Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan :

Demam tifoid disebabkan oleh kuman patogen, Salmonella typhi.


Resiko penyakit meningkat pada populasi dengan kebersihan air dan
makanan yang kurang, pada wisatawan yang mengunjungi daerah endemis.

Epidemiologi :
-

21 juta/tahun pada daerah kumuh di negara berkembang di seluruh dunia.


Pakistan, indis, dan bangladesh mengambil sekitar 85% dari semua kasus
demam tifoid di seluruh dunia. Rata-rata menyerang usia 7 tahun (Pakistan
dan Bangladesh). 45% musim hujan di Asia Selatan kontaminasi air tinggi.

Patogenesis :
-

Salmonella typhi lambung (defense mechanism) small intestine


adhesi bakteri pada sel mukus mukosa penetrasi ke mukosa epitel
dengan microfold cells oe enterocytes lamina propria makrofag
beberapa bakteri masuk ke jaringan limfois usus halus, beberapa translokasi
ke folikel limfoid kelenjar mesentrika thoracic duct dan sirkulasi
intrasel bakterimia (24 jam) sel fagosit, liver, spleen, and bone marrow

S. typhi masuk melalui fekaloral lolos dari asam lambung usus halus
melekat pada sel mukosa dan menginvasi dan menembus dinding usus (ileum dan
jejenum) via sel microfold atau enterosit berkembang biak dan difagosit oleh
makrofag di lamina propia bakteri mencapai folikel limfe usus halus KGB
mesenterika duktus torasikus sirkulasi sistemik dalam 24 jam (hati, limpa,
sumsum tulang) Ekskresi bakteri di empedu dapat menginvasi ulang dinding usus
atau dikeluarkan melalui feses. Endotoksin merangsang makrofag di hati, limpa,
kelenjar limfoid intestinal dan mesentrerika untuk melepas produknya secara lokal
nekrosis Peyer patch atau sel hati gejala klinis demam tifoid
Periode inkubasi : jumlah bakteri, virulensi, respon host
Clinical features :
-

Setelah inkubasi (7-14 hari) the onset of bacterimis is marked by demam


dan malaise.
Akhir of the week after onset of syptomps with demam, influenza-like
symptom dengan menggigil, sakit kepala, malaise, anorexia, nausea, poorly
localized abdominal discomfort, batuk kering, myalgia. Gejala umum lain
seperti lidah tebal (coated tongue), nyeri perut, hepatomegali, dan
splenomegali.
Pengobatan antibiotik telah menjadi penyebab perubahan gejala klasik,
stepledder rise in fever dan toksisitas yang jarang ditemui akhir-akhir ini.

Pada dewasa kadang ada konstipasi, anak-anak dan dewasa dengan HIV,
diare lebih sering.
Demam tifoid pada masa kehamilan menyebabkan komplikasi seperti
abortus, tapi dengan antibiotik ini jarang. Transmisi ibu ke janin dapat
menyebabkan neonatal tifois, jarang tapi kondisi yang mengancam nyawa.
Relaps terjadi 5-10% pasien, biasanya 2-3 minggu setelah resolusi demam.
Relaps biasanya lebih ringan. Reinfeksi dapat dibedakan dengan relaps
dengan molecular typing.

Diagnosis :
-

Dengan kriteria klinis.


Pada aare endemis, demam tanpa ada bukti penyebab dalam 1 minggu dapat
dipertimbangkan dengan tifoid hingga terbukti. Dibedakan juga dengan
demam akut dan subakut. Selain itu pertimbangkan penyakit lain seperti
malaria, tuberkulosis, amoebic liver abscess, encephalitis, influenza, dengue,
leptospirosis, infectious mononucleosis, brucellosis, rikettsial disease ctc.
15-25% terjadi leukopenia dan neutropenia. Leukositosis ditemukan pada
perforasi intestinal dan infeksi sekunder. 16 Pada anak-anak leukositosis
20.000-25.000/mm3
Tes fungsi hati dapat menurun, walaupun disfungsi hati yang signifikan jarang
terjadi, pada beberapa studi dan laporan kasus menunjukkan penurunan
fungsi hati yang menstimulasi acute viral hepatitis dan juga bisa sebagai
abses hepar.13,17
Kultur darah metode diagnostik standar, hasil positif pada 60-80% pasien
tifoid.
Kultur bone marrow lebih sensitif 80-95% pasien tifoid walaupun telah
mendapat antibiotik setelah beberapa hari. Kultur bone marrow lebih sensitif
daripada kultur darah karena jumlah bakteri di darah lebih sedikit.
Sensitivitas kultur darah meningkat pada minggu pertama penyakit,
meningkat dengan volume darah yang dikultur (anak-anak dan dewasa 1015 ml, toddlers dan preschool 2-4 ml)
Kultur feses sensitivitasnya ditentukan pada jumlah feses yang dikultur.
Kultur feses positif pada 30% pasien dengan demam tifoid akut.
Kultur urine sensitivitasnya 0-58%.1,3

Felix-Widal Test
- Sudah dikenal lebih dari 100 tahun
- Murah sering dipakai di negara berkembang
- Mendeteksi aglutinasi antibodi dari antigen O dan H dari Salmonella typhi.
- Sensitivitas 70-80%, spesifisitas : 80-95%.
- Negatif >30% pada kultur positif, karena respon antibosi terhadap antibiotik.
Tubex Test
-

Mendeteksi antibodi IgMO. Typhidot mendeteksi antibodi IgM dan IgG


terhadap antigen 50kD dari Salmonela typhi.

Sensitivitas dan spesifisitas lebih baik dari tes Widal.


PCR untuk mendeteksi serotip Samlmonela typhi pada darah belum
digunakan pada praktik klinik.

Treatment :
-

Antibiotik lebih dari 90% pasien dapat dirawat di rumah dengan antibiotik
oral dan pemantauan yang reguler.
Pasien dengan sakit berat, muntah persisten, diare berat, dan distensi
abdomen perlu perawatan di rumah sakit dan terapi antibiotik parenteral.
Cholamphenicol resisten, trimethoprim-sulfamethoxazole dan ampicillin
chloramphenicol resistant
Gatifloxacin
Azhithromycin 500 mg (10 mg/kg) 1 kali perhari selama 7 hari efektif untuk
dewasa dan ank-anak. Dosis 1 gram per hari untuk dewasa juga efektif.
Sefalosporin 3rd gen oral Cefixime (15-20 mg/kg/day, untuk dewasa, 100200 mg 2 kali sehari)
Generasi ketiga sefalosporin intravena (Ceftriaxone, Cefixime, Cefotaxime)
efektif dengan relaps (3-6%) and fecal carriage (<3%) Ceftriaxone efektif
pada dosis 22-4 mg perhari dosis tunggal atau dibagi dua dosis. 2,3
Aztreonam dan imipenem merupakan obat 3rd line yang potensial.

Pencegahan Tifoid
Negara berkembang sumber air bersih dan sanitasi kurang meningkatkan
insiden.
-

Sumber air bersih, makanan sehat mencuci tangan dengan sabun, air
minum direbus dahulu, menghindari daging setengah matang, es krim.
Low income surface water for drinking bakteri salmonela dapat hidup di
air beberapa hari mengkontaminasi air

Vaksinasi
-

Pertama kali pada 1896 di Inggris dan Jerman strong side effects.2,23
Vaksin oral Ty21a diminum 3 dosis selang 2 hari pada perut kosong, untuk
dewasa dan anak di atas 5 tahun. Kontraindikasi : immunicompromised dan
pasien yang mendapat antibiotik.
Vaksin parenteral Vi cocok untuk dewasa dan anak di atas 2 tahun. Dosis 0,5
ml intramuskular dosis tunggal. Penelitian di Nepal dan Aftrika Selatan
efektifitas 1,5 tahun setelah vaksin.
WHO merekomendasikan bagi wisatawan untuk vaksin dengan destinasi area
andemis, masyarakan di camp, microbiologists, pekerja kotor dan anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai