Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
kualitas sistem dan jaringan transportasi akan meningkat pula interaksi di antara pelaku
ekonomi yang pada gilirannya dapat memajukan perekonomian si seluruh wilayah negara.
Oleh karena itu, pengembangan pelabuhan sesuai dengan masterplan yang telah
direncanakan perlu dilakukan sesuai dengan prediksi demand yang telah diprediksi.
Rehabilitasi pelabuhan juga diperlukan untuk mengoptimasi fasilitas eksisting pelabuhan
yang ada dalam melayani transportasi laut. Maka untuk mengakomodir
rehabilitasi/pengembangan pelabuhan maka diperlukan adanya Detail Engeneering
Design (DED) untuk merencanakan rehab/pengembangan pelabuhan yang sesuai
kebutuhan dan optimum sesuai fungsinya.
2. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN (WHAT)
a. Urain Kegiatan
1) Survey Reconnaissance
2) Survey Hidrografi dan Topografi (untuk pengembangan) atau Survey kondisi struktur
fasilitas pelabuhan eksisting (untuk rehabilitasi)
3) Survey dan Penyelidikan Tanah
4) Desain Perencanaan Konstruksi
b. Ruang Lingkup Kegiatan
1) Survey Reconnaissance
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam pelaksanaan reconnaissance yakni
pengamatan lokasi.
- Rehabilitasi: mengamati kerusakan apa saja yang terjadi pada fasilitas pelabuhan,
prediksi terjadinya kerusakan dan konsep penanggulangan yang sesuai untuk
memperbaiki fasilitas pelabuhan yang rusak.
- Pengembangan: mengamati fasilitas pelabuhan eksisting dan perbandingannya
terhadap master plan sesuai dengan kebutuhan eksisting apakah sesuai dengan
masterplan.
Di samping itu, dilakukan pula pengumpulan data-data sekunder meliputi kondisi
pelabuhan yang ada (informasi teknis dan operasional) dan masterplan/ rencana
pengembangan pelabuhan.
2) - Survey Hidrografi dan Topografi (untuk pengembangan)
Wilayah survey hidrografi seluas 20 Ha dan topografi seluas 8 Ha (luas dapat
berubah sesuai dengan hasil survey reconnaissanse) untuk mendapatkan gambaran
tentang Konfigurasi dasar laut/sungai disekitar pelabuhan eksisting, Profil /potongan
melintang pantai, laut/sungai dan areal darat, Koordinat fasilitas pelabuhan eksisting,
Kedudukan pasang surut, Kedudukan dan arah arus, Arah gelombang dominan, tinggi
gelombang dan periode gelombang dan kondisi areal darat beserta fasilitiasnya.
- Survey kondisi fasilitas pelabuhan eksisting (untuk rehabilitasi)
Diperlukan adanya pengecekan kondisi mutu dan tingkat kerusakan pada beton di
dermaga, korosi dan tingkat kerusakannya pada tulangan, korosi dan tingkat
kerusakannya pada tiang pancang baja dan kerusakan secara kesuluruhan pada
fasilitas pelabuhan.
b. Keluaran (Kuantitatif)
Hasil pekerjaan dilaporkan secara tertulis kepada pengguna jasa dalam bentuk buku
yang dijilid dengan baik dan disusun secara sistematis beserta softcopy nya dalam
bentuk CD atau DVD.
1) Laporan Pendahuluan dan Antara (Hasil Reconnaissance Survey dan Interim
Report)
Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku, Isi laporan meliputi:
- Untuk rehabilitasi fasilitas pelabuhan: Kondisi konstruksi fasilitas eksisting,
identifikasi penyebab kerusakan yang ada dan penyelidikan yang akan
dilakukan selanjutnya.
- Untuk pengembangan fasilitas pelabuhan: kondisi operasional pelabuhan yang
ada berupa data jenis, ukuran dan jumlah kapal eksisting dan kesesuaian
dengan masterplan.
- Berita acara peleksanaan reconnaissance survey.
- Foto-foto memanjang dari laut ke pantai.
- Tanggapan terhadap KAK.
Dan
Jika Konsultan diharuskan menyampaikan laporan pekerjaan lapangan untuk
pengembangan fasilitas pelabuhan yang meliputi:
- Analisa pasang surut digunakan metode admiralty yang dibandingkan dengan
metode least square (dipilih analisa metode yang hasilnya paling mendekati
data pasang surut sebenernya)
- Gambar hasil survey bathimetri menggunakan kertas A0
- Prosedur pekerjaan lapangan, uraian teknis bila ada penyimpangan.
- Pengambilan titik-titik tetap dan elevasinya terhadap LWS.
- Spesifikasi-spesifikasi peralatan pokok.
- Penetapan koordinat, levelling, penentuan azimuth matahari, konstanta
harmonis berikut AT dan LWS,
- Data arus, grafik kecepatan arus yang memperlihatkan hubungannya dengan
pasang surut, peta arah dan kecepatan arus.
- Grafk Paang surut lengkap dengan HWS, MSL dan LWS.
- Data meteorologi (curah hujan minimum 5 tahun terakhir dan data angin).
- Gambar situasi (hasil survey hidrografi/topografi) dilengkapi dengan koordinat
dan posisi pengamatan arus.
- Gambar profil melintang dan memanjang.
- Semua gambar harus dilengakapi dengan tanggal pelaksanaan, nama dan
tanda tangan pelaksana, penggambar dan penanggung jawab.
- Evaluasi dan rekomendasi sementara hasil survey.
- Semua berita acara dari semua tahapan dan penyelesaian pekerjaan
lapangan. Semua data asli hasil pengukuran dijilid tersendiri dan diserahkan
kepada Pengguna Jasa saat pembahasan laporan dengan Tim Evaluasi Teknis
- Data Sekunder.
Pelaksana Kegiatan
Kegiatan DED Pelabuhan akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi yang
diseleksi melalui proses sesuai Peraturan Presiden RI nomor 54 tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa beserta perubahan-perubahannya.
b.
c.
Penerima Manfaat
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan.
b.
5) Kedalaman diukur dengan alat perum gema (echosounder) dengan ketelitian yang
tinggi dan telah mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa. Alat perum gema
yang dimaksud adalah alat gema yang mengunakan kertas pencatat kedalaman
dan bukan sinar, dengan skala 1 cm pada kertas pencatat = 1 m kedalaman.
6) Setiap hari Penyedia Jasa Konsultansi harus melakukan bar-check terhadap alat
echosounder yang dipakai sebelum dan sesudah pekerjaan sounding. Salah satu
hasil bar-check dilampirkan dalam laporan (bar-check untuk setiap beda
kedalaman 1 m, jarak kedalaman minimal 5X = 5 m, lebih dalam lebih teliti).
- Daftar seluruh pasangan sudut dari tiap posisi fixed sounding (dalam daftar
rapih).
b) Cara perpotongan dua jarak dengan mengunakan alat elektronik (MRS III dan
sejenisnya).
c) Cara gabungan jalur arah dan jarak dengan menggunakan pengukur sudut
elektronik.
Untuk cara-cara dalam butir a), b) dan c) dalam Laporan Antara harus dilampirkan
data-data lapangan dengan urutan sebagai berikut:
- Sketsa titik-titik lengkap dengan pembagian lembarnya (sheet).
- Daftar sudut-sudut dan jarak-jarak lengkap dengan formula/cara perhitungan
(dalam daftar rapih).
d) Cara gabungan Raai dan potongan/cutting (dipergunakan untuk areal yang
tidak luas)
e) Untuk proyek-proyek baru dengan luas > 100 Ha, harus digunakan alat
positioning dengan GPS atau DGPS.
11) Bila terdapat areal di dekat garis pantai yang tidak dapat di-sounding, maka
kedalamannya harus diukur dengan bandul pengukur hand-load atau disipat datar
(levelling) dari darat.
12) Selama pekerjaan sounding, kecepatan kapal harus tetap dipertahankan konstan
(maksimum 4 knot) dan berada dalam satu jalur, dengan posisi echosounder tetap
diaktifkan.
13) Haluan perum diusahakan tegak lurus pantai atau dermaga, sedangkan untuk
pengontrolan kedalaman pada jalur sounding dilakukan dengan cara sounding
silang minimal 3 jalur.
b.
3) Kertas rekaman dibawa untuk diperlihatkan kepada Tim Evaluasi Teknis saat
pembahasan Laporan Antara dengan Tim Evaluasi Teknis.
- Perhitungan konstanta harmonis dan elevasi duduk tengah (DT) atau MSL.
- Perhitungan elevasi 0,00 LWS dan air tinggi yang dapat dicapai.
- Sketsa urutan tiap elevasi air untuk 0,00 LWS, DT, AT yang dapat dicapai
berdasarkan perhitungan.
5) Elevasi LWS harus dipindahkan ke bangunan gudang atau dermaga yang ada
pada bagian yang aman, terlindung dan mudah terlihat.
6) Data air tertinggi atau muka air banjir yang pernah terjadi harus dicatat dengan
jelas (bila data ada).
c.
Pengukuran Arus
3) Posisi pengamatan arus adalah 0,2d; 0,6d; dan 0,8d dari permukaan air, dimana d
= kedalaman di lokasi pengamatan arus.
5) Lokasi pengamatan diplotkan dalam peta hidrografi dan hasil pengamatan arus
dilampirkan pada laporan dalam bentuk:
- Grafik hubungan antara pergerakan pasang surut dan kecepatan arus.
- Peta arah arus.
d.
1) Pengambilan contoh air dilakukan dengan water sampler pada posisi pengamatan
arus pada kedalaman 0,2d; 0,6d dan 0,8d.
2) Pengambilan contoh air dilakukan pada saat Spring Tide dan Neap Tide pada
bulan yang sama.
3) Contoh air kemudian diuji di laboratorium dalam hal kadar endapan/sedimen dan
kadar garam/salinitas. Satuan kadar garam dalam 0/0 dan satuan sedimen dalam
mg/l.
e.
sebagai titik awal pemetaan, dicat dengan warna biru muda dan pada bagian atas
ditulis BM.1 HUBLA dan BM.2 HUBLA serta tanggal pembuatan. Setelah pekerjaan
survey selesai, BM harus diserahkan kepada pejabat setempat dengan Berita Acara.
f.
Pekerjaan Topografi
3) Pengukuran Poligon
- Pengukuran poligon sepanjang titik-titik poligon dengan jarak antara titik-titik
poligon maksimum 50 m dan radius survey dari tiap poligon adalah 75 m.
- Pengukuran harus dimulai dari titik ikat awal dan pengukuran poligon harus
tertutup (dimulai dari titik ikat awal dan berakhir pada titik yang sama atau
ditutup pada titik lain yang sudah diketahui koordinatnya sehingga kesalahankesalahan sudut maupun jarak dapat dikontrol).
Pekerjaan Pemetaan
1) Metode Pemetaan
Daerah dangkal.
Karang tenggelam maupun timbul.
Kerangka kapal tenggelam.
Rintangan-rintangan yang masuk dalam kategori rintangan navigasi.
Garis kedalaman/ketinggian (kontur).
a. Untuk hidrografi, kontur yang ditarik adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 15,
20, dst.
b. Untuk topografi, kontur yang ditarik adalah: 1, 2, 3, dst (interval 1 meter).
Garis pantai dibuat lebih tebal, agar terlihat beda antara daratan dan perairan.
Daerah ketinggian antara 0,00 m-LWS dan garis pantai supaya diberikan
angka-angka ketinggian (hal ini perlu mendapat perhatian khusus).
Pada peta dicantumkan nilai LWS (muka surutan) terhadap MSL (duduk
tengah) dan HWS (muka air tertinggi), serta hubungan antara pasang surut
dan BM.
3) Gambar Potongan
Untuk lokasi tertentu (alternatif rencana dermaga dan trestle) diharuskan membuat
gambar-gambar potongan melintang setiap jarak 25 m dengan skala vertikal 1:100
dan skala horizontal 1:500 atau 1:1.000 sejumlah minimum 3 profil untuk setiap
alternatif (kecuali bila ada ketentuan lain dalam aanwijzing). Dalam gambar harus
terlihat posisi potongan profil.
h.
Pekerjaan Boring
Pekerjaan lapangan disyaratkan mengikuti prosedur ASTM. Pengeboran dilaksanakan
sampai kedalaman -30 meter dari dasar laut dengan pengambilan contoh tanah dan
pelaksanaan SPT setiap interval 2 meter (SPT pertama kali dilaksanakan pada
kedalaman -1 meter dari dasar laut).
Pelaksanaan SPT diberhentikan setelah SPT > 60 sebanyak 3 (tiga) kali untuk
penurunan berturut-turut setinggi 30 cm sampai dengan ketebalan minimal 5 meter,
sedangkan pengeborannya sendiri tetap dilakukan sampai 30 meter dari dasar laut.
Apabila sampai pada kedalaman 30 meter dari dasar laut belum dijumpai lapisan
tanah keras (SPT > 60) maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada Pengguna
Jasa untuk mendapat petunjuk lebih lanjut.
Apabila sangat diperlukan, kedalaman pengeboran dapat ditambah atau dikurangi
dengan persetujuan Pengguna Jasa. Penambahan/pengurangan akan diperhitungan
sebagai pekerjaan tambah kurang.
Kapasitas pompa harus cukup besar sehingga terjamin bahwa sisa pengeboran
yang keluar dari lubang harus selalu diamati agar diketahui bila ditemui perubahan
lapisan tanah yang dibor dengan melihat perubahan jenis tanah yang keluar.
Lubang bor yang terjadi sewaktu pengeboran harus dilindungi dengan casing agar
tidak terjadi kelongsoran sehingga diperoleh hasil pengeboran yang baik dan teliti.
Pada setiap tambahan kedalaman tertentu, casing harus diturunkan sampai dasar
lubang dengan menambah sambungan pada bagian atas casing. Untuk tanah
lunak (soft soil) sistem pengeboran harus dilaksanakan dengan casing system yaitu
mengebor dengan casing yang berputar (drilling rod) dan ujung casing diberi mata
bor.
3) Undisturbed Sampling
Untuk setiap interval kedalaman 2 meter diambil undisturbed sample dan untuk
pertama kalinya diambil sampel pada kedalaman 3 m dari muka tanah yang
bersangkutan. Tabung contoh tanah (tube sample) yang disyaratkan adalah
seamless tube sampler ukuran OD 3 inch dan ID 2 7/8 inch (ID=Internal Diameter,
OD=Outer Diameter), tebal tabung 1/16 inch, dengan panjang 50 cm. Tabung yang
dipakai tipe fixed-piston sampler terbuat dari baja atau kuningan.
Tebal tabung: baja 1,5 0,1 mm dan ID 75 0,5 mm
Bila akan dipakai ID yang lain dari harga di atas harus dipenuhi persyaratan
Degree of disturbance:
A(%)
i.
Pekerjaan Sondir
Pekerjaan sondir dilakukan untuk mendapatkan gambaran dan hubungan antara
kedalaman lapisan tanah dengan kekerasan atau kepadatannya serta untuk
mengetahui kedalaman lapisan tanah keras bilamana ada. Alat sondir yang dipakai
adalah tipe Dutch Penetrometer yang mempunyai Conus dengan luas 10 cm dan
sudut lancip kerucut 60 untuk mengukur perlawanan ujung, dilengkapi dengan mantel
(sleeve) yang berdiameter sama dengan conus dan luas selimut 100 cm untuk
mengukur lekatan (friction) dari lapisan tanah.
Kapasitas minimal alat sondir disyaratkan harus mampu menembus lapisan-lapisan
tanah keras sampai tahanan ujung qc > 250 kg/cm. Disyaratkan menggunakan Gouda
mekanis.
2) Kedalaman sondir
Sondir dapat dihentikan dengan ketentuan sebagai berikut:
-
j.
Pembuatan Desain
1) Umum
Konsultan ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan-perkerjaan di bawah ini
sebagai suatu kesatuan pekerjaan dengan menggunakan data-data dari desain
dermaga prototipe, hasil survey topografi, bathymetri dan penyelidikan tanah serta
data-data sekunder, yaitu mencakup:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Lantai
Lain-lain
c) Fasilitas penunjang, antara lain: instalasi air bersih, instalasi air kotor, instalasi
listrik, pagar, dll.
4) Informasi lain-lain
a) Informasi mengenai sumber bahan bangunan termasuk tersedianya air kerja
juga menjadi bahan pertimbangan untuk perencanaan.
b) Hal-hal lain yang spesifik pada daerah/lokasi yang akan dibangun, misalnya
adanya benda hanyutan sungai, kemungkinan hilangnya bagian-bagian
konstruksi dan lain-lain agar menjadi pertimbangan juga.
Gambar-gambar konstruksi
Rencana kerja dan syarat-syarata
Spesifikasi umum dan khusus
Bill of Quantity
a)
b)
c)
d)
e)
Gambar Pelaksanaan:
Gambar pelaksanaan harus dapat memberi pedoman kepada pelaksana dalam
mewujudkan konstruksi yang direncanakan. Pedoman tersebut antara lain
menyangkut: posisi konstruksi, dimensi konstruksi, volume konstruksi, elevasi
konstruksi, tahapan konstruksi, dll. Seluruh gambar pelaksana harus dilengkapi
dengan skala, ukuran, elevasi berdasarkan lebih kurang 0,00 m-LWS, kualitas yang
akan dicapai (misalkan: mutu baja, mutu beton), dll. Seluruh gambar pelaksanaan
dibuat dengan menggunakan komputer (CAD) dan soft copy-nya diserahkan
bersama Laporan Akhir kepada Pengguna Jasa. Gambar pelaksanaan meliputi:
a)
b)
c)
d)
Gambar lay-out (dilengkapi dengan garis kontur, arah mata angin, skala posisi
BM, dll)
Gambar denah (misalkan posisi tiang, balok, dll)
Gambar potongan memanjang dan melintang
Gambar detail
Dalam gambar pelaksanaan dilampirkan data: grafik pasang surut, profil tanah, peta
hidrografi dan topografi.
7) Dasar-dasar Perencanaan
a)
Sistem konstruksi
Dari hasil desain dermaga prototipe, konsultan perencana harus menetapkan
alternatif sistem konstruksi yang sesuai dengan kondisi pelabuhan dimana akan
direncanakan pembangunan dermaga.
Pilihan alternatif yang sesuai harus ditetapkan mencakup:
b)
c)
Data hasil penyelidikan tanah untuk pelabuhan yang akan direncanakan sesuai
hasil survey yang telah dilakukan. Data hasil penyelidikan tanah digunakan
untuk merencanakan sistem pondasi baik pondasi langsung maupun pondasi
dalam atau tiang pancang. Data-data tersebut juga dipergunakan untuk
perhitungan konsolidasi dan stabilitas timbunan.
d)
Data-data sekunder
Data-data sekunder antara lain: data operasional pelabuhan dan arsitektur
daerah setempat. Data operasional pelabuhan untuk merencanakan
pengembangan pelabuhan meliputi tata letak bangunan, luas bangunan, jenis
bangunan dan arsitektur daerah digunakan untuk merencanakan bentuk
bangunan (misalnya bentuk bangunan terminal penumpang yang merupakan
ciri khas daerah tersebut).
Jakarta,
2012