Pola-pola sirkuler pada latar radiasi keseluruhan alam semesta mengindikasikan bahwa
Ledakan Dahsyat (Big Bang) hanya merupakan bagian terakhir dari sebuah rentetan
proses penciptaan.
Kebanyakan kosmolog menelusuri kelahiran alam semesta sampai ke Ledakan Dahsyat 13,7
milyar tahun lalu. Namun analisis baru terhadap sisa-sisa radiasi yang dihasilkan oleh peristiwa
ledakan tersebut mengindikasikan bahwa alam semesta mulai diciptakan milyaran tahun
sebelumnya dan telah melalui banyak sekali peristiwa kelahiran dan kematian, dan Ledakan
Dahsyat hanya merupakan kejadian terakhir pada rentetan ledakan-ledakan pencetus.
Pemikiran mengejutkan tersebut yang dikemukakan oleh fisikawan teoritis Roger Penrose dari
Universitas Oxford di Inggris dan Vahe Gurzadyan dari Institut Fisika Yerevan dan Universitas
Yerevan di Armenia, melawan arus teori standar kosmologi yang dikenal dengan inflasi atau
inflation.
Para peneliti mendasarkan penemuan mereka pada pola-pola sirkuler yang mereka temukan pada
latar gelombang mikro (microwave) alam semesta yaitu cahaya gelombang mikro yang tersisa
dari Ledakan Dahsyat. Elemen-elemen sirkulernya mengindikasikan bahwa alam semesta itu
sendiri bersiklus melewati periode-periode akhir dan awal, tegas Penrose dan Gurzadyan.
Elemen-elemen sirkuler tersebut merupakan daerah di mana variasi-variasi temperatur dalam
latar keseragaman gelombak mikro lainnya lebih kecil dari rata-rata. Penrose mengatakan bahwa
elemen-elemen tersebut tidak dapat dijelaskan oleh teori inflasi yang sangat sukses tersebut,
yang menghipotesakan bahwa alam semesta yang baru tercipta mengalami semburan
pertumbuhan yang sangat besar, membalon dari sesuatu pada skala ukuran sebuah atom menjadi
berukuran satu buah anggur selama sepersekian detik pertama alam semesta. Inflasi akan
menghapus pola-pola seperti itu.
"Keberadaan elemen-elemen koheren berskala besar pada latar gelombang mikro bentuk ini,
nampaknya akan berkontradiksi dengan model inflasioner dan akan menjadi penanda yang
sangat berbeda dari model Penrose tentang alam semesta siklik," kosmolog David Spergel dari
Universitas Princeton berkomentar. Namun, dia menambahkan, "Makalah tersebut tidak
memberikan cukup rincian mengenai analisis untuk menilai realitas lingkaran-lingkaran ini."