Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A; Latar Belakang
Peraturan baru penetapan angka kredit untuk kenaikan pangkat guru
merupakan kabar baik bagi dunia pendidikan nasional kita dan sekaligus
menjadi kabar buruk bagi beberapa oknum pendidik yang tidak melaksanakan
dengan baik dan setengah hati dalam melaksanakan tugas. Betapa tidak, selama
ini jabatan guru merupakan ladang empuk bagi PNS untuk mengejar pangkat,
tidak heran kalau selama ini kita melihat banyak guru-guru muda yang
berpangkat tinggi, ini dikarenakan aturan kenaikan pangkat bagi tenaga
fungsional guru sangat mudah, beda halnya dengan tenaga fungsional lainnya
atau tenaga struktural.
Oleh sebab itu, pemerintah telah menetapkan peraturan baru tentang
kenaikan pangkat guru dan penetapan angka kredit guru. Aturan baru Angka
Kredit bagi kenaikan Jabatan Guru ini akan berlaku efektif mulai tanggal l1
Januari 2013 dimana untuk kenaikan pangkat Jabatan Fungsional Guru
serendah-rendahnya Golongan III/b diwajibkan membuat Karya Inovatif berupa
Penelitian, Karya Tulis Ilmiah, Alat Peraga, Modul, Buku, atau Karya Teknologi
Pendidikan yang nilai angka kreditnya disesuaikan.
Peraturan baru yang mengatur kenaikan pangkat jabatan fungsional guru
(guru dan kepala sekolah) ini telah terbit dan ditetapkan berdasar Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PermenPANRB) No. 16 Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Peraturan Bersama Mendiknas
dan Kepala BKN Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tanggal 6
Mei 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
Peraturan tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, pada
prinsipnya bertujuan untuk membina karir kepangkatan dan profesionalisme
guru. Kebijakan itu diantaranya mewajibkan guru untuk melakukan kegiatan
yang menjadi bidang tugasnya dan hanya bagi mereka yang berhasil melakukan
tugasnya dengan baik diberikan angka kredit. Penggunaan angka kredit sebagai
salah satu persyaratan seleksi peningkatan karir bertujuan memberi penghargaan
lebih adil dan profesional terhadap kenaikan pangkat yang merupakan
pengakuan profesi serta kemudian memberikan peningkatan kesejahteraannya
dalam bentuk tunjangan sertifikasi guru. Pengembangan karir sesungguhnya
amat dibutuhkan agar guru tidak merasakan kejenuhan dalam melaksanakan
pekerjaannya.
B; Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah, yakni:
1; Apa yang dimaksud dengan pengembangan karir?
2; Apa tujuan dari pengembangan karir guru?
3; Bagaimana upaya pengembangan karir guru?
1
1
1
BAB II
PEMBAHASAN
A; Pengembangan Karir Guru
1; Pengertian Karir dan Pengembangan Karir
Karir merujuk pada aktivitas dan posisi yang ada dalam kecakapan khusus,
jabatan, dan pekerjaan/tugas dan juga aktivitas yang diasosiasikan dengan masa
kehidupan kerja seorang individu.1 Istilah yang dikedepankan dalam
pendefinisian karir ini adalah aktivitas dan posisi seseorang. Jika seseorang
beraktivitas atau menduduki suatu posisi dalam suatu lingkungan sosial,
sementara untuk melakukan hal itu ia harus memiliki kecakapan khusus,
mengerjakan tugas-tugas tertentu dan menjabat, maka bisa dikatakan bahwa
orang tersebut berkarir. Demikian juga, jika seseorang dalam suatu rentang masa
bekerja untuk memperoleh nafkah bagi kehidupan diri dan keluarganya, maka
dikatakan bahwa orang tersebut memiliki karir.
Pengembangan karir merujuk pada proses sepanjang hayat pengembangan
keyakinan dan nilai, keterampilan dan bakat, minat, karakteristik kepribadian,
dan pengetahuan tentang dunia kerja.2 Sehingga dengan pengertian ini,
pengembangan karir tidak hanya mencakup rentang usia kerja produktif
seseorang, melainkan lebih luas lagi, yakni sepanjang hayat seseorang.
Pengembangan karir ini meliputi pengembangan keyakinan dan nilai seseorang
1 Aas Saomah, t. th, Pengembangan Karir Guru,
(file.upi.edu/.../PENGEMBANGAN_KARIR_GURU_DAN_PELAKSAN...), Diakses Tanggal 06 Oktober
2015 Pukul 09.48 WIB.
2 Ibid.
2
2
2
EVALUATE
PLAN
OPERATE
ORGANIZE
4
4
4
a; Plan
Setiap individu mempunyai hak untuk mengatur dan merencanakan
kenaikan kariernya berdasarkan kinerja yang ditunjukkan serta segala
kompetensi diri yang dimilikinya.
b; Organize
Saat seseorang telah merencanakan kenaikan jenjang karirnya, maka
perencanaan individu tersebut dapat dibaca oleh pejabat kepegawaian
tempatnya bekerja. Lalu, pejabat tersebut bisa membantu dengan mencari
titik temu antara perencanaan karier yang diinginkan guru dengan
perencanaan karier tempat guru tersebut mengajar. Bisa juga dengan
menempatkan guru pada posisi yang seharusnya sehingga mempermudah
dalam pencapaian kenaikan jenjang karir selanjutnya, sesuai dengan apa
yang telah direncanakan pegawai sebelumnya.
c; Operate
Seorang guru perlu mendapatkan pelatihan-pelatihan serta diklat-diklat
demi peningkatan kinerja dan profesionalitas yang lebih tinggi, sehingga
apa yang menjadi tujuan dapat dicapai secara lebih efektif dan efisien
karena segala hambatan akan dapat diatasi dengan baik oleh guru yang
terlatih dan terdidik dengan baik.
d; Evaluate
Setiap kinerja yang ditunjukkan tentu perlu dievaluasi, apakah sudah
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika belum dan masih terdapat
berbagai kekurangan, maka perlu diadakan Replan.
5; Jenis Karir Guru
Karir guru di sekolah meliputi dua hal, yaitu:5
a; Karir Struktural, berhubungan dengan kedudukan seseorang di dalam
struktur organisasi tempat ia bekerja, misalnya menjabat sebagai Wali
Kelas, PKS, Wakasek, Kepala Sekolah, dan lain-lain.) Karir ini memiliki
tuntutan tanggung jawab tertentu bagi seorang guru, sehingga
wawasan/pengetahuan, sikap, dan keterampilan seorang guru harus
ditingkatkan untuk menjawab tuntutan yang dimaksud.
b; Karir Fungsional, berhubungan dengan tingkatan/pencapaian formal
seseorang di dalam profesi yang ia geluti, contohnya guru madya, guru
dewasa, guru pembina, guru profesional.
6; Kompetensi Profesi Guru
Kompetensi profesi yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru untuk
meningkatkan karirnya yakni:6
5 Miftahul Khairani, Penelitian dan Pengembangan Karir Guru,
(https://www.academia.edu/3340436/Penelitian_dan_Pengembangan_Karir_Guru), Diakses Tanggal 06
Oktober 2015 Pukul 11.14 WIB.
6 Ibid.
5
5
5
6
6
6
d;
e;
f;
g;
9
9
9
11
11
11
12
12
12
j;
k;
l;
m;
n;
Guru selain melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1), ayat (2), atau
ayat (3) dapat melaksanakan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah sebagai:
a; Kepala sekolah/madrasah;
b; Wakil kepala sekolah/madrasah;
c; Ketua program keahlian atau yang sejenisnya;
d; Kepala perpustakaan sekolah/madrasah;
e; Kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau yang sejenisnya pada
sekolah/madrasah; dan
f; Pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan inklusi
Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit terdiri atas: unsur
utama dan unsur penunjang.
a; Unsur utama, terdiri atas: pendidikan; pembelajaran/pembimbingan dan tugas
pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah; dan pengembangan keprofesian
berkelanjutan.
b; Unsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas guru.
8; Unsur Penilaian Angka Kredit
Dalam menentukan kenaikan jabatan, untuk jabatan karir guru ada beberapa
unsur dan sub unsur yang dijadikan dasar untuk penilaian. Penilaian kinerja guru
(PK guru) adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama Guru dalam rangka
pembinaan karir kepangkatan dan jabatannya.
Hasil penilaian kinerja guru disebut angka kredit, yaitu satuan nilai dari tiap
butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh
seorang guru dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatannya.
Penilaian kinerja guru dilakukan oleh Tim Penilai Jabatan Fungsional Guru,
yaitu tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit dan bertugas menilai prestasi kerja guru. Berdasarkan Permennag PAN
dan RB No.16 Tahun 2009 Pasal 11, persyaratan angka kredit ini terdiri dari 3 (tiga)
unsur yaitu unsur utama, pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), dan
unsur penunjang.
a; Unsur Utama, terdiri dari 2 (dua) sub unsur, yaitu:
14
14
14
Jabatan Guru
1
Guru Pertama
Guru Muda
Guru madya
Guru Utama
Angka kredit kumulatif minimal pada kolm 3 adalah jumlah angka kredit
minimal yang dimiliki untuk masing-masing jenjang jabatan/pangkat; dan
angka kredit kebutuhan per jenjang pada kolom 4 adalah jumlah peningkatan
minimal angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan
setingkat lebih tinggi.
16
16
16
: 50
AKPKB
:3
AKP
:5
JM/JWM
:1
NPK
:1
Maka bila kita masukkan ke dalam rumus, hasilnya adalah sebagai berikut:
Angka Kredit per tahun
= (AKK-AKPK-AKP) x JM/JWM x NPK
18
18
18
4
= (50-3-5) x 1 x 1 = 10,5
4
Dari hasil perhitungan diatas, kita tahu dengan nilai PK guru kategori
BAIK, untu tahun 2012 Bu Ratih memperoleh angka kredit sebesar 10,5. Jika Bu
Ratih secara konsisiten selama 4 tahun memperoleh predikat BAIK, nilai angka
kredit yang didapatkannya adalah 4 x 10,5 = 42.
Karena persyaratan untuk naik jenjang ke golongan III/b adalah 50, maka
supaya Bu Ratih bisa naik pangkat dalam waktu 4 tahun, ia harus melengkapi
angka kreditnya dari kegiatan lain.15
C; Sertifikasi Guru
1; Hakikat Sertifikasi Guru
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada sesuatu objek tertentu
(orang, barang, atau organisasi tertentu) yang menandakan bahwa objek tersebut
layak menurut kriteria, atau standar tertentu. Sertifikasi merupakan sebuah
bentuk jaminan mutu (quality assurance) kepada pengguna objek tersebut,
sehingga para pengguna tidak merasa dirugikan.16
Pada dasarnya, tiap profesi memerlukan pembuktian atas tingkat
profesionalitas yang dimiliki oleh tiap anggota profesi. Tiap guru, dokter,
notaris, akuntan harus memiliki bukti profesionalitas dari lembaga yang
kompeten. Proses pembuktian profesionalitas guru dilakukan melalui proses
sertifikasi guru.
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (UUGD)
menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional harus
memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (DIV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian),
memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Undang-undang tersebut menegaskan bahwa guru mempunyai kedudukan
sebagai tenaga profesional pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Lebih lanjut UUGD mendefinisikan
bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan
keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Pengakuan kedudukan guru
15 Nanang Priyatna dan Titi Sukamto, Op.Cit., hlm. 168-178.
16 Marselus R.Payong, Sertifikasi Profesi Guru, (Jakarta: PT. Indeks, 2011), hlm. 68.
19
19
19
20
20
20
Alur pelaksanaan sertifikasi guru melalui PPGJ tahun 2015 ditunjukkan pada
Gambar 2.1.20
Penjelasan alur sertifikasi guru melalui PPGJ yang disajikan pada Gambar
2.2 adalah sebagai berikut:21
1; Guru calon peserta sertifikasi guru melalui PPGJ mengikuti seleksi
administrasi yang dilakukan oleh dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/kota.
2; Semua guru calon peserta sertifikasi guru melalui PPGJ yang telah
memenuhi persyaratan administrasi diikutkan dalam seleksi akademik
berbasis data hasil Uji Kompetensi (UKA dan UKG).
3; Bagi peserta yang lulus seleksi akademik dilanjutkan dengan penyusunan
RPL.
4; Bagi guru yang telah memiliki RPL setara dengan 10 SKS atau lebih
ditetapkan sebagai peserta workshop di LPTK. Sedangkan guru yang sudah
mencapai sekurang-kurangnya 7 SKS dapat melengkapi kekurangan RPL
tersebut dengan durasi waktu maksimal 20 hari sejak diumumkan.
5; Workshop dilaksanakan selama 16 hari (168 JP) di LPTK meliputi kegiatan
pendalaman materi, pengembangan perangkat pembelajaran, Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)/Penelitian Tindakan layanan Bimbingan dan
Konseling (PTBK) dan peer teaching/peer counceling yang diakhiri dengan
20 Unifah Rosyidi et.al, Sertifikasi Guru Melalui Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Tahun 2015,
(http://lpmpntb.org/download_file/2015-03/7_BUKU_1_2015_FINAL%28ttd-cap%29.pdf ), Diakses
Tanggal 10 November 2015 Pukul 12.50 WIB.
21 Ibid.
23
23
23
ujian tulis formatif (UTF) dengan instrumen yang disusun oleh LPTK
penyelenggara. Peserta sertifikasi guru melalui PPGJ yang lulus UTF akan
dilanjutkan dengan melaksanakan Pemantapan Kemampuan Mengajar
(PKM) di sekolah tempat guru bertugas. Bagi peserta sertifikasi guru melalui
PPGJ yang tidak lulus UTF, diberi kesempatan mengikuti UTF ulang
maksimum 2 (dua) kali dan apabila tidak lulus setelah 2 (dua) kali mengikuti
ujian ulang, dikembalikan ke dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota
untuk memperoleh pembinaan dan dapat langsung diusulkan kembali untuk
mengikuti workshop pada tahun berikutnya.
6; PKM dilaksanakan di sekolah selama 2 bulan (di luar libur antar semester)
dengan kegiatan-kegiatan sesuai tugas pokok guru yang meliputi
penyusunan perangkat pembelajaran (RPP/RPPBK), melaksanakan proses
pembelajaran/layanan konseling/layanan TIK, implementasi PTK/PTBK,
melaksanakan penilaian, pembimbingan, dan kegiatan persekolahan lainnya.
7; Peserta sertifikasi guru melalui PPGJ yang lulus uji kinerja dan UTN akan
memperoleh sertifikat pendidik, sedangkan peserta yang belum lulus, diberi
kesempatan mengulang sebanyak 2 (dua) kali untuk ujian yang belum
memenuhi syarat kelulusan. Bagi peserta yang tidak lulus pada ujian ulang
kedua, peserta dikembalikan ke dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota
untuk memperoleh pembinaan dan dapat diusulkan mengikuti PKM tahun
berikutnya.
b; Sertifikasi Guru Pra-Jabatan
Model sertifikasi guru lainnya adalah sertifikasi guru pra-jabatan. Mungkin
sedikit rancu istilah sertifikasi guru pra-jabatan, karena calon-calon guru pra
jabatan yang ingin menjadi guru sudah diseleksi melalui proses pendidikan di
lembaga pendidikan guru (LPTK) dan sudah mengantongi ijazah keguruan
tertentu. Bahkan dalam praktek, mereka sudah disiapkan secara spesifik untuk
melaksanakan tugas guru yang spesifik seperti guru kelas (bagi calon guru SD)
dan guru bidang studi bagi calon guru pada jenjang pendidikan SMP atau SMA.
karena itu sejak awal sudah ada perdebatan tentang keabsahan dan relevansi dari
jenis serifikasi semacam ini. Namun demikian, argumentasi yang mendukung
24
24
24
model sertifikasi ini mengambil analogi model sertifikasi pada profesi seperti
dokter, advokat, psikolog, dan sebagainya dimana dibutuhkan suatu proses
pemantapan khusus bagi para calon yang ingin memasuki sebuah profesi setelah
menyelesaikan program kualifikasi akademik. Sertifikasi untuk model ini
diterapkan dalam sebuah program pendidikan khusus yang disebut pendidikan
profesi.
Istilah pendidikan profesi itu sendiri sudah tersurat dalam Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang menyatakan bahwa pendidikan
profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan
peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian khusus. karena itu
Pendidikan
Profesi
Guru
(PPG)
adalah
program
pendidikan
yang
Kualifikasi Input
S1/D-IV PGTK
S1/D-IV NON PGTK
S1/D-IV PGSD
S1/D-IV NON PGSD
S1/D-IV sesuai Bid. Studi
S1/D-IV Kependidikan tidak
sesuai Bid. Studi
SMA/MA/SMK/SMALB
Beban Belajar
18-20 SKS
36-40 SKS
18-20 SKS
36-40 SKS
36-40 SKS
36-40 SKS
36-40 SKS
36-40 SKS
36-40 SKS
36-40 SKS
Bagi peserta yang berasal dari lulusan S-1/D-IV kependidikan yang telah
mengintegrasikan PPL ke dalam kurikulumnya maka kurikulum PPG berisi
pemantapan bidang studi dan pendidikan bidang studi (subject enrichment and
subject specific pedagogy) dan pemantapan PPL.
Sementara itu sistem pembelajaran pada program PPG mencakup kegiatan
workshop subject specific pedagogy (SSP), praktikum (peer teaching,
23 Ibid.
26
26
26
BAB III
PENUTUP
A; Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai pengembangan karir, jabatan
fungsional, angka kredit, dan sertifikasi guru dapat disimpulkan beberapa hal,
yakni:
1; Pengembangan
karir
guru
merupakan
proses
pengembangan
profesionalisme guru dalam hal kompetensi maupun kualifikasi akademik
untuk peningkatan kualitas diri, jabatan/pangkat dan kesejahteraan.
2; Dasar pengembangan karir guru terdapat pada Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 32, 33, dan 34. Tujuan
pengembangan karir guru adalah menjaga agar kompetensi keprofesiannya
tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan/atau olah raga, menghindarkan dari kejenuhan, mencapai tujuan
pendidikan, dan memastikan jabatan guru yang diampu sesuai dengan
potensi yang dimiliki.
27
27
27
3; Karir guru meliputi karir struktural dan karir fungsional dengan upaya
pengembangan karirnya meliputi kegiatan: diskusi masalah pendidikan,
workshop, seminar, penelitian, dan lain-lain.
4; Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian/dan
atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
5; Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi
nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Guru dalam
rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya.
6; Menurut Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009, Jenjang Jabatan
Fungsional Guru dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi terdiri
dari Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya, dan Guru Utama.
Berdasarkan Permennag PAN dan RB No.16 Tahun 2009 Pasal 11,
persyaratan angka kredit ini terdiri dari 3 (tiga) unsur yaitu unsur utama,
pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), dan unsur penunjang.
7; Berdasarkan buku Panduan Pelaksanaan PK Guru yang diterbitkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam perhitungan konversi PK
Guru ke angka kredit, digunakan rumus sebagai berikut:
Angka Kredit per tahun = (AKK-AKPK-AKP) x JM/JWM x NPK
4
8; Program sertifikasi guru adalah suatu program yang dilakukan oleh
pemerintah dibawah kuasa Kemendikbud dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia, yang dilaksanakan melalui LPTK yang
terakreditasi dan ditetapkan pemerintah dengan pemberian sertifikat kepada
guru yang telah berhasil mengikuti program tersebut.
9; Sertifikasi guru memiliki berbagai tujuan yaitu: menentukan kelayakan guru
dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan mutu
proses dan hasil pendidikan, meningkatkan martabat dan profesionalisme
guru.
10; Sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2015 dilaksanakan melalui Pendidikan
Profesi Guru dalam Jabatan (PPGJ) yang selanjutnya disebut sertifikasi
guru melalui PPGJ. Sedangkan sertifikasi guru untuk Pra jabatan dilakukan
melalui PPG.
B; Saran
Penulis menyarankan kepada para guru maupun calon guru untuk
mengartikan pengembangan karir guru sebagai tambahan kewenangan bagi guru
selain tugas pokoknya sebagai pengajar (pendidik). Jadi, walaupun seorang guru
mempunyai/naik jabatan menduduki jabatan struktural tertentu akan tetapi tugas
pokoknya sebagai pengajar/pendidik tetap menjadi tanggung jawabnya. Dengan
kata lain seorang guru tidak serta merta menjadi birokrat dan meninggalkan
profesi mengajar ketika ia naik jabatan.
28
28
28
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,
Rulam.
t.
th.
Pengembangan
Profesi
dan
Karir
Guru.
Miftahul.
Penelitian
dan
Pengembangan
Karir
Guru.
(https://www.academia.edu/3340436/Penelitian_dan_Pengembangan_Karir_Gur).
Diakses Tanggal 06 Oktober 2015 Pukul 11.14 WIB.
Nurdin, Syafruddin dan Basyiruddin Usman. 2002. Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum. Jakarta: Ciputat Press.
PermenPANRB No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
Priyatna, Nanang dan Titi Sukamto. 2013. Pengembangan Profesi Guru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
R.Payong, Marselus. 2011. Sertifikasi Profesi Guru. Jakarta: PT. Indeks
Rosyidi, Unifah.
29
29
29
Saomah,
Aas.
t.
Pengembangan
th.
Karir
Guru.
(file.upi.edu/.../PENGEMBANGAN_KARIR_GURU_DAN_PELAKSAN...). Diakses
Tanggal 06 Oktober 2015 Pukul 09.48 WIB.
Surakhmad, Winarno. Pendidikan Nasional Strategi dan Tragedi. Jakarta: Penerbit
Buku Kompas.
Suyatno. 2008. Panduan Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Indeks.
Yuliana,
Lia.
t.
th.
Pembinaan
dan
Pengembangan
Tenaga
Kependidikan,
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PEMBINAAN%20DAN
%20PENGEMBANGAN%20TENAGA%20KEPENDIDIKAN.5.pdf).
Diakses
30
30
30