Anda di halaman 1dari 37

Kelompok 3

Dian Candra Pribadi


Gatot Sayogya
Dimas kurniawan

LINE CODING

Unipolar Line
Coding
Unipolar adalah kode garis yang memilikivtegangan positif
berupa 1 dan negatif berupa 0. Ini adalah kode garis
sederhana, langsung pengkodean bitstream, dan analog
dengan on-off keying dalam modulasi.
Kekurangannya adalah bahwa itu tidak self-clocking dan
memiliki komponen DC yang signifikan, yang dapat dibagi
dua dengan menggunakan kembali-ke-nol, di mana sinyal
kembali ke nol di tengah periode bit. Dengan siklus 50%
setiap pulsa persegi panjang hanya pada tegangan positif
untuk setengah periode bit. Ini sangat ideal jika salah satu
simbol yang dikirim jauh lebih sering daripada pertimbangan
lainnya dan kekuasaan yang diperlukan, dan juga membuat
sinyal diri clocking.

NRZ (Non-Return-to-Zero)

Secara tradisional, skema unipolar dirancang sebagai nonkembali ke nol (NRZ) , di mana tegangan positif
mendefinisikan bit 1 dan tegangan negatif mendefinisikan
bit 0. Hal ini disebut NRZ karena sinyal tidak kembali ke nol
pada tengah bit. Dibandingkan dengan kutub NRZ, skema
ini berlaku bias DC ke garis dan tidak perlu membuangbuang tenaga - Kekuatan dinormalisasi (daya yang
diperlukan untuk mengirim 1 bit per unit resistance line)
adalah dua kali lipat untuk kutub NRZ. Untuk alasan ini,
pengkodean unipolar biasanya tidak digunakan dalam data

Polar
Jenis pengkodean polar menggunakan 2 (dua) buah level
tegangan yaitu V dan +V (tegangan positif dan negatif) untuk
menyatakan data biner dengan nilai 0 dan 1. Bagan klasifikasi
pengkodean saluran jenis polar digambarkan sebagai berikut ini.

Polar
NRZ-L
NRZ-L menggunakan level +V digunakan untuk
menyatakan data biner 0, sedangkan level tegangan V
digunakan untuk menyatakan data biner 1.

Polar
NRZ-I
Pada NRZ-I tegangan dari sinyal akan berubah (Berinversi)
bila bit berikutnya adalah 1. Sedangkan apabila nilai bit
berikutnya adalah 0, maka tidak ada perubahan sinyal.

Polar
Pada NRZ- L dan NRZ-I terlihat bahwa 1 bit elemen data
direpresentasikan
oleh 1 elemen sinyal waveform , sehingga m=1. Dengan
demikian kecepatan
sinyal rata-rata dari modulasi digital NRZ-L dan NRZ-I adalah
S=R/2baud.

Polar

RZ

Pengkodean RZ menggunakan tiga level tegangan


positif,negatif dan nol.
Pengkodean RZ selalu mengembalikan sinyal ke tegangan 0
saat sinyal telah
Mencapai setengah dari durasi sinyal.

Polar
karena RZ menggunakan 2 sinyal elemen untuk
merepresentasikan sebuah
elemen data, hal ini berakibat pada kenaikan bandwidth
sebanyak dua kali
lipat dibandingkan dengan bandwidth yang digunakan oleh
NRZ. Perhatikan
bahwa nilai m=1/2 dan kecepatan sinyal rata -rata adalah
S= R baud.

Polar Biphase
manchester

Pengkodean Manchester menggunakan tiga level tegangan


(+,-,0). Level
tegangan akan berubah saat setengah dari durasi sinyal
terlampaui. Sinyal
yang merepresentasi bit 0 berubah dari tegangan positif (+V)
menjadi
tegangan negatif (-V), sedangkan bit 1 direpresentasikan
dengan perubahan
sinyal dari tegangan negatif (-V) menjadi tegangan positif
(+V).

Polar Biphase
differential manchester

Pada pengkodean differential manchester selain terdapat


perubahan
sinyal pada setengah dari durasi sinyal terlampaui, juga
terdapat inversi sinyal
pada saat bit berikut adalah bit 0. Apabila bit berikut adalah
bit 1, maka tidak
ada inversi sinyal.

Polar Biphase
karena manchester menggunakan dan differential manchester
2 sinyal
elemen untuk merepresentasikan sebuah elemen data, hal ini
berakibat pada
kenaikan bandwidth. Perhatikan bahwa nilai m=1/2 dan
kecepatan
sinyal rata -rata adalah S= R baud.

Encoding bipolar
Encoding bipolar menggunakan tiga tingkat

tegangan: positif, negatif dan netral (nol). Nol


digunakan untuk mewakili biner 0 dan 1 biner
diwakili oleh tegangan bolak positif dan negatif.
Jenis umum dari encoding bipolar adalah alternatif

Mark Inversion (AMI). AMI adalah sistem pengkodean


bipolar dimana netral (nol) tegangan mewakili biner
0 dan bolak tegangan positif dan negatif mewakili
biner 1. Dengan baris ini encoding adalah tegangan
bolak yang menentukan yang biner.

AMI (alternate mark inversion) adalah contoh lain dari kode garis
bipolar. Setiap tanda berturut terbalik dan tingkat rata-rata atau DC
dari garis adalah untuk itu nol.

AMI biasanya diimplementasikan sebagai RZ

pulsa, tapi NRZ dan NRZ-I varian ada juga.


Salah satu kelemahan dari pendekatan ini

adalah bahwa string panjang nol menyebabkan


penerima kehilangan kunci. Hal ini untuk itu
diperlukan untuk memaksakan aturan lain pada
sinyal untuk mencegah hal ini. Misalnya,
menggabungkan NRZ-M dengan AMI
menghasilkan MLT-3, garis coding sistem yang
digunakan dengan 100-basa T Ethernet.

Encoding bipolar
Encoding bipolar menggunakan tiga tingkat

tegangan: positif, negatif dan netral (nol). Nol


digunakan untuk mewakili biner 0 dan 1 biner
diwakili oleh tegangan bolak positif dan negatif.
Jenis umum dari encoding bipolar adalah alternatif

Mark Inversion (AMI). AMI adalah sistem pengkodean


bipolar dimana netral (nol) tegangan mewakili biner
0 dan bolak tegangan positif dan negatif mewakili
biner 1. Dengan baris ini encoding adalah tegangan
bolak yang menentukan yang biner.

Pseudoternary Signal Encoding


Sebuah pengkodean biner multilevel yang

melengkapi encoding bipolar-AMI: biner 1


diwakili oleh kurangnya pulsa, dan biner 0
diwakili oleh positif atau pulsa negatif. Biner 0
pulsa harus bergantian dalam polaritas.

Multilevel
two binary, one quaternary (2B1Q)
2B1Q berarti setiap 2 bit data dikodekan ke

dalam 1 elemen sinyal yang memiliki 4 level


tegangan.

Eight binary, six quaternary (8B6Q)


pengkodean ini melakukan konversi dari 8 bit

bilangan biner data menjadi 6 pola sinyal


dengan tiga (ternary) level tegangan (positif,
negatif dan nol).

4D-PAM5
Pengkodean ini menggunakan 5 level sinyal

yang ditransmisikan melalui 4 buah kabel


pada saat yang sama.
4D-PAM5 mengkodekan 8 bit elemen data
menjadi 4 level sinyal dan masing-masing
sinyal ditransmisikan melalui 4 buah kabel

Multiline
transmission:MLT-3
Multiline transmission:MLT-3
Multiline transmission, three level (MLT-3) menggunakan 3 level
tegangan
sinyal dan 3 aturan transisi untuk berpindah dari satu level tegangan ke
level
tegangan yang lain. Tiga aturan transisi tersebut dapat dirumuskan
sebagai
berikut:
a. Apabila bit berikutnya adalah 0, maka tidak ada transi si leve l sinyal.
b. Apabila bit berikutnya adalah 1 dan level sinyal saat ini tidak 0, maka
level
sinyal berikutnya adalah 0.
c. Apabila bit berikutnya adalah 1 dan level sinyal saat ini adalah 0, maka
level sinyal berikutnya adalah kebalikan dari level sinyal tidak 0 yang
terakhir.

FDM (Frequency-Division
Multiplexing)
Dalam FDM, saluran bandwidth dibagi menjadi
pita frekuensi yang lebih kecil melalui proses
modulasi (FM). Setiap band atau sub-channel
kemudian dialokasikan untuk masing-masing
frekuensi. Agar tidak terjadi interferensi dan
sinyal tidak tumpang tindih satu sama lain,
setiap channel dipisahkan oleh band pemisah
(guard band).Contoh aplikasinya adalah
pemilihan saluran atau channel pada siaran
radio dan TV.

Kelebihan :

FDM tidak sensitif terhadap perambatan /perkembangan


keterlambatan. Teknik persamaan saluran (channel
equalization) yang diperlukan untuk sistem FDM tidak
sekompleks seperti yang digunakan pada sistem TDM.
Kekurangan :
Adanya kebutuhan untuk memfilter bandpass, yang
harganya relatif mahal dan rumit untuk dibangun
(penggunaan filter tersebut biasanya digunakan dalam
transmitter dan receiver)
Penguat tenaga (power amplifier) di transmitter yang
digunakan memiliki karakteristik nonlinear (penguat
linear lebih komplek untuk dibuat), dan amplifikasi
nonlinear mengarah kepada pembuatan komponen
spektral out-of-band yang dapat mengganggu saluran
FDM yang lain.

TDM (Time Division


Multiplexing)
TDM adalah suatu proses multiplexing pada
sinyal digital yang memungkinkan beberapa
saluran untuk berbagi bandwidth kecepatan
tinggi dalam satu jalur komunikasi dengan cara
meng-alokasikan waktu (time slot) yang
berbeda-beda untuk setiap sinyal digital.
Kemudian sampling dilakukan pada sinyal asal
(input signal) sebanyak 8.000 kali/detik. Hanya
satu sampel dari sinyal tertentu yang menempati
jalur komunikasi pada waktu tertentu. Metode ini
dipakai dalam sistem komunikasi seluler GSM.

Kelebihan :

Kelebihanya adalah karena teknik ini tidak


memerlukan guardband jadi bandwidth dapat
digunakan sepenuhnya dan perlaksanaan
teknik ini tidak sekompleks teknik FDM.
Kekurangan :
Kerkurangannya adalahJika ada channel
yang tidak ada data untuk dihantar, TDM
tetap menggunakan waktu untuk channel
yang ada (tidak ada data yang dihantar), ini
merugikan penggunaan kabel secara
maksimun.

Code Division Multiplexing (CDM)


Code Division Multiplexing (CDM) dirancang untuk menanggulangi
kelemahankelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya,
yakni TDM dan FDM.. Contoh aplikasinya pada saat ini adalah jaringan
komunikasi seluler CDMA (Flexi) Prinsip kerja dari CDM adalah sebagai
berikut :
Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang
64 bit) yang disebut chip spreading code.
Untuk pengiriman bit 1, digunakan representasi kode (chip spreading code)
tersebut.
Sedangkan untuk pengiriman bit 0, yang digunakan adalah inverse dari
kode tersebut.

Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh


sejumlah pengguna akan ditransmisikan dalam bentuk hasil
penjumlahan (sum) dari kode-kode tersebut.
Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode
tersebut akan dikalikan dengan kode unik dari si pengirim
(chip spreading code) untuk diinterpretasikan.
selanjutnya :
- jika jumlah hasil perkalian mendekati nilai +64 berarti
bit 1,
- jika jumlahnya mendekati 64 dinyatakan sebagai bit 0.

FDMA
FDMA adalah proses membagi satu saluran atau bandwidth
menjadi
beberapa band individu, masing-masing untuk digunakan oleh
satu pengguna.
Setiap band individu atau saluran cukup luas untuk
menampung spektrum
sinyal transmisi yang akan disebarkan.

FDMA
Contoh

sebuah tv kabel,menggunakan kabel coaxial


untuk menyiarkan ratusan channel
video/audio. Kabel coax memiliki bandwidth
dari sekitar 4 MHz sampai 1 GHz .Selanjutnya
bandwidth ini di bagi 6 MHz / channel.
Jadi,satu TV station atau channel memiliki
lebar bandwidth 6 MHz.

TDMA
TDMA adalah teknik digital yang membagi satu
saluran atau band dalam slot waktu. Setiap slot
waktu digunakan untuk mengirimkan satu byte
atau segmen digital lain

TDMA
Contoh
Sebuah operator GSM dengan bandwidth
44MHz,menggunakan frekuensi 200 KHz dan kemudian
menggunakan teknik pembagian waktu untuk
menempatkan delapan panggilan suara menjadi satu
saluran, Frame ditransmisikan pada tingkat 270 kbit / s
menggunakan standar GMSK

Gambar Pada Satu Saluran

CDMA
CDMA secara sederhana adalah sejumlah user menggunakan
resource
band RF yang sama namun setiap user dibedakan dengan
menggunakan
kode-kode orthogonal. Hal ini menyebabkan CDMA lebih tahan
terhadap interferensi dan noise. Untuk menandai user yang memakai
spektrum frekuensi yang sama, CDMA menggunakan kode yang
unik
yaitu PRCS(Pseudo Random Code Sequence). Pada penerapan
CDMA dalam sistim komunikasi bergerak juga terjadi berbagai
masalah, antara lain efek near-far dan multipath fading. Berikut
adalah blok diagram system CDMA

Anda mungkin juga menyukai