New Microsoft Office Word Document
New Microsoft Office Word Document
seng, Zn, 30
/zk/ zingk
65.38(2)(4)
Konfigurasi elektron
2, 8, 18, 2
Sifat fisika
Fase
solid
6.57 gcm3
Titik lebur
Titik didih
Kalor peleburan
7.32 kJmol1
Kalor penguapan
123.6 kJmol1
Kapasitas kalor
25.470 Jmol1K1
Tekanan uap
P (Pa) 1
10
100
1k
10 k
100 k
at T (K)
610
670
750
852
990
Sifat atom
Bilangan oksidasi +2, +1, 0
(oksida amfoter)
Elektronegativitas 1.65 (skala Pauling)
Energi ionisasi
(lebih lanjut)pertama: 906.4 kJmol1
ke-2: 1733.3 kJmol1
1179
134 pm
Jari-jari kovalen
1224 pm
139 pm
Lain-lain
Struktur kristal
hexagonal
Pembenahan magnetik
diamagnetik
Keterhambatan elektris
(20 C) 59.0 nm
Konduktivitas termal
116 Wm1K1
Ekspansi termal
108 GPa
Modulus Shear
43 GPa
Bulk modulus
70 GPa
Rasio Poisson
0.25
Kekerasan Mohs
2.5
Kekerasan Brinell
412 MPa
NA
Waktu paruhDM
DE (MeV)
DP
243.8 hari
1.1155
1.3519
65Cu
72Zn syn
46.5 jam
0.458 72Ga
Seng (bahasa Belanda: zink), zink, atau timah sari adalah unsur kimia dengan
lambang kimia Zn, bernomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia
merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa sifat
kimia seng mirip dengan magnesium (Mg). Hal ini dikarenakan ion kedua
unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan
oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak bumi
dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang
adalah sfalerit (seng sulfida).
Kuningan, yang merupakan aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan
paling tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi
secara besar-besaran pada abad ke-13 di India, manakala logam ini masih
belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-16. Para
alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut
sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas
Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng murni
pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil
menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun 1800. Pelapisan seng
pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi utama seng.
Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan aloi.
Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng
karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada
deodoran), seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat
berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di laboratorium organik.
Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh.[1]
Terdapat sekitar dua miliar orang di negara-negara berkembang yang
kekurangan asupan seng. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan banyak
penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan
pertumbuhan, memengaruhi pematangan seksual, mudah terkena infeksi,
diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anakanak di seluruh dunia.[1] Konsumsi seng yang berlebihan dapat
menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi tembaga.
Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat seng yang
digunakan sebagai bahan bangunan.
Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat
ditempa antara 100 sampai dengan 150 C.[2] Di atas 210 C, logam ini
kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan
memukul-mukulnya.[3] Seng juga mampu menghantarkan listrik.
Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 C)
dan tidik didih (900 C) yang relatif rendah.[4] Dan sebenarnya pun, titik
lebur seng merupakan yang terendah di antara semua logam-logam transisi
selain raksa dan kadmium.[4]
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya
adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga
diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon,
bismut, emas, besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel,
telurium, dan natrium.[5] Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat
feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme di bawah suhu 35
K.
Sfalerit (ZnS)
Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain seperti
tembaga dan timbal dalam bijih logam. Seng diklasifikasikan sebagai kalkofil,
yang berarti bahwa unsur ini memiliki afinitas yang rendah terhadap oksigen
dan lebih suka berikatan dengan belerang. Kalkofil terbentuk ketika kerak
bumi memadat di bawah kondisi atmosfer bumi awal yang mendukung reaksi
reduksi.[7] Sfalerit, yang merupakan salah satu bentuk kristal seng sulfida,
merupakan bijih logam yang paling banyak ditambang untuk mendapatkan
seng karena ia mengandung sekitar 60-62% seng.
tereksitasi.[12]
Modus peluruhan yang paling umum untuk isotop seng bernomor massa lebih
rendah daripada 64 adalah penangkapan elektron. Produk peluruhan dari
penangkapan elektron ini adalah isotop tembaga.[12]
n
30Zn + e n
29Cu
Sedangkan modus peluruhan paling umum untuk isotop seng bernomor
massa lebih tinggi daripada 64 adalah peluruhan beta, yang akan
menghasilkan isotop galium.[12]
n
30Zn n
31Ga + e + e
Sifat kimiawi[sunting | sunting sumber]
Reaktivitas[sunting | sunting sumber]
Seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur
golongan 12 tabel periodik. Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor
kuat..[16] Permukaan logam seng murni akan dengan cepat mengusam,
membentuk lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak
dengan karbon dioksida.[17] Lapisan ini membantu mencegah reaksi lebih
lanjut dengan udara dan air.
Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan
mengeluarkan asap seng oksida.[18] Seng bereaksi dengan asam, basa, dan
non-logam lainnya.[19] Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara
lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida
maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat
dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen.[18]
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan
Seng klorida
Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner
dengan seng, terkecuali gas mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk berwarna
putih yang hampir tidak larut dalam larutan netral. Ia bersifat amfoter dan
dapat larut dalam larutan asam dan basa kuat.[18] Kalkogenida lainnya
seperti ZnS, ZnSe, dan ZnTe memiliki banyak aplikasinya dalam bidang
elektronik dan optik.[27] Pniktogenida (Zn3N2, Zn3P2, Zn3As2 dan Zn3Sb2),
[28][29] peroksida ZnO2, hidrida ZnH2, dan karbida ZnC2 juga dikenal
keberadaannya.[30] Dari keempat unsur halida, ZnF2 memiliki sifat yang
paling ionik, sedangkan sisanya (ZnCl2, ZnBr2, dan ZnI2) bertitik lebur
rendah dan dianggap lebih bersifat kovalen.[31]
produksi testosteron.
https://id.wikipedia.org/wiki/Seng
Massa jenis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Massa jenis
Simbol umum
Satuan SI
kg/m3
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi
dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih
tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada
benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis
yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya
akan memiliki massa jenis yang sama.
\rho = \frac{m}{V}
dengan
1 g/cm3=1000 kg/m3
Massa jenis air murni adalah 1 g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3
Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk
menghitung, maka massa jenis air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2
menghitung massa jenis, atau yang dinamakan 'Massa Jenis Relatif'
Rumus massa jenis relatif = Massa bahan / Massa air yang volumenya sama
Halaman ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa Inggris.
Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan penerjemahan
Wikipedia.
Material
dalam kg/m3
Catatan
Medium antarbintang
variabel T
10-25 10-15
Atmosfer Bumi
1.2
Aerogel
12
Styrofoam
30 120
Gabus220 260
Air
[1]
[1]
Plastik
Bumi 5515.3
Tembaga
Rata-rata keseluruhan
8920 8960
~13000
Uranium
Iridium
Bintang neutron
Lubang hitam
4 1017
Nama zat
dalam kg/m3
dalam gr/cm3
Alkohol
800 kg/m3
0,8 gr/cm3
Air raksa
13.600 kg/m3
Aluminium
Besi
13,6 gr/cm3
19,3 gr/cm3
10,5 gr/cm3
21.450 kg/m3
21,45 gr/cm3
920 kg/m3
1,2 kg/m3
0,0012 gr/cm3
0,92 gr/cm3
https://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenis
Bilangan oksidasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Question book-new.svg
Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya
tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan
referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus
sewaktu-waktu oleh Pengurus.
(Maret 2014)
Bedakan dengan Keadaan oksidasi
Bilangan oksidasi ( biloks ) didefinisikan sebagai jumlah muatan negatif dan
positif dalam atom, yang secara tidak langsung menandakan jumlah elektron
yang telah diterima atau diserahkan. Atom yang menerima elektron akan
bertanda negatif, atom yang melepaskan elektron bertanda positif. Tanda (+)
dan (-) pada biloks ditulis sebelum angkanya, misalnya +2, atau +1;
sedangkan pada muatan ditulis sesudah angkanya, misalnya 2+ atau 3+.
Bilangan oksidasi menunjukkan besarnya muatan yang disumbangkan oleh
atom atau unsur tersebut pada molekul atau ion yang dibentuknya. Bilangan
oksidasi juga berguna untuk mengekspresikan persamaan reaksi setengah
yang terjadi dalam reaksi oksidasi dan reduksi.
Bilangan oksidasi unsur bebas (berbentuk atom, atau molekul unsur) adalah
0 (nol).
Unsur bebas berbentuk atom.'
=0
Ca
=0
Cu
=0
Na
=0
Fe
=0
Al
=0
Ne
=0
H2
=0
O2
=0
Cl2
=0
P4
=0
S8
=0
2.
Unsur logam golongan 1 (sistem lama gol. IA) (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), bilangan
oksidasinya +1.
= +1
Unsur logam golongan 2 (sistem lama gol. IIA) (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra),
bilangan oksidasinya +2.
+2
Ag = +1
Cu = +1 dan +2
Hg = +1 dan +2
Au = +1 dan +3
Fe = +2 dan +3
3.
Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1
atom) sama dengan muatan ionnya.'
Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Ca2+, Al3+, Cl-, dan 02- berturut-turut
+1,+2, +3, -1 dan -2.
Bilangan oksidasi ion poliatom NH4+, SO42-, PO43- berturut-turut +1,-2, dan
-3.
4.
Bilangan oksidasi unsur golongan VIA (O, S, Se, Te, Po) pada senyawa
biner adalah -2, dan unsur golongan VIIA (F, Cl, Br, I, At) pada senyawa biner
adalah -1.'
Bilangan oksidasi unsur Cl pada NaCl, KCl, MgCl2, dan FeCl3 adalah -1.
5.
Alasan: dalam senyawa hidrida, hidrogen ada dalam bentuk ion hidrida, H-.
Biloks dari ion seperti hidrida adalah sama dengan muatan ion, dalam hal ini
adalah -1.'
Bilangan oksidasi unsur H pada H2O, HCl, H2S, dan NH3 adalah +1.
Bilangan oksidasi unsur H pada NaH, CaH2, dan AlH3 adalah -1.
6.
1.
2.
Pada senyawa peroksida, seperti H2O2, Na2O2 dan BaO2 , bilangan
oksidasinya adalah -1.
3.
Pada senyawa superoksida, seperti KO2 dan NaO2, bilangan
oksidasinya adalah - . '
Bilangan oksidasi unsur O pada H2O, KOH, H2SO4 dan Na3PO4 adalah -2.
7.
'
https://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan_oksidasi
Elektronegativitas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Elektronegativitas atau keelektronegatifan (Simbol: ) adalah sebuah sifat
kimia yang menjelaskan kemampuan sebuah atom (atau lebih jarangnya
sebuah gugus fungsi) untuk menarik elektron (atau rapatan elektron) menuju
dirinya sendiri pada ikatan kovalen.[1] Konsep elektronegativitas pertama kali
diperkenalkan oleh Linus Pauling pada tahun 1932 sebagai bagian dari
perkembangan teori ikatan valensi[2]. Elektronegativitas tidak bisa dihitung
secara langsung, melainkan harus dikalkulasi dari sifat-sifat atom dan
molekul lainnya. Beberapa metode kalkulasi telah diajukan. Walaupun pada
setiap metode terdapat perbedaan yang kecil dalam nilai numeris
elektronegativitasnya, semua metode memiliki tren periode yang sama di
antara unsur-unsur. Elektronegativitas merupakan salah satu sifat periodisitas
unsur, selain afinitas elektron, jari-jari atom, dan energi ionisasi.
bervariasi.
2,20
He
Li
0,98
Be
1,57
2,04
2,55
3,04
3,44
3,98
Ne
Na
0,93
Mg
1,31
Al
1,61
Si
1,90
2,19
2,58
Cl
3,16
Ar
2
13
3
14
4
15
5
16
6
17
7
18
0,82
Ca
1,00
Sc
1,36
Ti
1,54
1,63
Cr
1,66
Mn
1,55
Fe
1,83
Co
1,88
Ni
1,91
Cu
1,90
Zn
1,65
Ga
1,81
Ge
2,01
As
2,18
Se
2,55
Br
2,96
Kr
3,00
5
Rb
0,82
Sr
0,95
1,22
Zr
1,33
Nb
1,6
Mo
2,16
Tc
1,9
Ru
2,2
Rh
2,28
Pd
2,20
Ag
1,93
Cd
1,69
In
1,78
Sn
1,96
Sb
2,05
Te
2,1
2,66
Xe
2,60
6
Cs
0,79
Ba
0,89
*
Hf
1,3
Ta
1,5
2,36
Re
1,9
Os
2,2
Ir
2,20
Pt
2,28
Au
2,54
Hg
2,00
Tl
1,62
Pb
2,33
Bi
2,02
Po
2,0
At
2,2
Rn
2,2
7
Fr
0,7
Ra
0,9
**
Rf
Db
Sg
Bh
Hs
Mt
Ds
Rg
Uub
Uut
Uuq
Uup
Uuh
Uus
Uuo
Lantanida
La
1,1
Ce
1,12
Pr
1,13
Nd
1,14
Pm
1,13
Sm
1,17
Eu
1,2
Gd
1,2
Tb
1,1
Dy
1,22
Ho
1,23
Er
1,24
Tm
1,25
Yb
1,1
Lu
1,27
Aktinida
Ac
1,1
Th
1,3
Pa
1,5
1,38
Np
1,36
Pu
1,28
Am
1,13
Cm
1,28
Bk
1,3
Cf
1,3
Es
1,3
Fm
1,3
Md
**
1,3
No
1,3
Lr
1,291
Tabel periodik elektronegativitas unsur-unsur menggunakan skala Pauling
Lihat pula tabel periodik
Metode kalkulasi[sunting | sunting sumber]
Elektronegativitas Pauling[sunting | sunting sumber]
Pauling pertama kali mengajukan[2] konsep elektronegativitas pada tahun
1932 sebagai penjelasan dari fenomena lebih kuatnya ikatan kovalen antar
dua atom berbeda (AB) dari yang diperkirakan dengan mengambil kekuatan
rata-rata ikatan AA dan BB. Menurut teori ikatan valensi, "stabilisasi
tambahan" dari ikatan heteronuklir ini disebabkan oleh kontribusi bentuk
kanonis ion kepada ikatan.
\chi_{\rm A} - \chi_{\rm B} = ({\rm eV})^{-1/2} \sqrt{E_{\rm d}({\rm AB}) [E_{\rm d}({\rm AA}) + E_{\rm d}({\rm BB})]/2}
dengan Energi disosiasi (Ed) ikatan AB, AA dan BB diekspresikan dalam
elektronvolt. Faktor (eV) disisipkan untuk menghasilkan nilai yang tidak
berdimensi. Dengan metode ini, perbedaan elektronegativitas antara
hidrogen dan bromin adalah 0,73 (energi disosiasi: HBr 3,79 eV; HH 4,52
eV; BrBr 2,00 eV)
Dalam skala ini, Neon memiliki elektronegativitas yang paling besar, diikuti
oleh fluorin dan helium.
Variasi gesaran isomer (sumbu y dalam mm/s) dari anion [SnX6]2 diukur
menggunakan 119Sn Spektroskopi Mssbauer terhadap jumlah
elektronegativitas Pauling dari substituen halida (sumbu x).
Metode yang bervariasi dalam perhitungan elektronegativitas namun
semuanya memberikan hasil yang berkorelasi dengan baik mengindikasikan
bahwa beberapa sifat-sifat kimia kemungkinan besar dipengaruhi oleh
elektronegativitas. Aplikasi paling besar dari elektronegativitas ada pada
polaritas ikatan yang diperkenalkan oleh Pauling. Secara umum, semakin
besar perbedaan elektronegativitas antara dua atom, semakin polar ikatan
yang akan terbentuk dengan atom yang memiliki elektronegativitas lebih
Asam Rumus
Keadaam
oksidasi
klorin pKa
Asam hipoklorit
HClO +1
+2,0
1,0
Asam perklorat
HClO4+7
+7,5
10
Efek lainnya juga terlihat jelas pada tetapan disosiasi asam asam okso klorin.
Semakin tinggi keadaan oksidasi atom sentral klorin, semakin banyak
https://id.wikipedia.org/wiki/Elektronegativitas
Energi ionisasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
First Ionization Energy.svg
Energi ionisasi (IE) adalah energi yang diperlukan untuk mengeluarkan
elektron dari tiap mol spesies dalam keadaan gas. Energi untuk
mengeluarkan satu elektron pertama (dari atom netralnya) disebut sebagai
energi ionisasi pertama dan untuk mengeluarkan satu elektron ke dua
disebut energi ionisasi kedua, dan begitu seterusnya untuk pengeluaran satu
elektron berikutnya. Mudah dipahami bahwa mengeluarkan satu elektron
pertama dari atom netralnya akan lebih mudah daripada mengeluarkan satu
elektron kedua dan seterusnya dari kation yang bersangkutan karena
pengaruh muatan inti menjadi semakin lebih efektif terhadap elektron yang
semakin berkurang jumlahnya.
perlahan, praktis tidak ada arus listrik sampai dengan harga voltase tertentu
pada saat sebuah elektron dilepas oleh spesies yang bersangkutan. Harga
voltase pada saat mulai terjadinya arus listrik inilah yang didefinisikan
sebagai energi ionisasi; oleh karena itu, energi ionisasi biasanya dinyatakan
dalam satuan SI, elektron volt, eV (1 eV = 1,60 1019 J = 96,485 kJ.mol1,
dan sering pula disebut sebagai potensial ionisasi.