Anda di halaman 1dari 12

CASE REPORT

BATU SALURAN KEMIH


Perseptor :
Ricky Adriansjah, dr., Sp. U(K)

Disusun Oleh :
Debbi Yuniserani

1301-1214-0703

Karina Putri K

1301-1214-0544

SMF / BAGIAN BEDAH UROLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN
BANDUNG
2015

STATUS PASIEN
Keterangan Umum
Nama

: Tn. D

Umur

: 60 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Bandung

Pekerjaan

: Buruh

Agama

: Islam

Tanggal Pemeriksaan : 28 Desember 2015


Anamnesis
Keluhan Utama
Anamnesis Khusus

: nyeri pinggang kanan


:

Sejak 2 bulan SMRS, pasien mengeluh nyeri di daerah pinggang bagian kanan. Nyeri
dirasakan hilang timbul dan menjalar ke paha, dan perut bagian atas. Nyeri dirasakan makin
berat terutama saat beraktifitas sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan kencing
mengeluarkan batu (-). Keluhan kencing disertai pasir (+) sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan
kencing berwarna merah (-). Keluhan harus mengedan ketika memulai BAK (-), pancaran air
kencing lemah (-), kencing terputus-putus (-), merasa kencing tidak puas (-), menetes setelah
BAK, Frekuensi buang air kencing sering (-), terbangun > 2 kali untuk kencing di malam
hari, tidak dapat menahan untuk BAK (-). Keluhan disertai demam (-), mual dan muntah (-).
Riwayat trauma yang mencederai abdomen disangkal, riwayat pernah terkena batu
saluran kemih disangkal, Riwayat penyakit serupa di keluarga (-),Riwayat sering
mengkonsumsi pucuk sayuran, kacang-kacangan dan nyeri nyeri pada sendi (+). Pasien
mengaku jarang minum air putih. Riwayat penyakit kencing manis (-). Riwayat hipertensi (-).
Karena keluhannya tersebut, pasien lalu berobat ke DKM Pasar Kaliki, dan dirujuk ke
RSHS.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran

: Kompos mentis

Status gizi

: gizi lebih

Tanda Vital

:TD 110/70mmHg
Respirasi 18x/menit
Nadi 80x/menit
Suhu 36,7C

Status Generalis
Kepala

: Konjungtiva tidak anemis


Sklera tidak ikterik

Leher

: Pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat

Thorax : Bentuk dan gerak simetris


VBS kiri=kanan, ronkhi -/-, wheezing -/Cor : Bunyi jantung murni reguler, murmur (-)
Abdomen

: Datar, lembut, NT(-), NL (-), PS/PP -/-, Bising Usus (+) normal
Hepar dan lien tidak teraba

Ekstremitas

: Edema -/-

Status Urologis
a/r flank dekstra dan sinistra : perabaan ginjal -/-, nyeri tekan -/+, nyeri ketok CVA +/Supra pubis : blass kesan kosong, nyeri tekan (-)
Genitalia Eksterna : Meatal stenosis (-)

Resume
Sejak 2 bulan SMRS, pasien mengeluhkan nyeri di daerah pinggang kanan. Nyeri
dirasakan hilang timbul dan menjalar ke paha, dan perut bagian atas. Nyeri dirasakan makin
berat terutama saat beraktifitas sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. BAK lancar, tandatanda LUTS tidak ditemukan. Riwayat trauma yang mencederai abdomen disangkal, riwayat
pernah terkena batu saluran kemih disangkal, Riwayat penyakit serupa di keluarga
(-),Riwayat sering mengkonsumsi pucuk sayuran, kacang-kacangan dan nyeri nyeri pada
sendi (+). Pasien mengaku jarang minum air putih. Riwayat penyakit kencing manis (-).
Riwayat hipertensi (-).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Dari pemeriksaan
status urologis didapatkan :
a/r flank dekstra dan sinistra : perabaan ginjal -/-, nyeri tekan -/-, nyeri ketok CVA +/Supra pubis : blast kesan kosong, nyeri tekan (-)
Genitalia Eksterna : Meatal stenosis (-)
Usulan Pemeriksaan
o Pemeriksaan darah : Hb, Ht, Leuko, trombo, Ureum, kreatinin, Kalsium, oksalat,
fosfat, asam urat
o urin : urin rutin, kalsium, asam urat, fosfat, oksalat
o BNO-IVP
o USG

Diagnosis Kerja
Nefrolitiasis dekstra
Penatalaksanaan :
Umum :

Informed Consent tentang penyakit yang diderita dan konseling mengenai pencegahan
terhadap penyakit tersebut agar tidak berulang :
- Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urin sebanyak 2-3
liter per hari
- Diet untuk mengurangi kadar zat-zat pembentuk batu (asam urat, protein, garam)
Khusus :
1. Medikamentosa (bila dari pemeriksaan penunjang didapatkan ukuran batu ginjal <
5mm)
2. ESWL (Bila dari pemeriksaan penunjang didapatkan ukuran batu ginjal > 5 mm dan
fungsi ginjal baik)
3. Bedah terbuka (nefrolitotomi) (Bila dari pemeriksaan penunjang didapatkan ukuran
batu ginjal > 5mm dan fungsi ginjal tidak baik)

Prognosis :
Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

BATU SALURAN KEMIH


Definisi
Batu saluran kemih adalah batu yang berada di ginjal dan salurannya yang dapat
menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih, atau infeksi. Gejala yang biasa
timbul berupa nyeri kolik, hematuria, dan kadang disertai mual dan muntah.
Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (nephrolith) maupun di dalam kandung kemih
(vesicolith). Proses pembentukan batu ini disebut urolithiasis

Epidemiologi
Satu dari 20 orang menderita batu ginjal. Pria:wanita = 3:1. Puncak kejadian di usia 3060 tahun atau 20-49 tahun. Batu struvite lebih sering ditemukan pada wanita daripada pria.
Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih berhubungan dengan gangguan aliran urin, gangguan
metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan idiopatik. Faktor risiko terbagi dua yaitu
intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor intrinsik antara lain :
1. Herediter (keturunan)
Penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.

2. Umur
Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.
3. Jenis kelamin
Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan.
Faktor ekstrinsik antara lain :
1. Geografi
Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih
tinggi sehingga dikenal sebagi daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah Bantu
di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi.
4. Diet
Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium
5. Pekerjaan
sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas atau
sedentary life.
Patogenesis
Faktor risiko:
herediter, usia 30-50 tahun, laki-laki, iklim, pekerjaan,
diet

Kristal organik/inorganik dalam


kondisi metastabil

presipitasi kristal

menarik ion-ion

Kristal bertambah besar

mengendap di saluran
kemih
Tipe batu ginjal
Ada 4 tipe batu ginjal.
1) Kalsium

Hampir 80% dari batu ginal tersusun dari kalsium, terutama kalsium oksalat.

dapat juga berupa kalsium fosfat dan mineral lain.

disebabkan oleh kadar kalsium yang tinggi dalam tubuh seperti pada
hiperparatiroid.

2) Batu asam urat

Sekitar 5-10% dari batu ginjal,

oligouria, sering mengkonsumsi makanan kaya protein hewani, alkohol, gout,


inflammatory bowel disease.

3) Batu struvite

10% to 15% batu ginjal.

disebut juga dengan batu infeksi.

disebut juga dengan batu staghorn jika ukurannya cukup besar..

4) Batu sistin (cystine)

kurang dari 1%.

dapat terjadi pada seseorang dengan kondisi yang menyebabkan terlalu banyak
cystine dalam tubuh.
Komposisi

Persentase

Radio opaque

Penampakan

Bentuk

Patogenesis

Kalsium

60

+++

Kecil, halus/

Back of

Hiperparatiroid,hiperkalsiuria,

spiky

envelope or

hipositraturia, hiperoksaluria,

kristal
oksalat
Kalsium fosfat

20

+++

Lebih besar,

dumb-bell
elongasi

hiperurikosuria
Asidosi renal tubular distal

Asam urat
Struvite

< 10
<10

+++

lebih rapuh
Besar
staghorn

Rhoboid
Coffin lid

pH urin rendah, hiperurikosuria


Infeksi oleh urease-producing

Cystine

<5

Kuning pucat,

heksagonal

microorganism
Cystinuria

besar

Manifestasi Klinis

Gejala klasik berupa nyeri pinggang, hematuria, dan kadang disertai mual dan
muntah. Jika batu turun ke ureter, dapat menimbulkan nyeri perut bawah ipsilateral. Batu
pada ueter interamural, distal menyebabkan nyeri menjalar sampai ke inguinal dan daerah
perineal.
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada pinggang. Nyeri ini
mungkin bisa merupakan nyeri kolik ataupun bukan kolik. Nyeri kolik terjadi karena aktivitas
peristaltik otot polos sistem kalises ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk
mengeluarkan batu dari saluran kemih. Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan
intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan
sensasi nyeri.
Nyeri ini disebabkan oleh karena adanya batu yang menyumbat saluran kemih, biasanya
pada pertemuan pelvis ren dengan ureter (ureteropelvic junction), dan ureter. Nyeri bersifat
tajam dan episodik di daerah pinggang (cctdcgh) yang sering menjalar ke perut, atau lipat
paha, bahkan pada batu ureter distal sering ke kemaluan. Mual dan muntah sering menyertai
keadaan ini.
Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau
infeksi pada ginjal.
Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra,
teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis, terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi
urine, dan jika disertai infeksi didapatkan demam-menggigil.
Diagnosis
Selain pemeriksaan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan
diagnosis, penyakit batu perlu ditunjang dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium dan
penunjang lain untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih, infeksi dan
gangguan faal ginjal. Secara radiologik, batu dapat radioopak atau radiolusen. Sifat radioopak
ini berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga jenis batu yang
dihadapi.
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang dapat
menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan sebab
terjadinya batu.
Pemeriksaan renogram berguna untuk menentukan faal kedua ginjal secara terpisah
pada batu ginjal bilateral atau bila kedua ureter tersumbat total. Cara ini dipakai untuk
memastikan ginjal yang masih mempunyai sisa faal yang cukup sebagai dasar untuk
melakukan tindak bedah pada ginjal yang sakit. Pemeriksaan ultrasonografi dapat untuk

melihat semua jenis batu, menentukan ruang dan lumen saluran kemih, serta dapat digunakan
untuk menentukan posisi batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertingggalnya
batu.
Diagnosis Banding
Kolik ginjal dan ureter dapat disertai dengan akibat yang lebih lanjut, misalnya distensi
usus dan pionefrosis dengan demam. Oleh karena itu, jika dicurigai terjadi kolik ureter
maupun ginjal, khususnya yang kanan, perlu dipertimbangkan kemungkinan kolik saluran
cerna, kandung empedu, atau apendisitis akut. Selain itu pada perempuan perlu juga
dipertimbangkan adneksitis.
Bila terjadi hematuria, perlu dipertimbangkan kemungkinan keganasan apalagi bila
hematuria terjadi tanpa nyeri. Selain itu, perlu juga diingat bahwa batu saluran kemih yang
bertahun-tahun dapat menyebabkan terjadinya tumor yang umumnya karsinoma epidermoid,
akibat rangsangan dan inflamasi. Pada batu ginjal dengan hidronefrosis, perlu
dipertimbangkan kemungkinan tumor ginjal mulai dari jenis ginjal polikistik hingga tumor
Grawitz.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk penegakkan diagnosis dan rencana
terapi antara lain:

Foto Polos Abdomen (BNO)


bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya batu radio opak di saluran kemih. Batu-

batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio opak dan paling sering dijumpai
diantara batu lain, sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radio lusen).

Intravenous Pyelography (IVP)


bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu IVP dapat mendeteksi

adanya batu semi-opak ataupun batu non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos
abdomen. Jika IVP belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya
penurunan fungsi ginjal, maka dapat dilakukan pemeriksaan pielografi retrograd.

Ultrasonografi
USG dikerjakan bila tidak memungkinkan IVP, yaitu pada keadaan-keadaan: alergi

terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun, dan pada wanita yang sedang hamil.
Pemeriksaan USG dapat menilai adanya batu di ginjal atau di buli-buli (yang ditunjukkan
sebagai echoic shadow), hidronefrosis, pionefrosis, atau pengkerutan ginjal.

Mikroskopik urin, untuk mencari hematuria dan Kristal


Renogram, pada batu staghorn untuk menilai fungsi ginjal
Analisis batu
Kultur urin

DPL, ureum, kreatinin, elektrolit, kalsium, fosfat, urat, protein, fosfatase alkali serum.

Penatalaksanaan
Pilihan terapi antara lain :
1. Terapi Konservatif
Sebagian besar batu ureter mempunyai diameter <5 mm. Seperti disebutkan
sebelumnya, batu ureter <5 mm bisa keluar spontan. Terapi bertujuan untuk mengurangi
nyeri, memperlancar aliran urin dengan pemberian diuretikum, berupa :
b. Minum sehingga diuresis 2 liter/ hari
c. - blocker
d. NSAID
Batas lama terapi konservatif adalah 4 minggu jika tidak disertai infeksi.
2. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
Dengan ESWL sebagian besar pasien dibius, hanya diberi obat penangkal nyeri.
ESWL merupakan alat pemecah batu ginjal dengan menggunakan gelombang kejut antara 1522 kilowatt. ESWL hanya sesuai untuk menghancurkan batu ginjal dengan ukuran kurang
dari 3 cm serta terletak di ginjal atau saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih (kecuali
yang terhalang oleh tulang panggul). Batu yang keras (misalnya kalsium oksalat monohidrat)
sulit pecah dan perlu beberapa kali tindakan. ESWL tidak boleh digunakan oleh penderita
darah tinggi, kencing manis, gangguan pembekuan darah dan fungsi ginjal, wanita hamil dan
anak-anak, serta berat badan berlebih (obesitas).

Penggunaan ESWL untuk terapi batu ureter distal pada wanita dan anak-anak juga harus
dipertimbangkan dengan serius. Sebab ada kemungkinan terjadi kerusakan pada ovarium.
3. Bedah Terbuka
Pembedahan terbuka itu antara lain adalah: pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk
mengambil batu pada saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter. Tidak jarang
pasien harus menjalani tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah
tidak berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis), korteksnya sudah sangat tipis, atau mengalami
pengkerutan akibat batu saluran kemih yang menimbulkan obstruksi atau infeksi yang
menahun.

4. Teknik Endoskopi
Pilihan teknik endoskopi untuk salauran atas yaitu ureteroskopi retrogad dan
nefroskpi perkutan. Penggunaan teknik ini tergantung dari ukuran dan lokasi batu. Contohnya
pada renal kaliks yang dipenuhi batu berukuran besar dapat menggunakan nefroskopi
perkutan sehingga dapat mengakses langsung ginjal melalui daerah flank. Scope pada
nefroskopi berukuran lebih pendek dan lebih besar dibandingkan ureteroskopi.
Pada ureteroskpi, scope dimasukkan melalui uretra, lalu bladder, dan naik ke ureter.
Setelah batu tervisualisasikan melalui endoskopi, maka untuk batu berukuran kecil dapat
diekerok dan dihilangkan menggunakan stone basket atau three-prong grasper. Pada batu
berukuran besar, biasanya dihilangkan dengan laser, ultrasound dan teknik lainnya.

Anda mungkin juga menyukai