PENDAHULUAN
(a) menurunnya angka mikrofilaria menjadi kurang dari 1% di setiap kabupaten kota,
(b) mencegah dan membatasi kecacatan karena filariasis.Program eliminasi filariasis di
Indonesia ini menerapkan strategi Global Elimination Lymphatic Filariasis dari WHO.
Strategi ini mencakup pemutusan rantai penularan filariasis melalui POMP filariasisdi daerah
endemis filariasis dengan menggunakan DEC yang dikombinasikan dengan albendazolesekali
setahun minimal 5 tahun, dan upaya mencegah dan membatasi kecacatan dengan
penatalaksanaan kasus klinis filariasis, baik kasus akut maupun kasus kronis
4) Pengorganisasian
Untuk memperkuat kemampuan unit-unit pelaksana program eliminasi filariasis ditetapkan
pembagian tugas pokok dan fungsi yang jelas dari tingkat Pusat sampai daerah.
i. Pengorganisasian di Pusat
Kementerian Kesehatan merupakan pengendali utama program eliminasi filariasis di Pusat
yang mempunyai tugas sebagai berikut :
Menetapkan kebijakan nasional eliminasi filariasis
Menetapkan tujuan dan strategi nasional eliminasis
Melaksanakan pengendalian pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program eliminasi
filariasis dengan memperkuat komitmen dan mobilisasi sumber daya yang ada.
Memperkuat kerjasama antar program di lingkungan Kementerian Kesehatan, kerjasama
antar Departemen/ Kementerian serta kerjasama lembaga mitra lainnya secara nasional, juga
bilateral antar negara dan lembaga internasional.
Menyediakan obat yang dibutuhkan dalam rangka pengobatan massal filariasis, terutama
DEC, Albendazole dan Paracetamol.
Menyusun dan menetapkan pedoman umum dan teknis program eliminasi filariasis
nasional.
Melaksanakan pelatihan nasional eliminasi filariasis, terutama pelatihan fasilitator
pelatihan teknis operasional eliminasi filariasis.
Melaksanakan pembinaan dan asistensi teknis program eliminasi filariasis di provinsi.
Melaksanakan penelitian dalam pengembangan metode eliminasi filariasis yang lebih
efektif dan efesien.
Membentuk National Task Force (NTF) eliminasi filariasis yang bertugas:
- Memberi masukan kepada pemerintah terhadap aspek kebijakan dan aspek teknis eliminasi.
Pengorganisasian di Provinsi
Dinas Kesehatan Provinsi merupakan pengendali utama program eliminasi filariasis di
tingkat provinsi yang mempunyai kewenangan tugas sebagai berikut :
Menetapkan kebijakan eliminasi filariasis provinsi.
Menetapkan tujuan dan strategi eliminasi filariasis di tingkat provinsi.
Melaksanakan pengendalian pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program eliminasi
filariasis dengan memperkuat komitmen, mobilisasi sumber daya provinsi.
Memperkuat kerjasama lintas program dan lintas sektor serta kerjasama lembaga mitra
kerja lainnya di provinsi.
Melaksanakan pembinaan dan asistensi teknis program eliminasi filariasis di
kabupaten/kota.
Melaksanakan pelatihan eliminasi filariasis di provinsi, terutama pelatihan fasilitator
pelatihan teknis operasional eliminasi filariasis.
Melaksanakan pemetaan dan penetapan daerah endemis filariasis serta survei evaluasi
pengobatan masal filariasis.
Membentuk Provincial Task Force eliminasi Filariasis.
iii. Pengorganisasian di Kabupaten/Kota
Ketiga, penyebaran kasus dengan manifestasi kronis filariasis yang berjumlah 11.914 di 401
kabupaten/kota dapat dicegah dan dibatasi dampak kecacatannnya dengan penatalaksanaan
kasus klinis baik melalui basis rumah sakit maupun komunitas yaitu community home based
care.
Dalam pentahapan sampai dengan tahun 2014 yang menjadi prioritas adalah pulau di wilayah
Indonesia Timur, yaitu Pulau Maluku, NTT/NTB, Tanah Papua dan Sulawesi. Diharapkan
pada tahun 2014 semua kabupaten/kota di wilayah Indonesia Timur tersebut telah melakukan
POMP filariasis.