diajukan oleh :
NIRWAN DHIARSO
NIM : D 100 070 013
NIRM : 07 06 03010 50013
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS PENGARUH REKATAN ANTAR LAPIS PERKERASAN
TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE ANALITIS
(STUDI KASUS : RUAS JALAN TOL SEMARANG)
Tugas Akhir
Diajukan dan dipertahankan pada Ujian Pendadaran
Tugas Akhir di hadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal 4 Oktober 2012
diajukan oleh :
NIRWAN DHIARSO
NIM : D 100 070 013
NIRM : 07 06 03010 50013
Susunan Dewan Penguji
Pembimbing Pertama
Pembimbing Kedua
Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil
PENDAHULUAN
Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) adalah perkerasan yang menggunakan
aspal sebagai beban pengikat. Kondisi rekatan antar lapis perkerasan adalah faktor
yang sangat berpengaruh terhadap umur rencana perkerasan jalan karena pada tiap
lapis perkerasan tidak selalu tercapai kondisi full bond, terdapat beberapa
kerusakan perkerasan terkait dengan kondisi ikatan yang tidak penuh. Sutanto
[2009]. Pada penelitian ini ruas jalan yang akan menjadi objek adalah ruas jalan
tol Semarang seksi A (Krapyak-Jatingaleh) yang menggunakan perkerasan lentur
(flexible pavement). Karena pentingnya rekatan antar lapis perkerasan di atas,
maka pada Tugas Akhir ini dilakukan penelitian tentang analisis pengaruh rekatan
antar lapis perkerasan terhadap umur rencana perkerasan jalan dengan
menggunakan metode Nottingham Design Method, menggunakan bantuan
software BISAR 3.0.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh rekatan antar
lapis perkerasan jalan tol Semarang section A (Krapyak-Jatingaleh) terhadap umur
rencana jalan Tol tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, perkerasan jalan dibagi menjadi 3 jenis yaitu : Perkerasan lentur
(flexible pavement), perkerasan kaku (rigid pavement), dan perkerasan komposit
(composite pavement). Dalam penelitian ini, ruas jalan yang menjadi objek adalah
ruas jalan yang menggunakan perkerasan lentur.
A. Pengaruh Rekatan Antar Lapisan Pada Perkerasan Jalan
Pada dasarnya kondisi rekatan yang terjadi diantara lapisan pada desain
struktur perkerasan haruslah terikat penuh, akan tetapi kondisi ikatan penuh antar
lapisan tidak selalu tercapai terdapat beberapa kerusakan perkerasan terkait
dengan kondisi ikatan yang tidak penuh. kondisi rekatan antar lapis perkerasan
dibedakan menjadi tiga rentang modulus reaksi geser yaitu Ks 0,01 MPa/mm
(full slip); 0,01 MPa/mm < Ks < 100 MPa/mm (intermediate case); Ks 100
MPa/mm (approximately full bondingi)
B. Umur Rencana
Umur rencana jalan perkerasan menurut (Sukirman, 1995) adalah jumlah tahun
dari saat jalan tersebut dibuka untuk lalulintas kendaraan sampai diperlukan suatu
perbaikan yang bersifat struktural, sampai diperlukan overlay (lapisan ulang)
suatu perkerasan.
C. Parameter Analisis Perkerasan Jalan
Parameter yang digunakan untuk analisa perkerasan jalan dengan menggunkan
metode Nottingham Desain Method adalah sebagai berikut :
1. Desain temperature
Secara umum menurut Brown dan Brunton (1986) temperatur desain dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Untuk kriteria deformasi permanen
dengan,
Ss = 70 - PI
Ss
nomograph
dari
Bina
Marga
(Pt
T-01-2002-B)
dengan
dengan :
dengan :
PIr
Pi
dengan :
Sme = Kekakuan campuran elastic (MPa)
Sb
n = 0,83 log
dengan :
terdapat diantara lapis perkerasan jalan. Definisi shear spring compliance, AK,
dirumuskan dengan:
N = fr
N = fr
dengan :
N = Umur pelayanan
z = Regangan Tarik Vertikal
fr = Rut factor
9. Faktor Ekivalen Beban Gandar Sumbu Kendaraan (E)
Angka ekivalen sumbu tunggal roda tunggal
DL
w18
kumulatif
DD
Tahap I
:Pengumpulan data, yaitu data sekunder (dari PT. Jasa Marga cabang
Semarang). Mengetahui pengaruh rekatan antar lapis perkerasan bila
ikatan penuh antar lapisan tidak selalu tercapai maka dengan
menggunakan asumsi kondisi rekatan antar lapis perkerasan akan
dibedakan menjadi tiga rentang modulus reaksi geser yaitu full slip
(Ks 0,01 MPa/mm), intermediate case (0,01 MPa/mm < Ks < 100
MPa/mm), approximately full bonding (Ks 100 MPa/mm)
Tahap II
software BISAR.
Tahap III :Analisis dengan software BISAR dari hasil yang diperoleh dari tahap
IV, sehingga didapatkan nilai stress, strain, dan displacement. Bagan
alir pengerjaan dengan software BISAR dapat dilihat pada gambar
III.2.
Tahap IV :Didapatkan hasil dari analitis yaitu besarnya umur rencana perkerasan
jalan, setelah itu dibandingkan dengan data umur rencana (UR) yang
telah ada (dari data sekunder), sehingga diketahui seberapa besar
pengaruh rekatan antar lapis perkerasan terhadap umur rencana
perkerasan jalan.
Tahap V
:Memberikan
pembahasan.
kesimpulan
dan
saran
berdasarkan
hasil
dan
10
Retak Lelah
(Fatigue
Cracking)
T
T desain
V
t
Pi
PIr
Spr
ACWC
VMA
ACBC
Sb
n
AC WC
Sme
AC - BC
SCTB
Deformasi
Permanen
27
51.84
C
39.69
58.75
0.0154
67.3
-0.297
55.16
17.2
15.09
0.3
4.25
189.052
353.768
Sg
Ss
satuan
C
km/jam
Detik
C
C
%
%
20
2,73
3394,11
5245,17
Mpa
Mpa
Mpa
9708,319
Mpa
126.6
159
Mpa
Mpa
11
Tabel hasil Rekapitulasi dari Perhitungan umur pelayanan variasi di tack coat & prime coat (Layer 1-2 & 2-3) kedalaman 10 cm
Retak Lelah
modulus reaksi geser
(Ks)
No
g
t
k
SPr
VB
N (MSA)
n (tahun)
W18
%
MPa/mm
% strain Kritis Gagal oC
Kritis
Gagal
Kritis
Gagal
1
0,00001
464416 0.05 499,6 46,82 46,06 49,30 10,59
0,008
0,048
0,034
0.193
2
0,01
464416 0.05 493,1 46,82 46,06 49,30 10,59
0,009
0,050
0,036
0.204
3
0,1
464416 0.05 464,7 46,82 46,06 49,30 10,59
0,011
0,064
0,045
0.259
4
1
464416 0.05 335,1 46,82 46,06 49,30 10,59
0,042
0,243
0,170
0.962
5
10
464416 0.05 -163,8 46,82 46,06 49,30 10,59
0,775
4,462
2,926
12.973
6
100
464416 0.05 -40,84 46,82 46,06 49,30 10,59 220,235 1267,321 77,833 113.317
7
100000
464416 0.05 -21,13 46,82 46,06 49,30 10,59 3212,193 18484,244 132,330 168.170
Tabel hasil Rekapitulasi dari Perhitungan umur pelayanan variasi di tack coat & prime coat (Layer 1-2 & 2-3) kedalaman 5 cm
Retak Lelah
modulus reaksi geser
(Ks)
No
g
t
k
SPr
VB
N (MSA)
n (tahun)
W18
%
MPa/mm
% strain Kritis Gagal oC
Kritis
Gagal
Kritis
Gagal
1
0,00001
464416 0.05 499,6 46,82 46,06 49,30 10,59 0.00024
0.00136 0.00096 0.00554
2
0,01
464416 0.05 493,1 46,82 46,06 49,30 10,59 0.00023
0.00135 0.00095 0.00546
3
0,1
464416 0.05 464,7 46,82 46,06 49,30 10,59 0.00025
0.00141 0.00100 0.00573
4
1
464416 0.05 335,1 46,82 46,06 49,30 10,59 0.00057
0.00330 0.00232 0.01337
5
10
464416 0.05 -163,8 46,82 46,06 49,30 10,59 0.00591
0.03402 0.02397 0.13756
6
100
464416 0.05 -40,84 46,82 46,06 49,30 10,59 0.01610
0.09264 0.06520 0.37237
7
100000
464416 0.05 -21,13 46,82 46,06 49,30 10,59 0.01869
0.10754 0.07567 0.43167
12
Tabel hasil Rekapitulasi dari Perhitungan umur pelayanan variasi di tack coat & prime coat (Layer 1-2 & 2-3) kedalaman 65 cm
Deformasi Permanen
No
modulus reaksi geser (Ks)
g
z
N (MSA)
n (tahun)
W18
fr
MPa/mm
%
strain
Kritis
Gagal
Kritis
Gagal
1
0,00001
464416
0.05
-61,73
1
180,292
1216,325
73.833
112.478
2
0,01
464416
0.05
-61,63
1
181,377
1223,385
73.953
112.596
3
0,1
464416
0.05
-60,83
1
190,361
1281,801
74.917
113.549
4
1
464416
0.05
-57,19
1
239,182
1597,675
79.488
118.048
5
10
464416
0.05
-51,61
1
349,702
2304,949
87.139
125.540
6
100
464416
0.05
-49,09
1
420,862
2755,980
90.886
129.195
7
100000
464416
0.05
-48,65
1
435,118
2846,004
91.561
129.853
Tabel hasil Rekapitulasi dari Perhitungan umur pelayanan dengan variasi di prime coat (Layer 2-3) tinjauan kedalaman 10 cm
Retak Lelah
modulus reaksi geser
(Ks)
No
g
t
k
SPr
VB
N (MSA)
n (tahun)
W18
%
MPa/mm
% strain Kritis Gagal oC
Kritis
Gagal
Kritis
Gagal
1
0,00001
464416 0.05 620.9 46,82 46,06 49,30 10,59
0.003
0.020
0.0139
0.080
2
0,01
464416 0.05 609.4 46,82 46,06 49,30 10,59
0.004
0.021
0.0150
0.086
3
0,1
464416 0.05 560.8 46,82 46,06 49,30 10,59
0.005
0.030
0.0211
0.121
4
1
464416 0.05 -384.4 46,82 46,06 49,30 10,59
0.024
0.139
0.0977
0.556
5
10
464416 0.05 -163.2 46,82 46,06 49,30 10,59
0.787
4.529
2.9675
13.117
6
100
464416 0.05 -40.9 46,82 46,06 49,30 10,59 218.924 1259.776 77.7133 113.195
7
100000
464416 0.05 -21.13 46,82 46,06 49,30 10,59 3212.193 18484.244 132.3296 168.170
13
Tabel hasil Rekapitulasi dari Perhitungan umur pelayanan dengan variasi di prime coat (Layer 2-3) tinjauan kedalaman 5 cm
Retak Lelah
modulus reaksi geser
(Ks)
No
g
t
k
SPr
VB
N (MSA)
n (tahun)
W18
%
MPa/mm
% strain Kritis Gagal oC
Kritis
Gagal
Kritis
Gagal
1
0,00001
464416 0.05 512.9 46,82 46,06 49,30 10,59 0.0075
0.0430
0.0303 0.1737
2
0,01
464416 0.05
503
46,82 46,06 49,30 10,59 0.0081
0.0465
0.0328 0.1880
3
0,1
464416 0.05 467.9 46,82 46,06 49,30 10,59 0.0109
0.0625
0.0440 0.2519
4
1
464416 0.05 -434.6 46,82 46,06 49,30 10,59 0.0147
0.0843
0.0594 0.3393
5
10
464416 0.05 -424.7 46,82 46,06 49,30 10,59 0.0161
0.0926
0.0652 0.3724
6
100
464416 0.05 -411.6 46,82 46,06 49,30 10,59 0.0183
0.1052
0.0740 0.4225
7
100000
464416 0.05 -409.4 46,82 46,06 49,30 10,59 0.0187
0.1075
0.0757 0.4317
Tabel hasil Rekapitulasi dari Perhitungan umur pelayanan dengan variasi di prime coat (Layer 2-3) tinjauan kedalaman 65 cm
Deformasi Permanen
No
modulus reaksi geser (Ks)
g
z
N (MSA)
n (tahun)
W18
fr
MPa/mm
%
strain
Kritis
Gagal
Kritis
Gagal
1
0,00001
464416
0.05
-61.21
1
186.025
1253.618
74.457
113.095
2
0,01
464416
0.05
-61.1
1
187.267
1261.694
74.590
113.226
3
0,1
464416
0.05
-60.21
1
197.715
1329.549
75.674
114.295
4
1
464416
0.05
-56.43
1
251.320
1675.832
80.482
119.024
5
10
464416
0.05
-51.16
1
361.219
2378.150
87.794
126.179
6
100
464416
0.05
-49.01
1
423.409
2755,980
91.008
129.314
7
100000
464416
0.05
-48,65
1
435.118
2846,004
91.561
129.853
14
Dari analisis program BISAR 3.0 diperoleh hubungan antara modulus reaksi
geser (Ks) dengan Regangan Tekan Horizontal seperti Grafik berikut.
Regangan Tekan
Horizontal (strain)
600
500
400
300
200
100
0
0.00001
0.001
0.1
10
1000
100000
Umur Pelayanan
(Tahun)
100
10
1
0.00001
0.1
0.001
0.1
10
1000
100000
0.01
kondisi kritis
Grafik Hubungan Antara modulus reaksi geser (Ks) dengan Umur Pelayanan
(n) Jalan (Kondisi fatigue cracking variasi di tack coat & prime coat (Layer 1-2 &
2-3) tinjauan kedalaman 10 cm).
Dari penelitian di atas sangat jelas bahwa apabila kondisi rekatan antara binder
course dan base course semakin buruk (full slip, Ks 0,01 MPa/mm), maka umur
pelayanannya (N) semakin pendek baik pada kondisi fatique cracking (retak lelah)
maupun deformasi permanen, Akan tetapi perubahan umur rencana akan
15
meningkat ketika modulus reaksi geser (Ks) > 0,01 MPa/mm (Intermediate case)
sehingga daya rusak yang ditimbulkan terhadap jalan tersebut akan lebih rendah
dan kemampuan jalan untuk melayani lalu lintas akan semakin lama. Ketika
modulus reaksi geser (Ks) 100 MPa/mm (full bond) peningkatan umur rencana
yang terjadi tidaklah signifikan. Keadaan tersebut sesuai dengan yang diteliti oleh
Al Hakim [1997] dalam Sutanto [2009] yang menyimpulkan bahwa modulus
reaksi geser bervariasi dari 0,01 MPa/mm sampai 100 MPa/mm dan tidak ada
perbedaan yang signifikan ketika perkerasan telah melampaui kedua batas.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode Nottingham
Design Method dengan bantuan program software BISAR 3.0. pada jalan tol
Semarang section A (Krapyak-Jatingaleh) dapat diambil kesimpulan yaitu :
1.
2.
Bila rekatan yang buruk (full slip) terjadi di layer 1-2 & 2-3 pada kondisi
fatigue cracking dapat menurunkan umur rencana sekitar 99% dari keadaan
terikat penuh, pada kondisi deformasi akan terjadi penurunan 22% (kondisi
kritis) dan 14% (kondisi gagal)
3.
Bila full slip hanya terjadi di layer 2-3 umur rencana kondisi fatigue cracking
turun sekitar 99% di kedalaman 10 cm dan sekitar 59% di kedalaman 5 cm.
Apabila ditinjau pada kondisi deformasi akan terjadi penurunan sekitar 21%
pada kondisi kritis dan sekitar 14% pada kondisi gagal.
B. Saran
1. Dalam melakukan perencanaan maupun penelitian jalan dengan metode
Nottingham Design Methods, sebaiknya didukung dengan metode-metode yang
ada di Indonesia.
2. Perlu adanya data-data
sekunder
16
DAFTAR PUSTAKA
,1989, Direktorat Jenderal Bina Marga, Petunjuk Perencanaan Tebal
Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen,
Departemen Pekerjaan Umum.
,2001, Pedoman Penyusunan Laporan Kerja Praktek, Usulan Tugas Akhir
dan Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
,2002, . Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Pt T-01-2002-B,
Departemen Permukiman dan Prasarana, Jakarta.
,2005, Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur
dengan Metoda Lendutan, No.Pd T-05-2002-B, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
Hikmat, I. 2008, Jurnal Perencanaan Volume Lalu-lintas Untuk Angkutan Jalan.
Pardosi, R. 2010. Studi Pengaruh Beban Berlebih (Overload) terhadap
pengurangan umur rencana perkerasan jalan, Tugas Akhir,
Universitas Sumatra Utara.
Riyanto, A. 1996. Diktat Kuliah Jalan Raya II, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
S. F. Brown and Janet M. Brunton. 1997. An Introduction To The Analytical
Design Of Bituminous Pavements (3rd Edition).
Sukirman, S. 1992. Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.
Sukirno. H. 2005. Analisa Kerusakan Jalan Akibat Overloading Ruas Jalan
Bawen Krasak Jawa Tengah, Tesis, Program Magister Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sulih, K. 2007. Analisi Penurunan Umur Rencana Jalan Akibat Volume
kendaraan dan Kelebihan Muatan (studi kasus ruas jalan Sukoharjo
Wonogiri km 23+000 29+000), Tesis, Program Magister
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sunarjono, S. 2009, Proposal Riset Tentang Studi Mekanika Aspal Mekanika
Tanah dan Rekayasa Alat untuk Bahan Perkerasan Jalan,
www.ums.acid/teknik sipil/artikel.html, (diakses tanggal 01-102011).
Sutanto, M.H. 2009. Assessment Of Bond Between Aspalt Layers, Tesis, Program
Doctor University of Nottingham.