Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
SyringOma adalah neoplasma jinak adneksa dari kelenjar eccrine yang
intraepidermal, merupakan bagian less mature tumors dari tumor-tumor
appendage kulit. Para syringioma berasal dari bahasa yunani yaitu syrinx yang
artinya adalah tube atau pipa. Syringoma tumor saluran keringat yang tidak
berbahaya biasanya ada disekitar kelopak mata atau di pipi tetapi juga dapat
ditemukan di aksila, vulva dan penis, berukuran 1-3 mm, kulit bundar-papula
berwarna atau kuning, tidak ada pengobatan yang diperlukan tetapi bisa dihapus
untuk alasan kosmetik menggunakan terapi laser. Berdasarkan friedman dan
Skema klasifikasi butler, 4 varian syringioma yaitu : bentuk vokal, bentuk terkait
dengan syndrom down, bentuk umum yang mencakup syringioma ganda dan
erupsi serta sebuah bentuk familial.
Syringoma dapat berkembang pada semua umur, meskipun biasanya
terjadi setelah masa pubertas. Syringoma dapat berkembang pada individu dari
setiap golongan dan gender tetapi lebih sering terdapat pada perempuan. Kondisi
ini sering dijumpai pada keluarga yang diyakini memiliki komponen genetik.
Sekitar 18% dari individu dengan sindrom down dapat terkena syringioma.
Syringoma tidak menunjukkan gejala, penderita sering khawatir karena
berpengaruh pada kecantikan wajah. Syringoma adalah tumor jinak yang berasal
dari struktur saluran keringat.

SYRINGOMA|

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KULIT
2.1.1 ANATOMI KULIT
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang
melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat
tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kira-kira 15% dari berat tubuh
dan luas kulit orang dewasa 1,5 m2. Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif,
serta sangat bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung
pada lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya.
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu
(Djuanda, 2007) :
1. Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas :
a. Lapisan basal atau stratum germinativum. Lapisan basal merupakan lapisan
epidermis paling bawah dan berbatas dengan dermis. Dalam lapisan basal terdapat
melanosit. Melanosit adalah sel dendritik yang membentuk melanin. Melanin
berfungsi melindungi kulit terhadap sinar matahari.
b. Lapisan malpighi atau stratum spinosum. Lapisan malpighi atau disebut juga
prickle cell layer (lapisan akanta) merupakan lapisan epidermis yang paling kuat
dan tebal. Terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya
berbeda-beda akibat adanya mitosis serta sel ini makin dekat ke permukaan makin
gepeng bentuknya. Pada lapisan ini banyak mengandung glikogen.
c. Lapisan granular atau stratum granulosum (Lapisan Keratohialin). Lapisan
granular terdiri dari 2 atau 3 lapis sel gepeng, berisi butir-butir (granul)
keratohialin yang basofilik. Stratum granulosum juga tampak jelas di telapak
tangan dan kaki.
d. Lapisan lusidum atau stratum lusidum. Lapisan lusidum terletak tepat di bawah
lapisan korneum. Terdiri dari sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang
berubah menjadi protein yang disebut eleidin.

SYRINGOMA|

e. Lapisan tanduk atau stratum korneum. Lapisan tanduk merupakan lapisan


terluar yang terdiri dari beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan
protoplasmanya telah berubah menjadi keratin. Pada permukaan lapisan ini sel-sel
mati terus menerus mengelupas tanpa terlihat.
2. Dermis
Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada
epidermis. Terdiri dari lapisan elastis dan fibrosa padat dengan elemen-elemen
selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yakni:
a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis dan berisi ujung serabut
saraf dan pembuluh darah.
b. Pars retikulaare, yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan.
Bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang seperti serabut kolagen, elastin,
dan retikulin. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar
keringat, dan kelenjar sebasea.
3. Lapisan subkutis
Lapisan ini merupakan lanjutan dermis, tidak ada garis tegas yang
memisahkan dermis dan subkutis. Terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel-sel
lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak
ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Jaringan subkutan mengandung
syaraf, pembuluh darah dan limfe, kantung rambut, dan di lapisan atas jaringan
subkutan terdapat kelenjar keringat. Fungsi jaringan subkutan adalah penyekat
panas, bantalan terhadap trauma, dan tempat penumpukan energi.

2.1.2 Adneksa kulit


Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelanjar kulit, rambut, dan kuku
(Djuanda , 2007)
1. Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, terdiri dari:
a. Kelenjar keringat
Ada dua macam yaitu kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di
dermis dengan sekret yang encer, dan kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak
lebih dalam dan sekretnya lebih kental. Fungsi dari kelenjar keringat meliputi

SYRINGOMA|

mengatur suhu. Kelenjar ekrin terdapat di semua daerah di kulit, tetapi tidak
terdapat di selaput lendir. Sedangkan kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat
besar yang bermuara ke folikel rambut.
b. Kelenjar palit (Glandula sebasea)
Terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan dan
kaki. Kelenjar ini disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret
kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya
terdapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat di lumen akar rambut
(folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen,
wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen, pada anakanak jumlah kelenjar palit sedikit, pada pubertas menjadi lebih besar dan banyak
serta mulai berfungsi secara aktif.
2. Kuku
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang
menebal. Bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku (nail
root), bagian yang terbuka di atas dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari
disebut badan kuku (nail plate) dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang
bebas. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1
mm per minggu.
3.Rambut
Terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian
yang berada di luar kulit (batang rambut).
2.1.3 Fungsi Kulit
Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan dengan
lingkungan. Adapun fungsi utama kulit adalah (Djuanda,2007):
1. Fungsi proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanik
(tarikan, gesekan, dan tekanan), gangguan kimia ( zat-zat kimia yang iritan), dan
gagguan bersifat panas (radiasi, sinar ultraviolet), dan gangguan infeksi luar.

SYRINGOMA|

2. Fungsi absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat tetapi
cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak.
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi
oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
3. Fungsi ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis
sehingga kulit mampu mengenali rangsangan yang diberikan. Rangsangan panas
diperankan oleh badan ruffini di dermis dan subkutis, rangsangan dingin
diperankan oleh badan krause yang terletak di dermis, rangsangan rabaan
diperankan oleh badan meissner yang terletak di papila dermis, dan rangsangan
tekanan diperankan oleh badan paccini di epidermis.
5.Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengekskresikan keringat dan
mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Di waktu suhu dingin,
peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada waktu
suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat
dari kelenjar keringat sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas.
6. Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini
berasal dari rigi saraf. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen
(melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu.
7. Fungsi kreatinisasi
Fungsi ini memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik.
8. Fungsi pembentukan/sintesis vitamin D

SYRINGOMA|

2.2 SYRINGOMA
2.2.1 DEFINISI
Tumor jinak kulit adalah benjolan pada kulit yang bersifat jinak, tidak
berhubungan dengan keganasan kulit. Karena sifatnya jinak, tumor jinak kulit
tidak memerlukan terapi. Namun bila sevara kosmetik mengganggu penampilan.
Syringioma berasal dari bahasa yunani syrinx yang berarti pipa.
Syringioma adalah tumor kulit jinak yang berasal dari sel-sel yang berhubungan
dengan kelenjar keringat. Syringioma biasanya lebih rentan pada perempuan dan
memiliki dasar genetika dalam beberapa kasus. Syringioma biasanya berbentuk
benjolan-benjolan kecil berwarna sama dengan kulit wajah dan bisa berada di
kelopak mata, sekitar mata, lengan, perut bagian bawah dan vulva.
Syringioma adalah tumor kecil jinak saluran keringat yang muncul
terutama pada wanita dan sering turun temurun. Umumnya pertama muncul
sekitar pubertas.sering ditemukan dalam kelopak mata tetapi juga ada
kemungkinan timbul ditempat lain dikulit wajah. Syringioma adalah jenis tumor
jinak yang terkadang mirip dengan komedo atau jerawat. Karateristik khasnya
berupa papul-paput multipel di bawah mata atau daerah kulit yang banyak
mengeluarkan keringat.

Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan diatas maka dapat ditarik


sebuah kesimpulan bahwa syringioma adalah suatu penyakit tumor jinak yang
disebabkan oleh kelenjar keringat yang terdapat di wajah dan bagian tubuh
lainnya dan secara kosmetik dapat mengganggu penampilan.

SYRINGOMA|

2.2.2 EPIDEMIOLOGI
1. frekuensi
Internasional Syringoma adalah lesi cukup umum.
2. mortalitas / morbiditas
Syringoma jinak dan sebagian besar signifikan kosmetik.
3. jenis kelamin
Wanita yang terpengaruh oleh syringoma lebih sering dari pada laki-laki.
4. usia
Syringoma biasanya pertama muncul pada masa pubertas, lesi tambahan
dapat berkembang kemudian.
2.2.3 KLASIFIKASI
Siringoma

adalah

tumor

jinak

adenoma

duktus

kelenjar

ekrin

intraepidermis dan digolongkan dalam less mature tumors. Terdapat 2 bentuk


klinis, namun ada sumber lain yang membaginya menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Siringoma periorbital ( Periorbital Syrigoma)
2. Siringoma eruptif ( Eruptive syringoma, Eruptive hidradenoma, Disseminated
syringoma)
3. Varian lain : bentuk linear unilateral atau distribusi nevoid, terbatas linear,
terbatas pada scalp, terbatas pada vulva, terbatas pada ekstremitas distal, lichenplanus like, tipe milia (milia like).
2.2.4 ETIOLOGI
syringoma sering insidental, meskipun beberapa kasus familial dapat
terjadi. Lebih dari 10 kasus syringoma pada keluarga telah dilaorkan. Mereka
cenderung terjadi pada preadolence atau remaja, tidak memiliki kecenderungan
seksual, paling sering yang terlibat adalah daerah wajah, dan diwariskan sebagai
sifat dominan autosom atau sebagai hasil dari mutasi somatik.
Syringoma dapat dikaitkan dengan sindrom down, dalam hal ini
syringoma biasanya terdapat didaerah periorbital. Namun, kasus lain yang jarang
adalah syringoma erupsi yang terkait dengan sindrom down juga telah dilaporkan.

SYRINGOMA|

2.2.5 PATOFISIOLOGI
Syringoma

umumnya

dianggap

sebagai

neoplasma

jinak

yang

membedakan garis ekrin. Tes imunohistokimia enzim menunjukkan adanya enzim


ekrin seperti aminopeptidase leusin, dehidrogenase suksinat, dan fosforilasa. Pola
imunohistokimia ekspresi cytokeratin menunjukkan diferensiasi baik terhadap
bagian paling atas dari saluran dermal dan saluran intraepidermal rendah (yaitu,
keringat saluran bubungan). Namun, membedakan antara saluran ekrin dan
apokrin terkadang sulit, dan tumor banyak yang secara tradisional dianggap ekrin
telah terbukti memiliki diferensiasi apokrin. Mikroskop elektron syringomas
menunjukkan sel duktal dengan mikrovili pendek banyak, desmosom,
tonofilaments luminal, dan lisosom. Histogenesis syringomas kemungkinan besar
terkait dengan elemen ekrin atau sel induk pluripotential.
Beberapa peneliti telah menyarankan bahwa kasus syringoma erupsi
mungkin merupakan respon hiperplastik dari duktus ekrin untuk reaksi inflamasi
bukan neoplasma adnexal benar. Dalam pengaturan ini, para penulis mengusulkan
dermatitis syringomatous istilah untuk kasus tersebut. Demikian juga, kulit kepala
"syringomas" terlihat pada jaringan parut alopecia merupakan proliferasi reaktif
dalam menanggapi fibrosis.
2.2.6 HISTOLOGI
Syringoma adalah tumor yang terletak terutama di dermis superfisial.
Syringomas terdiri dari saluran kecil banyak tertanam dalam stroma sklerotik
(lihat gambar di bawah).

Bagian histologis menunjukkan syringoma saluran kecil banyak dalam stroma sklerotik.
Perhatikan berudu berbentuk saluran.

SYRINGOMA|

Dinding-dinding dari saluran-saluran biasanya dibatasi oleh 2 baris dari sel


epitel kuboid-ke-rata dan mengandung lumen diisi dengan eosinofilik periodik
asam-Schiff-positif,, puing-puing amorf. Beberapa dari saluran-saluran telah
memanjang ekor sel epitel yang menghasilkan penampilan koma berbentuk atau
kecebong yang khas. Keratinous kista dapat ditemukan di permukaan. Jarang, sel
tumor dapat muncul jelas sebagai akibat dari akumulasi glikogen (lihat gambar di
bawah).

Histologis bagian yang jelas-sel syringoma.

Dalam konteks penelitian, tes imunohistokimia enzim menunjukkan


adanya enzim ekrin seperti aminopeptidase leusin, dehidrogenase suksinat, dan
fosforilasa

di

syringomas.

Pola

imunohistokimia

ekspresi

cytokeratin

menunjukkan diferensiasi baik terhadap bagian paling atas dari saluran dermal
dan saluran intraepidermal rendah (yaitu, keringat punggung saluran).
Membedakan antara saluran ekrin dan apokrin mungkin sulit.
Diagnosis diferensial meliputi histologis sclerosing (morphealike)
karsinoma sel basal dan trichoepithelioma desmoplastic. Yang penting, syringoma
harus dibedakan dari karsinoma adneksa microcystic, yang memiliki fitur
histologis mirip tetapi cenderung menyusup dermis dalam dan jaringan subkutan.
Oleh karena itu, biopsi dangkal parsial mungkin bermasalah dalam situasi ini.
Chondroid syringoma adalah tumor jinak adneksa berbeda dengan matriks tulang
rawan karakteristik myxoid yang beranalogi dengan tumor campuran jinak
(adenoma pleomorfik) dari kelenjar ludah

SYRINGOMA|

2.2.7 GEJALA KLINIS


Bentuk klinis tersering atau pada umumnya ialah bentuk periorbital, dan
tempat predileksi tersering timbul di periorbita inferior, kelopak mata bagian
bawah. Lebih banyak dijumpai pada wanita dibanding pria, dengan awitan usia
tersering ialah pubertas, namun pendapat lain menyebutkan dapat timbul pada
kelompok usia manapun dan dekade 2 dan 3 adalah kelompok usia yang paling
umum dijumpai. Gambaran klinis lesi adalah papul-paul datar lunak/padat lunak,
diameter 1-2mm/2-3mm, dengan warna umumnya seperti warna kulit ( skin
colored ) atau sedikit kekuningan tapi dapat pula agak merah muda atau bahkan
kecoklatan, yang tersebar khususnya didaerah kelopak mata, leher, serta dapat
pula dalam bentuk generalisata yaitu pada dada, daerah epigastrik atau abdomen
dan bahkan pula di daerah penis, vulva serta jari-jari tangan.
Munculnya syringomas adalah sebagai berikut:

Syringomas adalah kulit berwarna atau kekuningan, kecil, papula dermal

(lihat gambar di bawah).


Tersebut, beberapa kecil, papula kuning di bagian bawah tutup atas dan
pipi sesuai dengan syringomas. Kista biru di canthus batin merupakan
hidrocystoma ekrin. Courtesy of Mark S. Brown, MD, University of South

Alabama Medical Center.


Kadang-kadang, lesi dapat muncul tembus atau fibrosis.
Permukaan syringomas bisa bulat atau datar.
Syringomas biasanya lebih kecil dari 3 mm.
Syringomas erupsi biasanya muncul sebagai papula hiperpigmentasi pada
dada atau batang penis.

Distribusi syringomas adalah sebagai berikut:

Syringomas biasanya beberapa, diatur dalam cluster, dan simetris

didistribusikan.
Paling umum, syringomas terbatas pada bagian atas pipi dan kelopak mata

bawah.
Situs karakteristik lain untuk syringomas termasuk ketiak, dada, perut,

penis, dan vulva.


Laporan kasus telah dijelaskan syringomas terbatas pada dorsum tangan.

SYRINGOMA|

10

Dalam varian dari syringoma letusan, lesi beberapa muncul secara


bersamaan, biasanya di dada dan perut bagian bawah. Varian erupsi

mungkin melibatkan penis.


Jarang, syringomas muncul sebagai sepihak, linear, lesi nevoid.

Diferensial diagnosa dan kondisi istimewa adalah sebagai berikut:

Pada kasus yang jarang, syringomas kulit kepala dapat menghasilkan

scarring alopecia.
Pada kesempatan, syringomas dapat dikaitkan dengan milia dan

vermiculate atrophoderma.
Dalam kasus yang jarang, syringoma dapat dikaitkan dengan multipleks

steatocystoma.
Secara klinis,

trichoepitheliomas dan karsinoma sel basal .


Lesi pada kelopak mata mungkin bingung dengan xanthelasmas .
Syringomas letusan di bagasi dapat menyerupai disebarluaskan annulare

granuloma .
Karsinoma adneksa Microcystic bisa menyamar sebagai syringoma.
Lesi Fox-Fordyce penyakit (papula pruritus beberapa folikel) harus

syringomas

pada

wajah

harus

dibedakan

dari

dibedakan dari syringomas.


2.2.8 DIAGNOSA BANDING
Diagnosis banding klinis yang tersering ialah milia, kemudian dapat juga
angiofibroma atau hyperplasia sebasea, xanthoma eruptif, hidrostoma dan akne
vulgaris, apokrin hidrocystoma, basal karsinoma sel, Koloid Milium, Cowden
Penyakit (Sindrom Beberapa hamartoma), Cutaneous Tuberkulosis, FavreRacouchot Syndrome (elastosis nodular dengan Kista dan Komedo), Granuloma
Annulare,

Microcystic

adneksa

Carcinoma,

Milia

Hiperplasia

sebasea,

Steatocystoma Multiplex, Trichoepithelioma.


2.2.10 PENATALAKSANAAN
Alasan utama pengobatan adalah kosmetik, khususnya pasien mencari
pengobatan untuk syringoma pada daerah kelopak mata dan pipi, yang mungkin

SYRINGOMA|

11

mencolok. Tujuan terapi untuk syringoma adalah penghancuran tumor dengan


jaringan parut minimal dan tidak kambuh. Namun, karena syringoma biasanya
tertanam didalam dermis, pengahapusan lengkap sering tidak berhasil dan
kekambuhan sering terjadi kembali.
Pengobatan pilihan adalah destruksi tumor, antara lain dengan cara
kuretase, dapat pula dilakukan kauterisasi kimiawi, elektrodesikasi dan laser CO2
defocused beam. Beberapa teknik pengobatan siringoma belakangan ini banyak
dikembangkan antara lain elektrodesikasi dengan menggunakan short burst high
frequency low voltage intralesional dengan memakai elektroda jarum halus atau
jarum epilasi, atau scanned CO2 laser dan kombinasi laser CO2 vaporisasi
dengan aplikasi asam trikloroasetat 50 memberikan hasil yang cukup memuaskan,
tanpa jaringan parut dan bebas lesi 24 bulan hingga 4 tahun. Yang utama dalam
pengobatan siringoma ini adalah memberi keyakinan pada penderita bahwa
kelainan ini tidak membahayakan sehingga tidak diperlukan tindakan agresif bila
kelainannya masih sedikit.

BAB IV
KESIMPULAN
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang
melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat
tubuh yang terberat dan terluas ukurannya.

SYRINGOMA|

12

Syringioma berasal dari bahasa yunani syrinx yang berarti pipa.


Syringioma adalah tumor kulit jinak yang berasal dari sel-sel yang berhubungan
dengan kelenjar keringat. Syringioma biasanya lebih rentan pada perempuan dan
memiliki dasar genetika dalam beberapa kasus. Syringioma biasanya berbentuk
benjolan-benjolan kecil berwarna sama dengan kulit wajah dan bisa berada di
kelopak mata, sekitar mata, lengan, perut bagian bawah dan vulva.
Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan diatas maka dapat ditarik
sebuah kesimpulan bahwa syringioma adalah suatu penyakit tumor jinak yang
disebabkan oleh kelenjar keringat yang terdapat di wajah dan bagian tubuh
lainnya dan secara kosmetik dapat mengganggu penampilan.
Pengobatan pilihan adalah destruksi tumor, antara lain dengan cara kuretase, dapat
pula dilakukan kauterisasi kimiawi, elektrodesikasi dan laser CO2 defocused
beam. Yang utama dalam pengobatan siringoma ini adalah memberi keyakinan
pada

penderita bahwa kelainan ini tidak membahayakan sehingga tidak

diperlukan tindakan agresif bila kelainannya masih sedikit.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rata IGAK. Tumor Kulit. Dalam : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. 2007.


Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Hal 229-241.

SYRINGOMA|

13

2. Grichnik JM, Rhodes AR, Sober AJ. Benign Neoplasias and Hyperplasias of
Melanocytes. In : Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffell DJ. 2008. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 7th Edition.
New York: McGraw Hill. p 1099-1121.
3. Budimulja U. Morfologi dan Cara Membuat Diagnosis. Dalam : Djuanda A,
Hamzah M, Aisah S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-5.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 34-42.
4.

SYRINGOMA|

14

Anda mungkin juga menyukai