kardiovaskuler termasuk arteri, vena, ruangan jantung dan mikrosirkulasi.
Terjadinya trombosis adalah sebagai akibat kelainan dari pembuluh darah, aliran darah dan komponen pembekuan darah. Trombus dapat terjadi pada arteri atau pada vena, trombus arteri di sebut trombus putih karena komposisinya lebih banyak trombosit dan fibrin, sedangkan trombus vena di sebut trombus merah karena terjadi pada aliran daerah yang lambat yang menyebabkan sel darah merah terperangkap dalam jaringan fibrin sehingga berwarna merah. Trombosis vena dapat terjadi pada vena dalam maupun vena superfisial pada keempat ekstremitas.1 Pada 90% kasus, trombosis vena dalam dapat berkembang
menjadi
emboli
paru,
dan
kondisi
yang
beresiko
tinggi
menyebabkan kematian.1,2 Trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis
(DVT) dan emboli paru dikelompokkan menjadi satu dan sering disebut sebagai tromboemboli vena/ venous thromboembolism (VTE). Angka kejadian tromboemboli vena di Amerika Serikat lebih dari 1 per 1000 dan terdapat 200.000 kasus baru tiap tahun. Dari total angka kejadian tromboemboli vena, didapat 60% emboli paru dengan resiko kematian sekitar 30% dalam 30 hari. Sedangkan, di Indonesia sendiri insidens trombosis vena di masyarakat sangat sukar diteliti, sehingga tidak ada dilaporkan secara pasti. Banyak laporan-laporan hanya mengemukakan data-data penderita yang di rawat di rumah sakit dengan berbagai diagnosis. Trombosis
vena
dalam
merupakan keadaan darurat yang harus secepat mungkin didiagnosis dan
diterapi, karena sering menyebabkan terlepasnya trombus ke paru dan jantung yang berujung pada kematian. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah definisi DVT? 2. Apakah etiologi dari DVT? 3. Bagaimana epidemiologi dari DVT?
4. Apa saja faktor resiko dari DVT?
5. Bagaimanakah patogenesis dari DVT? 6. Bagaimana cara penegakkan diagnosa dari DVT? 7. Bagaimana terapi dari DVT? 8. Apa saja komplikasi dari DVT? 9. Bagaimana prognosa dari DVT? 1.3.
Tujuan
1. Mengetahui definisi DVT
2. Mengetahui etiologi dari DVT 3. Mengetahui epidemiologi dari DVT 4. Mengetahui faktor resiko dari DVT 5. Mengetahui patogenesis dari DVT 6. Mengetahui cara penegakkan diagnosa dari DVT 7. Mengetahui terapi dari DVT 8. Mengetahui komplikasi dari DVT 9. Mengetahui prognosa dari DVT