Anda di halaman 1dari 13

PENTINGNYA PENINGKATAN PENDIDIKAN PERAWAT BAGI PRAKTEK

KEPERAWATAN PROFESIONAL
A. Defenisi Pendidikan dalam Keperawatan
1. Untuk mengatahui definisi pendidikan dalam perspektif kebijakan telah
memiliki rumusan formal dan operasional

SISDIKNAS, yakni; pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
2. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit
yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
3. Pendidikan dalam keperawatan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan
yang dimilikinya sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk pelayanan
professional yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
4. Pendidik kesehatan adalah : seseorang yang memberi pendidikan maupun
bimbingan kepada orang lain dibidang kesehatan, dengan tujuan terjadinya
perubahan tingkah laku positif tentang kesehatan untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
5. Peserta didik adalah : klien (individu,keluarga,masyarakat) yang mendapatkan
materi pendidikan atau bimbingan di bidang kesehatan, sehingga klien tersebut

1 | Page

secara mandiri mau melakukan perubahan tingkah laku yang positif dan
permanen dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
B. Perkembangan Organisasi Profesi Keperawatan
Beberapa organisasi keperawatan
1. ICN (International Council of Nurses) organisasi profesional wanita pertama di dunia
di dirikan tgl 1 Juli 1899 o/ Mrs.Bedford Fenwick.
Tujuannya:
a. Memperkokoh silaturahmi perawat seluruh dunia
b. Memberi kesempatan bertemu bagi perawat di seluruh dunia untuk
c.

membicarakan masalah keperawatan.


Menjunjung peraturan dlm ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam
pelayanan,

pendidikan

keperawatan

berdasarkan

kode

etik

profesi

keperawatan.
2. ANA di dirikan tahun 1800 yg anggotanya dari negara- negara bagian, berperan:
a. Menetapkan standar praktek keperawatan.
b. Canadian Nurse Association (CNA) tujuan sama dengan ANA memberikan
izin praktek keperawatan mandiri.
3. NLN (National League for Nursing) di dirikan tahun 1952, tujuan untuk
pengembangan & peningkatan mutu pelayanan keperawatan & pendidikkan
keperawatan.
4. British Nurse Association di dirikan tahun 1887

Tujuannya:

2 | Page

a. memperkuat persatuan & kesatuan seluruh perawat di Inggris & berusaha


memperoleh pengakuan terhadap profesi keperawatan.
5. PPNI di dirikan 17 Maret 1974.
C. Tujuan Pendidikan Dalam Keperawatan
Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia
yang baik, bertanggung jawaab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi
kepada masyarakat, bangsa dan negara, dan sebagainya.
Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan
yang sangat umum tersebut. Salah seorang diantaranya adalah Herbert Spencer
(1860) yang menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan
dengan:
1. Kegiatan demi kelangsungan hidup.
2. Usaha mencari nafkah.
3. Pendidikan anak.
4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara.
5. Penggunaan waktu senggang.
Tujuan pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut didasarkan
atas apa yang dianggapnya paling berharga dan perlu untuk setiap orang bagi
kehidupannya dalam masyarakat.Bloom CS mebedakan tiga kategori tujuan
pendidikan, yaitu :

3 | Page

1. Kognitif (head)
Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal dunia
sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mental. Tujuan kognitif
dibagi dalam 6 bagian, yaitu;
a) Knowledge (Pengetahuan)
Meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk diingat.
b) Comprehension (Pemahaman)
Merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan, menafsirkan
suatu teori.
c) Application (Penerapan)
Merupakan kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu pengertian,
konsep, prinsip, teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan
pemahaman yang lebih mendalam.
d) Analysis (Analisis)
Yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya misalnya
analisis hubungan antara masyarakat dengan alam dan jagad raya.
e) Synthesis (Sintesis)
Yaitu kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur.
f) Evaluation (Penilaian)
Penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu.
2. Afektif (heart)
Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, dan nilai-nilai atau
perkembangan emosional dan moral. Tujuan afektif dibagi dalam 5 bagian, yaitu;
a) Receiving
Menerima, menaruh perhatian terhadap nilai tertentu.
b) Responding (Merespon)
Yaitu memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukan kesediaan dan
kerelaan untuk merespon, merasa puas dalam merespon.
c) Valuing (Menghargai)
Yaitu menerima suatu norma, menghargai suatu norma, dan mengikat diri pada
norma tersebut.

4 | Page

d) Organization (Organisasi)
Membentuk suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu sistem nilai-nilai.
e) Characterization by Value or Value Complex
Mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak seseorang,
norma itu menjadi bagian diri pribadi.
3. Psikomotor (hand)
Tujuan

psikomotor

menyangkut

perkembangan

keterampilan

yang

mengandung unsur motoris.


Peran perawat tidak hanya care giver (pemberi asuhan) saja tetapi juga
sebagai concelor, educator dan concultant, sehingga dengan perannya tersebut
seorang perawat memerlukan pengetahuan tentang pendidikan agar bisa memberikan
pendidikan secara sistematis sesuai cara, metode dan media pendidikan yang benar
dan tepat terhadap klien, sehingga hasil dari pendidikan yang diberikan kepada klien
bisa tercapai tepat sasaran dan tepat guna.
D. Fungsi Pendidikan Keperawatan
Fungsi ini terdiri atas tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :
a. Fungsi Pendidikan
1. Peserta didik dalam hal kaulifikasi/persyaratan, mekanisme seleksi dan
penerimaan, serta daya tampung peserta didik.
2. Proses pendidikan yang mencakup tujuan pendidikan/rumusan kompetensi,
kurikulum pendidikan, proses pembelajaran/evaluasi hasil belajar, fasilitas
sumber daya pendidikan, dan rumah sakit pendidikan.
3. Lulusan yang mencakup kaulifikasi/persyaratan, mekanisme penilaian
akhir/keprofesian, dan jumlah yang diluluskan dan sebaran.

5 | Page

b. Fungsi Penelitian
1. Berperan aktif dalam riset dasar dan terapan, pengembangan ilmu
pengetahuan ilmu keperawatan, mengembangangkan teknologi keperawatan,
meningkatkan mutu, dan memperluas jangkauan pelayanan
2. Manfaatkan tekhnologi maju secara tepat dalam rangka meningkatkan mutu
dan memperluas jangkauan pelayanan professional
3. Melaksanakan

berbagai

bentuk

kegiatan

ilmiah

yang

meliputi

ceramah/diskusi ilmiah, forum ilmiah, tulisan ilmiah/majalah ilmiah dan


pengawal ilmu keperawatan.
c. Fungsi Pengabdian Masyarakat
1. Pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai bentuk, sifat dan jenjang
pelayanan kepada masyarakat, serta membangun model pelayanan/asuhan
keperawatan
2. Pendidikan dan bimbingan masyarakat dengan cara membina kemampuan
masyarakat mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi.
3. Mengarahkan

kemampuan

masyarakat

untuk

mengorganisir

dan

melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan professional


4. Memberi konsultasi dalam keperawatan kepada berbagai pihak yang
memerlukan.

E. Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan

6 | Page

1. Membina Sikap Pandangan dan Kemampuan Professional


Pendidikan tinggi keperawatan sangat berperan dalam membina sikap,
pandangan dan kemampuan professional lulusannya. Diharapkan perawat mampu
bersikap dan berpandangan professional, berwawasan keperawatan yang luas, serta
mempunyai pengetahuan ilmiah keperawatan yang memadai, dan menguasai
keterampilan professional secara baik dan benar (Husin, 1966).
Sebagai perawat profesioanal diperoleh kepuasaan kerja yang selanjutnya
memacu pencapaian kemampuan melalui penampilan kerja yang lebih baik lagi.
Kemampuan

berpikir

kritis

dalam

mengambil

keputusan

serta

mampu

mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakan yang dilakukan merupakan salah


satu factor utama tercapainya kepuasaan kerja (Jones dan Beck, 1996). Kepuasaan
kerja perawat akan menghasilkan kepuasaan pada pemakai jasa keperawatan, baik
masyarakat maupun intitusi tempat bekerja.
2.

Meningkatkan Mutu Pelayanan/ Askep dan Kesehatan


Pendidikan keperawatan menghasilkan perawat yang bersikap professional
mencakup

keterampilan

intelektual,

interpersonal,

dan

tekhnikal,

mampu

mempertanggungjawabkan secara legal, keputusan dan tindakan yang dilakukan


sesuai dengan standar dan kode etik profesi, serta dapat menjadi contoh peran bagi
perawat lain.
Teori dan model keperawatan dapat dikatakan bermanfaat, jika bisa
diterapkan dipelayanan, begitu pula dengan system manajemen keperawatan yang
dipelajari selama pendidikan. Fasilitas pelayanan yang dapat digunakan sebagai
sumber pendidikan yang diharapkan cukup kondusif untuk proses pembelajaran
peserta didik (Hamid, 1997)

7 | Page

3. Menyelesaikan Masalah Keperawatan dan Mengembangkan Iptek Keperawatan


Melalui Keperawatan
Kerja sama yang terjalin dengan baik antara institusi pendidikan dan
pelayanan

memungkinkan

terjadinya

transformasi

IPTEK,

termasuk

teridentifikasinya masalah kesehatan, khususnya yang terkait dengan masalah


keperawatan untuk penelitian keperawatan yang bertujuan menghasilkan jawaban
terhadap pertanyaan, menghasilkan solusi masalah, baik melalui produk berupa
tekhnologi atau metode baru maupun produk jasa serta menguji teori berdasarkan
kondisi atau fakta baru. (Leddy dan Pepper, 1993; Mayer, Medden dan Lawrence,
1990)
4.

Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi profesi


Pendididkan

tinggi

keperawatan

akan

memfasilitasi

perkembangan

kehidupan organisasi keperawatan untuk lebih professional. Dengan pendidikan


profesioanal, perawat sebagai anggota dari suatu organisasi profesi akan lebih
memahami dan menghayati peran, tanggung jawab, dan haknya sebagai anggota
organisasi profesi yang memiliki sifat, pandangan, dan kemampuan professional
sangat memungkinkan organisasi keperawatan berperan sabagai pengendali mutu
pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat melalui pengaturan hak, tanggung
jawab, dan kewengan tiap perawat berdasarkan kompetensi yang dimiliki
(SCHMALE,1996).
Selain

itu,

organisasi

profesi

akan

lebih

berperan

dalam

proses

pengembangan dan pembinaan keterampilan professional dan menerapkan kode etik


profesi bagi tiap anggotanya melalui pengaturan dan pengadaan system pendidikan
berkelanjutan serta mengendalikan pemanfaatan dan pengembangan IPTEK
keperawatan(husin, 1999).

8 | Page

F. Penataan Pendidikan Tinggi Keperawatan


Penataan pendidikan ini dimulai dengan penataan system pendidikan keperawatan
yang dimulai dari:
1. Program pendidikan D-III keperawatan program pendidikan ini akan menghasilkan
perawat Vokasional (ahli madya keperawatan) yang dikembangkan dengan landasan
keilmuan dan keprofesian serta diharapkan memiliki tingkah laku dan kemampuan
professional serta akuntabel dalam melaksanakan asuhan keperawatan dasar secara
mandiri dibawa sepervisi. Mereka diharapkan mempunyai kemampuan mengelolah
praktek keperawatan yang sesuai dangan kebutuhan klien.
2. Program pendidikan ners
Program pendidikan ini menghasilkan sarjana keperawatan dan professional
(Ns = first professional degree) dengan sikap, tingkah laku, dan kemampuan
professional, serta akuntabel untuk melaksanakan asuhan keperawatan dasar sampai
dengan tingkat kerumitan tertentu secara mandiri. Mereka dituntut untuk memiliki
kemampuan dalam meningkatkan mutu pelayanan dengan memanfaatkan IPTEK
keperawatan yang maju secara tepat guna, serta kemampuan melaksanakan riset
keperawatan dasar dan penerapan yang sederhana.
3. Program magister keperawatan
Program ini menghasilkan perawat ilmuan (scintist) dengan sikap tingkah
laku dan kemampuan sebagai ilmuan keperawatan yang diharapkan mempunyai
kemampuan: meningkatkan pelayanan profesi dengan jalan penelitian dan
pengembangan,

berpartisipasi

dalam

pengembangan

bidang

ilmunya,

mengembangkan penampilanya dalam spectrum yang lebih luas dengan mengaitkan


ilmu/profesi yang serupa serta merumuskan pendekatan penyelesaian berbagai

9 | Page

masalah masyarakat dengan cara penalaran ilmiah (keputusan Mendikbud


Nomor.056/U/1994/pasal 2 ayat 3).
4. Program Pendidikan Ners Spesialis
Program pendidikan ini menghasilkan perawat ilmuan (magister) dan
professional (Ns spesialis = second professional degree) dengan sikap, tingkah laku,
dan keterampilan professional serta akuntabel untuk melaksanakan prektik
keperawatan spesialistik ners spesialis merupakan ilmuan dalam bidang ilmu
keperawatan klinik dengan kemampuan dan tanggung jawab sebagai ilmuan klinik
(SK Mendikbud No.056/U/1994).

G. Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan


Kata sistem menjadi populer dengan munculnya pendekatan sistem yang
digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti seperangkat
komponen yang saling berhubungan dan bekrja bersama sama untuk mencapai
suatu tujuan . kata sistem berasal dari bahasa latin (syst dan ema) dan bahasa yunani
(sust dan ema ) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi.
istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu kesatuan yang berintraksi,
ketika suatu model matematika sering kali dapat buat.
Sistem merupakan kesatuan bagianbagian yang saling berhubungan yang
berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Misalnya, negara
yang merupakan suatu kumpulan dalam beberapa elemen kesatuan lain seperti
provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dengan rakyat
sebagai penggeraknya. sistem sering kali digunakan baik dalam prcakapan seharihari , forum diskusi maupun dokumen ilmiah.

10 | P a g e

Melalui pelaksanaan tiga fungsi pokok pendidikan tinggi keperawatan, yaitu


pendidikan keperawatan, riset keperawatan dan pengabdian masyarakat ,di harapkan
pendidikan tinggi keperawatan menghasilkan berbagai karakter dan sifat lulusan
yang kompoten dalam bidang pelayanan dan konsultasi keperawatan bagi
masyarakat.

Pengembangan

kurikulum

pendidikan

keperawatan

merupakan

pandangan filosifis atau paradigma tentang keperawatan , orientsi pendidikan tinggi ,


kerangka konsep pendidikan tinggi keperawatan , dan kelompok ilmu keperawatan.

H. Pendidikan Profesi Keperawatan


Tinggi keperawatan dikembangkan berdasarkan dan bertolak dari paradigma
keperawatan. Orientasi pendidikan tinggi keperawatan yang mantap dan kerangka
konsep pendidikan tinggi yang kokoh memungkinkan profesi keperawatan
menghadapi masa depan dan tidak tergoyangkan oleh perubahanperubahan
pandangan perorangan, terutama yang bersifat menyimpang dari hakikat
keperawatan yang sesungguhnya. Keperawatan berkeyakinan dan berpandangan
bahwa manusia dan kemanusian merupakan fokus utama dari setiap upaya pelayanan
keperawatan dengan menjunjung tinggi nilai dan martabatnya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan. Bertolak dari pandangan ini disusun paradigm keperawatan yang
terdiri dari 4 konsep yaitu manusia, lingkungan, sehat, dan Keperawatan.
Kelly (1981) dalam Marifin (2003) mengembangkan criteria profesi meliputi :
1. Layanan yang diberikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
kemanusiaan.
2. Adanya body of knowledge yang khusus dipelajari dan dikembangkan
melalui proses penelitian.

11 | P a g e

3. Layanan yang diberikan termasuk aktivitas intelektual, tanggung jawab dan


tanggung gugat secara individu merupakan suatu tangtangan yang besar dan
harus dijawab.
4. Perawat praktisi relative bebas dan dapat mengontrol kebijakan dan aktivitas
yang mereka perbuat (otonomi).
5. Perawat praktisi harus memiliki dasar pendidikan di institusi pendidikan
tinggi.
6. Pearwat praktisi`memberikan pelayanan dengan motivasi altruistikdan
menganggap bahwa pekerjaan yang mereka lakukan merupakan kegiatan
terpenting di hidupnya
7. Terdapat kode etik yang memberikan panduan dalam mengambil keputusan
dan meneruskan praktik yang mereka lakukan
8. Terdapat organisasi profesi yang dapat memberikan bantuan dan dorongan
dalam menerapkan standar praktek keperawatan.
Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi mengarahkan hasil
pendidikan menjadi tenaga professional. Melalui sistim pendidikan ini, dihasilkan
perawat yang dapat menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan tuntutan profesi
untuk memberikan pelayanan professional kepada masyarakat. Peran perawat
sebagai:
1. Mitra kerja
Hubungan perawat-klien merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama
yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya,
mengasihi dan menghargai.

12 | P a g e

2. Sumber informasi
Perawat harus mampu memberikan informasi yang akurat, jelas, dan rasional
kepada klien dalam suasana yang bersahabat dan akrab.
3. Pendidik
Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan dan bimbingan pada
klien atau keluarganya terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.
4. Pemimpin
Perawat harus mampu memimpin klien atau keluarga untuk memecahkan
masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi klien.
5. Wali atau pengganti
Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang
tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhan.
6. Konselor
Perawat harus dapat memberi bimbingan terhadap masalah klien sehingga
pemecahan masalah akan mudah dilakukan.
Akan tetapi, pendidikan profesi keperawatan yang bertujuan mewujudkan
pelayanan professional harus dilandasi oleh kemampuan meneliti dari peserta
didiknya. Kemampuan ini ditimbulkan melalui keingintahuan yang tinggi selama
proses pendidikan yang dipelihara sedemikan rupa sehingga setelah lulus perawat
dapat memberikan pelayanan keperawatan yang berbasis fakta (Evidence based
practice).

Sumber

: http://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/pendidikan-dalam-

keperawatan/

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai