PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
SyringOma adalah neoplasma jinak adneksa dari kelenjar eccrine yang
intraepidermal, merupakan bagian less mature tumors dari tumor-tumor
appendage kulit. Para syringioma berasal dari bahasa yunani yaitu syrinx yang
artinya adalah tube atau pipa. Syringoma tumor saluran keringat yang tidak
berbahaya biasanya ada disekitar kelopak mata atau di pipi tetapi juga dapat
ditemukan di aksila, vulva dan penis, berukuran 1-3 mm, kulit bundar-papula
berwarna atau kuning, tidak ada pengobatan yang diperlukan tetapi bisa dihapus
untuk alasan kosmetik menggunakan terapi laser. Berdasarkan friedman dan
Skema klasifikasi butler, 4 varian syringioma yaitu : bentuk vokal, bentuk terkait
dengan syndrom down, bentuk umum yang mencakup syringioma ganda dan
erupsi serta sebuah bentuk familial.
Syringoma dapat berkembang pada semua umur, meskipun biasanya
terjadi setelah masa pubertas. Syringoma dapat berkembang pada individu dari
setiap golongan dan gender tetapi lebih sering terdapat pada perempuan. Kondisi
ini sering dijumpai pada keluarga yang diyakini memiliki komponen genetik.
Sekitar 18% dari individu dengan sindrom down dapat terkena syringioma.
Syringoma tidak menunjukkan gejala, penderita sering khawatir karena
berpengaruh pada kecantikan wajah. Syringoma adalah tumor jinak yang berasal
dari struktur saluran keringat.
SYRINGOMA|
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KULIT
2.1.1 ANATOMI KULIT
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang
melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat
tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kira-kira 15% dari berat tubuh
dan luas kulit orang dewasa 1,5 m2. Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif,
serta sangat bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung
pada lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya.
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu
(Djuanda, 2007) :
1. Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas :
a. Lapisan basal atau stratum germinativum. Lapisan basal merupakan lapisan
epidermis paling bawah dan berbatas dengan dermis. Dalam lapisan basal terdapat
melanosit. Melanosit adalah sel dendritik yang membentuk melanin. Melanin
berfungsi melindungi kulit terhadap sinar matahari.
b. Lapisan malpighi atau stratum spinosum. Lapisan malpighi atau disebut juga
prickle cell layer (lapisan akanta) merupakan lapisan epidermis yang paling kuat
dan tebal. Terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya
berbeda-beda akibat adanya mitosis serta sel ini makin dekat ke permukaan makin
gepeng bentuknya. Pada lapisan ini banyak mengandung glikogen.
c. Lapisan granular atau stratum granulosum (Lapisan Keratohialin). Lapisan
granular terdiri dari 2 atau 3 lapis sel gepeng, berisi butir-butir (granul)
keratohialin yang basofilik. Stratum granulosum juga tampak jelas di telapak
tangan dan kaki.
d. Lapisan lusidum atau stratum lusidum. Lapisan lusidum terletak tepat di bawah
lapisan korneum. Terdiri dari sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang
berubah menjadi protein yang disebut eleidin.
SYRINGOMA|
SYRINGOMA|
mengatur suhu. Kelenjar ekrin terdapat di semua daerah di kulit, tetapi tidak
terdapat di selaput lendir. Sedangkan kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat
besar yang bermuara ke folikel rambut.
b. Kelenjar palit (Glandula sebasea)
Terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan dan
kaki. Kelenjar ini disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret
kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya
terdapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat di lumen akar rambut
(folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen,
wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen, pada anakanak jumlah kelenjar palit sedikit, pada pubertas menjadi lebih besar dan banyak
serta mulai berfungsi secara aktif.
2. Kuku
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang
menebal. Bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku (nail
root), bagian yang terbuka di atas dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari
disebut badan kuku (nail plate) dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang
bebas. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1
mm per minggu.
3.Rambut
Terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian
yang berada di luar kulit (batang rambut).
2.1.3 Fungsi Kulit
Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan dengan
lingkungan. Adapun fungsi utama kulit adalah (Djuanda,2007):
1. Fungsi proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanik
(tarikan, gesekan, dan tekanan), gangguan kimia ( zat-zat kimia yang iritan), dan
gagguan bersifat panas (radiasi, sinar ultraviolet), dan gangguan infeksi luar.
SYRINGOMA|
2. Fungsi absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat tetapi
cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak.
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi
oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
3. Fungsi ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis
sehingga kulit mampu mengenali rangsangan yang diberikan. Rangsangan panas
diperankan oleh badan ruffini di dermis dan subkutis, rangsangan dingin
diperankan oleh badan krause yang terletak di dermis, rangsangan rabaan
diperankan oleh badan meissner yang terletak di papila dermis, dan rangsangan
tekanan diperankan oleh badan paccini di epidermis.
5.Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengekskresikan keringat dan
mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Di waktu suhu dingin,
peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada waktu
suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat
dari kelenjar keringat sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas.
6. Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini
berasal dari rigi saraf. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen
(melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu.
7. Fungsi kreatinisasi
Fungsi ini memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik.
8. Fungsi pembentukan/sintesis vitamin D
SYRINGOMA|
2.2 SYRINGOMA
2.2.1 DEFINISI
Tumor jinak kulit adalah benjolan pada kulit yang bersifat jinak, tidak
berhubungan dengan keganasan kulit. Karena sifatnya jinak, tumor jinak kulit
tidak memerlukan terapi. Namun bila sevara kosmetik mengganggu penampilan.
Syringioma berasal dari bahasa yunani syrinx yang berarti pipa.
Syringioma adalah tumor kulit jinak yang berasal dari sel-sel yang berhubungan
dengan kelenjar keringat. Syringioma biasanya lebih rentan pada perempuan dan
memiliki dasar genetika dalam beberapa kasus. Syringioma biasanya berbentuk
benjolan-benjolan kecil berwarna sama dengan kulit wajah dan bisa berada di
kelopak mata, sekitar mata, lengan, perut bagian bawah dan vulva.
Syringioma adalah tumor kecil jinak saluran keringat yang muncul
terutama pada wanita dan sering turun temurun. Umumnya pertama muncul
sekitar pubertas.sering ditemukan dalam kelopak mata tetapi juga ada
kemungkinan timbul ditempat lain dikulit wajah. Syringioma adalah jenis tumor
jinak yang terkadang mirip dengan komedo atau jerawat. Karateristik khasnya
berupa papul-paput multipel di bawah mata atau daerah kulit yang banyak
mengeluarkan keringat.
SYRINGOMA|
2.2.2 EPIDEMIOLOGI
1. frekuensi
Internasional Syringoma adalah lesi cukup umum.
2. mortalitas / morbiditas
Syringoma jinak dan sebagian besar signifikan kosmetik.
3. jenis kelamin
Wanita yang terpengaruh oleh syringoma lebih sering dari pada laki-laki.
4. usia
Syringoma biasanya pertama muncul pada masa pubertas, lesi tambahan
dapat berkembang kemudian.
2.2.3 KLASIFIKASI
Siringoma
adalah
tumor
jinak
adenoma
duktus
kelenjar
ekrin
SYRINGOMA|
2.2.5 PATOFISIOLOGI
Syringoma
umumnya
dianggap
sebagai
neoplasma
jinak
yang
Bagian histologis menunjukkan syringoma saluran kecil banyak dalam stroma sklerotik.
Perhatikan berudu berbentuk saluran.
SYRINGOMA|
di
syringomas.
Pola
imunohistokimia
ekspresi
cytokeratin
menunjukkan diferensiasi baik terhadap bagian paling atas dari saluran dermal
dan saluran intraepidermal rendah (yaitu, keringat punggung saluran).
Membedakan antara saluran ekrin dan apokrin mungkin sulit.
Diagnosis diferensial meliputi histologis sclerosing (morphealike)
karsinoma sel basal dan trichoepithelioma desmoplastic. Yang penting, syringoma
harus dibedakan dari karsinoma adneksa microcystic, yang memiliki fitur
histologis mirip tetapi cenderung menyusup dermis dalam dan jaringan subkutan.
Oleh karena itu, biopsi dangkal parsial mungkin bermasalah dalam situasi ini.
Chondroid syringoma adalah tumor jinak adneksa berbeda dengan matriks tulang
rawan karakteristik myxoid yang beranalogi dengan tumor campuran jinak
(adenoma pleomorfik) dari kelenjar ludah
SYRINGOMA|
didistribusikan.
Paling umum, syringomas terbatas pada bagian atas pipi dan kelopak mata
bawah.
Situs karakteristik lain untuk syringomas termasuk ketiak, dada, perut,
SYRINGOMA|
10
scarring alopecia.
Pada kesempatan, syringomas dapat dikaitkan dengan milia dan
vermiculate atrophoderma.
Dalam kasus yang jarang, syringoma dapat dikaitkan dengan multipleks
steatocystoma.
Secara klinis,
granuloma .
Karsinoma adneksa Microcystic bisa menyamar sebagai syringoma.
Lesi Fox-Fordyce penyakit (papula pruritus beberapa folikel) harus
syringomas
pada
wajah
harus
dibedakan
dari
Microcystic
adneksa
Carcinoma,
Milia
Hiperplasia
sebasea,
SYRINGOMA|
11
BAB IV
KESIMPULAN
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang
melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat
tubuh yang terberat dan terluas ukurannya.
SYRINGOMA|
12
DAFTAR PUSTAKA
SYRINGOMA|
13
2. Grichnik JM, Rhodes AR, Sober AJ. Benign Neoplasias and Hyperplasias of
Melanocytes. In : Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffell DJ. 2008. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 7th Edition.
New York: McGraw Hill. p 1099-1121.
3. Budimulja U. Morfologi dan Cara Membuat Diagnosis. Dalam : Djuanda A,
Hamzah M, Aisah S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-5.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 34-42.
4.
SYRINGOMA|
14