Anda di halaman 1dari 13

I.

IDENTITAS PASIEN
NAMA : Tn.Z
UMUR : 73 th
ALAMAT : Padang cermin
AGAMA : Islam
PEKERJAAN : tidak bekerja lagi
STATUS : Menikah
SUKU BANGSA : Sunda
TANGGAL MASUK : 17 November 2009
DIRAWAT YANG KE : I (Pertama )
II. RIWAYAT PENYAKIT
Allo dan autoanamnesis (17 November 2009, pukul 20.00 WIB )
Keluhan utama : jatuh saat sedang membasuh air wudhu
Keluhan tambahan : Sakit kepala yang sangat,batuk kering
Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 17 November pasien datang setelah jatuh dirumahnya saat sedang mengambil
air wudhu,sebelum serangan pasien merasa sakit kepala yang sangat sekeliling terlihat
berputar sampai pasien menutup matanya dan teriak,pasien mencoba untuk berjalan dan
karena sakit kepala yang sangat itu pasien sempoyongan dan akhirnya jatuh,dari sejak itu
sampai dibawa saat itu sampai ke Rumah Sakit Abdul Muluk pasien sempat muntah-muntah
sebanyak 4x ,cairan muntah sebagian berisi makanan,dan lendir berwarna kuning muda,Saat
serangan pasien banyak mengeluarkan keringat dingin,Pasien menyangkal pernah sampai
jatuh seperti ini sebelumnya,namun mengakui sudah sering sakit kepala yang sangat dan
melihat sekeliling seperti berputar ke kanan namun tak jarang kadang ke kiri,pasien tidak
ingat jelas,dan setiap serangan kira-kira setengah jam, saking pusingnya pasien tak jarang
mual bahkan sering sekali pasien muntah,keluarga bahkan pasien tidak mengingat kapan
pertama kali keluhan ini muncul namun terakhir kali pasien mengeluh sakit kepala adalah
2minggu lalu,saat sedang berjalan kaki pulang dari pasar,namun dengan mengkonsumsi obat
warung untuk sakit kepala dibantu dengan ditidurkan ,sakit kepala tersebut reda, Pasien
mengatakan telinganya sering berdenging hilang timbul,pendengaran berkurang,pasien
menganggap itu hanya karena faktor umur,penglihatan berbayang setelah serangan,dan sering
keluar keringat dingin sebelum,saat dan setelah serangan.Pasien memang mempunyai riwayat
darah tinggi sejak +/- 5 tahun terakhir tapi tidak sering ke puskesmas untuk mengontrol
tensinya,dan tidak mengkonsumsi obat darah tinggi secara rutin,Pasien tidak mempunyai
riwayat pingsan,demam dan Stroke sebelumnya.
Satu bulan terakhir ini pasien sering batuk berdahak hilang timbul kadang sangking seringnya
pasien sampai ingin muntah saat mengeluarkan dahak,dahak berwarna bening namun kadang
kecoklatan,Di kehidupan sehari-harinya, pasien mengaku suka mengkonsumsi makanan
bersantan, merokok sejak > 30 tahun,dan mengkonsumsi kopi hitam +/- 2 cangkir sehari
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak terkena penyakit lain sebelumnya
Batuk-batuk berdahak
Riwayat Penyakit Keluarga
Almarhum Ayah pernah menderita darah tinggi
Riwayat Sosial Ekonomi

Pendidikan terakhir SD. Pasien mempunyai anak berjumlah 3 bersaudara, 1 wanita, 2 lakilaki.anak paling tua berumur 47 tahun sudah menikah dan mempunyai anak berjumlah 2,dan
bekerja bantu-bantu di usaha cathering,pendidikan terakhir sd,anak pertamanya yang berumur
26 tahun tinggal dirumah pasien,kerja sebagai penjaga toko jual voucher,gaji perbulan
Rp.250ribu,anak kedua laki-laki bungsunya 28 tahun sudah menikah dan mempunyai anak
berjumlah 3,anak ketiga belum menikah.jadi pasien hanya tinggal bertiga dengan istri dan
cucunya.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
- Keadaan umum : Tampak sakit berat
- Kesadaran : Compos mentis
- GCS : E4 V5 M6= 15
- Vital sign
Tekanan darah : 180/90 mmHg
Nadi : 80 x / menit
RR : 24 x / menit
Suhu : 38 0 C
- Gizi : Cukup
Status Generalis
- Kepala
Rambut : Hitam beruban dan tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva ananemis, sklera tidak ikterik
Telinga : Liang lapang, membran timpani intak
Hidung : Deviasi septum (-), secret (-)
Mulut : Bibir tidak sianosis & tidak kering, lidah tidak kotor
- Leher
Pembesaran KGB : tidak ada pembesaran KGB Submandibula (-), nyeri tekan (-)
Pembesaran tiroid : Tidak ada
JVP : Tidak meningkat
Trachea : Letak ditengah
- Thorak
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V garis mid clavicula kiri
Perkusi : Batas kanan : Sela iga IV garis parasternal kanan
Batas kiri : Sela iga V garis midclavicula kiri
Batas atas : Sela iga II garis parasternal kiri
Auskultasi : Bunyi jantung I II murni, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
Inspeksi : Pergerakan nafas kanan-kiri simetris, retraksi sela iga (-)
Palpasi : Fremitus taktil paru kanan = paru kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler ( +/+ ), whezing ( -/- ), ronkhi (-/-)
- Abdomen
Inspeksi : Perut rata dan simetris
Palpasi : Supel, Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
pada SIAS, nyeri lepas (-)
Perkusi : Timpani pada keempat kwadran, nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal

- Ekstremitas
Superior : oedem ( -/- ), sianosis ( -/- ), turgor kulit ( +/+ )
Inferior : oedem ( -/- ), sianosis ( -/- ), turgor kulit ( +/+ )
IV. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Saraf cranialis Kanan / Kiri
N. olfaktorius ( N. I )
Daya penciuman hidung : ( normosmia/normosmia )
N. opticus ( N. II )
Tajam penglihatan : 4/60 / 4/60
Lapang penglihatan : sesuai dengan pemeriksa
Tes warna : benar 7
Fundus oculi : Tidak dilakukan
N. occulomotorius, N. trochlearis, N. abducen ( N.III-N.IV-N.VI )
Kelopak mata :
Ptosis : ( - / - )
Endopthalmus : ( - / - )
Exopthalmus : ( - / - )
Pupil :
Diameter : ( 3 mm / 3 mm )
Bentuk : ( Bulat / Bulat )
Isokor / anisokor : ( Isokor / Isokor )
Posisi : ( Sentral / Sentral )
Reflek cahaya langsung : ( + / + )
Reflek cahaya tidak langsung : ( + / + )
Gerakan bola mata
Medial : ( + / + )
Lateral : ( + / +)
Superior : ( + / + )
Inferior : ( + / + )
Obliqus, superior : ( + / + )
Obliqus, inferior : ( + / + )
Reflek pupil akomodasi : ( + / + )
Reflek pupil konvergensi : ( + / + )
N. trigeminus ( N. V )
Sensibilitas
Ramus oftalmikus : ( + / + )
Ramus maksilaris : (+ / + )
Ramus mandibularis : (+ / +)
Motorik
M. maseter : ( + / + )
M. temporalis : ( + / +)
M. pterigoideus : (+ /+ )
Reflek
Reflek kornea ( sensoris N. V, motoris N. VII ) : ( + / + )
Reflek bersin : ( + / + )
N. fascialis ( N. VII )

Inspeksi wajah sewaktu :


Diam : simetris
Tertawa : simetris
Meringis : simetris
Bersiul : simetris
Menutup mata : simetris
Pasien disuruh untuk :
Mengerutkan dahi : simetris
Menutup mata kuat-kuat : simetris
Menggembungkan pipi : simetris
Sensoris
Pengecapan 2/3 depan lidah : ( + / + )
N. acusticus ( N. VIII )
N. cochlearis
Ketajaman pendengaran : ( +/+ )
Tinitus : ( +/+)
N. vestibularis
Test vertigo : (+ / +)
Nistagmus : ( -/ -)
N. glossopharingeus dan N. vagus ( N. IX dan N. X )
Suara bindeng / nasal : (- /- )
Posisi uvula : tidak deviasi
Palatum mole : Istirahat : simetris
Bersuara : terangkat
Arcus palatoglossus : Istirahat : simetris
Bersuara : terangkat
Arcus pharingeus : Istirahat : simetris
Bersuara : terangkat
Reflek batuk : ( + )
Reflek muntah : ( + )
Peristaltik usus : Bising usus (+) normal
Bradikardi : (-)
Takikardi : (+)
N. accesorius ( N. XI )
M. sternocleidomastoideus : ( tahanan kuat/tahanan kuat )
M. trapezius : (tahanan kuat /tahanan kuat )
N. hipoglossus ( N. XII )
Atropi : ( - )
Fasikulasi : ( - )
Deviasi : (- )
Tanda perangsangan selaput otak
Kaku kuduk : (-)
Kernig test : (-)
Lasseque test : (-)
Brudzinsky I : (-)
Brudzinky II : (-)

Sistem motorik Superior ka / ki Inferior ka / ki


- Gerak aktif / aktif aktif/ aktif
- Kekuatan otot 5 / 5 5 / 5
- Tonus Normotonus / Normotonus Normotonus / Normotonus
- Klonus - / - - / - Reflek fisiologis Bicep ( + / + ) Pattela ( + / + )
Trisep ( + / + ) Achiles ( + / + )
- Reflek patologi Hoffman trommer ( - / - ) Babinsky ( - / - )
Chaddock ( - / - )
Oppenheim ( - / - )
Schaefer ( - / - )
Gordon ( - / - )
Gonda ( - / - )
Sensibilitas
- Eksteroseptif / rasa permukaan ( superior / Inferior )
Rasa raba : (+ / + )
Rasa nyeri : (+/ + )
Rasa suhu panas : (+ / + )
Rasa suhu dingin : (+ / +)
- Propioseptif / rasa dalam
Rasa sikap : ( +/ + )
Rasa getar : tidak dilakukan
Rasa nyeri dalam : tidak dilakukan
Koordinasi
Tes tunjuk hidung : ( - )
Romberg test : (+)
Susunan saraf otonom
Miksi : Normal
Defekasi : Normal
Salivasi : Normal
Fungsi luhur
Fungsi bahasa : baik
Fungsi orientasi : baik
Fungsi memori : baik
Fungsi emosi : baik
RESUME
Pada tanggal 17 November pasien datang setelah jatuh dirumahnya,
pasien merasa sakit kepala yang sangat sekeliling terlihat berputar sampai pasien menutup
matanya dan teriak,
Pasien mengatakan telinganya sering berdenging hilang timbul,penglihatan berbayang
setelah serangan,dan sering keluar keringat dingin sebelum,saat dan setelah serangan.
Pasien muntah-muntah hampir setiap serangan ,cairan muntah sebagian berisi
makanan,dan lendir berwarna kuning muda,

Pasien memang mempunyai riwayat darah tinggi sejak +/- 5 tahun terakhir tapi tidak sering
ke puskesmas untuk mengontrol tensinya,dan tidak mengkonsumsi obat darah tinggi secara
rutin,Pasien tidak mempunyai riwayat pingsan,demam dan Stroke sebelumnya.
Satu bulan terakhir ini pasien sering batuk berdahak hilang timbul kadang sangking
seringnya pasien sampai ingin muntah saat mengeluarkan dahak,dahak berwarna bening
namun kadang kecoklatan,
Di kehidupan sehari-harinya, pasien mengaku suka mengkonsumsi makanan bersantan,
merokok sejak > 30 tahun,dan mengkonsumsi kopi hitam +/- 2 cangkir sehari
Dari pemeriksaan tanggal 17 November 2009 pukul 15.00 WIB didapat :
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4M6V4 = 15
Tekanan darah : 180/90 mmHg
DIAGNOSIS
- Klinis : Vertigo +Hypertensi grade III
- Topis : Labirin
- Etiologi : Idiopatik
PENATALAKSANAAN
1. Umum
- Pantau tanda vital dan neurologi
- Pemasangan infus pada sisi yang sehat
2. Medikamentosa
- Vastigo 3x1
- Captopril 2x12,5
- Dexanta syrup 3xCI
3. Dietetik
4. Perawatan dan Rehabilitasi
- Psikoterapi suportif :
Meyakinkan pasien agar mulai aktif berpartisipasi bersamaan dengan kondisi medis yang
membaik, misalnya : membersihkan diri sendiri, berkomunikasi, berinteraksi dengan staf
medis, perawat serta pasien lain.
- Edukasi pada pasien dan keluarga :
1. Perkenalkan cara transfer ( berubah posisi, berpindah tempat ) dengan cara memanfaatkan
gerak otot sendi secara efisien.
2. Edukasi tentang vertigo: faktor resiko yang harus dihindari, , dll
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
1. Laboratorium
Hematologi ( 17 November 2009 )
- Hemoglobin : 12,8 gr/dl
- Leukosit : 10.800 /ul
-

PROGNOSA
o Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
o Quo ad Fungtionam : Dubia ad bonam
o Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal 18 november 2009
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : compos mentis
- GCS : E4 M5 V6 = 15
- Vital sign
Tekanan darah : 150/70 mmHg
Nadi : 80 x / menit
RR : 24 x / menit
Suhu : 36,3 0 C
Pasien masih mengeluh pusing yang hebat dan memutar saat mencoba untuk pindah
posisi,semalaman muntah lebih dari 6x,muntah berwarna kuning dan berlendir,sakit kepala
hampir semalaman dirasakan
Status Neurologi
Sistem motorik Superior ka / ki Inferior ka / ki
- Gerak hipoaktif / aktif hipoaktif / aktif
- Kekuatan otot 5/5 55
- Tonus Normotonus / Normotonus Normotonus / Normotonus
- Klonus - / - - / - Reflek fisiologis Bicep ( + / + ) Pattela ( + / + )
Trisep ( + / + ) Achiles ( + / + )
- Reflek patologi Hoffman trommer ( - / - ) Babinsky ( - / - )
Chaddock ( - / - )
Oppenheim ( - / - )
Schaefer ( - / - )
Gordon ( - / - )
Gonda ( - / - )
Tanggal 19 Agustus 2009
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : Compos mentis
- GCS : E4 M5 V6= 15
- Vital sign
Tekanan darah : 150/70 mmHg
Nadi : 80 x / menit
RR : 21 x / menit
Suhu : 37,7 0 C
Pasien mengeluh mulut mencong kekiri dan terasa baal
Status Neurologi Kesan: Parase N.VII dextra type central
N. fascialis ( N. VII )
Inspeksi wajah sewaktu :

Diam : asimetris ke kiri


Tertawa : asimetris ke kiri
Meringis : asimetris ke kiri
Bersiul :Menutup mata : simetris
Pasien disuruh untuk :
Mengerutkan dahi : asimetris ke sebelah kiri
Menutup mata kuat-kuat : asimetris
Menggembungkan pipi : asimetris
Sensoris
Pengecapan 2/3 depan lidah : ( + / + )
Sistem motorik Superior ka / ki Inferior ka / ki
- Gerak aktif / aktif aktif / aktif
- Kekuatan otot 5 / 5 5 / 5
- Tonus Normotonus / Normotonus Normotonus / Normotonus
- Klonus - / - - / - Reflek fisiologis Bicep ( + / + ) Pattela ( + / + )
Trisep ( + / + ) Achiles ( + / + )
- Reflek patologi Hoffman trommer ( - / - ) Babinsky ( - / - )
Chaddock ( - / - )
Oppenheim ( - / - )
Schaefer ( - / - )
Gordon ( - / - )
Gonda ( - / - )
DIAGNOSIS
- Klinis : Vertigo +Hypertensi grade III + parese N.VII (susp.Bells palsy)
- Topis : Labirin
- Etiologi : idiopatik

Related Post
Laporan Kasus %28Case Report%29

Laporan Kasus Gastroenteritis Akut Tanpa Dehidrasi

Laporan Kasus (case report) Hamil Dengan Mioma Uteri

Neurologi

Vertigo

DEFINISI
Istilah awam untuk vertigo : pusing, pusing tujuh keliling. Sering pasien sulit membedakan
antara sefalgia dengan vertigo.

Vertigo : perasaan seperti sekeliling berputar, bergoyang dan merasa kurang mantap,
keseimbangan terganggu, cenderung jatuh, merasa kepala enteng atau penuh
ETIOLOGI
Berdasarkan etiologi , maka vertigo dibagi atas :
1. Vertigo perifer : jika kelainan
di sistem vestibular, labirin
2. Vertigo sentral : jika kelainan
di batang otak, serebellum,
korteks serebri.
Anatomi Dan Fisiologi Sistem Keseimbangan
Susunan vestibular yang tdd kanalis semisirkularis dengan krista ampularis, utrikulus, sakulus
dng makulanya, N. VIII dengan inti vestibular di dorso lateral medulla obolongata. Inti-inti
vestibularis tdd : nukleus vestibularis medialis, nukleus vestibularis lateralis, nukleus
vestibularis superior, nukleus vestibularis spinalis.
Sebagian serabut N. VIII berakhir di inti vestibularis, ttp sebgn menuju ke serebellum (di
lobus flokulonodularis), medulla spinalis.
Serabut dr. nukleus vestibularis lateralis dan superior menuju ke serebellum.
Dari nukleus vestibularis superior,medulla spinalis keluar serabut yang bergabung dng
fasciculus longitudinalis medialis utk berakhir pada inti-inti saraf otot otot bola mata kedua
sisi.
Dari nukleus vestibularis lateralis keluar serabut yang menuju medulla spinalis disebut
traktus vestibulospinalis.Serabut ini berjalan dalam funikulus ventralis medulla spinalis dan
berakhir di motor neuron medulla spinalis.
Hubungan-hubungan tadi merupakan lingkaran refleksyang mengatur gerakan kepala dan
mata sebagai jawaban rangsangan vestibular yg dihasilkan oleh perubahan posisi kepala.
Impuls proprioseptif dari reseptor di sendi dan otot diteruskan ke serebellum, melalui bagian
dr serebellum dan nukleus fastigius impuls proprioseptif itu mempengaruhi inti vestibularis.
Impuls keseimbangan dari serebellum dan inti vestibularis akan diteruskan ke pusat gerakan
volunter dan reflektorik di korteks serebri.Korteks serebri juga mengatur gerakan involunter
visceral melalui inti vestibularis yang selanjutnya mempengaruhi inti saraf glosopharingeus
dan vagus.
Dengan demikian seluruh peralatan sistem vestibular memberikan informasi yg membantu di
dalam mempertahankan keseimbangan dan bersama-sama dengan informasi dari sistem
penglihatan dan proprioseptif akan memberikan rasa posisi yang kompleks di dalam batang
otak dan serebellum.
ETIOLOGI VERTIGO

Vertigo Labirin. Fungsi labirin terganggu akibat trauma, iskemik, peradangan, keracunan, dll.
Vertigo Barany yaitu vertigo yang timbul pada perubahan tertentu sikap kepala.Jika penderita
dari sikap duduk dibaringkan dng kepala ditengadahkan 45 derajat atau ditolehkan ke
kiri/kanan dapat timbul nystagmus yang timbul setelah periode 2-20 detik.
Vertigo trauma kapitis, yang timbul akibat trauma kapitis disebabkan memar labirin
unilateral.
Labirinitis.
Penyakit Meniere. Gejala berupa tinnitus, gangguan pendengaran, vertigo akut, nausea,
muntah. Penyebab diduga edema labirin.
Sifilis kongenital. Radang sifilis dapat terjadi dalam os temporalis yang mengakibatkan
labirinitis
Vertigo akibat obat. Dapat timbul pada keracunan alkohol, kinin, barbiturat,
karbamazepin,streptomisin.
PEMERIKSAAN
Anamnesis
Pemeriksaan umum dan neurologik
Pemeriksaan khusus penderita vertigo
Dizziness stimulation battery. Rangkaian test stimulasi vertigo
Pemeriksaan mata pd pend. Vertigo
Pemeriksaan Neuro-otologik
Pemeriksaan laboratorium
Anamnesis :
Kejelasan keluhan pasien, minta pasien menjelaskan apa yg dirasakan spt pusing, rasa spt
mabuk, kepala enteng, sempoyongan.
Berat ringannya serangan
Pengaruh gerakan kepala terhadap keluhan: keluhan bertambah berat pada waktu kepala
digelengkan/ditundukkan/ditengadahkan.
Pengaruh posisi tubuh terhadap keluhan, keluhan ini sering dijumpai akibat vertigo perifer,
pada vertigo sentral pengaruh tersebut kurang.
Tipe Serangan. Pada penyakit Meniere serangan timbul berkali-kali & berkelompok. Pada
penyakit vaskular dan vestibular neuronitis intensitas serangannya konstan.
Apakah ada gangguan pendengaran?
Adanya gangguan pendengaran menunjukkan letak lesi ada di N. VIII atau di labirin.

Apakah ada gangguan kesadaran?


Gangguan kesadaran menunjukkan adanya gangguan vaskular atau epilepsi.
PEMERIIKSAAN FISIK UMUM DAN NEUROLOGIC
Lakukan pemeriksaan umum seteliti mungkin agar kelainan-kelainan yang ada hubungannya
dengan penyakit pasien tidak terlewatkan.
Pemeriksaan neurologik perlu dilakukan karena keluhan pusing yang disebabkan oleh lesi
sentral sering disertai oleh kelainan neurologik lainnya.
Pemeriksaan khusus pend. Vertigo
Pemeriksaan ROMBERG .
Pasien berdiri tegak, kedua kaki sejajar saling bersentuhan dan mata dipejamkan. Jika ada
gangguan vestibular, pasien tidak dapat mempertahankan posisinya ; ia akan bergoyang,
menjauhi garis tengah,dan akan kembali ke posisi semula karena pengaruh refleks
pembetulan sikap (righting refleks)
Tandem gait (jalan tandem)
Pasien berjalan lurus, tumit kaki yg satu berada pd ujung jari kaki lainnya. Adanya ggn
vestibular menyebabkan arah jalan menyimpang.
Pemeriksaan Quiz dan test salah tunjuk (past pointing test).
Pemeriksaan Quiz . Penderita berdiri di depan pemeriksa. Kedua lengan direntangkan ke
depan setinggi bahu dan kedua jari telunjuk menunjuk pd jari telunjuk pemeriksa.
Selanjutnya pasien disuruh menutup mata. Perhatikan timbulnya penyimpangan arah pada
kedua tangan pasien.
Test salah tunjuk.
Dengan mata terbuka pasien diminta untuk mengangkat lengannya lurus ke atas dengan
telunjuk dalam posisi ekstensi. Kemudian lengan tersebut diturunkan sampai menyentuh
telunjuk pemeriksa. Dengan mata tertutup pasien disuruh mengulangi gerakan diatas.
Test stimulasi untuk vertigo :
Memalingkan kepala ke kiri atau kanan
Duduk dan berdiri dengan mata terbuka dan tertutup
Pasien diminta untuk berjalan dan mendadak berbalik dengan cepat
Nylen Barany test. Pasien mula-mula duduk, kepala menghadap ke depan, kemudian
dibaringkan dengan cepat, kepala menggantung 45 derajat, melihat 45 derajat ke samping kiri
atau kanan. Perhatikan timbulnya nistagmus dan vertigo.
Pemeriksaan mata pada vertigo
Apakah ada diplopia/penglihatan dobel?
Apakah pandangan kabur ?
Adakag gangguan lapang pandang ?
Apakah benda di sekitarnya berputar?

Riwayat kacamata baru/baru diganti


Keluhan hilang jika menutup 1 atau 2 mata.
Perhatikan adanya nistagmus. Nistagmus horizontal dijumpai pada lesi perifer sedangkan
nistagmus vertikal atau nistagmus dengan arah banyak ditemukan pada lesi sentral.
Lakukan test konfrontasi untuk menentukan gangguan lapang pandang
Pem. ketajaman penglihatan
Pemeriksaan Neuro otologik
Pem. Elektro nistamografi pada : test nistagmus optokinetik, nistagmus spontan, nistagmus
positional, test kalori bitermal, hiperventilasi selama 3 menit.
Penilaian hantaran udara dan tulang
Ambang nada murni
Ambang resepsi wicara
Diskriminasi wicara
Ambang reput nada (Tone decay threshold)
Audiometri Bekesy
Test indeks sensitivitas inkremen pendek
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan urin
Pemeriksaan foto Ro tengkorak dan os petrosum
Pem. foto Ro kolumna vertebralis servikalis
EEG bila perlu
EMG bila perlu
Pemeriksaan psikiatrik bila perlu

Related Post
Neurologi

Laporan Kasus (case report) Vertigo

artikel kesehatan

Gondongan (Mumps)

Kehamilan dengan Tuberkulosis

Pemeliharaan Kehamilan

Penanggulangan Hipertensi

Gagal Jantung

Heart Failure (Gagal Jantung)

Mioma Uteri

Gagal Jantung Kronis (Chronic Heart Failure)

Tranfusi Darah

Periodontitis

Nyeri dada = Jantung??

Anda mungkin juga menyukai