Anda di halaman 1dari 25

Percobaan Konduktivitas

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk menentukan kenaikan suhu termometer
2. Untuk menentukan kenaikan tegangan
3. Untuk menentukan kenaikan arus
II. ALAT- ALAT PERCOBAAN
1. 3 buah Termometer
2. Isolator
3. Stop watch
4. Jangka sorong
5. Accu
6. Kabel Penghubung
7. Voltmeter
8. Ampermeter
III. LANDASAN TEORI
Konduktivitas kalor yang diteliti dari benda padat harus didapatkan melalui
pengukuran langsung (eksperimental).Hal ini mengingat banyaknya faktor tang susah
diukur atau diperkirakan.
Konduktivitas adalah meningkatnya konduktivitas listrik akibat kelebihan muatan
pembawa oleh penyerapan foto.Pada umumnya logam adalah konduktor kalor yang lebih
baik dari non logam dan material kristal menghantar kalor yang baik dari material
amorphus.
Kekurangan elektron menyebabkan rendahnya haga konduktivitas kalor dan sifat
transparansinya menyebabkan adanya perpindahan kalor secara radiasi khususna pada
temperatur tinggi.Zt dalam keadaan murni mempunyai konduktivitas kalor yang lebih
besar dibanding dengan panduan atau campuran.

Keadaan konduktivitas bahan bergantung dari suhunya.Apabila suhunya semakin


rendah resistivitas kelistrikan mengalami penurunan dan semakin kecil, konduktivitas
semakin besar.
Dalam keadaan manap(steady),N dimana- mana sama seingga dapat ditulis :
HL = - KA(T2-T1)
= KA (T1-T2)

H =

KA(T1 T2 )
L

Ini mengambarkan banyaknya panas yang dipindahkan secara konduksi persatuan


waktu oleh bahan yang tebalnya L , luasnya A dan pemukaannya mempunyai suhu T 1 &
T2 yang berbeda.
Bila k1 = 2k ,jelas sekali bahwa (H/A)1 = 2 (H/A).Ini berarti bahwa makin besar
konduktivitas bahan makin banyak pula panas yang dikonduksikan oleh bahan.Hal ini
menjelaskan mengapa untuk mengisolir suatu wadah dari udara bersuhu tinggi
disekitarnya ( atau sebaliknya ) digunakan bahan yang mempunyai K yang kecil yang
dikenal sebagai bahan ISOLATOR.
Konduktivitas kelistrikan () dari berbagai jenis bahan berbanding terbalik
dengan resistivitasnya ().Jika nilai () semakin besar, maka () semakin kecil atau
terjadi hal sebaliknya.
Konduktivitas adalah meningkatnya konduktivitas listrik akibat kelebihan muatan
pembawa oleh penyerapan foto. Gejala penyerapan foto terjadi jika semikonduktor
menyerap cahaya, maka dapat tercipta pasangan elektron bebas-lubang yang melebihi
jumlah yang telah ada dalam semikonduktor itu akibat kegiatan termal. Konduktivitas di
pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu waktu, suhu, tegangan, luas penampang isolator.

Zat padat mempunyai konduktiviyas kalor paling besar,hal ini disebabkan


terdapatnya elektron bebas yang cukup besar,dimana elektron memegan peranan paling
besar dalam perpindahan kalor
Gejala penyerapan foto terjadi jika semikonduktor menyerap cahaya, maka dapat
tercipta pasangan elektron bebas-lubang yang melebihi jumlah yang telah ada dalam
semikonduktor itu akibat kegiatan termal.
Kita mengetahui bahwa pada temperature yang sangat rendah, hampir nol mutlak,
hambatan jenis jenis logam tertentu dan senyawa atau campuran menjadi nol
sebagaimana terukur oleh teknik presesi paling tinggi.Bahan-bahan pada keadaan
demikian dikatakan sedang bersuperkonduksi. Fenomena ini pertama kali diteliti oleh
H.K Onnes (1853-1962) pada tahun 1911 ketika ia mendinginkan air raksa dibawah 4.2 K
(-2690C). ia menemukan bahwa pada temperature ini hambatan air raksa tiba-tiba turun
menjadi 0

Pada umumnya superkonduktor menjadi superkonduksi hannya di bawah

temperature transisi Tc tertentu yang biasanya beberapa derajat dari 0 mutlak. Arus pada
bahan superkonduksi berbentuk cincin mengalir bertahun-tahun dengan tidak adanya
beda potensial, tanpa penurunan yang terukur. Pengukuran menunjukkan bahwa hambat
jenis dari superkonduktor lebih kecil dari 4x1025ohm m, yang lebih dari 1016 kali lebih
kecil dari nilai untu tembaga dan dianggap 0 pada prakteknya.
Dari Hukum ohm kita peroleh :
V = RI

.. (1)

Dimana : V = Beda Potensial (volt)


R = Resistensi (ohm)
I = Arus (Ampere)
Untuk menghitung daya pancar logam persamaannya adalah
e=

VI

(A+Dx)(T1-T)+Dx(T2-T1)+(A+Dx)(T3-T)

Dimana; T = Suhu (0C)


t = Waktu (s)
V = T egangan (volt)
D = Diameter isolator (m)
d = Diameter (m)
A = Penampang area (m2)
Konduktivitas dan isolator dinyatakan dengan
K = A(T2-T1)
D
e = (DA(T1+T2)-T+(A+Dx)(T1-T))
2
Sehingga laju panas dapat dinyatakan sebagai berikut

Q = KA(T2-T3)
d
dimana; Q = kalor
Harga konduktivitas kalor zat padat pada umumnya turun dengan kenaikan
temperatur
IV.PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pasang rangkaian seperti gambar di bawah ini
2. Dengan memberi arus dan mengatur rangkaian lihat kenaikan suhu, tegangan dan
arus setiap lima menit.
3 .Ulangi sampai seterusnya.

Termometer
T3

Isolator
T2

T1

V. ANALISA DATA
Dari data yang telah di dapatkan diketahui bahwa pada setiap perubahan waktu
temperature yang diperoleh semakin meningkat. Tetapi pada waktu tertentu temperature
yang diperoleh sama.besarnya nilai konduktifitas dipengaruhi oleh temperature semakin
naik temperature maka nilai konduktifitas juga akan semakin besar

VII. TUGAS AKHIR


1. Apa yang dimaksud dengan laju kalor?
2. Apa yang dimaksud dengan konduktivitas?
3. Hitung hamburan potensiometer atau ?
4. Hitung konduktivitas dari isolator yang digunakan?
5. Gambarkan grafik antara suhu terhadap waktu?
6.
Tugas Akhir
x = 10,06 mm
d = 0,57 mm
D = 0,28 mm

A = R2

= 3,14.(0,14)2
= 0,061 mm2
Untuk t = 0s. T1 = 280C, T2 = 320C, T3 = 29C
e

VI
A Dx T1 T A Dx T 2 T A Dx T 3 T

5,8x0,4
e
0,061 3,14.0,28.10,06 28 28 0,061 3,14.0,28.10,0632 28
0,061 3,14.0,28.10 29 28

2,32
0,064
0 36,07 0

K= A(T2-T1)
d
= 0,061

32 28
0,57

= 0,428
Q = K. A
= 0,428 0,061
= 0,026

Q = KA(T2 T3)
d
=0,026

32 29
0,57

= 0,136
Untuk t = 5s. T1 = 30,5 0C, T2 = 33,50C, T3 = 32,50C
e

VI
A Dx T1 T A Dx T 2 T A Dx T 3 T

5,8x0,4
e
0,061 3,14.0,28.10,0634 28 0,061 3,14.0,28.10,0633 28
0,061 3,14.0,28.10,0630 28

2,32
2,005 x10 2
53,4 44,5 17,8

K= A(T2-T1)
d
= 0,061

33 34
0,57

= -0,107
Q = K. A
=-0,107. 0,061
Q = -6,527.10 -3

Q = KA(T2 T3)
d
= -6,527.10 -3
= 34,4.10

33 30
0,57

-3

Untuk t = 10s. T1 = 31,5 0C, T2 = 350C, T3 = 340C


e

VI
A Dx T1 T A Dx T 2 T A Dx T 3 T

5,8x0,25
e
0,061 3,14.0,28.10 31,5 30 0,061 3,14.0,28.10 35 30
0,061 3,14.0,28.10 34 30

1,45
1,56 x10 2
13,27 44,25 35,4

K= A(T2-T1)
d
= 0,061 (35- 31,5)
0,55
--1
K = 3,8x10
Q = K. A
=3,8x10--1. 0,061
Q = -1,4 x10-5

Q = KA(T2 T3)
d
=- -1,4 x10-5(32- 33)
53
-2
= 2,36x10

Untuk t = 15s. T1 = 32,5 0C, T2 = 360C, T3 = 350C


e

VI
A Dx T1 T A Dx T 2 T A Dx T 3 T

5,8x0,25
e
0,061 3,14.0,28.10 32,5 30 0,061 3,14.0,28.10 36 30
0,061 3,14.0,28.10 35 30

1,45
1,2 x10 2
22,12 53,1 44,25

K= A(T2-T1)
d
= 0,061 (36- 32,5)
0,55
-1
K = -3,8x10
Q = K. A
=3,8x10-1. 0,061
= 2,36x10-2

Q = KA(T2 T3)
d
=- 2,36x10-2 (36- 35)
53
-2
= 4,29x10

Untuk t = 20s. T1 = 34 0C, T2 = 370C, T3 = 360C


e

VI
A Dx T1 T A Dx T 2 T A Dx T 3 T

5,8x0,25
e
0,061 3,14.0,28.10 34 30 0,061 3,14.0,28.10 37 30
0,061 3,14.0,28.10 36 30

1,45
9,63 x10 3
35,4 61,95 53,1

K= A(T2-T1)
d
= 0,061(37- 34)
0,55
-1
K = 3,33x10
Q = K. A
=3,33x10-1. 0,061
Q = 2,02 x10-2

Q = KA(T2 T3)
d
=- 2,02 x10-2 (37- 36)
0,55
= 3,69x10-2

Untuk t = 25s. T1 = 35 0C, T2 = 380C, T3 = 370C


e

VI
A Dx T1 T A Dx T 2 T A Dx T 3 T

5,8x0,25
e
0,061 3,14.0,28.10 35 30 0,061 3,14.0,28.10 38 30
0,061 3,14.0,28.10 37 30

1,45
8,19 x10 3
44,25 70,8 61,95

K= A(T2-T1)
d
= 0,061 (38- 35)
0,55
K = 3,33x10-1
Q = K. A
=3,33x10-1. 0,061
Q = 2,02 x10-2

Q = KA(T2 T3)
d
=2,02 x10-2 (38- 37)
0,55
-2
= 3,69x10

Untuk t = 30s. T1 = 36 0C, T2 = 390C, T3 = 380C


e

VI
A Dx T1 T A Dx T 2 T A Dx T 3 T

5,8x0,25
e
0,061 3,14.0,28.10 36 30 0,061 3,14.0,28.10 39 30
0,061 3,14.0,28.10 38 30

1,45
7,12 x10 3
53,1 79,65 70,8

K= A(T2-T1)
d
= 0,061 (39- 36)
0,55
-1
K = 3,33x10
Q = K. A
=3,33x10-1. 0,061
Q = 2,02 x10-2

Q = KA(T2 T3)
d
=- 2,02 x10-2 (39- 38)
0.55
= 3,69x10-2
Untuk t = 35s. T1 = 36,5 0C, T2 = 400C, T3 = 390C
e

VI
A Dx T1 T A Dx T 2 T A Dx T 3 T

5,8x0,25
e
0,061 3,14.0,28.10 36,5 30 0,061 3,14.0,28.10 40 30
0,061 3,14.0,28.10 39 30

1,45
6,43 x10 3
57,53 88,5 79,65

K= A(T2-T1)
d
= 0,061 (40- 36,5)
0,55
K = 3,8x10-1
Q = K. A
=3,8x10-1. 0,061
Q = 6,2 x10 3

Q = KA(T2 T3)
d
=6,2 x10 3 (40- 39)
0,55
2
= 1,12x10
Untuk t = 40s. T1 = 37 0C, T2 = 410C, T3 = 400C
e

VI
A Dx T1 T A Dx T 2 T A Dx T 3 T

5,8x0,25
e
0,061 3,14.0,28.10 37 30 0,061 3,14.0,28.10 41 30
0,061 3,14.0,28.10 40 30

1,45
5,85 x10 3
61,95 97,35 88,5

K= A(T2-T1)
d
= 0,061 (41- 37)
0,55
K = 4,43x10-1
Q = K. A
=4,43x10-1. 0,061
Q =2,706x10-2

Q = KA(T2 T3)
d
=- 2,706x10-2 (41- 40)
0,55
= 4,92x10-2

Untuk t = 45s. T1 = 38 0C, T2 = 420C, T3 = 400C


e

VI
A Dx T1 T A Dx T 2 T A Dx T 3 T

5,8x0,25
e
0,061 3,14.0,28.1038 30 0,061 3,14.0,28.10 42 30
0,061 3,14.0,28.10 40 30

1,45
5,46 x10 3
70,8 106,2 88,5

K= A(T2-T1)
d
= 0,061 (42- 38)
0,55
1
K = 4,43x10
Q = K. A
= 4,43x10 1 x 0,061
Q = 2,27x10 2

Q = KA(T2 T3)
d
= 2,27x10 2

42 40
0,55

=8,25x10 2
Untuk t = 50s. T1 = 38 0C, T2 = 420C, T3 = 410C
e

VI
A Dx T1 T A Dx T 2 T A Dx T 3 T

5,8x0,25
e
0,061 3,14.0,28.1038 30 0,061 3,14.0,28.10 42 30
0,061 3,14.0,28.10 41 30

1,45
5,28 x10 3
70,8 106,2 97,35

K= A(T2-T1)
d
= 0,061 (42- 38)
0,55
1
K = 4,43x10
Q = K. A
= 4,43x10 1 x 0,061
Q = 2,27x10 2

Q = KA(T2 T3)
d
= 2,27x10 2

42 41
0,55

=4,127x10 2

Untuk t = 55s. T1 = 38 0C, T2 = 420C, T3 = 410C


e

VI
A Dx T1 T A Dx T 2 T A Dx T 3 T

5,8x0,25
e
0,061 3,14.0,28.1038 30 0,061 3,14.0,28.10 42 30
0,061 3,14.0,28.10 41 30

1,45
5,28 x10 3
70,8 106,2 97,35

K= A(T2-T1)
d
= 0,061 (42- 38)
0,55
1
K = 4,43x10
Q = K. A
= 4,43x10 1 x 0,061
Q = 2,27x10 2

Q = KA(T2 T3)
d
= 2,27x10 2

42 41
0,55

=4,127x10 2
.Gambarkan grafik suhu terhadap waktu
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

t(waktu)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45

V
5.8
5.8
5.8
5.8
5.8
5.8
5.8
5.8
5.8
5.8

I
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4

T
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28

T1(suhu)
28
34
35
36
37
38
39
40
41
42

T2(suhu)
32
33
34
36
38
39
40
41
42
43

T3(suhu)
29
30
32
33
34
35
36
37
38
39

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
105

5.8
5.8
5.8
5.8
5.8
5.8
5.8
5.8
5.8
5.8
5.8
5.8

0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4

28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28

43
43,5
44
44,5
45
45
45,5
45,5
46
46
46
46

44
44,5
45
45
45,5
46
46,5
46,5
46,5
47
47
47

40
41
41
42
42
42,5
42,5
42,5
42,5
42,5
43,5
43,5

PENYELESAIAN TUGAS AKHIR


1. laju kalor adalah laju perubahan panas.
2. Konduktivitas adalah meningkatnya konduktivitas listrik akibat kelebihan muatan
pembawa

oleh

penyerapan

foto.

Gejala

penyerapan

foto

terjadi

jika

semikonduktor menyerap cahaya, maka dapat tercipta pasangan elektron bebaslubang yang melebihi jumlah yang telah ada dalam semikonduktor itu akibat
kegiatan termal.
3. Hambatan potensiometer
R=

V
I
5,8

R = 0,4 14,5
5.Gambarkan grafik suhu terhadap waktu

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1. R = V/I
= 5,8 / 0,25
= 23,2 ohm
2. R = V/I

= 5,8 / 0,25
= 23,2 ohm
3. R = V/I
= 5,8 / 0,25
= 23,2 ohm
4. R = V/I
= 5,8 / 0,25
= 23,2 ohm
5. R = V/I
= 5,8 / 0,25
= 23,2 ohm
6. R = V/I
= 5,8 / 0,25
= 23,2 ohm
7. R = V/I
= 5,8 / 0,25
= 23,2 ohm
8. R = V/I
= 5,8 / 0,25
= 23,2 ohm
9. R = V/I
= 5,8 / 0,25
= 23,2 ohm
10. R = V/I
= 5,8 / 0,25
= 23,2 ohm
11. R = V/I
= 5,8 / 0,25
= 23,2 ohm
12. R = V/I
= 5,8 / 0,25

= 23,2 ohm

5.Grafik antara suhu terhadap waktu

KESIMPULAN
1.

Telah dibahas permasalahan konduktivitas listrik searah dan rapat keadaan elektron
transisi logam-isolator untuk sistem tak teratur dengan menggunakan teori scaling

2.

Telah diperoleh bahwa konduktivitas listrik searah pada suhu nol akan menghilang
pada titik transisi. Hasil ini berlawanan dengan perumusan Mott (1970, 1971) yang
menunjukkan terjadinya konduktivitas minimum pada transisi logam-isolator dalam
sistem tak teratur. Melalui model scaling telah pula diperoleh bahwa dalam transisi
logam-isolator rapat keadaan elektron akan menghilang pada titik transisi.

3.

Konduktivitas adalah meningkatnya konduktivitas listrik akibat kelebihan muatan


pembawa oleh penyerapan foto. Gejala penyerapan foto terjadi jika semikonduktor
menyerap cahaya, maka dapat tercipta pasangan elektron bebas-lubang yang melebihi
jumlah yang telah ada dalam semikonduktor itu akibat kegiatan termal. Konduktivitas
di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu waktu, suhu, tegangan, luas penampang
isolator.Laju panas dapat dinyatakan sebagai berikut
Q = KA(T2-T3)
d

dimana; Q = kalor
T = Suhu (0C)
d = Diameter (m)
A = Penampang area (m2)
Untuk menghitung daya pancar logam persamaannya adalah
e=
VI
(A+Dx)(T1-T)+Dx(T2-T1)+(A+Dx)(T3-T)
Dimana;T = Suhu (0C)
t = Waktu (s)
V = T egangan (volt)
D = Diameter isolator (m)
d = Diameter (m)
A = Penampang area (m2)

DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, 2001, Fisika, Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai