Anda di halaman 1dari 5

Urgensi Tauhid

KHUTBAH JUMAT PERTAMA





.

.






.


.

.






Maasyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,
Sebagaimana yang selalu dinasihatkan dan selalu diingatkan oleh para khotib, untuk selalu
meningkatkan ketakwaan kita, kepada Allah Subhanahu wa Taala. Kami pun mengingatkan
diri kami sendiri dan jamaah seluruhnya, agar selalu meningkatkan dan memperkokoh
ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Taala dengan sebenar-benar takwa, yang betulbetul didasari ilmu danta takut kepada-Nya.
Maksudnya, kita melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Taala dengan benar-benar
mengetahui bahwasanya perintah tersebut kita laksanakan karena ada dalil, baik dari Alquran
dan sunah. Begitu juga sebaliknya, kita meninggalkan larangan berdasarkan dalil dari
Alquran maupun sunah disertai rasa takut terhadap adzab-Nya. Inilah makna ketakwaan yang
sebenarnya sebagaimana dikatakan oleh Tholq bin Habib,





Takwa adalah engkau melaksanakan ketaatan kepada Allah berdasarkan tuntunan (wahyu)
dari Allah dan meninggalkan kemaksiatan berdasarkan tuntunan (wahyu) dari Allah karena
takut siksa-Nya.
Kemudian yang kedua, kami ingatkan kepada seluruh jamaah bahwasanya pada hari Jumat
ini. Allah Subhanahu wa Taala memuliakan hari ini dibandingkan hari-hari lainnya. Pada
hari Jumat inilah kita disunahkan memperbanyak shalawat kepada Nabi shallallahu alaihi
wa sallam.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, diriwayatkan oleh Imam Muslim,



Hari paling baik yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari itulah Adam
diciptakan, dimasukkan ke surga, dan dikeluarkan dari surga. Dan tidaklah tegak hari
kiamat melainkan pada hari Jumat.

Beliau Shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,





Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah bersholawat kepadanya sepuluh
kali.
Maasyiral muslimin rahimani warahimakumullah,
Pada khotbah kali ini, kami akan menjelaskan masalah pentingnya tauhid, dengan harapan
dapat menambah kekuatan keimanan dan keyakinan kita kepada Allah Subhanahu wa Taala.

Tapi sebelumnya, perlu kita ketahui bahwa tauhid merupakan asas atau pilar
Agama Islam yang hanif (lurus) ini. Tauhid ibarat sebuah pondasi yang di
atasnya berdiri sebuah bangunan. Kalau dasar sebuah bangunan itu lurus
dan kuat, maka sesuatu yang ada di atasnya pun akan lurus dan kuat. Akan
tetapi, sebaliknya kalau dasarnya bengkok dan rapuh maka jangan berharap
sesuatu yang di atasnya akan kokoh.
Demikian pula halnya dengan amalan, kalau sebuah amalan benar-benar didasari dengan
aqidah dan niat yang tulus karena Allah Subhanahu wa Taala dan dengan mengikuti Sunnah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pasti amal itu akan diterima oleh Allah Subhanahu
wa Taala. Dan kalau sebaliknya, jangan bermimpi dan jangan berharap amalan itu akan
diterima oleh Allah Subhanahu wa Taala.
Maasyiral muslimin,
Ketahuilah, bahwasanya para ulama telah menulis beberapa kitab tentang masalah tauhid ini.
Di antaranya ada sebuah kitab yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu dengan
judul Minhaj Al-Firqatun Najiyyah wat Thaifah al-Mashurah. Dalam risalah ini beliau
menyebutkan:

Allah Subhanahu wa Taala menciptakan alam semesta dan seisinya ini dengan
hikmah agar beribadah kepada-Nya dan Allah mengutus para rasul untuk mengajak
manusia mentauhidkan Allah Subhanahu wa Taala. Maka sadarlah dan ingatlah
wahai kaum muslimin keapda hakikat keberadaan diri kita di muka bumi ini. Allah
Subhanahu wa Taala meciptakan dunia ini beserta isinya termasuk kita hanya
untuk satu tujuan yang agung, yaitu beribadah kepada-Nya.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala dalam surat Adz-Dzariyat: 56,




Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.
Ketahuilah jamaah sekalian, ayat ini berisikan bantahan terhadap orang-orang yang
menyangka bahwasanya diciptakan alam semesta ini untuk Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam, sebagaimana pemahaman ini diyakini dan diusung oleh sebagian kaum
muslimin pada zaman kita sekarang ini.

Kemudian Allah Subhanahu wa Taala mengutus para rasul-Nya ke muka bumi ini dengan
satu tujuan yang sama, yaitu mengajak kepada Allah. Mereka mengajak manusia untuk
mentauhidkan Allah Subhanahu wa Taala dan menjauhkan diri dari beribadah kepada
selain-Nya.
Allah berfirman,

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul kepada tiap-tiap umat (untuk menyerukan),
Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thoghut itu (QS. An-Nahl: 36)
Maasyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah
Ketahuilah jamaah sekalian, ibadah itu bersifat tauqifi (terima jadi, apa adanya).
Artinya, kita beribadah kepada Allah itu bukan semau kita, tetapi kita butuh dalil dan contoh
dari Kitabullah dan Sunah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.

Termasuk hal yang menunjukkan pentingnya tauhid, ialah bahwasanya para rasul
seluruhnya memulai dakwahnya dengan tauhid.

Mulai dari rasul yang pertama yaitu Nuh Shallallahu alaihi wa sallam hingga nabi kita
Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, mereka semua membawa dakwah yang satu, yaitu
mengajak umat manusia mentauhidkan Allah Subhanahu wa Taala.
Allah berfirman dalam surat Al-Jin: 20,

Katakanlah: Sesungguhnya aku hanya menyembah Robbku dan aku tidak mempersekutukan
sesuatu pun dengan-Nya.
Demikian pula kita dapat menjumpai di dalam Alquran, kisah perjuangan para nabi dan rasul
dalam menyampaikan dakwah tauhid ini. Misalnya, di dalam surat Al-Araf, apabila kita
membuka dan membacanya, di sana kita akan menemukan Allah Subhanahu wa Taala
mengisahkan perjuangan mereka dalam mengajak umatnya kepada tauhid dan semua nabi
memiliki satu ucapan yang sama.
Sedangkan dalam sejarah kehidupan dan hadis Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kita akan
menjumpai tentang bagaimana beliau mendidik dan menarbiyah umat dengan tauhid ini.
Dlam hadis yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, dikisahkan beliau mengajarkan kepada Ibnu
Abbas anak paman beliau- dengan sabda beliau,

Apabila kamu meminta maka mintalah kepada Allah dan apabila kamu minta pertolongan
maka mintalah pertolongan hanya kepada Allah.
Maasyiral muminin rahimani wa rahimakumullah,

Kemudian yang ketiga yang menunjukkan pentingnya tauhid:

Bahwasanya Rasul shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan kepada para


sahabat supaya mereka memulai dakwah mereka dengan tauhid. Ini
menunjukkan kepada kita betapa penting dan agungnya dakwah tauhid ini.
Oleh karena itu, kita harus mengutamakan dakwah tauhid ini dan
memperjuangkan, sampai ajal menjemput kita.
Tidakkah kita merenungi sabda Rasul shallallahu alaihi wa sallam tatkala beliau
mengatakan kepada sahabat Muadz bin Jabal radhiallahuanhu ketika diutus ke negeri
Yaman, beliau shallallahu alaihi wa sallam berpesan,
:
Maka hendaklah yang pertama kali kamu serukan kepada mereka adalah persaksian
bahwasanya tidak ada Ilah (sesembahan yang haq) kecuali Allah. Dan dalam riwayat lain:
sampai mereka mentauhidkan Allah.
Inilah yang dapat kami sampaikan pada khotbah yang pertama. Mudah-mudahan dapat
bermanfaat.

.

KHUTBAH JUMAT KEDUA






Maasyiral muslimin rahmani wa rahimakumullah,
Ketahuilah, para ulama kita telah memenuhi tulisan-tulisan mereka, kitab-kitab mereka, dan
ceramah-ceramah mereka dengan tauhid ini. Mereka melakukannya tidak lain dan tidak
bukan lantaran mereka mengetahui hanya dengan dakwah tauhid inilah kaum muslimin akan
dapat disatukan, dan hanya dengan dakwah tauhid ini pula kejayaan dan kemenangan kaum
muslimin akan dpat terwujud.
Sebaliknya, tanpa dakwah tauhid ini kita tidak akan dapatkan semua itu. Tanpa tauhid, jangan
berharap kita akan mendapat kejayaan dan kemenangan. Sejarah kenabian dan kerasulan
telah membuktikan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam beserta kaum muslimin pada
waktu itu mendapatkan kemenangan dan kejayaan dengan dakwah tauhid ini.
Maka bagi sebagian kaum muslimin yang meninggalkan dakwah ini dan menempuh dakwah
selain dakwah tauhid, kendati mereka diberikan umur ribuan tahun dan mengerahkan segala
macam usaha untuk menegakkan dan mengharapkan kemenangan, kejayaan, dan daulah
kaum muslimin, tidaklah mereka akan berhasil mewujudkan semua itu selama mereka
meninggalkan dan memusuhi dakwah yang barakah ini. Karena Alquran telah membuktikan
bahwasanya sejarah manusia, sejarah kaum-kaum yang meninggalkan tauhid ini dan
memusuhinya, mereka dihancurkan dan dibinasakan oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Maasyiral muslimin rahimani warahimakumullah,


Inilah suatu bukti yang nyata dari Alquran tentang orang-orang yang berpaling dari dakwah
tauhid. Mereka tidak akan mendapat apa yang mereka inginkan. Bahkan sebaliknya, mereka
akan binasa. Oleh karena itu, kami wasiatkan kepada para dai pengibar bendera tauhid agar
selalu istiqomah dalam dakwah dan mintalah kesabaran kepada Allah.
Kita memohon kepada Allah agar menetapkan hati kita dalam mentauhidkan-Nya sampai ajal
menjemput kita, serta menjadikan kalimat tauhid sebagai akhir dari ucapan kita, karena Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,


Barangsiapa yang akhir ucapannya La Ilaha illallah tatkala meninggalnya, pasti ia masuk
surga.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kami pribadi dan
bagi para jamaah seluruhnya. Amin.
- -
, ,


: .

Anda mungkin juga menyukai