Anda di halaman 1dari 7

1.

Operasi Jaringan Irigasi


Sesuai dengan ketentuan umum Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi,
operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi pada jaringan irigasi yang meliputi
penyediaan, pembagian, pemberian,

penggunaan, pembuangan, dan konservasi air irigasi

termasuk kegiatan membuka menutup pintu bagunan irigasi, menyusun rencana tata tanam,
menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, kalibrasi, pengumpulan data,
pemantauan dan evaluasi.
Dalam pengertian luas, operasi jaringan irigasi adalah kesatuan proses penyadapan air dari
sumber air ke petak petak sawah serta pembuangan air yang berlebihan sehingga :
1) Air yang tersedia digunakan dan dimanfaatkan secara efektif dan efisien
2) Air yang tersedia dibagi secara adil dan merata
3) Air diberikan ke petakpetak sawah secara tepat sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan
tanaman (tepat caranya, tepat waktunya dan tepat jumlahnya dan
4) Akibatakibat negative yang mungkin ditimbulkan oleh air dapat dihindarkan.
Jika ditinjau dari segi pertanian, maka operasi jaringan irigasi adalah usaha pengaturan air
sedemikian rupa agar petakpetak sawah terjadi kombinasi yang tepat sehingga cocok untuk
pertumbuhan tanaman yang dapat menghasilkan produksi maksimal.
Berdasarkan pengertianpengertian tersebut di atas, maka jelas bahwa operasi jaringan irigasi
harus dapat menciptkan keberhasilan usaha peningkatan produksi pangan dalam rangka
peningkatan pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat tani, baik secara individu maupun secara
keseluruhan.
Adapun maksud dan tujuan Operasi Jaringan Irigasi ialah untuk membantu masyarakat
pedesaan dalam melakukan pengembangan dan pengelolaan irigasi desa dengan pendekatan
partisipatif, serta pemberdayaan masyarakat melalui perkumpulan petani pemakai air,
meningkatkan kehidupan sosial ekonomi mesyarakat desa melalui, dan peningkatan produksi
pertanian.

Ruang Lingkup Operasi Jaringan Irigasi Secara umum,


Pembuatan bangunan di daerah jaringan irigasi pada prinsipnya tidak diperbolehkan
karena dapat menimbulkan kerusakan system irigasi termasuk pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan saluran irigasi. Untuk menjaga kelestarian system irigasi, maka pembangunan di
daerah jaringan irigasi merupakan pengecualian yang hanya dapat dilakukan apabila telah
memiliki ijin dari pemerintah daerah. Izin dari Pemerintah Daerah dimaksudkan sebagai upaya
pengawasan dan pengendalian pembangunan di atas jaringan irigasi agar memenuhi persyaratan
teknis sehingga tidak mengancam kelangsungan system irigasi. Ruang lingkup Ijinan Bangunan
di Daerah Jaringan Irigasi meliputi :

Penetapan Garis Pembangunan Jaringan Irigasi


Penetapan Jenis
Bangunan Perijinannya.
Perbaikan Atau Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Desa Peningkatan Jaringan Irigasi Desa
Dan Pembangunan Baru.

2. Pemeliharaan Jaringan Irigasi


Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi
agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan
mempertahankan kelestariannya.
Maksudnya, adalah untuk menngkatkan peran dan kemandirian perkumpulan petani
pemakai air dalam pengelolaan irigasi dengan memperjelas wewenang, tugas, dan tanggung
jawab masing masing lembaga pengelola irigasi tingkat propinsi dan kabupaten/kota.
Tujuannya adalah

untuk meningkatkan keterpaduan berbagai lembaga dalam

pengelolaan irigasi propinsi dan kabupaten guna terjaminnya keberlanjutan sistem irigasi,
Menjaga agar jaringan dapat, beroperasi,

Menciptakan pemakaian maximum dari seluruh

fasilitas, jaringan, Menjaga agar umur manfaat dari jaringan tercapai tanpa, rehabilitasi secara
besar-besaran.
Ruang lingkup pemeliharaan
Suatu persoalan pemeliharaan yang penting dalam pengangkutan air irigasi adalah
pembersihan saluran. Tumbuhnya rumput-rumput dan semak-semak pada tepi saluran dan lumut
serta tanaman air lainnya disaluran sangat menghalangi kecepatan air dan mengurangi kapasitas

saluran. Lumpur dan lempung yang mengendap pada saluran juga mengurangi aliran air.
Pertumbuhan rumput yang dapat menahan pemeriksaan tepi saluran yang sepadan dan
menyebabkan

hewan-hewan

pemakan

rumput

berkeliaran

serta

merusak

saluran.

