Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Dewasa ini masalah kegemukan (obesitas) merupakan masalah global yang melanda
masyarakat dunia baik di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia.
Perubahan gaya hidup termasuk kecenderungan mengkonsumsi makanan yang mengandung
lemak tinggi merupakan faktor yang mendukung terjadinya kelebihan berat badan
(overweight) dan obesitas.
Berbagai upaya untuk melangsingkan tubuh telah banyak dilakukan diantaranya dengan
pengaturan makanan, merubah gaya hidup, pemberian obat dan pembedahan untuk mengurangi
lemak atau mengangkat sebagian usus.
Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang.
Pada kebanyakan wanita dan pria, obesitas berarti kelebihan berat badan (BB) jauh melebihi
berat yang diinginkan.
Terkadang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan overweight, padahal
kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Obesitas adalah suatu keadaan
dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga BB seseorang jauh di atas
normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat badan)
adalah keadaan dimana BB seseorang melebihi BB normal.
Obesitas kini mulai diterima sebagai salah satu masalah kesehatan serius di negara-negara
berkembang Hal ini terutama karena orang obese cenderung menderita penyakit jantung,
hipertensi, stroke, diabetes melitus, dan jenis kanker tertentu. Kematian yang disebabkan oleh
penyakit-penyakit tersebut meningkat secara drastis terutama untuk Body Mass Index di atas
30.Terdapat sedikit pertentangan terhadap sejauh apa peranan obesitas, apakah menjadi penyebab
utama bagi timbulnya penyakit-penyakit tenrtentu, atau semata-mata hanya sebagai suatu
pertanda atau petunjuk bahwa orang bersangkutan mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit
yang bersangkutan.Pandangan mengenai obesitas sebagai sesuatu yang tidak berbahaya, walau
bagaimanapun, sudah tidak dapat diterima lagi, mengingat bukti-bukti yang telah dikumpulkan
selama 10 tahun terakhir memperlihatkan hal sebaliknya.
Overweight dan Obesitas saat ini sudah menjadi suatu masalah global yang serius. Data
yang dikumpulkan dari seluruh dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi
1 | Page

Overweight dan Obesitas pada 10 sampai 15 tahun terakhir dengan angka kejadian terbanyak di
Amerika. Saat ini diperkirakan sebanyak lebih dari 100 juta penduduk di seluruh dunia menderita
Obesitas, dan angka ini masih akan terus meningkat. Diperkirakan apabila keadaan ini terus
berlanjut maka pada tahun 2230 sebanyak 100 % penduduk Amerika Serikat akan menjadi
Obese. Bagaimana dengan kondisi di Indonesia ? Menurut data yang diperoleh dari Direktorat
Bina Gizi Masyarakat Depkes tahun 1997, sebanyak 12,8 % pria dewasa mengalami Overweight
dan sebanyak 2,5 % mengalami Obesitas. Sedangkan pada wanita angka ini menjadi lebih besar
lagi yaitu 20 % dan 5,9 %.
Perkiraan prevalensi overweight dan obesitas di Indonesia (Dit BGM DepKes, 1997).Dari
perkiraan 210 juta penduduk Indonesia thn 2000 jumlah penduduk yang overweight diperkirakan
mencapai 76.7 juta (17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih dari 9.8 juta (4.7%).
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Overweight dan Obesitas di Indonesia telah
menjadi masalah besar yang memerlukan penanganan secara serius.

BAB II
PEMBAHASAN
2 | Page

2. 1. Pengertian Obesitas
Obesitas merupakan masalah kesehatan yang utama. Setiap tahun orang-orang
menghamburkan jutaan uangnya untuk diet ketat, obat-obatan dan perawatan lainnya guna
menurunkan berat badan. Banyak orang yang kurang berhasil dalam penurunan berat badan dan
mereka yang berhasil menghilangkan sejumlah pon hampir tanpa terkecuali bertambah berat lagi.
Masalah ini telah merangsang banyak riset mengenai asal mula dan pengendalian obesitas .
Obesitas atau kegemukan adalah ketidakseimbangan jumlah makanan yang masuk
dibanding dengan pengeluaran energi oleh tubuh. Obesitas juga sering didefinisikan sebagai
kondisi abnormal atau kelebihan lemak yang serius dalam jaringan adiposa sehingga menganggu
kesehatan. Obesitas merupakan gangguan metabolik komplek yang disebabkan oleh banyak
faktor termasuk genetik dan faktor lingkungan, dimana kejadian obesitas merupakan kombinasi
dari kedua faktor tersebut.
Secara patofisiologi, obesitas merupakan proses penimbunan triasilgliserol berlebihan pada
jaringan adiposa karena imbance ( ketidakseimbangan antara asupan energi dengan
penggunaannya.
Menurut Suinter dan Hunter , yang dimaksud dengan kelebihan berat badan ( over-weight)
adalah kelebihan berat badan diatas 20% dari berat normal. Sementara itu, obesitas (obesity)
adalah kelebihan berat badan sebanyak antara 10-20% dari berat normal. Jadi, secara definitif
pengertian obesitas dengan kelebihan berat badan ( over-weight) memiliki perbedaan yang cukup
mendasar.
Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh
melebihi kebutuhannya (psychobiological cues for eating ) sehingga terjadi penimbunan lemak
yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh.
Obesitas terjadi bila asupan energi melebihi penggunaanya sebagai akibat perubahan
genetik maupun lingkungan. Proses Biokomiawi dalam tubuh menentukan rasa kenyang dan
lapar, termasuk pemilihan macam makanan, selera dan frekuensi makan seseorang.
Kondisi dan aktifitas menyimpanan kelebihan energi dijaringan adiposit dikomunikasikan ke
sistem saraf sentral melalui mediator leptin dan sinyal-sinyal lain.
Kegemukan (Obesitas) sebenarnya tidak identik dengan kelebihan berat badan, melainkan
terkait dengan komposisi tubuh di mana terjadi kelebihan lemak. Kelebihan tubuh lemak inilah
yanh berkaitan dengan kejadian metabolic syndrome, yang merupakan resiko gangguan
3 | Page

kesehatan pada obesitas. Telah diketahui bahwa obesitas terkait dengan metabolic syndrome yang
merupakan awal terjadinya penyakit degenerasi seperti hypertensi, diabetes mellitus
dyslipidemia, jantung koroner, stroke, kanker, dan lain-lain.
Patophysiologi dasar dari obesitas merupakan gangguan keseimbangan ( imbalance )
antara asupan (intake) dengan kebutuhan energi (energy expenditure). Asupan dipengaruhi
oleh berbagai faktor dalam tubuh yang merupakan sistem yang komplek. Keseimbangan antara
rasa lapar ( hunger & appetite ) dan rasa kenyang ( satiety )menentukan asupan / intake nutrient
seseorang yang berujung pada status gizi seseorang (obese, gizi kurang/undernourished, &
normal). Karbonhidrat (KH) merupakan sumber ebergi utama, dimana dalam keadaan normal
KH merupakan sumber energi utama, dimana dalam keadaan normal KH merupakan sumber
energi dalam sistem saraf termasuk otak. Pembakaran lemak menurun bilamana tersedia cukup
glukosa bagi sumber energi sel tubuh. Kelebihan KH akan dipergunakan untuk de novo
lipogenesis. Sebaliknya kekurangan KH akan menghambat lipolysis.
Makanan yang mengandung karbohidrat dengan glycemic index (GI) tinggi, menyebabkan
resiko terjadinya postprandial hyperinsulinemia & hyperglicemia. Hal tersebut beresiko
meningkatnya penimbunan lemak tubuh ( fat stores ) dan peningkatan penggunaan karbohidrat
sebagai sumber energi dengan risiko penggunaan dan pembakaran lemak.
Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Pawlak, D.B (2004) dimana asupan karbohidrat
dengan GI tinggi pada binatang percobaan akan meningkatkan lemak tubuh, peningkatan gula
darah, dan lain-lain.
Cara mengatasi obesitas bisa dilakukan dengan mengubah pola makan atau diet dan
olahraga secara teratur. Sebelumnya perlu diketahui lebih dulu penyebab obesitas, karena
terkadang diperlukan obat untuk membantu penyesuaian tubuh terhadap kebiasaan baru tersebut.
Obesitas sering dikaitkan dengan banyaknya lemak dalam tubuh. Lemak adalah kawan
sekaligus lawan. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai
penyekat panas, sebagai penyerap guncangan, dan lain-lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak
tubuh yang lebih banyak dibandingkan dengan pria. Perbandingan yang normal antara lemak
tubuh dengan berat badan wanita adalah sekitar 25-30 % dan pada pria sekitar 18-23 %.
Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang.
Terkadang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan overweight, padahal kedua
istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Obesitas adalah suatu kondisi kelebihan
berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing- masing melebihi 20% dan
25% dari berat tubuh dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan
4 | Page

berat badan, kegemukan) adalah keadaan dimana Berat Badan seseorang melebihi Berat Badan
normal.
Para dokter-dokter memiliki definisi tersendiri tentang obesitas, di antaranya:

Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan

Suatu penyakit kronik yang dapat diobati

Suatu penyakit epidemik (mewabah)

Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan dapat menurunkan kualitas
hidup

Penanganan obesitas membutuhkan biaya perawatan yang sangat tinggi


Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi , sebagai
penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh
yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan
berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak
tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa obesitas merupakan
ketidakseimbangan jumlah makanan yang masuk dibanding dengan pengeluaran energi
oleh tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya.

2.2 Penyebab Terjadinya Obesitas


Overweight dan obesitas terjadi karena banyak faktor. Faktor utamanya adalah
ketidakseimbangan asupan energi dengan keluaran energi. Suapan energi tinggi bila konsumsi
makanan berlebihan, sedangkan keluaran energi jadi rendah bila metabolisme tubuh dan aktivitas
fisik rendah. Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi dan ekonomi telah menciptakan
suatu lingkungan dengan gaya hidup cenderung sendetary atau kurang gerak dan pola makan
dengan makanan enak yang tinggi kalori dan lemak.
Ada beberapa aspek yang mempengaruhi terjadinya kegemukan ( obesitas ) terhadap
seseorang, yaitu :
1. Aktifitas Fisik

5 | Page

Pada umumnya seseorang yang gemuk kurang aktif daripada seseorang dengan berat badan
normal. Aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran yang
sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental serta memanfaatkan kualitas hidup
agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik secara teratur yang dilakukan paling
sedikit 30 menit/hari. Jika lebih banyak waktu yang dipergunakan untuk beraktifitas fisik, maka
manfaat yang diperoleh juga lebih banyak.
2. Meningkatnya konsumsi zat gizi (asupan makanan)
Terutama zat gizi makro yang menyebabkan kegemukan bila dimakan secara berlebihan, zat
gizi ini akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh dan akan meningkatkan berat badan secara
keseluruhan. Adapun zat gizi makro yang dapat mempengaruhi kenaikan berat badan jika
dikonsumsi berlebihan antara lain:
a.

Karbohidrat
Karbohidrat memang merupakan peranan penting dalam alam karena merupakan sumber

energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relative murah. Semua karbohidrat berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Fungsi utama karbohidrat adalah Sumber energi pemberi rasa manis dari
makanan, penghemat protein, mengatur metabolisme lemak, membantu pengeluaran feces.
Dalam diet seimbang, dianjurkan 50-60 % kebutuhan kalori berasal dari karbohidrat,
kegunaan utama energi. Kegunaan lainnya sebagai energi cadangan, komponen struktur sel, dan
sumber serat.

b.

Protein
Protein adalah molekul makro dan merupakan bagian terbesar setelah air. Protein terdiri

atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptide. Protein
ini mempunyai fungsi khusus yang tidak tergantikan oleh zat lain, yaitu membangun serta
memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Kebutuhan protein remaja berkisar antara 44-59 gr/hari.
Tergantung pada jenis kelamin dan umur. Protein juga menyuplai sekitar 12-14% asupan energi
selama masa anak dan remaja.
c.

Lemak
Lemak merupakan salah satu zat gizi makro yang berfungsi sebagai sumber energi, lemak

juga menghasilkan 9 kal/gr nya, sebagai pelumas yaitu membantu pengeluaran sisa-sisa
6 | Page

pencernaan

dan

metabolism,

memelihara

suhu

tubuh

dan

pelindung

organ-organ

vital. Depkes RI menganjurkan untuk mengkonsumsi lemak kurang dari 25% total energi per
hari (Sayogo, 2006).
Faktor-faktor lain dapat dibagi menjadi enam faktor, yaitu:
Faktor genetik

Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi


anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang
bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan
faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan
pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
Faktor lingkungan

Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan
seseorang juga memegang

peranan yang

cukup berarti. Lingkungan

ini termasuk

perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta
bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia
dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
Faktor psikis

Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya.
Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salah satu bentuk
gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.
Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita
obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa
tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
Faktor kesehatan

Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:


1. Hipotiroidisme
2. Sindroma Cushing
3. Sindroma Prader-Willi
4. Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan
Faktor obat-obatan

Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan


penambahan berat badan.
Faktor perkembangan
7 | Page

Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan


bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang
menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak
dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat
dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi
jumlah lemak di dalam setiap sel.
2.3. Mekanisme Terjadinya Obesitas
Obesitas terjadi karena energi intake lebih besar dari energi yang dikeluarkan. Apapun
penyebabnya, yang menjadikan seseorang obesitas pada dasarnya adalah energi intake atau
masukan yang didapat dari makanan atau lainnya lebih besar dibandingkan energi yang
dikeluarkan. Mekanisme dasar terjadinya kegemukan adalah masukan kalori yang melebihi
pemakaian kalori untuk memelihara dan pemulihan kesehatan yang berlangsung lama. Kelebihan
kalori tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak, yang lama kelamaan akan mengakibatkan
kegemukan.

2.4.

Gejala-Gejala Terjadinya Obesitas


Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa

menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita
hanya melakukan aktivitas yang ringan.
Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk
sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah
dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga
kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan
tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak
dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan
edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan
kaki.
2.5

Tipe-Tipe Obesitas
8 | Page

Obesitas biasanya didefinisikan sebagai kelebihan berat lebih dari 120% dari berat badan
ideal (BBI) atau berat badan yang diinginkan. Ada 3 derajat obesitas yaitu:
1.

Ringan 120% - 140% BBI

2.

Sedang 141% - 200% BBI

3.

Berat/Abnormal >200% BBI


Tipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu Tipe obesitas berdasarkan

bentuk tubuh dan Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak.


a)

Tipe obesitas berdasarkan bentuk tubuh

Obesitas tipe buah apel (Apple Shape)

Tipe seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di sekitar

perut.

Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe buah pear (Gynoid).

Obesitas tipe buah pear (Gynoid)


Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di sekitar pinggul dan
bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil.

Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)


Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid umumnya terdapat
pada orang-orang yang gemuk secara genetik.
b)

Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak

Obesitas Tipe Hyperplastik

Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaan
normal.

Obesitas Tipe Hypertropik

Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan keadaan
normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal.
Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik
Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal Pembentukan sel
lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi mencapai maksimal dengan
perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik.
2.6. Cara Pengukuran Tingkat Obesitas
9 | Page

A . Pengukuran Secara Antropometrik


1. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index (BMI) adalah sebuah ukuran berat terhadap tinggi badan yang umum
digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori Underweight (kekurangan
berat badan), Overweight (kelebihan berat badan) dan Obesitas (kegemukan).
Rumus BMI/IMT (Indeks Massa Tubuh)

BMI = Berat Badan (kg)


Tinggi Badan 2(m)
Klasifikasi berat badan rendah, normal,berat badan lebih berdasarkan indeks masa tubuh :

Indeks Massa Tubuh (BMI)

Kg/m2

Berat Badan Rendah


Normal
Berat Badan Lebih
Berat Badan Lebih dengan Resiko
Obes 1 (ringan)
Obes 2 (sedang)

<18,5
18,5 22,9
23,0
23,0 24,9
25,0 40,0
40,0 100,0

2. RLPP (rasio lingkar pinggang dan pinggul


Untuk menilai timbunan lemak perut dapat digunakan cara lain, yaitu dengan mengukur
rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) atau mengukur lingkar pinggang (LP).
Rumus yang digunakan cukup sederhana yaitu : Sebagai patokan, pinggang berukuran 90 cm
merupakan tanda bahaya bagi pria, sedangkan untuk wanita risiko tersebut meningkat bila
lingkar pinggang berukuran 80 cm. Jadi Jangan hanya menghitung tinggi badan, berat badan
dan IMT saja, lebih baik jika disertai dengan mengukur lingkar pinggang.
3. Indeks BROCCA
Salah satu cara lain untuk mengukur obesitas adalah dengan menggunakan indeks
Brocca, dengan rumus sebagai berikut:
Bila hasilnya : 90-110% = Berat badan normal
110-120% = Kelebihan berat badan (Overweight)
> 120% = Kegemukan (Obesitas)
10 | P a g e

B. Pengukuran Secara Laboratorik

2.6

1.

BOD POD

2.

DEXA (dual energy X-ray absorptiometry)

3.

Bioelectric Impedance Analysis (analisa tahanan bioelektrik)

Dampak yang Timbul Akibat Obesitas


Overweight dan Obesitas adalah suatu kondisi kronik yang sangat erat hubungannya
dengan peningkatan resiko sejumlah penyakit Degeneratif. Penyakit Degeneratif adalah suatu
kondisi penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel-sel tubuh yaitu dari keadaan
normal menjadi lebih buruk dan berlangsung secara kronis. Penyakit yang termasuk dalam
kelompok ini adalah Diabetes Melitus Type II, Stroke, Hipertensi, Penyakit Kardiovaskular,
Dislipidemia, dsb. Penyakit Degeneratif yang paling sering menyertai Obesitas adalah Diabetes
melitus Type II, Hipertensi dan Hiperkolesterolemia (Dislipidemia).
Sebuah data dari NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey, US) tahun
1994 memperlihatkan bahwa dua per tiga pasien Overweight dan Obesitas dewasa mengidap
paling sedikit satu dari penyakit kronis tersebut dan sebanyak 27 % dari mereka mengidap dua
atau lebih penyakit. Resiko Kesehatan yang berhubungan dengan Obesitas :
NO Hal/Tipe Masalah
1
Kardiovaskuler

Simptom
Hipertensi: Jantung Koroner, vena varicose, sindrom

Endokrin dan reproduktif

pickwickian
Non-DM (tergantung insulin), Amenore, Infertilitas,

Gastrointestinal
Psikiatri dan Sosial
Muskuloskeletal & Dermis
Keganasan

Pre-Eklampsia
Kolesistitis dan Kolelitiasis, Fatty Liver
Diskriminasi
Osteoarthritis, iritasi, infeksi (lipatan kulit, striae)
Kanker Kolon, Rectum, Prostat, empedu, Buah dada,

3
4
5
6

Uterus, Ovarium

2.8

Cara-Cara Penanggulangan Obesitas


Pengobatan obesitas bertujuan untuk mengurangi berat badan atau mempertahankan berat

badan normal. Umumnya, target penurunan berat badan yang di anjurkan pada tahap pertama

11 | P a g e

adalah 10 persen dari berat badan dalam kurun waktu enam bulan. Penurunan berat badan yang
dianjurkan 0,5-1 kg setiap minggu. Secara umum pengobatan obesitas dapat melalui :
1.

Diet Khusus
Yaitu diet rendah kalori,dimana terdapat pada makanan yang kaya akan serat dan rendah

lemak, dimana makanan yang kaya serat akan menyebabkan gastric emptlyng tinggi (tahan lama
dalam lambung), mengikat lemakatau kolestrol, transit time ( waktu tinggal di usus ) rendah dan
mengakibatkan rasa kenyang yang lama.
Terapi diet yang dianjurkan adalah diet rendah kalori. Besarnya energi yang diberikan 5001.000 kalori lebih rendah dibandingkan rata-rata asupan energi perhari. Penurunan asupan energi
sebesar 500-1.00 kalori per hari akan menurunkan berat badan 0,5-1 kg per minggu.
2.

Latihan Fisik
Dimana sangat efektif untuk menurunkan berat badan, apabila didampingi dengan

pembatasan masukan kalori. Latihan fisik pada penderita obesitas harus dilakukan bersama
dengan diet rendah 90]\kalori untuk meningkatkan pembakaran lemak. Latihan fisik sangat
membantu mempertahankan berat badan agar tidak mudah naik kembali. Yang dianjurkan adalah
olahraga dengan intensitas sedang selama minimal 30 menit dengan frekuensi 3-5 kali per
minggu. Sebaiknya juga memperbanyak aktivitas fisik seperti jalan, membersihkan rumah serta
mengurangi pola hidup sendetary seperti menonton televisi dan bermain video games.
3.

Perubahan Perilaku Keluarga


Merupakan komponen yang paling penting dalam upaya penanggulangan obesitas. Keluarga

harus memiliki keberanian dalam memilih gaya hidup dan menentukan jenis makanan yang
sehat. Salah satu gaya hidup sehat adalah tekad untuk menurunkan berat badan sampai keberat
badan ideal untuk selanjutnya mempertahankan agar dapat memberikan kualitas hidup yang
optimal bagi mereka yang kegemukan.bagi mereka yang berat badannya normal ialah menjaga
agar tidak kegemukan.
4.

Farmakoterapi
Yaitu penanggulangan dengan obat-obatan. Hal ini dilakukan jika lingkar pinggang

meningkat dan timbul berbagai macam penyakit.Penggunaan farmakoterapi tidak boleh


dilakukan jika berat badan masih ideal. Sementara itu operasi dilakukan dengan mengecilkan
lambung yang biasanya merupakan alternatif terakhir jika tidak ada jalan keluar lagi.
5.

Mengenali Metabolisme Tubuh

12 | P a g e

Juga merupakan hal yang sangat perlu dilakukan dalam upaya mengatasi kegemukan.
Metabolisme tubuh setiap orang tidaklah sama. Ada orang yang metabolisme tubuhnya tinggi,
namun ada pula yang rendah. Seseorang dengan metabolisme tubuh yang tinggi boleh merasa
lega karena akan terhindar dari kegemukan walaupun ia mengomsumsi makanan yang melebihi
porsi. Sebaliknya mereka dengan metabolisme tubuh yang rendah harus lebih berhati-hati dalam
memilih makanan, karena tubuhnya hanya membutuhkan sedikit energi untuk melaksanakan
kegiatannya sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. http://gizi.net./cgi-bin
Anonymous. www.google.co.id/adul2008sblog/
Anonymous. www.google.co.id/klinikdr.rocky/
Efendy,Y.H. 1992. Tinjauan Sekilas Tentang Obesitas. Jurnal Jurusan Gizi dan Masyarakat dan
Sumber Daya Masyarakat, Vol. 1, No.1. Bogor : Institute Pertanian Bogor.
Katahn, Martin. 1987. Program 28 Hari Tanpa Diet. Semarang : Dahara prize.
Khomsan, Ali. 2005. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Bogor : IPB Press.
Manuaba,

I.A.

2004.

Dampak

Buruk

Obesitas.

http://www.balipost.co.id/balipost/

2004/3/7/cez.htm.
Poerwandari, E.K. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologis. Depok; Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia.
Steven B, Halls. 2003. Relationship Between The Body Mass Index and Body Compotition
Article : Review and Comment (last edited 10 November, 2003), Copyright.

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai