Anda di halaman 1dari 15

KEBIJAKAN PELAYANAN KIA

By : Hj Muhajirah, S.ST

LATAR BELAKANG
Terdapat 2 Tolak Ukur suksesnya pembangunan :

IKM
(Indeks Kemiskinan Manusia)
IPM
(Indeks Pembangunan
Manusia)
Mennggambarkan kualitas SDM yang
dipengaruhi oleh tingkat ekonomi,
pendidikan dan kesehatan.

5 indikator gabungan :
1) Prosentase Penduduk dibawah
Garis Kemiskinan
2) Angka Buta Huruf Manusia Dewasa
3)Proporsi penduduk yg meninggal usia < 40
Thn
4)Proporsi penduduk tdk mempunyai akses
sarana
air bersih
5) Prosentase anak dg BB rendah dibanding
umur

Menurut UNDP
(United Nation Development Program)
tahun 2003
IPM Indonesia berada pada urutan ke 112 dari 175 negara
IKM Indonesia sebesar 17,9 menduduki rangking ke 33 dari 94
negara dg kecenderungan memburuk 5 tahun terakhir

Berdasarkan data diatas maka : proporsi penduduk miskin,


tingkat pendidikan dan status kesehatan menjadi fokus
pembangunan sosial & ekonomi yg seimbang

Tujuan MDGs (Millenium


Development Goals) pada
sektor kesehatan :
Agenda global sektor kesehatan
yang dijabarkan dalam target
yang dapat diukur dan kemajuan
pelaksanaannya dapat diukur
melalui indikator yg diverifikasi
dan dibandingkan secara
internasional

Angka Kematian Ibu


(AKI)
Merupakan salah satu indikator kesejahteraan masyarakat dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan Ibu & bayi baru lahir
berkualitas
Informasi tentang AKI sangat terbatas dan sangat bervariasi
olehkarena perbedaan metodologi perhitungannya
Data tentang AKI tak dpt diperoleh secara langsung karena
sistem registrasi vital masih belum memadai, namun demikian
AKI blm menunjukkan penurunan yang berarti dibanding
negara Asia Lainnya
Merupakan salah satu indikator kesejahteraan masyarakat dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan Ibu & bayi baru lahir
berkualitas

Angka kematian Ibu dari tahun 1985 2002


cenderung menurun dari 450 / 100.000
kelahiran hidup mnjd 307 / 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2002-2003.
Upaya mencapai target MDGs 2015 dg AKI
sebesar 118/100.000 kelahiran hidup
merupakan tantangan cukup besar. Dg AKI
sebesar 307/100.000 kelahiran hidupberarti :
1.Setiap tahun ada 18.300 kematian Ibu
2.Setiap bulan ada 1.500 kematian Ibu
3.Setiap minggu ada 352 kematian Ibu
4.Setiap hari ada 50 kematian Ibu
5.Setiap jam ada 2 kematian Ibu

Faktor
yang mempengaruhi kematian
maternal a.l :
Kondisi Geografis, penyebaran penduduk,
kondisi sosial ekonomi, budaya , status sosial
wanita dan tingkat pendidikan masyarakat pd
umumnya
Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) bhw
kematian maternal tjd pd Ibu dg karakteristik
pendidikan SLTP, kemampuan membayarnbiaya
pelayanan persalinan rendah, terlambat
memeriksa kehamilannya serta persalinan di
rumah.

Penyebab kematian ibu (SKRT 2001) secara medis adalah :


1.Perdarahan (28%)
2.Ekslampsi atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat
kehamilan (25%)
3.Infeksi (11%)
4.Komplikasi Aborsi (5%)

Kondisi kesehatan neonatus dan bayi di INA juga masih


memprihatinkan. Menurut SDKI 2002/2003, angka kematian
balita sebesar :46/1000 kelahiran hidup, Angka kematian bayi
35/1000 kelahiran hidup dan angka kematian Neonatal 20/1000
kelahiran hidup berarti :
1.Setiap tahun 89.770 kematian neonatal
2.Setiap hari 246 kematian neonatal
3.Setiap 10 kematian neonatal

Penyebab tingginya AKI dan AKB dari sisi pelayanan

kesehatan di INA adalah


1) Rendahnya akses masyarakat mndapatkan
pelayanan Kesehatan (tdk ada bidan desa, bidan
tdk ada saat diperlukan, pelayanan emergensi
tak dapat diperoleh)
2) Belum memadainya kualitas & efektivitas
pelayanan kesehatan
3) Belum mantapx sistem rujukan maternal dan
neonatal

KEBIJAKAN
Target MDGs sejalan dg sasaran Dep.Kes dlm RPJMN
2009 yaitu :
1. Umur harapan hidup meningkat dari 66,2 tahun menjadi 70,6
tahun
2. Angka kematian bayi menurun dari 35/1000 kelahiran hidup
menjadi 26/1000 kelahiran hidup
3. Angka kematian ibu dari 307/100000 kelahiran hidup menjadi
226/100000 kelahiran hidu[
4. Prevalensi Gizi kurang pada balita menurun dari 25,8%
menjadi 20%, maka DepKes RI membuat sebuah kebijakan
untuk mendekatkan pelayanan kesehatan ibu, bayi baru lahir
yang berkualitas kpd masyrakat.

Adapun fokus DEPKES dalam jangka Menengah 2005-2009 adl


menurunkan AKI menjadi 226/100.000 kelahiran hidup melalui Strategi
Pregnancy Safer (MPS), dimana terdapat 3 pesan kunci yaitu :
a.Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil
b.Setiap komplikasi obstetri & neonatal ditangani secara cepat
adekuat
c.Setiap wanita usia subur mempunyai akses thdp pencegahan
kehamilan yg tdk diinginkan & penanggulangan komplikasi keguguran

Dalam pelaksanaannya, MPS dilaksanakan melalui 4 Strategi yaitu :


a.Meningkatkan akses & kualitas pelayanan kesehatan Ibu & anak
ditingkat dasar & rujukan
b.Membangun kemitraan yang efektif
c.Mendorong pemberdayakan perempuan, keluarga dan masyarakat
d.Meningkatkan sistemsurvelens, monitoring & informasikesehatan
Ibu & bayi serta pembiayaan kesehatan

Program Pokok MPS (Making Pregnancy Safer)


adalah :
1. Peningkatan cakupan/kualitas pelayanan kesehatan ibu & bayi baru
lahir
2. Peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat
3. Peningkatan kapasitas manajemen pengelola program

Strategi MPS diperkuat dengan seruan pembinaan


pembangunan kesehatan yg dibuat pd bulan November 2005
berisi :

a. Adanya dukungan politis secara nasional dalam upaya penurunan AKI dan AKB
b. Semua Desa memiliki tenaga bidan yg berkualitas yg ditunjang dengan
dukungan operasional yang memadai
c. Semua desa memiliki Pondok Bersalin Desa atau Poliklinik Desa yang dilengkapi
dg sarana & biaya Operasional yg memadai
d. Semua Puskesmas telah memiliki tenaga dokter, didukung tenaga
keperawatan/bidan & non medis lainnya sesuai standar,sarana & biaya
operasional yang memadai.
e. Semua kab/kota mempunyai min 4 buah puskesmas mampu melakukan
pelayanan Obstetri & Neonatal Emergency Dasar (PONED)
f. Semua RS di Kab/kota mampu melaksanakan pelayanan Obstetri & Neonatal
Emergency Komprehensif (PONEK)
g. Kemauan, kemampuan & kesadaran penduduk dalam upaya kesehatan ibu dan
anak dapat diwujudkan

Anda mungkin juga menyukai