Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara sering ditemukan diseluruh dunia dengan insidens relatif tinggi
dan cenderung meningkat yaitu 20% dari seluruh keganasan dan 99% terjadi pada
perempuan,sedangkan pada laki-laki hanya 1%, sehingga kanker payudara masih
merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama pada perempuan. Pada pria,
usia rata-rata untuk terdiagnosis kanker payudara adalah 60 tahun dan sebagian besar
kanker payudara pada laki-laki terdiagnosis pada tahap lanjut, kemungkinan karena
laki-laki tidak terlalu menyadari tentang benjolan payudara dibandingkan wanita.
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan
kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap
tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
lebih 175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2
juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya.
Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari
rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama diantara
kanker lainnya pada wanita.
Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat
kanker. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena penyakit
ini sedangkan di Eropa lebih dari 165,000. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50%
pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 30
bulan.
B. Rumusan Masalah
1. Kanker payudara pada wanita
2. Kanker payudara pada pria
3. Pencegahan kanker payudara
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai bahan bacaan atau
referensi bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalh ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
kanker payudara, bagaimana ciri-cirinya serta bahaya dan pengobatannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kanker Payudara Pada Wanita

Payudara (mammae) adalah kelenjar kulit yang di dalam hidup ini mengambil
posisi begitu penting, sehingga hewan menyusui di beri nama mammalia dan kita
memanggil ibu dengan mama. Di buat di kulit, seperti kelenjar keringan yang tidak
terlihat, kelenjar ini tumbuh besar sebagai kelenjar susu yang member kita makanan
dan kemesraan pada bulan bulan pertama kehidupan, kecuali ada sesuatu yang
membuatnya tidak mampu atau tidak bias
Setiap payudara terdiri atas dua belas sampai dua puluh kelenjar yang masing
masing tumbuh besar, unit-unit yang bersama-sama memnbentuk struktur kelenjar
payudara yang berjendal jendul dan semuanya bermuarah di puting. Payudara tudak
ada hubungannya dengan otot dada besar (muskulus pektoralis) yang melaluui suatu
urat yang kokoh melekat pada lengan atas dan di ujung lain berpegangan kuat pada
dinding dada dengan melebar seperti kipas. Burung menggunakan otot ini untuk
terbang, harimau tutul menggunakannya untuk lari cepat memburu korabannya dan kita
memerlukannya untuk saling memeluk.
Jadi, kanker payudara pada prinsipnya adalah tumor ganas dari salah satu
kelenjar kulit di sebelah luar rongga dada. Kelenjar limfe ketiak membentuk system
pengaliran limfe bagi kedua kuadran atas tubuh, selain payudara termasuk di sini juga
kedua lengan. Jumlah kelenjar limfa ini berfariasi, meluasnya dari sisi luar atas kelenjar
payudara sampai di bawah dan belakang tulang selangkah. Di sini berhubungan
dengan kelenjar limfe leher terbawah saling berhubungan dengan system pembulu
balik, jalan bagi metastatis hematogen berjarak.
Apabila pengaliran keluar limfe tertutup oleh diseksi kelenjar limfe, pertumbuhan
masuk dari kanker, penyinaran atau kombinasi sebab-sebab ini, terjadilah edema
(sembab,pembekakan) limfe yang ditakuti dari lengan dan tangan. Pada penyebaran
kanker secara limfogen, kelenjar satu persatu terkena.
Kelenjar yang menempung penyebaran pertama disebut kelennjar penjaga
gerbang pengawal. Terkena tidaknya kelenjar ini akan menentukan pilihan terapi. Jika
kelenjar ini bebas dari metastatis, penyebaran dikelenjar limfe lain yang letaknya lebih
ke atas tidak perlu di fikirkan.
Anatomi Payudara
Payudara pada pria dan wanita adalah sama sampai masa pubertas (11-13
tahun) karena hormon estrogen dan hormon lainnya mempengaruhi perkembangan
payudara pada wanita. Pada wanita perkembangan payudara aktif, sedangkan pada
pria kelenjar dan duktus mammae kurang berkembang dan sinus berkembang tidak
sempurna. Payudara yang sensitif terhadap pengaruh hormonal mengakibatkan
payudara cenderung mengalami pertumbuhan neoplastik baik yang bersifat jinak
maupun ganas.
Payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya
menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Payudara terdiri dari jaringan duktural, fibrosa yang
mengikat lobus-lobus, dan jaringan lemak didalam dan diantara lobus-lobus. 85%
jaringan payudara terdiri dari lemak. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat
puting (papila mamaria), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola.

Puting dan areola biasanya mempunyai warna dan tekstur yang berbeda dari
kulit di sekelilingnya. Warnanya bermacam-macam dari yang merah muda pucat,
sampai hitam dan gelap selama masa kehamilan dan menyusui. Puting susu biasanya
menonjol keluar dari permukaan payudara.
Kanker payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara, tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar di mana sebagian besar jaringan payudara
terdapat. Dalam menentukan lokasi kanker payudara, payudara dibagi menjadi empat
kuadran, yaitu kuadran lateral (pinggir atas), lateral bawah, medial (tengah atas), dan
median bawah.

Anatomi payudara dan kuadran letak kanker payudara dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar Anatomi Payudara dan Kuadran Letak Payudara
Keterangan :
1. Korpus (badan)
2. Areola
3. Papilla atau puting

I Later atas (pinggir atas)


II Later Bawah
III Medial Atas (tengah atas)
IV Median Bawah

1. Penyebab dan Faktor Resiko


Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Meskipun demikian, riset
mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu,
Faktor risiko timbulnya kanker payudara yaitu:
a. Gender
Ini adalah faktor risiko terbesar gejala kanker payudara. Pria dapat terkena kanker
payudara, tapi itu 100 kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, terutama
karena jaringan payudara perempuan jauh lebih terkena hormon seperti estrogen yang
mengembangkan pertumbuhan sel abnormal.
b. Umur
Ini adalah salah satu faktor risiko terkuat terserang kanker payudara. Sekitar 85% kasus
terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas, sedangkan 5% terjadi pada wanita dibawah
usia 40.
c. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki dua atau lebih kerabat tingkat pertama (ibu, anak perempuan,
saudara perempuan) yang pernah mengalami kanker payudara atau ovarium memiliki
kemungkinan lebih besar dari 50% terkena kanker payudara. Salah satu alasan utama
untuk risiko ini merupakan mutasi diwariskan dalam salah satu dari dua gen, BRCA1

dan BRCA2. Mutasi gen lain juga dapat mewarisi kanker payudara, tetapi ini jarang dan
tidak mempengaruhi resiko kanker payudara.
d. Gejala kanker payudara sebelumnya
Jika Anda sudah memiliki kanker pada satu payudara, Anda memiliki risiko empat kali
lipat terkena kanker baru pada payudara yang lain atau bagian lain
dari payudara yang sama. (Ini tidak sama dengan kambuhnya kanker asli).
e. Kepadatan payudara
Wanita dengan jaringan payudara padat, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker
payudara daripada wanita yang payudaranya relatif lebih lemak. Proporsi yang lebih
besar dari jaringan payudara yang padat pada mammogram, semakin tinggi risikonya.

f. Kondisi payudara jinak tertentu


Wanita yang pernah menjalani biopsi yang menunjukkan suatu pertumbuhan berlebih
dari sel-sel (hiperplasia) pada duktus atau lobulus memiliki peningkatan risiko penyakit
kanker payudara, terutama jika sel-sel yang abnormal muncul (suatu kondisi yang
disebut hiperplasia atipikal).
g. Paparan radiasi
Wanita yang pernah terkena radiasi tinggi ke dada sebagai bagian dari pengobatan
untuk kanker lain (seperti penyakit Hodgkin) memiliki peningkatan risiko terkena kanker
payudara, terutama jika mereka menjalani radiasi selama masa remaja.
h. Paparan estrogen
Semakin lama seorang wanita terkena estrogen, semakin besar risiko terkena kanker
payudara. Wanita yang mengalami menstruasi lebih awal, sebelum usia 12, dan / atau
mengalami menopause terlambat (setelah usia 55) memiliki risiko sedikit lebih tinggi
terkena kanker payudara, kemungkinan karena peningkatan paparan seumur hidup
terhadap estrogen. Penggunaan kontrasepsi oral saat ini sedikit meningkatkan risiko
kanker payudara, tetapi kembali normal setelah pil dihentikan.Denganpenggunaan
terapi hormon postmenopause dengan estrogen plus progestin meningkatkan risiko
kanker payudara.
i. Dietilstilbestrol (DES) eksposur

Wanita yang menggunakan DES - obat yang digunakan dari tahun 1940 sampai tahun
1960 untuk mencegah keguguran memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena kanker
payudara.
j. Berat badan
Kelebihan berat badan atau obesitas telah dikaitkan dengan risiko kanker payudara,
terutama bagi wanita setelah menopause. Ini mungkin bahwa risiko meningkat pada
wanita yang mengalami kenaikan berat badan di masa dewasa tetapi tidak pada
mereka yang pernah mengalami kelebihan berat badan sejak kecil.
k. Alkohol
Wanita yang minum alkohol memiliki peningkatan risiko kanker payudara, dibandingkan
dengan wanita yang tidak minum, dan resiko akan meningkat dengan jumlah minuman
yang dikonsumsi.
l. Kanker lainnya
Wanita yang telah didiagnosa dengan kanker ovarium, usus besar, endometrium atau
lebih mungkin terkena kanker payudara daripada wanita yang tidak memiliki kanker ini.
m. Menarche Usia Dini
Risiko terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang
mengalami menstruasi pertama sebelum umur 12 tahun. Umur menstruasi yang lebih
awal berhubungan dengan lamanya paparan hormon estrogen dan progesteron pada
wanita yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan
payudara.
Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr.
Kariadi Semarang dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko
bagi wanita yang menarche pada umur 12 tahun terkena kanker payudara 3,6 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita yang menarche pada umur >12
tahun (OR=3,6).
n. Menopause Usia Lanjut
Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan risiko untuk mengalami kanker
payudara.Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menapause
sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan
klinis.Penelitian Azamris tahun 2006 di RS M. Djamil Padang dengan desain case
control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko wanita yang menopause setelah usia 55
tahun terkena kanker payudara 1,86 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
wanita yang menopause sebelum usia 55 tahun (OR=1,86).

o. Riwayat Kehamilan
Usia
maternal lanjut saat melahirkan anak pertama meningkatkan risiko mengalami kanker
payudara. Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort,
wanita yang kehamilan pertama setelah 35 tahun mempunyai risiko 3,6 kali lebih besar
dibandingkan wanita yang kehamilan pertama sebelum 35 tahun untuk terkena kanker
payudara (RR=3,6). Wanita yang nullipara atau belum pernah melahirkan mempunyai
risiko 4,0 kali lebih besar dibandingkan wanita yang multipara atau sudah lebih dari
sekali melahirkan untuk terkena kanker payudara (RR=4,0).
p. Penggunaan Hormon dan Kontrasepsi
berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Kandungan estrogen
dan progesteron pada kontrasepsi oral akan memberikan efek proliferasi berlebih pada
kelenjar payudara. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral untuk waktu yang lama
mempunyai risiko untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause.Penelitian
Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control
menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang menggunakan kontrasepsi
oral > 10 tahun untuk terkena kanker payudara 3,10 kali lebih tinggi dibandingkan
wanita yang menggunakan kontrasepsi oral 10 tahun (OR=3,10).
q. Konsumsi Rokok
Wanita yang merokok meningkatkan risiko untuk mengalami
kanker payudara daripada wanita yang tidak merokok. Penelitian Indriati tahun 2009 di
RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan
risiko bagi wanita yang merokok untuk terkena kanker payudara 2,36 kali lebih tinggi
dibandingkan
dengan
wanita
yang
tidak
merokok
(OR=2,36).
Menurut penelitian
Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, laki-laki yang merokok
mempunyai risiko 1,26 kali lebih besar dibandingkan laki- laki yang tidak merokok untuk
terkena kanker payudara (RR=1,26).
r. Faktor hormonal (baik estrogen maupun androgen)
Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi faktor terpenting.
Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker payudara meningkatkan resiko
berkembangnya penyakit ini. Para peneliti juga menemukan bahwa kerusakan dua gen
yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker sampai
85%. Hal yang menarik, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya kanker
payudara dan ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya memainkan peranan penting.
Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat oleh data bahwa 78% kanker
payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dan hanya 6% pada
pasien yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat ditemukannya kanker
adalah 64 tahun. Studi juga mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam

perkembangan kanker payudara yang meliputi


kegemukan, asupan lemak serta kurangnya olah fisik.

2.

pestisida,

konsumsi

alkohol,

Gejala Kanker Payudara


Gejala kanker payudara dapat dilihat dari : benjolan, nyeri, perubahan warna kulit,
pembengkakan, rasa panas/terbakar, perubahan bentuk/ukuran yang di luar kewajaran,
puting melesak ke dalam, keluar cairan (selain air susu pada saat menyusui) dari
puting, atau benjolan di ketiak.

a. Benjolan
Benjolan di payudara dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit, tetapi sebagian
besar adalah benjolan jinak. Benjolan juga dapat berbentuk padat (fibroadenoma/FAM,
lipoma, dst) atau berisi cairan (kista). Untuk benjolan yang jinak, sebenarnya tidak
diperlukan pengobatan apapun. Jika benjolan terasa mengganggu atau terus
membesar, dapat dilakukan operasi pengangkatan atau penyedotan jika benjolan berisi
cairan.
b. Nyeri
Nyeri juga dapat muncul jika ada benjolan, infeksi, atau kanker di payudara. Namun,
kanker payudara jarang menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri di payudara sering hilang
sendiri tanpa perlu pengobatan apapun. Jika rasa nyeri dirasa mengganggu, dapat
menggunakan obat pengurang rasa nyeri seperti parasetamol. Untuk rasa nyeri di
payudara terjadi dalam waktu lama (di atas 1 bulan) atau tidak bisa hilang dengan obat
pengurang rasa nyeri, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter langganannya.
c. Kedua sisi payudara asimetris
Karena keberadaan tumor atau pelekatan tumor dan dinding dada, payudara bisa
mengalami perubahan volume atau bentuk, ini harus diwaspadai dan segera melakukan
pemeriksaan terkait.

d. Pembengkakan kelenjar getah bening


Pada gejala awalnya bisa ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening pada ketiak.
e. Perubahan pada puting
Saat tumor invasi ke daerah bawah puting atau areola, bisa menyebabkan putting
mengalami deviasi ke satu sisi, retraksi atau depresi.
f. Perubahan pada bagian kulit
Kulit payudara bisa berubah seperti kulit jeruk, pada edema terdapat pori-pori yang
memiliki depresi yang jelas, menyebabkan permukaan kulit menjadi tidak rata, seperti
kulit jeruk.

g. Keluarnya Cairan
Keluarnya cairan dari payudara sebenarnya adalah hal yang normal (saat setelah
melahirkan) karena payudara adalah kelenjar yang mengeluarkan cairan yang dikenal
sebagai air susu ibu (ASI). Jika cairan bercampur darah, yang biasanya disebabkan
tumor jinak pada kelenjar payudara atau kanker payudara. Cairan yang berwarna
kehijauan biasanya disebabkan oleh benjolan jinak. Sedangkan cairan yang bernanah
& berbau amis disebabkan oleh infeksi di payudara. Jika muncul cairan dari payudara
yang terlihat normal tetapi di luar masa menyusui & dalam waktu lama, atau cairan
tersebut tidak normal, segera berkonsultasi dengan dokter langganannya untuk dapat
diobati sesuai penyebabnya. Perempuan yang sudah menopause & mengalami
keluarnya cairan adalah tidak normal & harus berkonsultasi dengan dokter.
Untuk menghindari setiap kelainan/gangguan apapun agar segera ditangani dengan
cepat & lebih baik sebelum meluas/bertambah parah, maka setiap tahun lakukanlah
pemeriksaan payudara oleh dokter sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin &
dapat disertai pemeriksaan tambahan untuk kelainan di payudara sesuai indikasi
seperti USG, mammografi, CT-scan, MRI, atau pemeriksaan hormonal.
3. Pemeriksaan Pada Kanker Payudara
Pemeriksaan kanker payudara dapat dilakukan sendiri atau di kenal dengan istilah
SADARI. Langkah-langkah dalam melakukan SADARI :
a. Langkah PERTAMA
Berdiri didepan cermin, dada dibusungkan dan tangan diletakkan di pinggang.
Perhatikan UKURAN, BENTUK dan WARNA payudara, serta puting. Wajib
memeriksakan ke dokter, jika ada kulit payudara pada satu tempat masuk kedalam,
berkerut, kemerahan , terdapat luka yang sulit menyembuh atau membengkak. Puting
susu retraksi/masuk kedalam atau letak abnormal.
b. Langkah KEDUA
Kemudian angkat tangan, perhatikan payudara seperti pada langkah pertama diatas.
Kemudian tekan / pencet puting susu. Jika ada cairan abnormal yang keluar, maka
segeralah periksakan diri ke dokter.
c. Langkah KETIGA
Berbaring dengan tangan (pada sisi yang sama dengan payudara yang akan
diperiksa) , diletakkan dibawah kepala. Tangan kiri dipakai untuk memeriksa payudara
kanan begitu sebaliknya. Raba seluruh payudara (seperti pada gambar) mulai dari atas
kebawah, sisi kiri ke sisi dalam, dari lekukan ketiak sampai kearah payudara. Bisa juga
mulai dari puting, dengan arah melingkar terus sampai ke sisi luar lingkaran payudara.
Pastikan seluruh payudara terdeteksi, raba dengan kekuatan yang ringan, halus tapi
mencapai seluruh kedalaman payudara (bisa merasakan tulang iga dibelakang
payudara).
d. Langkah KEEMPAT

Langkah terakhir, lakukan dengan berdiri atau duduk. Lakukan perabaan seperti pada
langkah ke tiga. Beberapa wanita sering melakukan pada waktu mandi, karena lebih
mudah melakukan perabaan payudara dalam keadaan kulit payudara basah. Secara
berkala memeriksakan diri ke dokter, terutama jika mempunyai FAKTOR RESIKO
terkena kanker payudara.
4. Stadium Kanker Payudara
Pembagian stadium menurut Portmann yang disesuaikan dengan aplikasi klinik yaitu:
Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada
fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot) . Besar tumor 1 - 2 cm dan
tidak dapat terdeteksi dari luar. Kelenjar getah bening regional belum teraba. Perawatan
yang sangat sistematis diberikan tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat
menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan
penyembuhan pada penderita adalah 70%.
Stadium II : Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5 - 5 cm, sudah ada satu
atau beberapa kelenjar getah bening aksila yang masih bebas dengan diameter kurang
dari 2 cm. Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah
operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang
tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30 - 40 %.
Stadium III A : Tumor sudah meluas dalam payudara, besar tumor 5 - 10 cm, tapi masih
bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sama
lain.Menurut data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini.
Stadium III B : Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada edema
(lebih dari sepertiga permukaan kulit payudara), ulserasi, kelenjar getah bening aksila
melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5 cm. Kanker
sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada,
tulang rusuk dan otot dada.
Stadium IV : Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II, dan III). Tapi sudah disertai
dengan kelenjar getah bening aksila supra-klavikula dan metastasis jauh. Sel-sel
kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru,
hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Tindakan yang harus
dilakukan adalang pengengkatan payudara. Tujuan pengobatan pada stadium ini
adalah palliatif bukan lagi kuratif (menyembuhkan).
5. Penatalaksanaan Kanker Payudara
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi
pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi
imunologi (antibodi).
Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan
penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya.
Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.
a. Pembedahan

Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang


dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor,
umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor
(lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel kanker atau
pengangkatan seluruh payudara (mastectomy).
Untuk meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi
tambahan seperti radiasi, hormon atau kemoterapi.
b. Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel
kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
c. Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat
dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.
d. Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak
dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal
atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche, obat anti
kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya
menyerang sel kanker saja.
e. Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan
atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang
secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan
tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk
menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.
HER2 adalah protein yang diproduksi oleh gen yang berpotensi menyebabkan kanker.
protein ini bertindak sebagai antena yang menerima sinyal pada sel-sel kanker
menyebar cepat dan mematikan.Keberadaan HER2 dihubungkan dengan perjalanan
penyakit yang semakin memburuk dan waktu pengulangan jauh lebih cepat pada
semua tahap perkembangan kanker payudara, sehingga menjadi hal penting bagi
pasien yang telah didiagnosis dengan kanker payudara untuk memeriksa status HER2
mereka .
f. Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit
Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang
mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan hidup. Meskipun
demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu memperpanjang harapan hidup pada
pasien, diantaranya adalah kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Fokus terapi
pada kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit).
Dokter berupaya untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien
melalui terapi hormon, terapi radiasi dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara

dengan HER2- positif, trastuzumab memberikan harapan untuk pengobatan kanker


payudara yang dipicu oleh HER2.

B. Kanker Payudara Pada Pria


Kanker payudara pada pria adalah penyakit yang langka. Kurang dari 1% kanker
payudara terjadi pada pria. Mungkin akan terlintas dalam pikiran kita : Pria tidak
mempunyai payudara, bagaimana mereka bisa terkena kanker payudara? Yang benar
adalah bahwa remaja laki-laki dan perempuan, pria dan wanita semua mempunyai
jaringan payudara. Berbagai macam hormone pada wanita/gadis menstimulasi jaringan
pada payudara sedemikian rupa sehingga membentuk payudara penuh. Sedangkan
pada tubuh pria secara normal tidak ada stimulasi hormone pada payudara. Akibatnya
jaringan payudaranya tetap kecil dan rata. Ada juga, sering kita lihat pria / anak laki-laki
dengan ukuran payudara besar. Biasanya itu hanya karena gemuk. Tapi kadang ada
beberapa pria jaringan kelenjar payudaranya tumbuh, itu disebabkan karena mereka
menggunakan beberapa obat, pecandu alcohol, pengguna marijuana atau mempunyai
tingkat hormone yang tidak normal.
Karena kanker payudara pada pria sangat jarang, beberapa kasus saat ini sedang
dipelajari. Tapi apabila kasus-kasus itu dikumpulkan maka akan didapat hasil sebagai
berikut , Tanda-tanda yang harus diwaspadai :
1. Terasa benjolan di payudara
2. Puting terasa sakit
3. Puting berubah bentuk ( biasanya menekuk kedalam )
4. Keluar cairan dari putting ( bisa bening atau darah )
5. Nyeri pada puting atau areola ( area yang berwarna gelap didaerah puting )
6. Pembesaran kelenjar getah bening dibawah lengan ( ketiak )
Perlu diingat bahwa pembesaran kedua payudara pada pria biasanya bukan
kanker. Keadaan ini dalam kedokteran disebut gynecomastia.
Suatu studi tentang kanker payudara pada pria menemukan bahwa waktu yang
diperlukan antara tanda-tanda awal hingga diagnose membutuhkan waktu 19 bulan,
atau bisa lebih dari satu tahun. Ini mungkin disebabkan karena orang tidak menyangka /
mengharap kanker payudara terjadi pada pria, sehingga sangat jarang yang terdeteksi
dini. Jadi, seperti yang terjadi pada wanita juga, apabila terjadi perubahan yang
mencolok pada payudaranya, pria juga sebaiknya segera ke dokter. Karena semakin
cepat terdeteksi maka kemungkinan sembuh lebih besar.Sangat perlu dimengerti, factor
resiko kanker payudara pada pria, terutama karena pria tidak mengadakan
screening/pemeriksaan secara rutin untuk tujuan mengetahui ada/ tidaknya kanker

pada payudaranya. Hal ini karena tidak terpikir bahwa ini bisa terjadi. Akibatnya kanker
payudara pada pria biasanya pada deteksi awal kebanyakan sudah mencapai stadium
lanjut.
Dibawah ini adalah factor-faktor yang bisan menaikkan resiko pria terkena
kanker payudara :
1. Usia
Seperti juga pada wanita, usia bertambah resiko juga bertambah. Usia rata-rata pria
yang didiagnose terkena kanker payudara adalah 67 tahun. Itu berarti bahwa separoh
pria yang didiagnose terkena kanker payudara adalah berusia diatas 67 tahun. Dan
setengahnya lagi dibawah usia itu.
2. Kadar Estrogen yang tinggi
Sel payudara tumbuh, baik yang normal ataupun abnormal, itu distimulasi oleh adanya
hormone estrogen. Pria bisa mempunyai level estrogen yang tinggi karena beberapa
hal :
a. Menggunakan obat-obat hormonal
b. Terlalu gemuk, sehingga meningkatkan produksi hormone estrogen
c. Terexpose estrogen dari lingkungan (misalnya berasal dari estrogen atau hormone lain
yang digunakan untuk menggemukkan ternak sapi, campuran / turunan dari produk
pestisida, yang menyerupai efek estrogen dalam tubuh ).
d. Pecandu alcohol, yang dapat mengurangi fungsi lever dalam mengatur kadar estrogen
dalam darah.
e. Mempunyai penyakit lever, yang biasanya mengakibatkan pada kadar endrogen
( hormone laki-laki ) yang rendah, sebaliknya kadar estrogen ( hormone wanita ) tinggi.
Ini juga menaikkan resiko terjadi gynecomastia dan kanker payudara.
3. Klinefelter Syndrome
Mempunyai kadar hormone endrogen yang rendah dan kadar estrogen tinggi. Sehingga
mempunyai resiko mendapatkan penyakit gynecomastia dan kanker payudara.
Klinefelter syndrome adalah: kondisi yang terjadi saat lahir ( terjadinya,1 berbanding
1000 pria ). Normalnya laki-laki mempunyai kromosom X dan Y. Tapi, pria dengan
syndrome ini mempunyai lebih dari satu kromosom X ( kadang empat ). Tanda-tanda
syndrome ini adalah : Mempunyai kaki lebih panjang, suara tinggi, jenggot yang tipis
dibandingkan rata-rata pria, mempunyai testis kecil daripada ukuran normal dan infertile
( tidak bisa memproduksi sperma ).
4. Mempunyai riwayat keluarga yang banyak menderita kanker payudara atau perubahan
genetic.
Riwayat keluarga dapat menaikkan resiko terkena kanker payudara, terutama apabila
didalam keluarga ada pria yang terkena kanker payudara. Juga apabila terbukti adanya
gen abnormal kanker payudara didalam riwayat keluarga. Pria yang mewarisi gen
abnormal BRCA1 dan BRCA2 resiko terkena kanker payudara meningkat. Tapi bisa
juga terjadi pada pria yang tidak mempunyai riwayat keluarga terkena kanker payudara
dan tidak mewarisi gen abnormal tersebut.
5. Terpapar radias

Memperoleh terapi radiasi didada sebelum usia 30 tahun, khususnya semasa remaja,
meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Ini terlihat pada remaja-remaja pria
yang memperoleh radiasi untuk pengobatan penyakit Hodgkin. ( Disini tidak termasuk
terapi radiasi untuk pengobata kanker payudara ).
Untuk masalah diagnose dan pengobatan sama dengan kanker payudara pada wanita.

C. pencegahan Kanker Payudara


Salah satu pencegahan kanker payudara adalah pola makan yang sehat.
Diperkirakan satu dari tiga kasus kanker payudara karena faktor pola makan.
Pola makan yang baik yang akan membantu mempertahankan sistem kekebalan
tubuh Anda dan ini merupakan pencegahan penyakit yang paling ampuh. Meskipun
belum diketahui adanya makanan yang dapat menyembuhkan kanker, memakan
makanan tertentu dan mengurangi makanan tertentu lainnya dapat menjadi tindakan
pencegahan.
Makanan yang kaya serat, dapat membantu menurunkan kadar prolaktin dan
estrogen, kemungkinan dengan mengikatkan diri pada hormon-hormon ini lalu
membuangnya ke luar tubuh. Ini dapat menekan fase lanjut dari karsinogenesis
(pembentukan kanker). Selain itu, mengurangi makanan berlemak jenuh dapat
menurunkan risiko. Kacang kedelai dan produk kedelai tanpa difermentasi dapat
menghambat pertumbuhan tumor.
Sayur-sayuran yang kaya vitamin A, seperti wortel, labu siam, ubi jalar, dan sayursayuran berdaun hijau tua seperti bayam, kangkung dan sawi hijau, mungkin dapat
membantu. Vitamin A mencegah pembentukan mutasi penyebab kanker. Sedangkan
buah-buahan dan sayuran yang kaya akan vitamin C menurunkan risiko Kanker
Payudara.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ca Mamae adalah sel karsinoma yang tumbuh di daerah payudara. Ca Mamae ini
bisa disebabkan karena faktor internal maupun eksternal. Tanda dan gejala yang biasa
muncul pada pasien Ca Mamae adanya benjolan/massa di payudara, terasa nyeri dan
terjadi pembesaran yang abnormal.
B. Saran
Kita harus selau waspada dan secara rutin memeriksa payudara agar apabila
terdapat kelainan, bisa langsung diobati sebelum mengalami tahap yang paling tinggi
dan sebelum kanker payudara itu bermetastasis lebih jauh.

Diposkan oleh Aya Febriana El'Maers di 06.52

Anda mungkin juga menyukai