiliki prosedur ini
dilakukan kecuali jika itu adalah alasan medis yang baik untuk melakukannya.
Jika seorang wanita telah melalui menopause atau mendekati menopause maka
mungkin ide yang baik untuk memiliki ovarium diangkat melalui histerektomi.
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Data diri klien
b. Data biologis/fisiologis > keluhan utama, riwayat keluhan utama
c. Riwayat kesehatan masa lalu
R/: membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali
perhatian, sehingga menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan.
Diagnosa 2 : Perubahan citra tubuh dan harga diri b.d perubahan dalam penampilan
fungsi dan peran
Tujuan : Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.
Kriteria Hasil :
Klien dapat menerima status kesehatannya
Klien dapat menerapkan koping individu yang adaptif
Intervensi :
a. Kaji perasaan klien tentang citra tubuh dan tingkat harga diri
R/: mengetahui respon pasien dalam penegakan diagnosa.
b. Berikan dorongan untuk keikutsertaan kontinyu dalam aktifitas dan pembuatan
keputusan
R/: mempertahankan / membuka garis komunikasi
c. Berikan dorongan pada klien dan pasangannya untuk saling berbagi kekhawatiran
tentang perubahan fungsi seksual dan menggali alternatif untuk ekspresi seksual
yang lazim
R/: menjelaskan keadaan yang terjadi dan memberi pengertian kepada pasangan
serta mendiskusikan dalam pemenuhan kebutuhan seksual .
Diagnosa 3 : Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau
fungsi tubuh, perubahan kadar hormon
Tujuan : Mengidentifikasi kepuasan/ praktik seksual yang diterima dan beberapa
alternatif cara mengekspresikan keinginan seksual
Kriteria Hasil :
Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi seksual.
Klien mampu memenuhi kebutuhan seksualnya sesuai dengan kemampuan
Intervensi:
a. Mendengarkan pernyataan klien dan pasangan
R/: masalah seksual sering tersembunyi sebagai pernyataan humor dan/ atau
ungkapan yang gamblang
b. Diskusikan sensasi atau ketidaknyamanan fisik, perubahan pada respons individu
R/: nyeri vagina dapat nyata menyertai prosedur vagina atau kehilanagn sensori
dapat terjadi sehubungan dengan trauma bedah. Meskipun kehilangan sensori
biasanya sementara, ini dapat dialami selama beberapa minggu atau bulan untu
kembali baik.
c. Kaji informasi klien dan pasangan tentang anatomi/ fungsi seksual dan pengaruh
prosedur pembedahan
R/: menunjukan kesalahan informasi/konsep yang mempenagruhi pengambilan
keputusan. Harapan negative sehubungan dengan hasil yang buruk.
d. Identifikasi faktor budaya/nilai budaya
R/: dapat mempengaruhi kembalinya kepuasan hubungan seksual.
e. Dorong klien untuk menyadari atau menerima tahap berduka
R/: kehilangan bagian tubuh, hilangnya bagian tubuh, dan menerima kehilangan
yang memebutuhkan penerimaan sehingga pasien dapat membuat rencana untuk
masa depan.
f. Dorong klien untuk berbagi pikiran/masalah dengan orang terdekatnya
R/: komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi area penyesuaian / masalah dan
meningkatkan diskusi dan resolusi.
g. Berikan solusi masalah terhadap masalah potensial. ex : menunda koitus seksual
saat kelelahan
R/: membantu pasien kembali pada hasrat / kepuasan aktivitas seksual.
Diagnose 4 : Ansietas b.d perubahan status kesehatan
Tujuan : Menyatakan kesadaran terhadap perasaan dan rasa cenas yang sedang
dihadapinya.
Kriteria hasil:
a. Pasien tidak merasa gelisah,
b. Pasien tanpak rileks
Intervensi:
a. Orientasikan klien pada lingkungan yang baru
R/: membantu mengurani ansietas dan meningkatkan keamanan
b. Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya
R/: memberikan informassi kepada klien tentang penyakitnya dan mengurangi
ansietas
c. Beritahu klien tentang tindakan pengobatan yang akan dilakukan
informasi
tentang
kondisi
individu,prognosis
dan
pengobatan
DAFTAR PUSTAKA
(Blezstyuhuu,
2012.
http://blezstyuhuu.wordpress.com/2012/03/24/askep-pada-pasien-