Resume Model Manusia Muslim Abad XXI
Resume Model Manusia Muslim Abad XXI
BAB I
MODEL MANUSIA MUSLIM : PESONA ABAD KE- 21
A. LANDASAN SYARI
Dalam surat Al-Ashr ayat 1-3, Allah berfirman, Demi waktu sesungguhnya manusia benarbenar berada dalam kerugian, kecuali orang orang yang beriman dan beramal saleh dan
saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran.
Surat Al-Ashr menunjukkan Allah bersumpah dengan waktu. Ini bermaksud bahwa waktu
memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam kehidupan manusia.
Setiap manusia diberikan oleh Allah tiga jenis waktu, yaitu :
1. Waktu pribadi : waktu ini dimulai ketika hidup hingga meninggal.
2. Waktu sosial : usia setiap masyarakat. Contoh masyarakat firaun.
3.
Waktu sejarah : waktu yang dimulai sejak Allah menciptakan bumi serta isinya dan akan
diakhiri dengan peristiwa penghancuran.
Empat fasilitas yang diberikan Allah kepada manusia dalam kehidupan ini :
Manusia.
b. Masyarakat.
c.
Peradaban.
BAB II
KONSEP DIRI MANUSIA MUSLIM : PERJALANAN MENEMUKAN
JATI DIRI
Ada tiga cara untuk menyerap islam dalam kepribadian kita sebagai muslim, yaitu :
A. LANDASAN SYARI
Allah berfirman dalam surat Al-Taghabun ayat 16, Bertakwalah kepada Allah
menurut ukuran dan kemampuanmu.
Setiap manusia memiliki dua ciri keterbatasan, yaitu :
a.
Pemahaman diri yang efeknya memberikan ketenangan karena kita memahami diri kita.
2. Aku-Sosial : Aku seperti yang dipahami oleh orang lain yang ada di sekitarku.
Memberikan rasa penerimaan. Apakah kita diterima dalam kehidupan sosial atau tidak.
3. Aku-Ideal : Aku yang aku inginkan.
Aku-Ideal yang tidak korelasi demham Aku_Diri hanya akan menjadi seorang pemimpi.
Jadi, Aku-Ideal mengantarkan kita bagaimana menjadi benar.
Proses pengenalan diri berlangsung secara perlahan-lahan. Hal ini dikarenakan konsep
diri merupakan proses yang fluaktif dan berubah-rubah. Untuk itulah, dalam proses yang
bertahap itu dibutuhkan kesadaran yang berkesinambungan dan proses analisis yang terus
berlanjut.
C. STANDARISASI
Aku-Diri dan Aku-Sosial adalah variabel, standarnya adalah nilai islam.peningkatan diri
yang paling ideal adalah saat pengadaptasian antara diri kita dan nilai islam yang semakin
klop. Itulah yang harus kita usahakan. Dengan mengetahui konsep diri yang jelas, maka akan
mengetahui secara fokus apa yang dapat kita kontribusikan. Dengan konsep diri kita akan
mengetahui apakah kita mempunyai arah atau tidak.
BAB III
MERENCANAKAN PENGEMBANGAN DIRI :
MEMBANGUN RUMAH SENDIRI DI AKHIRAT
Perencanaan diri merupakanperintah yang sangat mendasar dalam islam yang ditujukan
untuk pribadi-pribadi dalam masyarakat muslim sebagai kelompok.
A. LANDASAN SYARI
Allah berfirman dalam surat Al-Hasyr ayat 1, Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang akan
dikerjakannya untuk hari esok dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ayat ini merupakan panggilan khusus untuk orangorang beriman. Ayat ini juga menunjukkan bahwa ekspresi yang paling kuat dari bertakwa
adalah merencanakan pengembangan diri kita.
B. PENTINGNYA PERENCANAAN PENGEMBANGAN DIRI
Merencanakan diri berarti merencanakan bangunan rumah akhirat yang akan kita tinggali
nanti. Hal tersebut dapat berarti bahwa akan banyak jenjang hidup yang dilalui manusia yang
didalamnya terdapat tindakan yang dilakukan manusia tanpa sadar atau terencana, yang
semua itu berada dalam pengetahuan Allah. Ilmu-ilmu terkait dengan perencaan
pengembangan diri merupakan ilmu-ilmu yang mendasar yang terkait khusus dengan ekspresi
ketakwaan dan keimanan kita sebagai muslim.
Dalam masyarakat Arab, bahasa Arab yang fasih adanya di padang pasir.
d.
Usia 4 tahun, terjadi peristiwa pembelahan dada mengeluarkan unsur syaitan dalam diri
beliau.
e.
Belaiu kembali bersama ibunya selama dua tahun yang memberikan kesemapatan lebih luas
untuk mendapatkan kasih sayang secara cukup.
f.
Kemudian, beliau tinggal bersama kakeknya Abdul Muthalib. Sering membawa Rasulullah
dalam momen-momen politik.
g. Beliau sudah mencari nafkah ketika tinggak bersama pamannya Abu Thalib.
h. Usia 12 tahun, beliau melakukan perjalanan ke Syiria.
i.
j.
Usia 20 tahun, beliau terlibat dalam perundingan damai. Kemudian bekerja pada Khadijah.
Usia 23-35 tahun, Muhammad telah memiliki pengalaman sebagai kepala keluarga,
pedagang, pemuka masyarakat, orang kaya, dan orang terpandang di kalangan masyarakat
Quraisy beserta aktivitas sosial lainnya.
m. Usia 37 tahun, beliu melakukan perenungan (khalwat) di Goa Hira selama tiga tahun.
n. Usia 40 tahun, menerima wahyu.
Menciptakan dan mempertahankan stabilitas negara dari invasi militer luar selama lima
tahun.
c.
Mulai melakukan jihad ekspansi dan perluasan wilayah islam selama emapt tahun.
F. SWOT DIRI
Untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan kita rencana yang telah dibuat diperlukannya
SWOT diri. Dengan demikian, SWOT akan memperkuat perisai diri kita dengan pengetahuan
tentang titik kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Selain itu, diperlukannya merumuskan
arah dan kompetensi diri. Merumuskan kedua hal tersebut kita sudah menyusun lifetime
chart untuk mencapai misi berdasarkan kompetensi yang diketahui.
BAB IV
MEMBANGUN MOTIVASI DAN KEMAUAN
Tiga langkah membangun motivasi dan kemauan, yaitu :
1. Mengumpulkan Tenaga
Beberapa cara untuk mengumpulkan tenaga, yaitu :
a. Kesadaran pada tujuan hidup yang jelas, kuat dan terus-menerus.
b. Mengetahui manfaat suatu perbuatan.
c.
Marah
Banyak bicara
Mencari penghargaan orang
d. Meninggalkan masalah-masalah sepele.
e.
Kemampuan berkosentrasi.
f.
2. Menggunakan Tenaga
Empat prinsip dalam menggunakan tenaga, yaitu :
a.
Keteraturan
b. Keseimbangan
c.
Moderisasi
d. Fokus
3. Mengembalikan Tenaga
Beberapa cara untuk mengembalikan tenaga, yaitu :
a.
b. Muhasabah
c.
Perjalanan
d. Penjadwalan kembali
BAB V
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
Pada umumnya untuk menjadi besar atau optimal dalam hidup ialah tidak cukup meyakini
kemampuan diri dengan baik. Beberapa nilai-nilai dasar untuk optimal dalam banyak bidang
yaitu :
1. Kemampuan berpikir yang luar biasa.
2. Mentalitas yang luar biasa.
3. Karakter yang seimbang.
4. Kondisi yang mendukung.
Beberapa hal yang harus diketahui dalam mengembangkan kemampuan berpikir
C. LANGKAH-LANGKAH
MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN
BERPIKIR
1. Simulasi psikologis
a.
Memiliki stok rangsangan belajar yang banyak setiap waktu dan tidak terputus.
b.
Adanya perasaan merasa bodoh ( tidak merasa capat pintar) dan merasa bodoh, maka
dorongan belajar selalu ada.
c.
2.
Metodologi
Cara untuk mengembangkan kemampuan berpikir ialah :
a.
Berlatih berpikir.
D. Nuansa spritual
Faktor yang membuat kita gagal dalam hidup bukanlah karena faktor otak, tetapi faktor
emosi dan akal. Faktor emosi dan akal yang membuat otak bekerja dengan baik atau tidak.
Salah satu cara menjaga nuansa spritual adalah dengan memperhatikan ibadah-ibadah harian.
Kita harus menjaga keseimbangan suasana jiwa. Jiwa harus dalam keadaan rileks, yaitu
seimbang antara gembira dan sedih.
BAB VI
DUA BELAS KEBIASAAN PRODUKTIF
YANG DIANJURKAN
12 kebiasaan sehari-hari jika dilakukan akan membuat kita menjadi produktif, yaitu :
1. Sediakan lebih banyak waktu untuk membaca dan sediakanlah waktu 15 menit untuk
memikirkan dan mengendapkan bacaan tersebut.
2. Luangkan waktu selama 20 menit dalam sehari untuk menyendiri dan merenung.
3. Pertahankan stamina spritual melalui ibadah mahdhah yang rutin.
4. Jagalah kondisi fisik, dengan :
a. Makan secara teratur dan bergizi
b. Istirahat yang cukup
c. Olahraga ringan yang rutin
5. Tingkatkan apresiasi melalui seni dan alam.
6. Buatlah rencana perjalanan wisata.