Anda di halaman 1dari 9

Tugas Makalah

ILMU BAHAN

BAHAN ISOLASI MINERAL

KELOMPOK 5
NAMA

: DINA NURJANNAH

NIM

: E1D115064

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2015

BAB 5

BAHAN ISOLASI MINERAL


Bahan-bahan isolasi mineral yang dimaksud kan disini adalah bahan-bahan yang
diperoleh dari tambang dan digunakan sebagai bahan isolasi pada ikatan kimia atau keadaan
alamianya tanpa proses kimia atau termal sebelumnya. Pada bab ini akan dibahas bahan-bahan
isolasi mineral : mika, mikanit, serta beberapa bahan isolasi mineral lainnya.
5.1.

Mika
Mika adalah salah satu bahan isolasi mineral yang sangat penting karena
mempunyai resistansi serta kekuatan mekanik yang tinggi, tahan panas, dan tahan
terhadap pengaruh uap air di samping mempunyai elastisitas yang baik.
Mika digunakan sebagai isolasi pada mesin-mesin besar dengan tegangan kerja
yang tinggi, misalnya : generator turbo, generator hidropada, pembangkit, motor-motor
traksi. Juga dapat digunakan untuk kaca penjenguk pada tungku-tungku unuk melihat
bagian dalam tungku.
Mika adalah mineral dengan Kristal monoklin, yaitu Kristal yang sumbu-sumbu
ruangannya (x,y,z) sama panjang, dua sudut antara sumbu-sumbu sama yaitu 90. Ada
beberapa macam mika, antara lain mika yang umum dijumpai adalah muskovit dengan
rumus kimia (K2O . 3AL2O3 . 6SiO2 , 2H2O) dan flogofit (K2O . 6MgO . AL2O3 . 6SiO2 ,
2H2O ). Unsure dari mika jenis lain mungkin besi, natrium, atau kalsium.
Sifat pengisolasian dari muskovit adalah lebih baik dibandingkan dengan flogofit.
Demikian pula dengan sifat mekanismenya. Perbandingan dari keduanya dapat dilihat
pada Tabel 5-1.
Tabel 5-1 Perbandingan sifat kelistrikan muskovit dengan flogopit

Muskovit

Resistivitas
(ohm.cm)
1014 hingga 1016

tan . 104
f = 50 Hz
150

Flogopit

1013 hingga 1014

500

Jenis Mika

Kurva tegangan tembus sebagai fungsi ketebalan dari muskovit dan flogopit dapat dilihat
pada Gambar 5-1.

Gambar 5-1 Tegangan tembus = fungsi (ketebalan) pada muskovit

Tegangan tembus pada muskovit bertambah untuk ketebalan yang lebih tipis
(ketebalan berkurang). Dengan kata lain, tegangan tembus jenis muskovit adalah tidak
berbanding lurus dengan ketebalannya.
Permitivitas mika adalah 5 10. Sifat-sifat pengisolasian mika searah panjangnya
adalah makin rendah disbanding ke arah melintangnya. Sebagai contoh : resistivitas
volume paling rendah adalah 109 ohm-cm, sedangkan naik hingga 0,1. Muskovit
mempunyai ketahanan abrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan flogofit. Sifat ini
penting untuk menentukan pemilihan bahan isolasi bagian-bagian yang bergerak,
misalnya komutaror. Sebagai gambaran, untuk komutaror yang menggunakan isolasi
muskovit di antara lamel-lamelnya, justru lamelnya yang akan lebih dahuluaus
dia=bandingkan isolasinya setelah terkena sikat arang selama pemakaian. Sedangkan
pemakaian flogofit untuk hal yang sam atingkat keausannya relative sama dengan tingkat
keausan lamelnya. Dengan demikian, pada pemakaian kedua bahan isolasi untuk contoh
di atas akan mempunyai hubungan yang erat dengan jangka waktu perawatan terhadap
komutatornya.
Pada suhu tinggi (di atas bahas sushu kerja) komposisi air yang terkandung dalam
mika akan menguap sehingga sifat mekanis dan elektrisnya berubah. Pada suhu 1250
hingga 1300 C susunan Kristal mika akan berubah sama sekali dan mulai meleleh. Suhu
sampai terjadi penguapan (dehidrasi) pada muskovit adalah 500 hingga 600C,
sedangkan untuk flogofit adalah 800 hingga 900 C. Oleh karena itu, flogofit banyak

digunakan dalam peralatan rumah tangga misalnya penyekat pemanggang, setrika, dan
sebagainya. Jenis-jenis flogofit yang banyak mengandung air (hydrated-flogofit) adalah
agak lunak dan kemampuan isolasinya lebih rendah. Flogofit jenis ini mulai
menunjukkan gejala kerusakan pada suhu 150 hingga 250C.
Mika biasanya diperoleh secara alami bersama-sama dengan mineral lainnya
seperti kuarsa. Sering juga ditemukan sebagai jalur sepanjang 2 cm hingga beberapa
meter pada pegmatit. Pegmatite merupakan sumber bahan yang murah untuk pembuatan
moskofit komersial. Setelah diadakan penambangan, mika mentah ditingkatkan
kualitasnya, dipotong dan dibersihkan dari bahan ikutan lainnya. Selanjutnya dibentuk
menjadi lembaran-lembaran yang sesuai dengan standar masing-masing Negara
penghasil, misalnya : empat persegi panjang dengan perbandingan panjang dan lebarnya
1:1 hingga 1:3 dengan luas tertentu yang umumnya di bawah 1 m 2. Ketebalan standar
adalah 0,01 hingga 0,03. Kandungan besi oksida atau mineral lainnya di dalam mika
disebut spot dan ini menyebabkan berkurangnya kemampuan isolasi mika.
Bahan fluoroflogofit sintetis adalah bahan cadangan yang digunakan untuk
menggantikan bahan mika alami. Bahan ini didapat dengan melelehkan jenis mika khusus
di dapur tinggi pada suhu tinggi sehingga mika tersebut lumer yang selanjutnya
dikristalisasi.

5.2.

Mikanit
Seperti telah dijelas sebelumnya bahwa mika adalah bahan isolasi yang
kemampuan isolasinya tinggi dapat diperoleh dari tambang dengan jumlah besardengan
ukuran atau dimensi yang terbata. Sedangkan alat-alat listrik ukurannya bervariasi. Untuk
keperluan itu dibuat mikanit, yaitu mika yang diikat dengan sirlak atau gliptal sehingga
ukurannya dapat dibuat sesuai dengan yang dikehendaki. Seringkali pada salah satu sisi
mikanit dilapis dengan kertas atau kain dengan tujuan mendapatkan kekuatan mekanis
yang lebih tinggi atau untuk menjaga agar tidak terjadi keretakan ketika dibengkokkan.
Beberapa mikanit sesuai dengan penggunaannya dibahas di bawah ini :

a. Mikanit Komutator
Mikanit Komutator digunakan untuk bahan isolasi antara lamel-lamel pada
komutator mesin DC. Mikanit komutator mengandung bahan pengikat maksimum
4% mempunyai massa jenis 2,4 hingga 2,6 gram/cm 3. Secara mekanis mikanit ini
kuat karena pada waktu pengerjaannya digunakan tinggi, mengandung sedikit
resin, tahan aus walaupun mendapat tekanan yang tinggi dan suhu kerjanya
hingga 180C. hal ini yang menjadi dasar pertimbangan sehingga mikanit tepat
untuk penyekat lamel-lamel komutator. Konstarksi mikanit pada suhu 20C tidak
lebih dari 9% dengan tekanan hingga 600kg/cm2.
b. Mikanit Lempengan
Lempeng mikanit diproduksi dari muskovit atau flugopit atau dari panduan
keduanya dengan bahan pengikat sirlak atau gliptal. Untuk keperluan pembuatan
lempengan tersebut, kandungan mikanya dibuat dibuat 75% hingga 85%
sedangkan bahan pengikatnya berkisar antara 15% hingga 25%. Lempengan
mikanit diperlukan untuk isolasi yang tidak memerlukan bengkokan. Baik mikanit
komutator maupun mikanit lempengan adalah tergolong mikanit keras.
c. Mikanit Cetakan
Mikanit

ini

dibuat

berbagai

bentuk

sesuai

dengan

keperluan.

Cara

pembentukannya adalah dengan dipanasi kemudian dicetak sebelum didinginkan.


Penggunaannya antara lain : pengisolasi antara poros dengan komutator, antara
poros dengan intirotor.
Mikanit cetakan dipabrikasi dengan ketebalan 0,1 hingga 0,5 mm dengan bahan
pengikat sirlak atau gliptal dengan komposisibahan pengikat 8% hingga 25% dan
sisanya adalah mika.

d. Kertas Mika

Kertas mika merupakan bahan yang sejenis dengan mikanit cetakan. Salah satu
sisinya dilapisi dengan kertas setebal 0,05 hingga 0,06 mm. Penggunaannya
adalah untuk membuat isolasi yang keras pada belitan jangkar mesin tegangan
tinggi.
Kertas mika dibuat dari muskovit atau flogopit dengan bahan pengikat sirlak atau
resin sintetis. Dipasbrikasi dengan bentuk gulungan selebar 0,4 meter dan dengan
tebal 0,15 hingga 0,3 mm.
e. Mikanit Fleksibel
Mikanit jenis ini pada suhu kamar dapat dibengkokkan tanpa pemanasan lagi.
Penggunaannya antara lain untuk penyekat fleksibel, isolasi alur pada mesin
listrik.
Mikanit fleksibel diproduksi dalam bentuk lempengan dengan ketebalan 0,15
hingga 0,6 mm, terbuat dari muskovit atau flogopit yang dilapisi dengan minyak
vernis bitumen atau dilapisi dengan minyak vernis gliptal. Di samping itu, ada
pula mikanit fleksibel yang di kedua sisinya dilapisi kertas dengan ketebalan 0,2
hingga 0,5 mm. komposisi mika pada mikanit ini yang tanpa pelapis kertas adalah
75% hingga 90% sedankan yang dilapisi kertas mengandung mika sekitar 50%.
f. Pita Mika
Pita mika adalah salah satu macam dari mikanit fleksibel. Pita mika ini dibuat
lembaran-lembaran yang relative besar, kemudian dipotong-potong dengan
ukuran lebar tertentu dan digulung. Pita mikadibuat dari muskovit atau flogopit
dilapisi vernis, baik vernis hitam atau vernis jernih.
Pita mika diberi warna cerah mempunyai ketahanan terhadap panas yang lebih
tinggi.penggunaannya terutama untuk isolasi belitan rotor pada generator turbo,
sehingga sringkali pita mika disebut pita mika rotor. Kadang-kadang ada pula
pita mika yang dilapisi dengan sutera atau kain kasa.

Proses pemotongan lembaran mika menjadi pita ditunjukkan pada Gambar 5-2.
Pertama kali mika digulung pada penggulung 1, kemudian dilewatkan penggulung
yang lebih halus yaitu 2, dipotong dengan pisau 3 dan terakhir digulung pada
penggulung 4. Pisau 3 ada 2 macam, yaitu pisau cakram dan pisau silindris.

Gambar 5-2 Diagram pemotongan lembaran menjadi pita mika

Ada pula salah satu jenis mika yang disebut samika. Garis besar
pemrosesannya sebagai berikut : scrap mika dipanaskan hingga suhu 800C,
setelah itu direndam ke dalam larutan soda dan selanjutnya dimurnikan dengan
asam klorida atau asam sulfat encer. Selanjutnya, mika yang sudah melar
(mengembang) bersama-sama dengan airnya diangkat dijadikan bubr untuk
kemudian dijadikan kertas mika tebal dan kemudian dipabrikasi dengan mesin
pembuat kertas mika. Hasilnya disebut kertas slyudinit atau kertas samika.
Kertas samika diperoleh dengan memasukkan beberapa macam pengikat
ke dalam bubur mika. Dalam banyak hal, bahan ini dapat menggantikan fungsi
dari mikanit , kertas mika, dan pita mika.
Dari pembahasan di atas, yang peril diingat adalah penggunaan bahan
pengikat dari bahan organic. Karena mika tergolong bahan isolasi kelas C dan H,

maka bahan pengikat maupun pelapisnya hendaknya sesuai dengan kelas mika.
Kecuali jika penggunaannya pada suhu di bawah suhu kerja mika. Pada pabrikasi,
senyawa ammonium posfat atau kaca, biasanya digunakan sebagai bahan pengikat
mikanit yang digunakan pada suhu tinggi. Mengingat tingginya biaya pembuatan
mika termasuk dihasilkannya limbah yang besar dalam pembuatan mikanit, maka
perlu dicara jalan keluar untuk membuat bahan isolasi mika sintetis.

5.3.

Bahan Isolasi Mineral Lain

Beberapa bahan isolasi mineral lain di samping mika, yaitu marmer, batu tulis, dan klorida padat
yang penggunaannya sebagai isolator pada papan hubung bagi (PHB).
a.

Marmer
Marmer mempunyai ikatan kimia seperti halnya batu kapur, yaitu CaCO 3, tetapi sifat
fisiknya berbeda. Marmer lebih keras dari pada kapur dan dapat dipoles hingga
mengkilap. Marmer dapat ditambang dari tanah dari bentuk lempengan-lempengan tebal
kemudian dipotong-potong sesuai dengan ukuran dan bentuk yang dikehendaki,
selanjutnya dipoles.
Proses pemolesan permukaan marmer dilakukan bertahap, yaitu : pertama dipoles dengan
cakram karborundum, kemudian dengan batu asah dan terakhir menggunakan cakram
berlapis kain pemoles dan bubuk hijau (chromium oksida) sebagai bahan tambahan pada
pemolesan terakhir.
Marmer mempunyai massa jenis paling rendah 2,6 g/cm3, makin tinggi kepadatannya
maka makin tinggi massa jenisnya, makin kecil kristalnya maka makin tidak higroskopis
dan makin baik hasilnya jika dipoles.
Untuk mendapatkan marmer yang kemampuan listriknya makin baik, marmer perlu
diimpregnasi dengan paraffin, polistirin, bitumen, minyak, dan sebagainya. Marmer
sifatnya regas dan sensitive terhadap asam.

Warna yang alami dari marmer adalah putih abu-abu atau kuning atau kemerah-merahan.
Kalau dipanasi pada suhu tinggi kemudian didinginkan mendadak marmer akan retak.
b.

Batutulis
Warnanya abu-abu kehitam-hitaman, strukturnya berlapis-lapis sehingga dapat dibentuk
sebagai papan (sepanjang lapisannya) dengan menggunakan palu dan pahat serta
pengasah.
Penggunaannya seperti halnya marmer, yaitu pada panel PHB. Batutulis lebih mudah
pecah dibandingkan marmer, tidak dapat dipoles, sifat kelistrikan dan higroskopisitasnya
di bawah marmer. Namun demikian, tahan terhadap asam dan panas. Massa jenisnya
berkisar antara 2,7 hingga 2,8 g/cm3.

c.

Klorida
Bahan ini berwarna abu-abu yang mempunyai sifat kelistrikan dan kekuatan mekanis di
bawah batutulis sehingga mudah dipotong, digergaji, dan dibor. Klorida padat sangat
higroskopis. Jika akan digunakan sebagai isolator harus terlebih dahulu diimpregnasi
dengan resin, misalnya : bakelit yang dicairkan, agar sifat kelistrikannya serta kekuatan
mekanisnya naik serta higroskopisitasnya menurun.

Anda mungkin juga menyukai