Metode kerja tangan untuk pembersihan saluran diganti dengan pemakaian buldozer, dragline,
excavator dan traktor draw chain. Metode yang sangat umum pada pengendalian rumputrumputan diatas saluran adalah pembabatan, pencabutan, pembakaran, dan pemakaian obatobatan kimia pembunuh rumput. Metode untuk mengendalikan tumbuhnya tumbuh-tumbuhan air
dapat berlangsung secara mekanik, pengeringan penutupan dan kimiawi.
Macam-macam pemeliharaan :
Pemeliharaan Rutin : Membersihkan sampah atau lumpur yang ada disaluran atau pintu air
Memotong rumput dan tumbuhan dan pengganggu disaluran serta memberi pelumas pada
pintu air.
Pemeliharaan Berkala : Mengecat pintu air, Mengganti skot balik yang rusak, memperbaiki
sayap bangunan, tembok saluran.
Pemeliharaan Darurat : perbaikan sebagai akibat bencana alam, perbaikan ini dilakukan
sebatas air irigasi dapat mengalir agar fungsi jaringan irigasi dapat melayani daerah irigasi
dan dilaksanakan dalam waktu yang cepat.

3. Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi


Kegiatan Operasi meliputi:
1) pengumpulan data
2) penyediaan air irigasi
3) menyusun rencana tata tanam
4) menyusun sistem golongan
5) menyusun rencana pembagian air
6) pemberian air irigasi
7) melaksanakan tata tanam dan pembagian air
8) membuka menutup pintu

9) kalibrasi
10) monitoring dan evaluasi.
3.1 Pengumpulan Data
Adapun data yang harus dikumpulkan untuk keperluan operasi yang baik dan benar
serta kesinambungannya, meliputi data: 1) Data hidrologi antara lain data debit air
tersedia
1) Data agroklimatologi antara lain kebutuhan air tanaman dan
2) Data jenis tanaman, macam, dan arealnya.
3.2 Penyediaan air irigasi
Penyediaan dan pengaturan air irigasi dimulai dari air yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan tanaman yang berasal dari :
1) Air hujan yang jatuh di daerah yang bersangkutan dan
2) Air irigasi dari sumber air (sungai, waduk, mata air, air tanah yang dipompa).
Penyediaan air irigasi ditujukan untuk mendukung produktivitas lahan dalam rangka
meningkatkan produksi pertanian yang maksimal dengan tetap memperhatikan
kepentingan lainnya, tetapi penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan pokok seharihari
dan irigasi bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada merupakan
prioritas utama penyediaan sumber daya air di atas semua kebutuhan.
3.3 Menyusun Rencana Tata Tanam
Mengingat pentingnya rencana tata tanam pada suatu daerah irigasi maka akan disusun
khusus modul rencana tata tanam.
3.4 Menyusun Sistem Golongan
Apabila debit tersedia sudah diketahui, langkah selanjutnya adalah mengatur perlu
tidaknya sistem golongan, hal ini disebabkan untuk pengolahan tanah pada awal musim
tanam padi diperlukan air sangat banyak, terutama bagi tanaman musim hujan yang
justru harus dimulai pada akhir musim kemarau, dimana debit sungai pada umumnya
masih kecil dan curah hujan masih sedikit. Oleh karena itu untuk pengaturan air irigasi
perlu dilakukan dengan sistem golongan, dimana awal pengolahan tanah seluruh daerah
irigasi tidak serentak.

3.5 Rencana Pembagian Air


Rencana tahunan pembagian air irigasi disusun oleh dinas kabupaten/kota atau dinas
provinsi yang membidangi irigasi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan rencana
tahunan penyediaan air irigasi, usulan perkumpulan petani pemakai air (P3A) dan
pemakai air untuk kepentingan lainnya.
3.6 Pemberian Air Irigasi
Rencana pemberian air irigasi harus disepakati oleh komisi irigasi kabupaten/kota atau
komisi irigasi provinsi sesuai dengan cakupan tugasnya berdasarkan :
1) Kebutuhan air irigasi yang diperlukan dan
2) Kesepakatan dengan perkumpulan petani pemakai air (P3A).
3.7 Melaksanakan Tata Tanam dan Pembagian Air
Tata tanam yang telah disusun harus dilaksanakan sesuai dengan waktu dan
besaran/volume pembagian air yang direncanakan walaupun dalam pelaksanaannya
sering dijumpai rencana pembagian air kurang dari volume rencana disebabkan debit
tersedia (dependable flow) meleset 20 %. Ditambah faktor penggundulan daerah
tangkapan air (catchment area), maka lebih sering mengalami kekurangan air.
3.8 Membuka dan Menutup Pintu
Kegiatan membuka dan menutup pintu meliputi:
1) Pintu di bendung , setiap bendung harus dilengkapi dengan manual operasi bendung
2) Pintu bangunan bagi di saluran primer dipergunakan untuk membagi air
dari saluran primer ke saluran sekunder
3) Pintu bangunan bagi di sekunder dipergunakan untuk membagi air ke petak tersier.
3.9 Kalibrasi
Kegiatan kalibrasi dimaksudkan untuk menera kebenaran debit yang keluar baik dari
pintu bendung, bangunan bagi primer, dan bagunan bagi sekunder. Peneraan biasanya
menggunakan alat current meter dan pelampung.
3.10

Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi adalah sangat penting untuk perencanaan operasi
pada tahun mendatang, yang meliputi monitoring dan evaluasi ketersediaan air, waktu
pembagian air, tata tanam, dan sistem golongan.

TUGAS
MANAJEMEN SISTEM IRIGASI

OLEH
GHANI TASRIF
1211112033

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015

Anda mungkin juga menyukai