Penyakit angina pectoris ini ditemukan oleh Herbeden pada tahun 1772. Dia menemukan suatu
sindroma gangguan pada dada berupa perasaan nyeri, terlebih saat sedang berjalan, mendaki, sebelum
atau sesudah makan. Nyeri itu sebenarnya tidak hanya karena kelainan organ di dalam toraks, akan
tetapi juga dari otot, syaraf, tulang dan faktor psikis. Penyakit angina pectoris ini juga disebut sebagai
penyakit kejang jantung. Penyakit ini timbul karena adanya penyempitan pembuluh koroner pada
jantung yang mengakibatkan jantung kehabisan tenaga pada saat kegiatan jantung dipacu secara terus-
menerus karena aktifitas fisik atau mental.
SEBAB
Angina pectoris dapat terjadi bila otot jantung memerlukan asupan oksigen yang lebih pada waktu
tertentu, misalnya pada saat bekerja, makan, atau saat sedang mengalami stress. Jika pada jantung
mengalami penambahan beban kerja, tetapi supplay oksigen yang diterima sedikit, maka akan
menyebabkan rasa sakit pada jantung. Oksigen sangatlah diperlukan oleh sel miokard untuk dapat
mempertahankan fungsinya. Oksigen yang didapat dari proses koroner untuk sel miokard ini, telah
terpakai sebanyak 70 - 80 %, sehingga wajar bila aliran koroner menjadi meningkat.
1. Denyut jantung
Apabila denyut jantung bertambah cepat, maka kebutuhan oksigen tiap menitnya akan bertambah.
2. Kontaktilitas
Dengan bekerja, maka akan banyak mengeluarkan katekolamin (adrenalin dan nor adrenalin) sehingga
dapat meningkatkan kontraksi pada jantung.
3. Tekanan Sistolik Ventrikel Kiri
Makin tinggi tekanan, maka akan semakin banyak pemakaian oksigen.
4. Ukuran Jantung
Jantung yang besar, akan memerlukan oksigen yang banyak.
GEJALA
Semua jenis- jenis gejala angina berhubungan dengan kegiatan fisik atau karena keadaan sedang stress.
Angina pectoris dapat dikenali dengan tanda- tanda:
1. Kualitas nyeri dada yang khas, yaitu perasaan dada tertekan, merasa terbakar atau susah bernafas.
2. Lokasi nyeri yaitu retrosternal yang menjalar ke leher, rahang atau mastoid dan turun ke lengan kiri.
3. Faktor pemicu seperti sedang emosi, bekerja, sesudah makan atau dalam udara dingin.
4. Rasa ketarik- tarik pada kerongkongan
Terapi:
1. Menghilangkan faktor pemberat
2. Mengurangi faktor resiko
3. Penghambat Beta
4. Antagonis Kalsium
4. ANGINA MIKROVASKULAR
Disebabkan karena adanya gangguan pada fungsi saluran darah yang terdapat pada jantung, kaki dan
tangan.
PENCEGAHAN
1. Kurangi hal- hal yang dapat menjadi faktor resiko
2. Makan makanan yang bergizi seperti, makan sayur- sayuran, biji-bijian.
3. Menghindari produk- produk makanan yang berserat tinggi.
4. Berhenti merokok.
5. Berdiet jika mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
6. Sering- sering menggerakkan badan atau berolahraga.
DIAGNOSIS
Landasan diagnosis atas suatu penyakit adalah tipe- tipe gejala yang timbul maupun dari daftar riwayat
penderita. Pada Angina Pectoris, jenis gejalanya dapat berupa nyeri secara khas yang terletak sentral,
retrosternal, bersifat kencang, menekan dan berat. Selain itu Angina akan timbul lebih cepat saat
beraktivitas dalam udara dingin atau setelah makan. Tetapi Angina dapat juga menghilang dalam
beberapa menit jika aktivitas maupun emosi (karena stress) telah berhenti.
Nitrogliserin juga dapat digunakan untuk meredakan angina dalam beberapa menit. Angina akibat
spasme arteri koronaria dapat terjadi kapan saja. Sedangkan nyeri dada yang timbul dengan tidak jelas,
umumnya bukan angina.
Pada pemeriksaan fisik, sering kali normal. Pada penilaian klinis mencakup pemeriksaan faktor- faktor
resiko. Kita juga dapat mencari bukti- bukti penyakit vaskular aterosklerotik di tempat lain, misalnya
berkurangnya denyut nadi pada tungkai atau bruit, kecemasan dan sindrom hiperventilasi (pernapasan
dada atas, sering kali menghela nafas, dan berbagai gejala- gejala cemas) dapat disertai dengan nyeri
dada sementara. Nyeri seperti ini, sering terdapat pada dada bagian kiri. Kadang pada riwayat
“gangguan jantung” seperti bising jantung, atau keluarga yang menderita penyakit jantung. Hal itu tentu
juga menjadi suatu pertimbangan dalam pembuatan suatu diagnosa.
PEMERIKSAAN
1. EKG (Elektrokardiogram)
Kemungkinan besar, dokter akan melakukan pemeriksaan yang dapat menunjukkan aktivitas melalui
Elektrokardiogram dan memantau gejala- gejala yang ada.EKG ini dapat merekam impuls elektrik
jantung. Sehingga dapat diketahui apakah otot jantung telah menerima supplay oksigen yang cukup atau
kekurangan oksigen (iskemia). Selain itu, EKG ini juga dapat digunakan untuk menentukan atau
mengetahui ritme jantung.
2. Arteriografi Koroner
Merupakan satu- satunya teknik yang memungkinkan untuk melihat penyempitan pada koroner. Suatu
kateter dimasukkan lewat arteri femoralis ataupun brakialis dan diteruskan ke aorta ke dalam muara
arteri koronaria kanan dan kiri. Media kontras radio grafik kemudian disuntikkan dan
cineroentgenogram akan memperlihatkan kontur arteri serta daerah penyempitan. Kateter ini kemudian
didorong lewat katup aorta untuk masuk ke ventrikel kiri dan disuntikkan lebih banyak media kontras
untuk menentukan bentuk, ukuran, dan fungsi ventrikel kiri. Bila ada stenosis aorta, maka derajat
keparahannya akan dapat dinilai, demikian juga kita dapat mengetahui penyakit arteri koroner lain.
PENGOBATAN
1. Pencegahan
Aspirin dengan dosis yang rendah, misalnya Angettes 75 yang dapat mengurangi kecenderungan dari sel
darah merah dan membantu pencegahan pembentukan maupun pengaturan trombosit.
2. Terapi
A. Glyseril trinitrat
GTN yang diletakkan di bawah lidah atau obat semprot dapat mengendurkan arteri pada jantung dan
dapat mengurangi serangan Angina.
B. Nitrat
Gerakan nitrat dapat digunakan untuk mengurangi frekuensi serangan angina. Dapat berupa tablet atau
potongan obat, dan itu sangat efektif. Efek samping dari penggunaan nitrat ini adalah sakit kepala.
Tetapi setelah pemakaian dalam beberapa minggu, sakit kepala ini akan jarang terjadi.
1. Nitrogliserin
Merupakan obat yang paling utama. Nitrat efektif pada angina dengan cara menurunkan konsumsi
oksigen miokardium lewat penurunan tekanan darah dan tekanan intrakardiak. Nitrogliserin ini diserap
dari mukosa pipi dan dapat meredakan angina dalam 2- 4 menit.
2. Isosorbid dinitrat (sorbitrat)
Diberikan dengan jumlah dosis 10- 20 mg tiap 2- 4 jam. Merupakan suatu sediaan nitrat kerja lama yang
dapat membantu mencegah angina, meski mempunyai efek yang berbeda- beda. Obat ini lebih jarang
menimbulkan nyeri kepala dibandingkan dengan nitrogliserin
3. Nitrat transdermal
Diserap melalui kulit dan dapat digunakan sebagai pasta yang dioleskan pada dinding dada.
4. Perheksilin maleat
Dengan besar dosis 100 mg per oral tiap 12 jam, lalu ditingkatkan hingga 200mg tiap 12 jam. Sehingga
dapat mengurangi denyut jantung saat beraktivitas. Merupakan obat yang sangat toksik, dan sering
menimbulkan efek samping (pusing, tremor, ataksia dan gangguan usus). Pada pemakaian kronik dapat
mengakibatkan efek samping berupa neurologik, metabolic dan hepatic.
C. Penghambat Beta
Memberikan efek pada hormon sehingga nadi akan berdenyut secara pelan dan tekanan darah menjadi
rendah. Hal itu akan dapat membuat jantung untuk mengurangi jumlah oksigen yang diperlukan dan
memperbaiki supplai darah ke otot jantung. Selain itu, penghambat beta ini juga penting untuk
melindungi jantung saat terkena serangan.
D. Antagonis Kalsium
Fungsinya secara umum adalah untuk mengurangi tekanan pada otot arteri koronari.
Antagonis kalsium terdiri atas beberapa jenis, antara lain:
1. Verapamil (cordilox)
Dengan dosis 40- 120 mg per oral tiap 8 jam. Merupakan obat dari antagonis kalsium yang adapat
melebarkan pembuluh darah koroner dengan cara menghambat efek kontriksi kalsium pada otot
polos.Verapamil ini sangat bermanfaat pada penderita angina saat sedang istirahat, khususnya angina
tak stabil.
2. Nifedipin (adalat)
Dengan dosis 10- 20 mg per oral tiap 8 jam. Nifedipin ini dapat menyebabkan pembengkakan lutut. Obat
ini tidak memiliki kerja antiaritmik. Bermanfaat pada angina Prinzmental dan angina yang disertai
hipertensi. Efek samping dari pemakaian nifedipin ini adalah nyeri kepala, flushing (semu merah), pusing
dan peningkatan angina yang bersifat paradoksal.