Anda di halaman 1dari 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Madrasah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator

MA Almaarif Singosari
Ekonomi
XI (IPS 2)/1
2 x 45 menit
2. Memahami APBN dan APBD
4.1 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang
fiskal
1. Mendeskripsikan pengertian pajak dan fungsinya
2. Mengidentifikasi pajak dan pungutan resmi lainnya
sebagai sumber pendapatan negara dan daerah

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian pajak dan fungsinya
2. Siswa dapat mengidentifikasi pajak dan pungutan resmi lainnya sebagai
sumber pendapatan negara dan daerah
Karakter siswa yang diharapkan : kerja sama, tekun, jujur, dan disiplin.
II. Materi Ajar (lampiran)
Pajak
- Unsur-unsur pajak
- Jenis pajak
- Fungsi pajak
- Pungutan resmi lainnya
III.

Metode Pembelajaran
1. Pendekatan :
Kontekstual
2. Metode
:
Teka Teki Silang

IV.

Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Apresepsi (Presensi)
b. Guru memberi motivasi kepada siswa
c. Menginformasikan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
- Siswa melakukan tanya jawab tentang konsep-konsep pajak
- Guru membagi tugas sesuai dengan materi ajar.
b. Elaborasi
- Siswa membentuk tim dengan teman sebangku
- Setiap tim diberi kertas yang berisi teka-teki silang
- Waktu pengerjaan tugas adalah 15 menit

c. Konfirmasi
- Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
3. Kegiatan Penutup
a. Bersama siswa, guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
b. Guru menginformasikan tentang materi pembelajaran pada pertemuan
yang akan akan datang.
V.

Alat/ Bahan/ Sumber Pembelajaran


a. Alat dan bahan
b. Sumber

Materi Diskusi, papan tulis, spidol.


- Sa'dyah, Chusmidatus. P, Dadang Argo. 2009.
Ekonomi 2. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya
- Aryanti,H.G.,Sari,K.,Setiadi.I.O.,Hastyorini.I.R.2
015.Ekonomi Kelas XI Semester 1 untuk
SMA/MA Program IPS. Klaten: Intan Pariwara.

VI. Penilaian
A. Penilaian Proses
1. Penilaian Individu
a. Penilaian dilakukan terhadap siswa pada saat penyampaian
materi
Format Penilaian
No

Nama Siswa

Penyampaian
Materi
1
2
3

Jumlah skor Nilai

1.
2.
Skor Maksimal masing-masing aspek 33

1
2
3

Keterangan:
Pada saat penyampaian materi
= tidak memperhatikan
= kurang memperhatikan
= memperhatikan
2. Penilaian Kelompok
N
o
1.

Kelompok

Aspek yang Dinilai


Kekompakan Keaktifan Ketepatan

Jumlah Skor

Nilai

2.
Keterangan: Skor Maksimal masing-masing aspek 33
Kriteria penilaian

Keterangan:
A. Kekompakan
- 1 = tidak kompak
- 3 = kurang kompak
- 5 = kompak
B. Keaktifan
- 1 = tidak aktif
- 3 = kurang aktif
- 5 = aktif
C. Ketepatan jawaban
- 1 = tidak tepat
- 3= kurang tepat
- 5= tepat

Guru Pamong

Malang, 28 September 2015


Guru Praktikan

Suwito, S.E, S.Pd.

Lailatun Fauziyah
Mengetahui,

Lampiran

Kepala MA. Almaarif Singosari

Pajak
sebenarnya sudah
ada sejak zaman
dulu. Pada zaman
dulu
kerajaankerajaan
besar
akan
mewajibkan
kerajaan-kerajaan
Drs. Moh.Mundzir, M.Si
yang
dikuasainya
agar menyerahkan
upeti
atau
persembahan
berupa emas, batu berharga, uang atau benda-benda berharga lain sebagai bukti
kesetiaan. Kadangkala upeti juga bisa berwujud manusia seperti para budak,
perempuan atau seseorang yang diinginkan oleh kerajaan penguasa. Pada zaman
sekarang, upeti sudah tidak berlaku lagi dan kedudukannya digantikan oleh pajak
sebagai salah satu kewajiban masyarakat terhadap negara.
1. Arti Pajak
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak merupakan kontribusi wajib pajak kepada
negara terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya demi kemakmuran
rakyat. Dari pengertian pajak di atas, pajak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. merupakan iuran wajib (dapat dipaksakan oleh pemerintah);
b. dipungut berdasarkan norma-norma hukum (undang-undang);
c. tidak mendapat balas jasa secara langsung; dan
d. digunakan untuk membiayai pengeluaran kolektif pemerintah.
2. Unsur-unsur pajak
a. Subjek pajak (wajib pajak) adalah orang atau badan hukum yang
berdasarkan ketentuan perundang-undangan digunakan untuk melakukan
kewajiban perpajakan, termasuk pemungutan atau pemotongan pajak
tententu. Wajib pajak yang telah mendaftar pada kantor pelayanan pajak
akan memeperoleh nomor pokok wajib pajak (NPWP).
b. Objek pajak (dasar pajak) meliputi segala hal yang dikenakan pajak,
misalnya bangunan, tanah, barang, laba perusahaan, penghasilan, dan
transaksi jual beli.
c. Tarif pajak adalah dasar pembebanan besarnya pajak yang harus dibayar
wajib pajak berdasarkan objek pajak yang diatur dalam UU pajak, yang
umumnya dinyatakan dalam bentuk persentase (%).
1) Tarif pajak proporsional (sebanding), adalah tarif pajak dengan
menggunakan persentase yang tetap untuk setiap dasar pengenaan
pajak.
2) Tarif pajak konstan (tetap), adalah tarif pajak yang tetap untuk setiap
dasar pengenaan pajak atau besarnya pajak yang dibayarkan
jumlahnya tetap.

3) Tarif pajak progresif (menaik), adalah tarif pajak dengan prosentase


yang semakin meningkat untuk setiap dasar pengenaan pajak.
a) Tarif pajak degresif (menurun), adalah tarif pajak dengan
menggunakan persentase yang menurun untuk setiap dasar
pengenaan pajak.
b) Tarif pajak progresif-proposional adalah tarif dengan presentase
yang semakin meningkat sejalan meningkatnya dasar pengenaan
pajak dan kenaikan presentase tarif tersebut bersifat tetap.
c) Tarif progresif-progresif adalah tarif pajak dengan presentase
tertentu yang semakin meningkat sejalan meningkatnya dasar
pengenaan pajak dan kenikan presentase tersebut semakin
meningkat.
d) Tarif Progresif-degresif adalah tarif berupa presentase yang
semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya dasar
pengenaan pajak, tetapi kenaikan tarif presentase semakin
menurun.
3. Jenis Pajak
Pajak yang berlaku di Indonesia dapat digolongkan berdasarkan cara
pemungutannya, objek yang dikenakan, dan siapa yang memungut.
a. Ditinjau dari Cara Pemungutannya:
1) Pajak langsung (Direct Tax), adalah pajak yang dibebankan harus
ditanggung oleh wajib pajak sendiri, dan tidak boleh dilimpahkan kepada
orang lain. Pajak ini dikenakan secara berkala pada wajib pajak
berdasarkan surat ketetapan pajak yang dibuat oleh kantor pajak. Pada
intinya, surat ketetapan pajak memuat berapa besar pajak yang harus
dibayar wajib pajak.Contoh: pajak penghasilan, pajak perseroan, pajak
kekayaan, pajak dividen, PBB, dan pajak bunga deposito.
2) Pajak tidak langsung (Indirect Tax), adalah pajak yang pemungutannya
dapat dialihkan kepada orang lain. Pajak yang dikenakan pada wajib pajak
hanya jika wajib pajak melakukan perbuatan atau peristiwa tertentu. Oleh
karena itu, pajak tidak langsung tidak bisa dipungut secara berkala, pajak
hanya bisa dipungut jika terjadi perbuatan atau peristiwa tertentu yang
menimbulkan kewajiban membayar pajak. Contoh pajak tidak langsung
yaitu, pajak penjualan atas barang mewah. Pajak ini hanya bisa dikenakan,
jika ada wajib pajak yang melakukan penjualan barang mewah. Jika wajib
pajak sering melakukan penjualan barang mewah maka dia akan sering
pula dikenakan pajak penjualan atas barang mewah. Contoh: pajak
penjualan, cukai, pajak tontonan, bea meterai, bea masuk, Pajak
Pertambahan Nilai, dan bea balik nama.
Perbedaan Pajak Langsung dengan Pajak Tidak Langsung

b. Ditinjau dari Siapa yang Memungut


1) Pajak negara, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat melalui
aparatnya, yaitu Dirjen Pajak, Kantor Inspeksi Pajak yang tersebar di
seluruh Indonesia, maupun Dirjen Bea dan Cukai. Contoh: Pajak Radio,
Pajak Televisi, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak
Sarang Burung Walet.
2) Pajak daerah (lokal), adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
dan terbatas pada rakyat daerah itu sendiri, baik yang dilakukan oleh
Pemda Tingkat I maupun Pemda Tingkat II. Contoh: Pajak Penghasilan,
Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak
Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan
Bea Meterai.
c. Ditinjau dari Objek yang Dikenakan (sifatnya)
1) Pajak subjektif, adalah pajak yang pemungutannya berdasar atas
subjeknya (orangnya), di mana keadaan diri pajak dapat memengaruhi
jumlah yang harus dibayar. Contoh: pajak penghasilan dan pajak
kekayaan.
2) Pajak objektif, adalah pajak yang pemungutannya berdasar atas objeknya
atau dalam artian tidak memperhatikan keadaan wajib pajak. Contoh:
pajak kekayaan, bea masuk, bea meterai, pajak impor, pajak kendaraan
bermotor, dan sebagainya
4. Fungsi Pajak
Sebagai salah satu sumber pendapatan negara, pajak memiliki beberapa
fungsi, sebagai berikut.
a. Pendapatan Negara (Fungsi Budgeter), digunakan untuk membiayai
pembangunan negara seperti belanja pegawai, belanja barang dan
pemeliharaan.
b. Alat Pengatur Kegiatan Ekonomi (Fungsi Regulasi), pajak dapat
digunakan pemerintah untuk mengatur kegiatan ekonomi.

c. Alat Pemerataan Pendapatan (Fungsi Distribusi), pajak yang sudah


menjadi pendapatan utama negara digunakan untuk membiayai
pengeluaran rutin dan pembangunan. Penggunaan pajak untuk
pembangunan harus dilakukan secara merata ke seluruh wilayah tanah
air. Tidak terpusat di satu wilayah saja.
d. Alat untuk Menstabilkan Ekonomi (Fungsi Stabilisasi), Pajak dapat
digunakan untuk menstabilkan keadaan ekonomi, misalnya dengan
menetapkan pajak yang tinggi, pemerintah dapat mengatasi inflasi,
karena jumlah uang yang beredar dapat dikurangi. Dan, untuk mengatasi
deflasi atau kelesuan ekonomi, pemerintah dapat menurunkan pajak.
Dengan menurunkan pajak, jumlah uang yang beredar dapat ditambah
sehingga kelesuan ekonomi yang di antaranya ditandai dengan sulitnya
pengusaha memperoleh modal dapat diatasi. Dengan demikian,
perekonomian diharapkan senantiasa dalam keadaan stabil.
5. Arti Pungutan Resmi Lain
Untuk meningkatkan pendapatan negara, selain mewajibkan masyarakat
membayar pajak, pemerintah juga melakukan pungutan resmi lainnya. Bentuk
pungutan resmi lain tersebut adalah:
a. Retribusi, adalah iuran rakyat yang disetorkan melalui kas negara atas
dasar pembangunan tertentu dari jasa atau barang milik negara yang
digunakan oleh orang-orang tertentu atau kepentingan pribadi.
b. Cukai, adalah iuran rakyat atas pemakaian barang-barang tertentu, seperti
minyak tanah, bensin, minuman keras, rokok, atau tembakau.
c. Bea masuk, adalah bea yang dikenakan terhadap barang barang yang
dimasukkan ke dalam daerah pabean Indonesia dengan maksud untuk
dikonsumsi di dalam negeri.
d. Bea keluar adalah bea yang dikenakan atas barang-barang yang akan
dikeluarkan dari wilayah pabean Indonesia dengan maksud barang tersebut
akan diekspor ke luar negeri.
e. Sumbangan, adalah iuran orang-orang atau golongan orang tertentu yang
harus diberikan kepada negara untuk menutupi pengeluaran-pengeluaran
negara yang sifatnya tidak memberikan prestasi kepada umum, dan
pengeluarannya tidak dapat diambil dari kas negara serta tidak ada balas
jasa secara langsung. Contohnya, sumbangan dana PMI.
f. Iuran adalah pungutan yang dilakukan sehubungan tersedianya fasilitas
yang diberikan pemerintah secara tidak langsung kepada pembayar iuran,
misalnya iuran keamanan dan kebersihan.

Anda mungkin juga menyukai