LANDASAN TEORI
John Jeston dan Johan Nelis m emiliki pan dan gan tentang BPM yaitu BPM
does not equate to a techno logy tool o r initiative for business p rocesses. In
our experience, there is significan t bu siness pro cess improvement that can
11
12
Definisi istilah yang digunakan oleh John Jeston dan Johan Nelis dalam
def inisi tentang BPM :
1.
2.
Organ iza tion: Or ganisasi dalam konteks ini m en gacu pada suatu
perusahaan atau bagian per usahaan, m ungkin un it bisnis yan g diskrit
dalam diriny a sen diri. Ini adalah bisnis end-to-en d proses yan g terkait
den gan
bagian
dari
suat u
or ganisasi. Fokus
end-to-en d
akan
Objectives: T ujuan dari pelaksanaan ber bagai BPM dar i tujuan strategis
organ isasi melalui proses dengan tujuan individu. In i adalah tentang
mencapai hasil bisnis atau tujuan. BPM buk anlah t ujuan itu sendiri,
melainkan sar ana untuk m encapai suatu tujuan. Ini buk an 'solusi
mencari m asalah'.
13
4.
5.
6.
menguk ur
sesuatu,
An da tidak
dap at
m engontrol
dan
mengelo lanya.
7.
8.
9.
Processes: Ap a it u pro ses? Ada banyak definisi sebagai pro ses karena
ada proses. Sat u kita setuju dengan adalah Roger Burlton, di m ana dia
14
mengatakan bahwa "proses y an g benar terdiri dari sem ua hal yan g k ita
lak ukan untuk m em ber ikan seseorang yan g peduli den gan apa yan g
mereka harapkan untuk menerim a '(Bur lton, 2001:72). Hal ini melip uti
proses benar en d-to-en d, dari pemicu asli untuk pro ses terhadap
kepuasan stakeho lder utama. Burlton m enambahk an bahwa 'ujian akhir
dar i proses kelen gkapan adalah ap akah proses tersebut memberikan
produk yan g jelas atau jasa ke p ihak ek sternal atau pro ses lain internal.
Ber dasarkan sum ber-sum ber diatas bisa disimpulkan bah wa bu siness
process m erupakan kegiatan-kegiatan yang saling terhubung dan memiliki
masuk an, pro ses dan keluaran atau hasil y ang bertujuan untuk mencapai
target perusahaan atau visi dan misi per usahaan. Busin ess process
management m erup akan bagaimana k ita bisa menganalisa ber bagai business
process, m endefin isikan, mem per baik i dan men gim plementasik an sehingga
selur uh busin ess pro cess dapat berjalan den gan baik dan perusahaan
mencapai tar get yan g telah ditentukan. Konsep, metode dan teknik
digunakan untuk m engatur business p rocess. Busin ess process management
juga dapat dilak ukan tanpa melibatkan teknologi.
15
16
17
Re- engineerin g merupakan pemikiran ulang dan sebuah design radical dar i
sem ua bisnis proses untuk menciptakan sebuah p enin gkatan / im provem ent
perform a, seperti pada : co st, qua lity, service dan sp eed.
Kunci utam a kesuksesan dari re- engineering menur ut hamm er dan champy
adalah :
1. Always sta rt with the customer a nd work backwards.
Business process ada semata mata hanya untuk m em buat pelan ggan
puas--Tidak ada alas an y ang lain. Oleh karena itu, re-eng ineering ber arti
penataan ulan g kembali selur uh sum ber daya yan g dimiliki per usahaan
yang t ujuanny a untuk mem enuhi sem ua k ebutuhan p elan ggan.
18
19
20
21
4. Information Technology
Pada tahap Info rmation Technology in i, pen ggunaan
teknologi informasi sangat m em ungkink an, untuk menin gkatkan
proses bisnis m enjadi lebih baik. Sehingga mem buat proses bisnis
yang saat ini sedang ber jalan m enjadi lebih baik.
5. Process Prototype
Pada tahap ini, tahap dimana pem buatan pro ses bisnis yan g
baru, yaitu sebuah prototype, dim ana disin i bisa diuji dari setiap
fungsi fun gsi yan g ada sehingga ap abila masih ada kek uran gan
atau k esalah an didalam prototype ini, system yan g bar u dibuat m asih
bisa diper baiki.
22
6. Im plementation
Pada tahapan y ang terakhir atau tahap an implementasi,
dim ana pada tahapan sebelumnya yait u proses prototype sem ua
fun gsi sudah diuji co ba dan bisa dik atakan berhasil, m aka tahapan
terakhir adalah den gan im plementasi proses bisnis yan g baru dibuat.
Pada tahap an ini biasanya memakan waktu m inimal 1 tahun.
Metode in i m emilki defin isi yan g jelas tentang visi pada faktor faktor
didalam pem buatan sebuah proses bisnis yan g baru / reeng ineering.
Faktor faktor seperti pen gurangan biaya, penguran gan waktu, dan
penin gkatan kinerja. Metodo logi ini m emiliki dasar yang kuat, hal ini
karena pada tahapan keempat (teknologi inform asi) yan g bisa dijadikan
andalan dalam membuat sebuah reengin eering.
23
More and m ore com panies are implem enting wellness programs in an effort
to facilitate th e health of their employees, hop ing to im prove job
perfo rmance (O Donnell, 2002). While im proved job perfo rmance is fairly
well accepted as an outcom e of providing wellness program s, evidence tha t
is m ore em pirical is need ed to m easure th e benefits of well em ployees.
( Som mers-Krause, Exp loring The Rela tion ship Of Employee Welln ess And
Job Perfo rm ance,2007,pp26)
Vano ver Po rter (2005) repo rted that the top th ree rea son s companies do no t
offer a wellness p rog ram is not having enough staff to run the program, lack
of board suppo rt because of the p erception of wa sting m oney and coddling
employees, and not b eing ab le to afford to im plement one. (Somm ersKrause, Exploring Th e Relation ship Of Employee Wellness And Job
Performance,2007,pp27)
24
diny atakan ber dasarkan k esim pulan dar i pen elitian. exercise no t on ly a ssists
in job perfo rm ance but also improves o verall health and decreases deadly
risk factors, organ iza tion s should con sid er implementing wellness p rogram s
that includ e exercise. This is good fo r their employees, but also helps them
contro l co sts th rough improved job p erform ance and decreased h ealth care
expenditures. Organizations ben efit when health care costs are contained.
There is evidence welln ess prog rams benefit the wo rkpla ce th rough
improved employee health, less use o f sick time, and decreased u se o f
physician and ho spital services (Baun et al, 2000). Reid Psychologica l
System s (RPS) im plem ented a wellness prog ram in respon se to the rising
cost of health insu rance (Mayna rd, 1997). At the time of im plem entation,
the com panys premiums were well above th e national averag e. With in two
years of im plementation, prem ium s had dropped and were abou t 45% belo w
the nationa l average. This typ e of occurrence shou ld be encou raging wh en
organizations a re deciding on wheth er to implement a wellness prog ram.
( Somm ers-Krause, Exploring The Relation ship Of Em ployee Wellness And
Job Performance,2007,pp114-116)
25
pegawai yan g sakit serta berk uran gnya biay a yang digunakan untuk
keperluan berobat karyawan. Unt uk m enerapkan manajemen keseh atan dan
keselamatan kerja ini m emerlukan pegawai yan g ahli dibidan gny a.
Pada Per usahan Panasonic di jepang diperkenalkan OHC dim ana setiap
perusahaan p anasonic m em iliki occupational h ealth and safety m anagement
system berdasarkan stan dar internal per usahaan disetiap n egara. Untuk dapat
m enjaga keselamatan
kerja, kesehatan
karyawan
dan
keny amanan
lingk ungan k erja, panasonic mem perkenalk an gen eral hea lth and sa fety
m easures, dan melakukan insp eksi keseh atan dan keamanan kerja pada
fasilitas k erja dan tempat kerja.
26
Ber dasarkan p enelitian yan g dilak ukan o leh harrys siregar, Peranan
keselam atan kerja ditempat kerja sebagai wujud keberha silan perusahaan
dengan m engikuti dan mentaati ketentuan pada undang undang
Keseha tan
dan
Keselamatan
Kerja
serta
peraturannya.
Program
Keselamatan dan Keseha tan Kerja sangat perlu ka rena dapat memperbaiki
kualita s hidup pekerja m elalui jaminan keselamatan dan keseha tan kerja
serta situasi kerja yang aman, tentram dan sehat sehingga dapa t
mendorong pekerja untuk bekerja lebih produktif. Perusahaan dapat
dikatakan b erhasil apabila p roduk yang diha silkan perusahaan semakin
baik dan berkualita s dan kerugian yang diperoleh peru sahaan sem akin kecil
(zero accident) .
Hubun gan tim bal balik antara keselam atan dan kesehatan kerja dengan
pengem ban gan sum ber day a m anusia dapat dilihat sebagai berik ut :
1. Program Keselam atan dan Keseh atan Ker ja akan mem per baik i
kualitas hidup peker ja m elalui jam inan kesehatan dan kesehatan
kerja yang dapat m enciptakan situasi ker ja yang am an, tenteram dan
sehat sehin gga dapat m endorong peker ja untuk bekerja lebih
produktif.
2. Melalui progr am Keselamatan dan Kesehatan kerja terjadiny a
kerugian
dap at
dihin darkan
sehin gga
per usahaan
dapat
27
a. Kem ampuan
keahlian
untuk
m eneliti dan
mendesain
pen gusaha
untuk
m emproduksi
dan
dinam is
den gan
unit
fun gsional y an g
bert ugas
baik
bagi operator
28
Dem i terwujudny a Keselamatan dan Keseh atan Kerja dilingk un gan kerja,
maka sasaran y an g in gin dicap ai adalah sebagai berik ut :
1. Mencegah secara prev entif terjadinya kecelakaan.
2. Mencegah secara prev entif tim bulnya penyakit akibat kerja.
3. Mencegah / menguran gi an gka k ematian.
4. Mencegah / menguran gi cacat tetap/ seum ur h idup ( invaliditet).
5. Mengamankan
ban gun an ban gunan, alat alat kerja, m esin mesin, dll.
6. Meningkatkan produktifitas ker ja tanpa memeras tenaga ker ja dan
menjam in kehidupan produktifnya.
7. Mencegah pem borosan tenaga kerja, m odal, alat-alat, dan sumbersum ber pro duk si lainny a sewaktu ker ja.
8. Menjam in tem pat kerja yang seh at, bersih, ny am an dan aman.
Pada umum nya disetiap industry untuk mengontrol seberapa besar tingkat
kecelakaan ker ja yang terjadi di lokasi kerja, m aka diperluk an sebuah audit
system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang fun gsinya unt uk
29
Pelaksanaan K-3 sebagai usah a memelihar a tenaga kerja dari hal hal y an g
berh ubun gan dengan kesalahan m an usia maup un alat, san gat diperlukan
realisasinya sebagai up aya mawas diri kh ususny a masalah kedisiplinan dan
pengertian terhadap pem eliharaan tenaga kerja dar i kecelakaan dan
keseh atan kerja.
1.
2.
Tindakan Preventif
Didalam sebuah in dustry K3 m erup akan aspek yang san gat penting.
Masalah keselamatan kerja yan g sangat tergantun g pada factor
30
31
2.4. E Health
E-health didefinisik an sebagai aplikasi dari Internet dan teknologi terkait
lainnya dalam industri keseh atan untuk m enin gkatkan akses, efisiensi,
efektivitas, dan k ualitas bisn is klin is dan proses digunakan oleh or ganisasiorgan isasi kesehatan, praktisi, pasien, dan konsumen dalam upay a untuk
m eningkatkan status kesehatan pasien. e-health mencakup banyak dim en si:
1. Pengir iman inform asi p enting kepada mitra kesehatan
2. Penyediaan jasa pengiriman informasi kesehatan
3. Fasilitasi interaksi antara peny edia dan pasien
4. Fasilitasi integrasi bisnis in dustri kesehatan yan g berh ubun gan
den gan proses
5. Baik ak ses lokal dan terpencil untuk informasi k esehatan
6. Duk un gan untuk m ajikan dan karyawan, wajib dan peny edia
Menurut G unther Eysenbach didalam Journal of Medical Internet
Research mengatakan e-health is an em erging field in the intersection o f
m edical info rmatics, pub lic health and bu siness, referring to health services
and information delivered or enhanced through the Internet and related
32
e-health is the instrum ent for produ ctivity gains in the contest of th e
existing Healthca re systems but also provide the backbone fo r th e future
citizen centered h ealthcare environment ( J. claude healey WHO
Septem ber 2004 )
E-health involves the use of information and comm unications technolog ies
to improve health in general and the h ealthcare system in particula r
(Alvarez, 2002; Chau & Hu, 2004; Roger & Pendha rka r,2000).
Jadi e-health bisa ditarik kesimpulan bah wa perluasan dari suatu teknolo gi
yang tidak hanya dipakai sebagai fasilitas untuk memperm udah pengiriman
informasi tetapi juga sebagai penin gk atakan akses informasi yang bisa
digunakan unt uk efektifitas, efisien si dan proses bisnis pada or ganisasi
organisasi kesehatan.
33
34