TERAPI INSULIN
Oleh :
Agung Jossutiarko (P27220011 158)
Agus Triwahyudi (P27220011 160)
Bayu Muhammad Ikhrom (P27220011 165)
Eko Yulianto (P27220011 170)
: Terapi Insulin
Sasaran
Tempat
: RSUD Sukoharjo
Hari/tanggal
: 23 Desember 2014
Alokasi waktu
: 35 menit
Metode
Pertemuan ke
: 1 (Pertama)
Pengajar
: D4 DM Edukator
A. Tujuan lnstruksional
a. Umum
:
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, klien & pendamping mengerti dan
memahami tentang terapi insulin, baik terkait alat, area, cara penyuntikan, dan hal-hal
yang perlu diperhatikan.
b. Khusus
1.
Klien dan Pendamping memahami tentang anatomi kulit ( dapat menyebutkan letak
2.
penyuntikan insulin )
Klien dan Pendamping mengerti tentang jenis pen insulin ( dapat menyebutkan
3.
4.
5.
insulin pen )
Klien dan Pendamping mengerti tentang hal-hal yang perlu diperhatikan ( dapat
menjelaskan kembali cara penyimpanan insulin belum dan sedang digunakan dan
menyebutkan masa penggunaan belum dan sedang/sudah dibuka )
2.
3.
4.
5.
Waktu
Kegiatan perawat
Kegiatan perserta
Metode
Kegiatan
Pembukaan
Media &
alat
(5 menit)
1.Salam pembukaan
1. Menjawabsalam
2.Memperkenalkandiri
2.Mendengarkan
3.Menjelaskanmaksud
keterangan
dantujuan
Penyaji
Ceramah
4. Membagikan leaflet
Penyajian
(10 menit)
1.Menyampaikan
materi
mendengarkan
Leaflet,
Diskusi
keterangan penyaji
Simulasi
(10 menit)
1.Mempraktikkan cara
Praktik dan
Praktik
Spuit, Vial
penyuntikkan insulin
simulasi pemberian
Insulin, pen
mandiri
insulin
Insulin,
2.Mempraktikkan cara
Alkohol
penyimpanan insulin
Swab,
Tempat
sampah
Penutup
(10 menit)
1.Melakukan Tanya
Mendengarkan dan
Ceramah,
jawab
bertanya
diskusi,
2.Menutup pertemuan
serta menjawab
Tanya
3.Menyampaikan
pertanyaan
Jawab
kesimpulan
medis
Leaflet
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses :
a. Perserta mengikuti kegiatan pengajaran dengan baik
b. Perserta terlibat aktif dalam pembelajaran
c. Perserta aktif dalam diskusi tanya jawab
2. Evaluasi hasil
Terapi Insulin
I.
Anatomi kulit
Kulit manusia mempunyai ketebalan yang bervariasi, mulai dari 0,5
mm sampai 5 mm, dengan luas permukaan sekitar 2 m2 dan berat sekitar 4 kg. Kulit
dalam bahasa latin disebut cutis dan dibagian bawahnya terdapat lapisan bernama
subcutis. Jika kulit dicubit dan diangkat, kulit itu terasa longgar terhadap lapisan
subcutisdi bawahnya. Lapisan subcutis ini sering menjadi tempat untuk suntikan obat
tertentu, termasuk insulin. Secara garis besar, lapisan pada kulit dapat dibagi menjadi
2 yaitu kulit bagian luar (epidermis) dan kulit bagian dalam (dermis), penjelasannya
yaitu sebagai berikut :
a. Epidermis (kulit bagian luar)
Lapisan paling luar pada epidermis dibentuk oleh zat tanduk (keratin) pada
lapisan cornium yang dibentuk oleh sel kulit yang sudah tua. Pada orang
tertentu bagian kulit ini memebri gambaran seperti sisik tipis. Lapisan ini akan
terlepas pada saat digosok waktu mandi dan lapisan di bawahnya akan mengisi
lapisan yang lepas. Lapisan paling dalam dari epidermis dinamakan lapisan
basal atau stratum germinativum. Disini ditemukan sel-sel yang membelah diri
dan membentuk dan memebentuk sel kulit baru yang selanjutnya bergeser ke
lapisan lebih atas sehingga suatu saat menjadi lapisan cornium. Pada lapisan
ini pula terdapat pigmen melanin yang memeberikan warna pada kulit. Untuk
mencapai lapisan paling atas, sel-sel ini membutuhkan waktu sekitar 5-6
minggu. Dengan demikian, setiap 4-5 minggu manusia sebenarnya mengalami
pergantian kulit.
b. Dermis (kulit bagian dalam)
Pada lapisan dermis dibawah lapisan basal terdapat ujung saraf peraba, dan
pembuluh darah kapiler. Disini juga dapat ditemukan kelenjar keringat dan
kelenjar minyak kulit. Pada lapisan subcutis dapat ditemkan banyak pembuluh
darah, saraf, dan folikel atau akar rambut beserta m.erector pilli. Pada orang
gemuk, dilapisan ini juga dapat ditemukan banyak jaringan lemak.
Pengukuran kegemukan seseorang dapat dilakukan dengan memanfaatkan
pengukuran tebal lapisan ini disekitar tulang belikat dan bagian belakang
lengan atas. Pada wanita hamil, bagian ini juga sering menampung cairan.
( Wibowo, Daniel S. 2005)
2. Insulin pen
3. Automatic injectors
Automatic injector bekerja dengan menekan tombol pelepas (keluarnya) jarum
secara otomatis yang memeberikan suntikan dengan sedikit partisipasi pasien.
Orang-orang yang menggunakan injector dikarenakan mereka tidak bisa
belajar untuk melakukan suntikan terhadap dirinya sendiri. Sebagian besar,
namun tidak semua, orang memiliki ketakutan atau penyesuaian emosi lainnya
pada diabetisi dalam melakukan suntikan pada dirinya sendiri samapai mereka
nyaman melakukan penyuntikan terhadap dirinya sendiri. Injector otomatis ini
dianjurkan digunakan pada penderita diabetes yang juga mengidap cacat fisik,
seperti serebral palsy.
kejadian
diabetisketoacidosis
(DKA)
dikarenakan
kurangnya
pengiriman insulin yang sering dikaitkan dengan kinking dari tabung. Bahkan
dengan nilai HbA1c normal, ditemukan pemblokiran kemampuan insulin
untuk mencapai pasien yang diperlukan rata-rata 6 jam sampai DKA
diidentifikasi. Pompa insulin memberikan tingkat potensi variabel insulin
basal selama periode 24-jam. Salah satu insulin rapid-acting atau insulin
secara teratur dapat diberikan terus-menerus melalui jarum subcutan. Insulin
bolus kemudian diberikan dengan makanan dan makanan ringan yang
diperlukan. Pompa insulin model yang lebih baru mengandung augmentasi
sensor glukosa, yang memungkinkan pasien dan penyedia untuk menetapkan
faktor koreksi terprogram seperti insulin-karbohidrat atau ratio insulinexchange dan parameter sensitivitas insulin lain. Berikut jenis insulin pump
yang dapat digunakan, yaitu :
IV.
sehinggga
dimana
pada
terjadi
peristiwa
metabolisme
lemak
glukoneogenesis
selain
akan
memicu
terjadinya
keadaan
ketoasidosis
(keadaan
Reaksi Hipoglikemik
[ syok insulin ]
Ketoasidosis diabetik
[ reaksi hiperglikemik ]
Daftar Pustaka
Donna.I. 1996. Medical Surgical Nursing. Philadelphia : Mosby Year Book.
Greenspan dan Baxter.2000. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Jakarta : EGC.
Guthrie, Diana W. dan Richard A. Guthrie. 2009. A Guide To The Pattern Approach:
Management of Diabetes Mellitus For Nurses and Health Care Professionals Sixth
Edition. New York: Springer
Kee and Hayes.1996. Farmakologi, Pendekatam Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperwatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin.
Jakarta : EGC
Sutejo, A. Y. 2010. 5 Strategi Penderita Diabetes Mellitus Berusia Panjang. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius
Tandra, Hans. 2007. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes: Panduan
Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes Dengan Cepat dan Mudah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Wibowo, Daniel S. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo