Anda di halaman 1dari 19

Journal Reading :

Nonoperative Treatment With


Antibiotics Versus Surgery for
Acute Nonperforated
Appendicitis in Children

Apendisitis akut merupakan suatu


penyakit yang membutuhkan tindakan
operatif (apendektomi) sesegera
mungkin pada anak-anak
Namun terjadi peningkatan permintaan
untuk dilakukannya pengobatan non
operatif dengan menggunakan
antibiotik pada apendisitis non
perforasi

Pada penelitian yang dilakukan pada


orang dewasa menunjukkan bahwa
pengobatan dengan menggunakan
antibiotik pada kasus apendisitis akut
non perforasi memiliki angka
keberhasilan sebesar 75%

Tujuan
Mengevaluasi kemungkinan dalam
mendapatkan sampel untuk penelitian
Mengevaluasi keamanan dari
pengobatan non-operatif pada pasien
dengan apendisitis akut nonperforasi
Memberikan informasi mengenai
kemungkinan tatalaksana tanpa
tindakan operasi pada pasien dengan
apendisitis akut nonperforasi

Methods
Pilot RCT
Diagnosis ditentukan berdasarkan
temuan klinis dan pencitraan (USG &
CT scan)

Kriteria Inklusi:
Anak usia 5 tahun 15 tahun yang
didiagnosis dengan apendisitis akut dan
direncanakan untuk dilakukan apendektomi
atau memiliki appendicolith

Kriteria Eksklusi :
Kecurigaan apendisitis perforasi
Massa pada apendiks
Telah mendapatkan pengobatan non operatif
sebelumnya

Lokasi :
Astrid Lindgren Childrens Hospital
Karolinska University Hospital

Intervensi :
Setelah didiagnosis
Pasien & keluarga
diberikan informasi
(lisan / tertulis)
Menyetujui inform
consent secara tertulis

Operasi

Non Operasi

Metronidazole 1 x 20
mg/kg

- Meropenem 3 x 10
mg/kg I.V
- Metronidazole 1 x 20
mg/kg
- Ciprofloxacin 2 x 20
mg/kg P.O
- Metronidazole 1 x 20

Pasien dapat dipulangkan apabila :


Telah terbebas dari demam dalam 24
jam (baik dengan atau tanpa antibiotik
oral)
Nyeri dapat diatasi dengan pemberian
analgetik oral
Dapat mengkonsumsi diet oral
Dapat bergerak bebas

Outcome :
Primary outcome :
Perbaikan / kesembuhan dari gejala tanpa
disertai komplikasi (butuh perawatan lebih
dari 7 hari, terbentuknya abses,
dibutuhkannya tindakan operatif dalam 48 jam
pada kelompok yang non operatif, dan
apendisitis rekuren dalam 3 bulan)

Secondary outcome :
Adanya komplikasi (luka infeksi, diare, dll) dan
apendisitis rekuren dalam 1 tahun

Monitor :
Kontrol dalam 4 6 minggu setelah
pulang
Follow up visits pada bulan ke 3 dan 12
setelah pulang

Jumlah sampel :
50 pasien

Pengelompokkan pasien dilakukan


dengan menggunakan program (Simin v
6.0) dan dibagi secara rata kepada
kedua kelompok dengan perbandingan
1:1 dengan kriteria :
Usia (5 10 tahun atau 11 15 tahun)
Sex (pria atau wanita)
Durasi dari gejala (<48 jam atau 48 jam)

Hasil

Primary Outcome
Kelompok operatif :

Operasi dengan laparoskopi


21 anak dengan phlegmonous appendicitis
3 anak dengan gangrenous appendicitis
2 anak dengan apendisitis perforasi

Kelompok non operatif :


2 anak dilakukan tindakan operatif pada hari
ke 2 dan hari ke 9 (1 pasien dengan
limfadenitis mesenterika dan 1 pasien dengan
apendisitis perforasi)

Secondary Outcome
1 anak mengalami apendisitis rekuren
dalam 9 bulan setelah pengobatan
1 anak melakukan tindakan apendektomi
atas permintaan orang tua
5 pasien dari kelompok non operatif
mengalami nyeri abdomen ringan dan
dilakukan apendektomi laparoskopi (1 anak
dengan apendisitis akut rekuren, 1 anak
dengan memiliki gejala rekuren, 1 anak
atas permintaan orang tua, dan 2 dengan
apendekolit)

Discussion
Tatalaksana non-operatif pada pasien
dengan apendisitis akut non-perforasi
dapat dilakukan dan aman untuk dilakukan
RCT dapat dilakukan kembali dengan
jumlah pasien yang lebih banyak
92% pada kelompok non-operatif mencapai
primary outcome
Tindakan nonoperatif pada pasien dengan
apendisitis akut non perforasi memiliki
keuntungan dalam segi biaya namun
memiliki masa perawatan di RS yang lebih
lama

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai