Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi kronik yang menular yang
disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis biasanya
menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya
seperti kulit, mata, kelenjar limfe, tulang, selaput otak dan lain-lain. Tuberkulosis
menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB (Tuberkulosis) aktif
batuk bersin atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Secara
umum, proporsi orang yang terkena infeksi M. tuberculosis untuk menderita
penyakit TB relatif kecil. Namun, kemungkinan untuk menderita penyakit TB
menjadi jauh lebih tinggi pada orang-orang yang terinfeksi HIV. Tuberkulosis juga
lebih sering terjadi pada pria daripada wanita dan mempengaruhi sebagian besar
orang dewasa di kelompok usia produktif.
Berdasarkan laporan global WHO tahun 2013, Indonesia menempati urutan
keempat dari 22 negara yang merupakan High-Burden Countries dalam
permasalahan tuberkulosis. Lima Negara dengan jumlah insiden kasus TB
terbesar di tahun 2012 adalah India (2,0-2,4 juta), Cina (0,9-1,1 juta), Afrika
Selatan (0,4-0,6 juta), Indonesia (0,4-0,5 juta), dan Pakistan (0,3-0,5 juta). Hal ini
menunjukkan bahwa Tuberkulosis di Indonesia masih menjadi salah satu hal yang
perlu mendapatkan perhatian khusus agar bisa dilakukan tindakan pencegahan dan
penanggulangan penyakit.
Uji Mantoux merupakan salah satu metode standar yang efektif untuk
mendeteksi dan sebagai skrining orang yang terinfeksi Mycobacterium
tuberculosis (M.Tb). Beberapa metode uji tuberkulin yang dikenal selain uji
Mantoux adalah MonoVacc Test, Heaf Test, Tuberculin Tine Test (Rosenthal),
Aplitest, Sclavo TestPPD. Hingga saat ini, uji Mantoux masih merupakan metode
yang paling akurat, dipercaya dan cepat (48-72 jam). Pada orang tanpa resiko

tetapi tinggal di daerah prevalens tuberkulosis meningkat, maka uji Mantoux perlu
dilakukan. Dan di daerah resiko tinggi uji Mantoux dilakukan setiap tahun.
Di Palembang belum tersedia data mengenai sebaran penderita TB dengan
tuberkulin test positif pada tahun 2015. Data sebaran penderita TB dengan
tuberkulin test positif diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
penderita TB di kota Palembang.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitia sebagai berikut: Bagaimana sebaran penderita TB dengan
tuberkulin test positif di Kota Palembang ?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui sebaran penderita TB dengan tuberkulin test positif di
kota palembang.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a.

Untuk mengetahui distribusi frekuensi tuberkulin positifif di Kota Palembang

b.

Untuk mengetahui distribusi frekuensi tuberkulin positif secara keseluruhan


berdasarkan Annual Risk of Tuberculosis Infection in Palembang 2015 (ARTI)
di Kota Palembang

c.

Untuk mengetahui distribusi frekuensi tuberkulin positif berdasarkan umur


berdasarkan ARTI di Kota Palembang

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi kemungkinan risiko tuberkulosis secara


keseluruhan
e. Untuk mengetahui estimasi kemungkinan tuberkulosis berdasarkan ARTI di
Kota Palembang

1.4. Manfaat Penelitian


a. Untuk peneliti dapat dijadikan sebagai tambahan terhadap pengetahuan dan
wawasan mengenai pengendalian penyakit TB pada masyarakat
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai data awal untuk melakukan
penelitian lain yang serupa pada daerah lain di Indonesia dan sebagai data
awal untuk penelitian lebih lanjut.
c. Untuk masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi pemahaman
pada masyarakat tentang upaya untuk waspada terhadap penularan penyakit
TB sehingga masyarakat turut serta menjaga kebersihan dan hidup sehat dan
mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari
penyakit tuberkulosis paru.

Anda mungkin juga menyukai