Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

POLIP CAVUM NASI SINISTRA

Pembimbing :

dr. H. Farid Wajdi, Sp. THT-KL


dr. Rangga R. Syarief, Sp. THT-KL, M. Kes
Disusun Oleh:

Fesa Kurnia Ulfa


10310149
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS) SMF ILMU THT-KL
RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2015

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. Aat
Usia
: 48 tahun
Alamat
: Cibalong , Tasikmalaya
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status
: Menikah
Pekerjaan
: Wiraswasta
Tanggal periksa : 13 Agustus 2015

ANAMNESA
Keluhan utama
Hidung sebelah kiri mampet

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Os datang ke poli THT dengan keluhan Hidung sebelah
kiri mampet, dirasakan sudah 1 tahun.
Os mengatakan hidung mampet diperparah bila malam
hari .
Keluhan disertai keluar cairan sebelah kiri berwarna
bening, cairan tidak berbau.
Os mengatakan penciuman hidung sebelah kiri
berkurang.
Os mengatakan kadang bersin-bersin pada malam hari,
pagi dan cuaca dingin.

Keluhan nyeri pada hidung disangkal, keluhan hidung


keluar darah disangkal. Keluhan nyeri pada kepala
disangkal
Keluhan nyeri pada telinga disangkal
keluhan nyeri pada tenggorokan dan nyeri menelan
disangkal.

Riwayat

Penyakit Dahulu
Tidak ada keluhan seperti ini sebelumnya

Riwayat

Penyakit Keluarga :
Tidak ada yang mengeluh gejala seperti ini dikeluarga

Riwayat

Alergi :
Os sering mengeluhkan bersin-bersin pada
malam hari,pagi dan cuaca dingin.

Status Lokalis
TELINGA
Bagian
Preaurikula

Aurikula

Retroaurikula

Kelainan

Dextra

Sinistra

Kelainan kongenital

(-)

(-)

Radang dan tumor

(-)

(-)

Trauma

(-)

(-)

Kelainan kongenital

(-)

(-)

Radang dan tumor

(-)

(-)

Trauma

(-)

(-)

Edema

(-)

(-)

Hiperemis

(-)

(-)

Nyeri tekan

(-)

(-)

Sikatriks

(-)

(-)

Fistula

(-)

(-)

Fluktuasi

(-)

(-)

TELINGA
Bagian

Kelainan

Dextra

Sinistra

Canalis acustikus

Kelainan kongenital

(-)

(-)

Kulit

DBN

DBN

Sekret

(-)

(-)

(+)sebagian

(-)

Edema

(-)

(-)

Jaringan granulasi

(-)

(-)

Massa

(-)

(-)

kolesteatoma

(-)

(-)

Warna

Putih mutiara

Putih mutiara

Intak

(+)

(+)

Jam 5

Jam 7

externa

Serumen

Membran timpani

cahaya

Tes Pendengaran :
Pemeriksaan

Auris
Dextra

Sinistra

Tes Rinne

(+)

(+)

Tes Webber

Tidak Ada Lateralisasi

Kesan :
Fungsi pendengaran ADS dalam batas normal

PEMERIKSAAN
HIDUNG
Pemeriksaan

Nares Dextra

Nares Sinistra

Keadaan luar

Bentuk dan ukuran

DBN

DBN

Rhinoskopi Anterior

Mukosa

Merah muda

Merah muda

Sekret

Krusta

Konka inferior

DBN

DBN

Septum

DBN

DBN

Polip/tumor

Pasase udara

+(berkurang)

Mukosa

Sulit dinilai

Koana

Sulit dinilai

Rhinoskopi posterior

Sekret

Torus tubarius

Sulit dinilai

Fossa rosenmuller

Sulit dinilai

Adenoid

Sulit dinilai

STATUS LOKALIS :
Pemeriksaan Mulut, Tonsil, Faring, dan Laring
Bagian

Mulut

Kelainan
Mukosa Mulut
Lidah
Palatum Molle
Gigi Geligi
Uvula
Halitosis

Tonsil

Faring

Mukosa
Besar
Kripta
Dentritus
Perlengketan
Mukosa
Granulasi
Post Nasal Drip

Keterangan
Merah muda
DBN
DBN
8 7 6 5 4 3 2 11 2 3 4 5 6 7 8
DBN
DBN
DBN
(-)
Dextra
Sinistra
Merah muda Merah muda
T1
T1
DBN
DBN
(-)
(-)
(-)
(-)
Murah muda Merah muda
-

STATUS LOKALIS :
Pemeriksaan Mulut, Tonsil, Faring, dan Laring
Bagian

Laring

Kelainan
Epiglotis

Sulit Dinilai

Kartilago Aritenoid

Sulit Dinilai

Plika Ariepiglotika

Sulit Dinilai

Plika Vestibularis

Sulit Dinilai

Plika Vokalis

Sulit Dinilai

Rima Glotis

Sulit Dinilai

Trakea

Sulit Dinilai

Maksilofasial
Bentuk

: DBN

Parase N. Kranial : ( - )
Leher

: DBN

Keterangan

Resume
Anamnesa
Hidung
: hidung mampet nasal sinistra (+)
Rhinorea nasal sinistra (+)
Cairan bening tidak berbau (+)
Hiposmia nasal sinistra (+)
Bersin pada malam, pagi(+)
Telinga
: otalgia (-)
Tenggorokan : Odinofagia (-)
Disfagia (-)

Pemeriksaan fisik
Status generalis
Keadaan umum

: Tampak sakit ringan

Status lokalis
ADS
: DBN
CN
: sekret nasal sinistra (+)
Polip nasal sinistra (+)
NPOP
: DBN
MF
: DBN
Leher
: DBN

Diagnosis banding
polip cavum nasi sinistra
Papilloma inverted sinistra

Diagnosis kerja
Polip cavum nasi sinistra

Usulan pemeriksaan : 1. Rontgen Waters


2. Naso endoskopi
3. Pemeriksaan Histopatologi
4. Skin Prick Test
Penatalaksanaan
Umum
Hindari kontak dengan allergen penyebab seperti cuaca dingin
Medikamentosa
Kortikosteroid
Methyl prednisolon 4 mg no x
Mukolitik
GG 3x1 no X
Ranitidin 2x1 no X

Operatif
Polipektomi
Prognosis
Quo ad vitam
: Ad bonam
Quo ad functionam: dubia Ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI HIDUNG

DEFINISI POLIP NASI


masa lunak yang mengandung cairan di dalam
rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan, yang
terjadi akibat inflamasi mukosa.

EPIDEMIOLOGI
Di

Amerika Serikat prevalensi polip nasi


diperkirakan antara 1-4%.
Di Indonesia studi epidemiologi menunjukkan
bahwa perbandingan pria dan wanita 2-3:1
dengan prevalensi 0,2%-4,3%
Pada anak-anak sangat jarang ditemukan dan
dilaporkan hanya sekitar 0,1%.

ETIOLOGI
Adanya

peradangan kronik yang berulang pada


mukosa hidung dan sinus.
Adanya gangguan keseimbangan vasomotor.
Adanya peningkatan tekanan cairan intersisisal
dan edema mukosa hidung.

PATOGENESIS
Teori Bernstein:

Terjadi perubahan mukosa hidung akibat


peradangan atau aliran udara yang berturbulensi,
terutama di daerah sempit di kompleks
osteomeatal.
Teori lain
ketidakseimbangan saraf vasomotor terjadi
peningkatan permeabilitas kapiler dan gangguan
regulasi vascular

GEJALA KLINIS
Hidung rasa tersumbat dari ringan sampai berat
Rinorea jernih sampai purulen
Hiposmia atau anosmia
Bersin-bersin
Rasa nyeri pada hidung
Rasa sakit kepala di daerah frontal
Bila disertai infeksi sekunder mungkin didapati post
nasal drip dan rinore purulen
Suara sengau, halositosis, gangguan tidur.

DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik

a. Rhinoskopi anterior

Berdasarkan

stadium menurut Makcay dan Lund


a. Stadium 1 : polip masih terbatas di meatus
medius
b. Stadium 2: polip sudah keluar dari meatus
medius,
tampak dirongga hidung tapi belum
memenuhi rongga hidung.
c. Stadium 3 : polip yang massif.

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Nasoendoskopi

b. Pemeriksaan Radiologi

PENATALAKSANAAN

Tujuan utama pengobatan pada kasus polip basi ialah


menghilangkan keluhan-keluhan, mencegah komplikasi
dan mencegah rekurensi polip.

Pemberian kortikoseroid untuk mengilangkan polip nasi


disebut juga polipektomi medikamentosa

Kasus polip yang tidak membaik dengan terapi


medikamentosa atau polip yang sangat massif dapat
dipertimbangkan untuk terapi bedah. Dapat dilakukan
ekstraksi polip (polipektomi)

PROGNOSIS
Polip hidung sering tumbuh kembali, oleh
karena itu pengobatannya juga perlu ditujukan
kepada penyebabnya, misalnya alergi. Terapi
yang paling ideal pada rinitis alergi adalah
menghindari kontak dengan alergen penyebab
dan eliminasi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai