Anda di halaman 1dari 8

BABA I

PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan region inguinalis. Nyeri perut
bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala dari suatu penyakit. Nyeri akut abdomen
didefinisikan sebagai serangan nyeri perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba serta
membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi penyebabnya. Appley mendefinisikan sakit perut
berulang sebagai serangan sakit perut yang berlangsung minimal 3 kali selama paling sedikit 3
bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan mengganggu aktivitas sehari-hari (Markum,
1999).
Dari penelitian terdahulu hanya 7% kasus yang disebabkan oleh kelainan organik yang
akan menimbulkan sakit perut (Apley, 1959), hal ini meningkat terhadap berbagai kondisi seperti
konstipasi, abdominal, gastritis, ulkus peptikum dihubungkan dengan Helycobacter pylori dan
irritable bowel syndrome. Penyebab intra-abdominal dapat diklasifikasikan lagi menurut
penyebab dari dalam saluran cerna, ginjal, dan lain-lain (Tabel 1). Penyebab sakit perut berulang
yang terbesar adalah faktor psikofisiologi (Boediarso, 2009). Kelainan organik sebagai diagnosis
banding penyebab sakit perut berulang telah banyak dilaporkan, tetapi hanya ditemukan pada 515,6% kasus. Pada garis besarnya kelainan organik sebagai penyebab sakit perut berulang dapat
dibagi menurut penyebab intra-abdominal dan extra-abdominal. Penyebab intra-abdominal dapat
diklasifikasikan lagi menurut penyebab dari dalam saluran cerna, ginjal, dan lain-lain (Tabel 1).
Pada tabel 2 dapat pula dilihat kelainan organik sebagai penyebab sakit perut. Penyebab sakit
perut berulang yang terbesar adalah faktor psikofisiologi.
1.2.TUJUAN
1.2.1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang
mekanisme terjadinya nyeri abdomen mendadak, type nyeri, pemeriksaan yang dibutuhkan untuk
diagnostic, penatalaksanaan bedah dan non bedah, serta epidemiologi dan pencegahannya.
1.2.2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan patomekanisme timbulnya nyeri abdomen


1.1.Anatomi dan histology saluran cerna, organ visera, dan dinding abdomen.
1.2.Persyarafan saluran cerna, organ visera, dan dinding abdomen.
1.3.Patofisiologi nyeri dan penjalarannya.
1.4.Hal-hal yang adapt menyertai timbulnya nyeri pada abdomen.
2. Menjelaskan type nyeri abdomen akut
2.1.Nyeri visceral, penyebab dan cirri-cirinya.
2.2.Nyeri somatic, penyebab dan cirri-cirinya.
3. Menjelaskan cara diagnostic pada nyeri abdomen
3.1.Hal-hal yang perlu digali pada anamnesis keluhan dan riwayat penderita.
3.2.Diagnostic fisik yang diperlukan untuk nyeri abdomen akut.
3.3.Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk nyeri abdomen akut.
3.4.Pemeriksaan radiologis yang dilakukan untuk nyeri abdomen akut.
4. Menjelaskan penatalaksanaan nyeri abdomen akut
4.1.Penatalaksanaan bedah dan non bedah yang bersifat life saving.
4.2.Penatalaksanaan bedah dan non bedah yang bersifat elektif.
5. Menjelaskan epidemiologi dan pencegahan terjadinya nyeri abdomen akut
5.1.Epidemiologi nyeri abdomen akut.
5.2.Pencegahan nyeri abdomen akut.
1.2.3. SKENARIO
Pasien wanita 18 tahun dating ke dokter dengan nyeri perut hebat yang timbul mendadak disertai
perut agak membesar dan muntah-muntah. Sakit perut bertambah saat batuk. Beberapa hari
sebelumnya penderita demam, disertai rasa mules, dan buang air besar yang agak mencret.
Penderita adalah mahasiswi yang kost disekitar kampus salah satu perguruan tinggi di Jakarta
dan sudah sering minum obat maag karena nyeri ulu hati.

1.2.4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

KATA/KALIMAT KUNCI
Mahasiswi yang kost, 18 tahun
Nyeri perut hebat timbul mendadak dan bertambah saat batuk
Perut membesar
Muntah-muntah
Demam, mules, dan BAB agak mencret beberapa hari sebelumnya
Riwayat minum obat maag
Nyeri ulu hati

1.2.5.
1.
2.
3.
4.
5.

PERTANYAAN
Aapa etiologi nyeri abdomen akut?
Bagaimana mekanisme nyeri abdomen akut?
Apa yang membuat nyeri abdomen bertambah saat batuk?
Bagaimana patomekanisme gejala yang menyertai (mules,demam, mencret)?
Apa ada hubungan antara konsumsi obat maag dengan semua gejala pada scenario?

6. Mengapa nyeri perut disertai perut agak membesar dan muntah-muntah?


7. Bagaimana mekanisme kerja obat maag?
8. Bagaimana tindakan awal untuk mengatasi kasus nyeri abdomen akut?
9. Bagaiman cara mendiagnosis gejala yang menyebabkan nyeri abdomen akut?
10. Apa saja type/jenis nyeri abdomen akut?
11. Bagaimana cirri-ciri jenis nyeri abdomen akut?
12. Asupan gizi apa yang harus diberikan untuk penderita nyeri abdomen akut?
13. Apa saja factor resiko yang menyebabkan nyeri abdomen akut?
14. Apakan nyeri abdomen akut termasuk masalah kesehatan masyarakat atau tidak?
15. Bagaimana mekanisme terjadinya muntah?
16. Bagaimana tindakan promotif adn preventif agar tidak terjadinya nyeri abdomen akut?
17. Apakah ada hubungan antara lokasi nyeri abdomen akut dengan organ-organ pada system
penceranaan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.PATOMEKANISME NYERI ABDOMEN AKUT
Rasa sakit perut, baik mendadak maupun berulang, biasanya selalu bersumber pada:
1.
2.
3.
4.
5.

Visera perut
Organ lain di luar perut
Lesi pada susunan saraf spinal
Gangguan metabolic
Psikosomatik
Rasa sakit perut somatik berasal dari suatu proses penyakit yang menyebar keseluruh
peritonium dan melibatkan visera mensentrium yang berisi banyak ujung saraf somatik , yang
lebih dapat meneruskan rasa sakit nya dan lebih dapat melokalisasi rasa sakit daripada saraf
otonom. Telah diketahui pula bahwa gangguan pada visera pada mulanya akan menyebabkan
rasa sakit visera, tetapi kemudian akan diikuti oleh rasa sakit somatik pula, setelah peritoneum
terlibat. Rasa sakit somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang
merupakan gejala khas peritonitis. Refleks rasa sakit perut dapat pula timbul karena adanya
rangsangan pada nervus frenikus, misalnya pada pneumonia. Rasa sakit yang berasal dari usus
halus akan timbul didaerah perut bagian atas dan epigastrium, sedangkan rasa sakit dari usus
besar akan timbul dibagian bawah perut.
Reseptor rasa sakit di dalam traktus digestivus terletak pada saraf yang tidak bermielin
yang berasal dari sistim saraf otonom pada mukosa usus. Jaras saraf ini disebut sebagai serabut

saraf C yang dapat meneruskan rasa sakit lebih menyebar dan lebih lama dari rasa sakit yang
dihantarkan dari kulit oleh serabut saraf A.
Reseptor nyeri pada perut terbatas di submukosa, lapisan muskularis dan serosa dari
organ di abdomen. Serabut C ini akan bersamaan dengan saraf simpatis menuju ke ganglia pre
dan paravertebra dan memasuki akar dorsa ganglia. Impuls aferen akan melewati medula spinalis
pada traktus spinotalamikus lateralis menuju ke talamus, kemudian ke konteks serebri. Impuls
aferen dari visera biasanya dimulai oleh regangan atau akibat penurunan ambang nyeri pada
jaringan yang meradang. Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak jelas serta sulit
dilokalisasi. Impuls nyeri dari visera abdomen atas (lambung, duodenum, pankreas, hati, dan
sistem empedu) mencapai medula spinalis pada segmen thorakalis 6,7,8 serta dirasakan didaerah
epigastrium. Impuls nyeri yang timbul dari segmen usus yang meluas dari ligamentum Treitz
sampai fleksura hepatika memasuki segmen Th 9 dan 10, dirasakan di sekitar umbilikus.
Dari kolon distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus genitalia perempuan, impuls nyeri
mencapai segmen Th 11 dan 12 serta segmen lumbalis pertama. Nyeri dirasakan pada daerah
supra publik dan kadang-kadang menjalar ke labium atau skrotum. Jika proses penyakit meluas
ke peritorium maka impuls nyeri dihantarkan oleh serabut aferen somatis ke radiks spinals
segmentalis.
Nyeri yang disebabkan oleh kelainan metabolik seperti pada keracunan timah dan
porfirin belum jelas patofisiologi dan patogenesisnya. Patofisiologi sakit perut berulang yang
fungsional (tidak berhubungan dengan kelainan organik) masih sulit dimengerti. Diperkirakan
ada hubungan antara sakit perut berulang fungsional dengan penurunan ambang rangsang nyeri.
Berbagai faktor psikologik dan fisiologik dapat berperan sebagai mediator dari sakit perut
berulang fungsional.
Telah diketahui ada hubungan yang kuat antara sakit perut berulang fungsional dengan
tipe kepribadian tertentu, yaitu sering cemas/gelisah, dan selalu ingin sempurna. Pada anggota
keluarga lainnya juga sering ditemukan kelainan psikosomatik seperti migraine dan kolon
iritabel.
Patogenesis sakit perut fungsional belum diketahui secara pasti. Motilitas saluran cerna
dan hipersensitivitas visera diduga sangat berperan terhadap kejadian nyeri perut non-organik
pada anak. Gangguan motilitas terlihat pada anak yang dilakukan pemeriksaan manometri. Pada

pemeriksaan manometri terlihat peningkatan intensitas kontraksi otot pada usus halus dan usus
besar, serta waktu singgah di dalam usus yang lambat (delayed intestinal transit time).
Konsep keterlibatan hipersensitivitas visera didapat dari penelitian yang memperlihatkan
perubahaan ambang reseptor pada dinding saluran cerna, perubahan modulasi dalam
mengkonduksi impuls sensorik, dan perubahan ambang kesadaran di susunan saraf pusat pada
pasien dengan irritable bowel syndrome. Peranan inflamasi dan imunomodulasi dalam
patogenesis sakit perut fungsional, perlu dipertimbangkan dengan ditemukannya proses inflamasi
nonspesifik pada biopsi jaringan saluran cerna. Mekanisme timbulnya sakit perut organik, ialah :
1.

Gangguan vaskuler. Emboli atau trombosis, ruptur, oklusi akibat torsi atau penekanan seperti

pada kista ovarium terpuntir dan jepitan usus pada invaginasi.


2. Peradangan. Peradangan organ di dalam rongga peritonium menimbulkan rasa sakit bila proses
peradangan telah mengenal peritoneum parietalis. Mekanisme perjalaran nyeri sama seperti
3.

peradangan pada umumnya yang disalurkan melalui persyarafan somatic.


Gangguan pasase. Nyeri bisa ditimbulkan oleh adanya gangguan pasase atau obtruksi organ
yang berbentuk pembuluh, baik yang terdapat di dalam rongga peritoneal atau pun
retroperitoneal. Bila pasase dalam saluran-saluran tersebut terganggu akan timbul rasa sakit
akibat tekanan intra lumen yang meninggi di bagian proksimal sumbatan. Sakit dirasakan hilang

4.

timbul atau terus menerus dengan puncak nyeri yang hebat (kolik).
Penarikan dan peregangan peritoneum viseralis. Penarikan dan peregangan pada peritoneum
viseral dapat merangsang terjadinya nyeri yang bersifat tumpul (dull pain).
Dalam prakteknya, keempat mekanisme timbulnya sakit perut jarang ditemukan sendirisendiri, tapi umumnya merupakan proses campuran (Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku
Patofisiologi Ed. 3. Jakarta: EGC).

2.2.TYPE NYERI ABDOMEN AKUT


Akut Abdomen adalah suatu keadaan yang ditandai oleh adanya nyeri perut dan umumnya
memerlukan tindakan bedah segera.
Ada 2 jenis nyeri pada akut abdomen yaitu :
1. Nyeri parietal : Nyeri yang berasal dari adanya rangsangan peritoneum parietal yang dipersarafi
oleh saraf somatik. Jenis nyeri ini mudah dilokalisasi.
2. Nyeri viseral : Nyeri yang berasal dari adanya rangsangan peritoneum viseral yang dipersarafi
oleh saraf otonom. Jenis nyeri ini sulit dilokalisasi dan lokasi nyeri dapat diprediksi dari asal
embriologisnya.

Ada pula jenis nyeri yang lain seperti Nyeri Referal yang merupakan penjalaran nyeri tempat lain
yang terasa di abdomen.
ETIOLOGI
Berikut ini disajikan persentase dari penyebab Nyeri Abdomen akut :
1.

Nyeri abdomen nonspesifik 30-45%

2.

Apendisitis akuta 20-25%

3.

Colic bilier dan cholesistitis akut 7-8%

4.

Colic ginjal/ureter 7%

5.

Obstruksi usus 5%

6.

Ulkus peptikum komplikasi 4%

7.

Retensi urin akut 4%

8.

Pankreatitis akuta 3%

9.

Trauma 3%

10.

Penyakit Medik 3%

11.

Diverticulosis akuta 2%

12.

Penyakit Ginekologik 2%

13.

Penyakit Vaskuler 2%
(Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Ed. 3. Jakarta: EGC)

2.3.CARA DIAGNOSTIK PADA NYERI ABDOMEN


2.3.1. Anamnesis
Usia. Sakit perut berulang biasanya terjadi pada usia 5 - 14 tahun. Jenis kelamin. Perempuan
lebih sering mengalami sakit perut berulang dibandingkan laki-laki (5:3).
1. Riwayat sakit perut.
a. Lokalisasi. Sakit yang disebabkan gangguan saluran pencernaan bagian atas biasanya dirasakan

di daerah epigastrium. Gangguan di ileum distal dan appendiks dirasakan di daerah perut kanan
bawah. Rasa sakit yang disebabkan oleh infeksi usus ataupun gangguan psikis lokalisasinya
sukar ditentukan.
b. Sifat dan faktor yang menambah / mengurangi rasa sakit. Sakit yang berasal dari spasme otot
polos usus, traktus urinarius, traktus biliaris, biasanya berupa kolik yang sukar ditentukan

lokalisasinya dengan tepat dan tidak dipengaruhi oleh adanya batuk atau penekanan abdomen.
Sakit yang berasal dari iritasi peritoneum akan terasa menetap di tempat iritasi dan menghebat
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
a)
b)
c)
d)
2.
a.
b.

bila penderita batuk atau ditekan perutnya.


Waktu timbul : berhubungan dengan makan atau tidak.
Lama sakit perut.
Frekuensi.
Gejala yang mengiringi
Pola defekasi
Pola kencing
Siklus Haid
Akibat sakit perut pada anak
Terdapatkah kemunduran kesehatan pada anak tersebut
Bagaimana nafsu makan anak
Gejala / gangguan traktus respiratorius
Gangguan musculoskeletal
Aspek psikososial
Pola hidup dan kebiasaan pola tidur, aktivitas sehari-hari, makanan, penggunaan toilet
Lingkungan: tetangga, sekolah, perkawinan orang tua, keadaan rumah, persaingan sesama

saudara kandung, beban keuangan, disiplin yang terlalu kaku


c. Temperamen, pola respon yang dipelajari: bagaimana anak mengatasi stress di masa lampau,
gampang bergaul, kaku, perfeksionis, obsesif, depresi kronik, sulit diatur
3. Trauma. Trauma tumpul dapat menyebabkan hematoma subserosal ataupun pancreatitis
4. Penyakit yang pernah diderita dalam keluarga. Adakah di antara keluarga yang menderita kista
fibrosis, pankreatisis, ulkus peptikum, kolon irritable. Adakah faktor stress dalam keluarga. Pada
anamnesis yang teliti kita sudah dapat mengetahui apakah penyebab sakit perut berulang itu
kelainan organik atau bukan (Tabel 7)
Tabel 7. Tanda peringatan sakit perut berulang yang disebabkan kelainan organik
Nyeri terlokalisir, jauh dari garis tengah
Nyeri menjalar (punggung, bahu, ektremitas bawah)
Membangunkan anak pada malam hari
Timbul tiba-tiba
Muntah
Gangguan motilitas (diare, obstripusi, inkontinensia)
Pendarahan saluran cerna
Dysuria
Gangguan tumbuh kembang
Gejala sistemik : panas, arthalgia, ruam kulit
Riwayat keluarga : ulkus peptikum, H pylori, intoleransi laktosa, IBD
Usia kurang dari 4 tahun atau lebih 15 tahun

Manifestasi akut abdomen dapat berupa : nyeri perut, mual, muntah dan obstipasi.
Manifestasi akut abdomen merupakan hasil dari proses peritonitis ataupun adanya gangguan
passase pada organ berongga ( contohnya: usus, ureter). Nyeri yang diakibatkan adanya
gangguan passase pada organ berongga bersifat kolik/ intermiten, sedangkan nyeri akibat
peritonitis bersifat terus-menerus (Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Ed. 3.
2.3.2.
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Jakarta: EGC)
Pemeriksaan Fisik
Bila nyeri disebabkan karena proses peritonitis, maka tanda peritonitis akan timbul seperti :
Takikardia, takipneu, hipotensi, febris (karena syok hipovolemik dan syok septic)
Distensi abdomen
Bising usus tidak ada
Nyeri tekan abdomen dan defans muscular
Nyeri ketok abdomen, meteorismus
Digital Rectal Examination : rectum dilatasi
Bila nyeri disebabkan karena proses ileus obstruktif, maka tanda ileus obstruktif akan timbul
seperti :

a)
b)
c)
d)
e)

Takikardia, takipneu, hipotensi (karena syok hipovolemik)


Distensi abdomen
Bising usus meningkat / metallic sound
Meteorismus
Digital Rectal Examination : rectum kolpas
(Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Ed. 3. Jakarta: EGC)

2.3.3. Pemeriksaan Penunjang


1. Darah rutin, Hemostasis, golongan darah untuk persiapan operasi
2. Foto Polos Abdomen 3 posisi
3. USG Abdomen
4. Elektrolit dan keseimbangan asam basa
5.

Lab lainnya untuk menentukan etiologi :Amilase, Pregnancy test, Urinalisa, Fungsi ginjal,
Fungsi liver.
(Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Ed. 3. Jakarta: EGC)

Anda mungkin juga menyukai