Anda di halaman 1dari 42

FLUIDO PNEUMOTHORAX

Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan


Menempuh Pendidikan profesi Dokter Umum pada Stase Ilmu Penyakit Paru
di RS Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta
Pembimbing : dr Riana Sari, Sp.P

Disusun Oleh:
Okky Irtanto S.Ked J 500 060 044
Damar Cahyo Jati S.Ked J500 050 031
Afini Rahmawati S.Ked J500 050 005
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien
Usia
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
Status Pernikahan
Agama
Suku
Tanggal Masuk RS
Tanggal Pemeriksaan
No Rekam Medik

: Bp.J
: 80th
: Laki-Laki
: Malang
: staf pelabuhan
: Menikah
: Islam
: Jawa
: 9 april 2012
: 11 april 2012
: 055360

ANAMNESIS
Dilakukan di ruang one day care, Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat (BBKPM) Surakarta pada tanggal 11 april 2012

Keluhan Utama

: nyeri dada

HMRS
Pasien datang ke poli spesialis dengan keluhan nyeri pundak
kiri yang menjalar hingga dada kiri, sejak 6 bulan yang lalu. keluhan
dirasakan terus menerus. Pasien juga mengeluhkan batuk namun
sulit untuk mengeluarkan dahak, sesak nafas (+) keringat malam
(+) penurunan berat badan (+) demam (-), mual(-), muntah (-)

6 bulan SMRS
Pasien merasa nyeri dada kiri dan sesak nafas, lalu keluarga
pasien membawa pasien berobat ke poli penyakit dalam RS
Kanjuruan malang, dan pasien diminta untuk mondok. Pasien
merasa tidak ada perubahan setelah mondok 3 kali. Lalu pasien di
bawa oleh anaknya untuk berobat di solo.

1 bulanSMRS
Pasien oleh anaknya di bawa berobat ke RS Brayat untuk
keluhan nyeri pundak kiri yang menjalar ke dada kiri disertai
batuk(+) dahak(-) sesak nafas (+). Pasien mengaku sudah 3 kali
dilakukan penyedotan cairan di dada kiri. keluhan pasien membaik
setelah dilakukan penyedotan cairan. Namun pasien mengeluhkan
nyeri saat penyedotan hingga ahkirnya pasien memutuskan untuk
pulang atas permintaan sendiri. Dan pindah berobat ke BPKPM
Surakarta.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Asma
Riwayat Hipertensi
Riwayat Diabetes Mellitus
Riwayat Pengobatan OAT
Riwayat Alergi Obat dan Makanan

: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: 1 bulan
: Disangkal

Riwayat Keluarga
Riwayat Sakit Serupa
Riwayat Asma
Riwayat Hipertensi
Riwayat Diabetes Mellitus
Riwayat Pengobatan OAT
Riwayat Alergi Obat dan Makanan

: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal

Riwayat Kesehatan Lingkungan


Adanya Penderita Batuk Lama
Adanya Penderita Batuk Berdarah
Mengikuti Pengobatan Rutin (OAT)
Udara Dingin Pada Tempat Tinggal Pasien

Riwayat Pribadi
Kebiasaan Merokok
Kebiasaan Minum Alkohol
Kebiasaan Olahraga

: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal

: diakui
: disangkal
: Disangkal.

Riwayat Sosial Ekonomi


Sebelum jatuh sakit pasien bekerja sebagai staf di
pelabuhan Surabaya

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
KU
: cukup
Kesadaran
: Compos Mentis
BB
: 45kg
TB
: 160 cm
Gizi
: Cukup

Vital Sign
Tekanan Darah: 110/80 mmHg
Nadi
: 90 x / menit
Pernafasan
: 24 x / menit
Suhu
: 36,60 C

Pemeriksaan Fisik
Kulit
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venectasi (-), spider
naevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-).
Mata
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya direct dan indirect
(+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-).
Hidung
Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
Mulut
Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), lidah simetris (+), lidah tremor (-),
stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-).
Leher
Simetris, trakea di tengah, peningkatan JVP (-/-), pembesaran kelenjar getah
bening (-/-), nyeri tekan (-/-), benjolan (-/-).

Pulmo
Inspeksi : Asimetris, dada kiri tertinggal
Palpasi : Fremitus taktil:
Depan

Perkusi :

normal

Normal

normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Menurun

normal

Menurun

Depan

Auskultasi

Belakang
Sonor

sonor

Sonor

Sonor

Sonor

sonor

Sonor

Sonor

Sonor

redup

Sonor

Redup

: Suara Dasar Vesikuler

Depan

Ronkhi:
Depan
Wheezing :
Depan

Belakang

Belakang

Belakang

Belakang

Cor
Inspeksi

: ictus cordis tidak terlihat.

Palpasi

: ictus cordis tak kuat angkat.

Perkusi :
batas kiri atas
batas kanan atas
batas kiri bawah
batas kanan bawah

: SIC II Linea Para Sternalis Sinistra


: SIC II Linea Para Sternalis Dextra
: SIC V Linea Medio Clavicularis Sinistra
: SIC IV Linea Para Sternalis Dextra

Auskultasi

: bunyi jantung 1-2 reguler, bising jantung (-),


gallop (-), murmur (-).

Abdomen

Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi

: distensi (-), scar bekas operasi (-),


pembesaran organ (-), venectasi (-)
: peristaltik usus dbn, metalik sound (-) .
: massa (-), nyeri tekan (-), defans
muculer (-).
: timpani (-), pekak beralih (-)
Extremitas : Akral hangat, Oedem (-)

Pemeriksaan radiologi

Pada foto thorax posisi PA, erex, tampak simetris, inspirasi cukup,
sistema tulang sulit dievaluasi.diafragma kanan licin, sudut kosto
frenikus kanan lancip, sudut costo frenikus sulit di evaluasi, diafragma
kiri sulit di evaluasi, opasitas homogen di pulmo sisnistra, colaps line,
cor tertutup opasitas.
Kesan : cor: sulit di evaluasi
Pulmo: menyokong gambaran fluido pneumo thorax

Laboratorium darah lengkap

Hb

14,4

Leukosit

9.600

LED

13/40

Trombosit

218

Sputum BTA

S (-), P (-), S(-)

GDS

122

Ureum

13

Kreatinin

0,6

SGOT

22

SGPT

16

RESUME ANAMNESIS
Nyeri dada kiri (+), Batuk (+), dahak(-), keringat malam(+), Penurunan berat badan (+)
Pulmo
Inspeksi : Asimetris, dada kiri tertinggal
Palpasi : Fremitus taktil:
Depan

Perkusi :
Depan

Auskultasi

normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Menurun

Sonor

sonor

Sonor

sonor

Sonor

redup

: Suara Dasar Vesikuler


Depan
+
+

Belakang

Belakang

Belakang

normal

Normal

Normal

Normal

normal

Menurun

Sonor

Sonor

Sonor

Sonor

Sonor

Redup

Kesan : cor: sulit di evaluasi


Pulmo: menyokong gambaran fluido pneumo thorax

ASSESMENT
1. Fluido pneumo thorak sinistra e/c proses spesifik
DD malignansi
2. TB paru BTA ( ) Rontgen (lesi luas) kasus baru
3. Suspect CA Paru
4. Atelektasis paru sinistra e/c proses spesifik DD
malignansi

POMR (PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD)


No
1.

Assessment
sinistra e/c proses spesifik
DD malignansi
Fluido pneumo thorak

2.

TB paru BTA ( ) Rontgen

(lesi luas) kasus baru

3.

4.

Suspect CA Paru

Planning Diagnosis
Foto Ro Thorak
USG Thorak
Kultur dan sensitivitas kuman
Analisis Cairan pleura Sotilogi cairan pleura
CT-Scan
Tes

BTA

sputum -

(SPS)

Planning Terapi
Evekuasi cairan dan
udara pleura
Torasentesis
terapetik
Continuous WSD

Terapi

antibiotik -

empirik

Rontgen thorak

Terapi simptomatik

Kultur kuman

Terapi OAT kategori I -

Uji sensitisasi kuman

(2HRZE/4HR)

Periksa darah lengkap -

Konseling TB

RO thorak

Pembedahan

Klinis

USG Thorak

Kemoterapi

Eveluasi

Analisis cairan pleura -

Radioterapi paliatif

Citologi cairan pleura

simtomatik

CT-Scan

Continous WSD

proses

USG Thorak

Thorak Drainage

DD -

CT-Scan

efeksamping

obat
-

Evaluasi

keberhasilan

terapi

RO thorak

malignansi

Foto Ro Thorak
konfirmasi
Px BTA Sputum
konfirmasi
klinis

Atelektasis paru sinistra e/c spesifik

Planning Monitoring
Foto Ro Thorak ulang
Vital sign
klinis

Evaluasi Ro Thorak

PROGNOSIS
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam

: dubia
: dubia
: dubia

Pembahasan

DEFINISI
Hidropneumotoraks adalah suatu keadaan dimana
terdapat udara dan cairan di dalam rongga pleura
yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru.3

ANATOMI DAN FISIOLOGI PLEURA

Pleura adalah suatu membran serosa yang melapisi permukaan dalam


dinding toraks kanan dan kiri,melapisi permukaan superior diafragma
kanan dan kiri, melapisi mediastinum kanan dan kiri yang semuanya
disebut pleura parietalis

pada pangkal paru, membran serosa ini berbalik melapisi paru dan
disebut pleura viseralis yang berinvaginasi mengikuti fisura yang
membagi tiap lobusnya

Diantara pleura parietal dan viseral terdapat ruang yang disebut rongga
pleura yang didalamnya terdapat cairan pleura seperti lapisan film
karena jumlahnya sangat sedikit yang hanya berfungsi memisahkan
pleura parietal dan viseral
Cairan pleura masuk ke dalam rongga pleura dari dinding dada yaitu
bagian pleura parietalis dan mengalir meninggalkan rongga pleura
menembus pleura viseralis untuk masuk ke dalam aliran limfa

Arah aliran cairan pleura tersebut ditentukan oleh tekanan hidrostatik


dan tekanan osmotik di kapiler sistemik.3.4

Proses inspirasi jika tekanan paru lebih kecil dari tekanan atmosfer.
Tekanan paru dapat lebih kecil jika volumenya diperbesar. Membesarnya
volume paru diakibatkan oleh pembesaran rongga dada

Pembesaran rongga dada terjadi akibat 2 faktor


(gerakan otot-otot pernafasan pada dinding dada) akan
memperbesar rongga dada ke arah transversal dan
anterosuperior
1. Thoracal
2. abdominal
(kontraksi diafragma) akan memperbesar diameter
vertikal rongga dada

membesarnya rongga dada dan tekanan negatif pada kavum pleura


paru-paru menjadi terhisap sehingga mengembang dan volumenya
membesar, tekanan intrapulmoner pun menurun.
Oleh karena itu, udara yang kaya O2 akan bergerak dari lingkungan
luar ke alveolus.
Di alveolus, O2 akan berdifusi masuk ke kapiler sementara CO2
akan berdifusi dari kapiler ke alveolus.3.4

proses ekspirasi terjadi bila tekanan intrapulmonal lebih besar dari


tekanan atmosfer.
Kerja otot-otot ekspirasi dan relaksasi diafragma akan
mengakibatkan rongga dada kembali ke ukuran semula sehingga
tekanan pada kavum pleura menjadi lebih positif dan mendesak
paru-paru.
Akibatnya, tekanan intrapulmoner akan meningkat sehingga
udara yang kaya CO2 akan keluar dari peru-paru ke
atmosfer.3.4

INSINDEN DAN PREVELENSI

Pencatatan tentang insiden dan prevalensi hidropneumothorak


belum ada dilkakukan

namun insiden dan prevalensi pneumotoraks berkisar antara


2,4 17,8 per 100.000 penduduk per tahun

DIAGNOSIS

ditemukan anamnesis yang khas, yaitu:


1.
2.
3.
4.
5.

rasa nyeri pada dada seperti ditusuk


disertai sesak nafas
kadang-kadang disertai dengan batukbatuk
Rasa nyeri
Sesak nafas
makin lama dapat berkurang atau bertambah hebat

Sakit dada biasanya datang tiba-tiba seperti ditusuk-tusuk se tempat


pada sisi paru yang
terkenakadang-kadang menyebar ke arah bahu, hipokondrium dan skapula.
Rasa sakit bertambah waktu bernafas dan batuk.
Sakit dada biasanya akan berangsur-angsur hilang dalam
waktu satu sampai empat hari. 6
dapat mengalami syok karena gangguan aliran darah akibat
penekanan udara pada pembuluh darah dimediastinum.6

1. Inspeksi: mungkin terlihat sesak nafas, pergerakan dada


berkurang, batukbatuk, sianosis serta iktus kordis tergeser
kearah yang sehat.
2. Palpasi, mungkin dijumpai spatium interkostalis yang
melebar Stemfremitus melemah, trakea tergeser ke arah
yang sehat dan iktus kordis tidak teraba atau ergeser ke
arah yang sehat.
3. Perkusi; Mungkin dijumpai sonor, hipersonor sampai
timpani.

4. Auskultasi; mungkin dijumpai suara nafas yang melemah,


sampai menghilang.

Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan Rontgen foto toraks.

pneumotoraks disertai dengan adanya cairan di dalam rongga


pleura, akan tampak gambaran garis datar yang merupakan
batas udara dan caftan.
Sebaiknya rontgen foto toraks dibuat dalam keadaan ekspirasi
maksimal.7

GAMBARAN RADIOLOGI

gambaran radiologi hidropneumothorax merupakan perpaduan antara


gambaran radiologi dari efusi pleura dan pneumothorax.
Pada hidropneumothorax cairan pleura selalu bersama-sama udara, maka
meniscus sign tidak tampak.
Pada foto lurus maka akan dijumpai air fluid level meskipun cairan sedikit.
Pada foto tegak terlihat garis mendatar karena
adanya udara di atas cairan

Gambaran radiologi pada hidropneumothorax ini ruang pleura sangat translusen


dengan tak tampaknya gambaran pembuluh darah paru,

1. biasanya tampak garis putih tegas membatasi pleura visceralis yang


membatasi paru yang kolaps
2. tampak gambaran semiopak homogen menutupi paru bawah,
3. penumpukan cairan di dalam cavum pleura yang menyebabkan sinus
costofrenikus menumpul.8.9

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan mengikuti prinsip penatalaksanaan pasien trauma


secara umum
(primary survey - secondary survey)
Standar pemeriksaan diagnostik (yang hanya bisa dilakukan bila pasien
stabil)

1. portable x-ray
2. portable blood examination
3. portable bronchoscope.

Tidak dibenarkan melakukan pemeriksaan dengan memindahkan


pasien dari ruang emergency.

Penanganan pasien tidak untuk menegakkan diagnosis akan tetapi


terutama untuk menemukan masalah yang mengancam nyawa
dan melakukan tindakan penyelamatan nyawa.
Pengambilan anamnesis (riwayat) dan pemeriksaan fisik dilakukan
bersamaan atau setelah melakukan prosedur penanganan trauma.10

WATER SEALED DRAINAGE ( WSD )

Merupakan tindakan invasif yang dialakukan untuk mengeluarkan udara,


cairan (darah, pus) dari rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum
dengan menggunakan pipa penghubung.11
Indikasi :
Pneumotoraks, hemotoraks, empyema
Bedah paru :
karena ruptur pleura udara dapat masuk ke dalam rongga
pleura
reseksi segmental msalnya pada tumor, TBC
lobectomy, misal pada tumor, abses, TBC

Tujuan pemasangan WSD


1. Memungkinkan cairan ( darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga
pleura
2. Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura
3. Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura yang dapat
menyebabkan pneumotoraks
4. Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan
mempertahankan tekanan negatif pada intra pleura.

Indikasi pengangkatan WSD


Paru-paru sudah reekspansi (mengembang sempurna) yang ditandai
dengan :
1. Tidak ada undulasi
2. Tidak ada cairan yang keluar
3. Tidak ada gelembung udara yang keluar
4. Tidak ada kesulitan bernafas
5. Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara

Jika dengan tindakan WSD gagal, tindakan operatif dapat dilakukan.


Seperti torakoskopi dan torakotomi. Torakoskopi adalah suatu
tindakan untuk melihat langsung ke dalam rongga toraks dengan alat
bantu torakoskop.

KOMPLIKASI

1. Infeksi sekunder sehingga dapat menimbulkan pleuritis, empiema.


2. Gangguan hemodinamika.
Pada pneumotoraks yang hebat, seluruh mediastinum dan jantung
dapat tergeser ke arah yang sehat dan mengakibatkan penurunan
kardiak output, sehingga dengan demikian dapat menimbulkan syok
kardiogenik.
3. Emfisema; dapat berupa emfisema kutis atau emfisema
mediastinalis.

PROGNOSIS
Hasil akhir dari hydropneumothorax tergantung dari penanganan dan tipe
hydropneumothoraxnya.
Jika kecil dan spontan biasanya akan sembuh dengan sendirinya.
Jika sebelumnya ada penyakit terlebih dahulu, resiko mortalitas lebih besar,
maka membutuhkan penanganan yang segera.
Angka kejadian berulang dapat terjadi hingga 40%, biasanya berulang pada
1.5 sampai 2 tahun mendatang.
Kekambuhan jarang terjadi pada pasien-pasien yang dilakukan
torakotomi terbuka, pada pasien yang penatalaksanaannya
cukup baik tidak ditemukan komplikasi.

SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai