Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian fraktur

adalah suatu diskontinuitas susunan tulang yang

disebabkan karena trauma atau keadaan patologis, suatu patahan pada


kontinuitas struktur tulang.
Cruris berasal dari bahasa latin crus atau cruca yang berarti tungkai
bawah yang terdiri dari tulang tibia dan fibula (Ahmad Ramali, 1987). 1/3
distal adalah suatu benda yang dibagi menjadi tiga dan diambil bagian yang
paling bawah.
Adapun permasalahan

yang

akan

timbul

baik

kapasitas

fisik

berupa:adanya nyeri pada tungkai kanan, adanya odem pada ankle kanan,
penurunan lingkup gerak sendi, penurunan kekuatan otot tungkai kiri serta
masalah

kemampuan

fungsional.

Untuk

mengetahui

seberapa

besar

permasalahan yang timbul perlu dilakukan pemeriksaan, misalnya untuk nyeri


dengan VDS, oedem dengan antropometri, penurunan lingkup gerak sendi
dengan goneometer,kekuatan otot dengan MMT dan pemeriksaan kemampuan
fungsional denganindeks barthel. Dalam mengatasi permasalahan tersebut
modalitas

terapi

latihandapat

diperoleh

adanya

pengurangan

nyeri,

peningkatan lingkup gerak sendi,penurunan oedem, peningkatan kekuatan otot


serta berkurangnya gangguan untuk aktivitas fungsional.
Fraktur atau patah tulang adalah keadaan dimana hubungan atau kesatuan
jaringan tulang terputus. Tulang mempunyai daya lentur (elastisitas) dengan
kekuatan yang memadai, apabila trauma melebihi dari daya lentur tersebut
maka terjadi fraktur (patah tulang). Penyebab terjadinya fraktur adalah trauma,
stres kronis dan berulang maupun pelunakan tulang yang abnormal. Fraktur
adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan
oleh rudapaksa

menurut Linda Juall C (1999) Fraktur adalah rusaknya

kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang dating lebih besar
dari yang dapatdiserap oleh tulang.
Patah tulang merupakan suatu kondisi di mana tulang mengalami
keretakan. Umumnya disertai dengan cedera pada jaringan di sekitarnya. Patah

tulang disebut juga fraktur yang biasanya terjadi akibat terjadinya cedera,
seperti kecelakaan, jatuh, atau cedera olah raga.
Sebuah studi menyebutkan bahwa 10% kasus patah tulang belakang terjadi
pada segmen thorakal, 4% pada segmen thorako-lumbal, dan 3% pada lumbal
yang disertai dengan kerusakan neurologis. Tingkat insiden medulla spinalis di
Amerika Serikat diperkirakan mencapai lebih kurang 30 hingga 32 kasus
setiap satu juta penduduk atau 3000 hingga 9000 kasus baru tiap tahunnya. Ini
tidak termasuk orang yang meninggal dalam 24 jam setelah cedera. Prevalensi
diperkirakan mencapai 700 hingga 900 kasus tiap satu juta penduduk
(200.000hingga 250.000 orang).
Enam puluh persen yang cedera berusia antara 16 sampai 30 tahun dan
80% berusia antara 16 sampai 45 tahun. Laki-laki mengalami cedera empat
kali lebih banyak daripada perempuan. Faktor etiologi yang paling sering
adalah kecelakaan kendaraan bermotor (45%), terjatuh (21,5%), luka tembak
atau kekerasan (15,4%), dan kecelakaan olah raga, biasanya menyelam
(13,4%). Lebih kurang 53% dari cedera itu adalah kuadriplegi. Tingkat
neurologi yang paling sering adalah C4, C5, dan C6 pada spina servikalis, dan
T- 12 atau L-1 pada sambungan torakolumbalis. (Ardiatmi, 2008,)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka di rumuskan bagaimana
penerapan asuhan keperawatan pada Tn. R dengan suspek fraktur pelvis,
frozen shoulder dan myalgia post kll.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Didapatkan atau diperoleh kemampuan menyusun dan menyajikan laporan
asuhan keperawatan langsung ke klien.
1.3.2

Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu menerapkan proses asuhan keperawatan.
2) Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan.
3) Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan baik dengan
memeriksa fisik dan dengan memberikan penyuluhan.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan

Laporan ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi tentang asuhan


1.4.2

keperawatan tentang fraktur.


Bagi Wahana Praktik
Sebagai sumber informasi bagi penentu kebijakan dalam upaya
meningkatkan program pelayanan dan penanganan klien dengan fraktur,

1.4.3

maka upaya preventif akan segera dapat dilakukan.


Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah wawasan pembaca terutama untuk mahasiswa sebagai
masukan informasi tentang Asuhan Keperawatan tentang fraktur.

Anda mungkin juga menyukai