TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tumbuhan Temulawak
Temulawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang
semu. Di daerah Jawa Barat temulawak disebut sebagai koneng gede sedangkan di
Madura disebut sebagai temu lobak. Kawasan Indo-Malaysia merupakan tempat dari
mana temulawak ini menyebar ke seluruh dunia. Saat ini tanaman ini selain di Asia
Tenggara dapat ditemui pula di Cina, IndoCina, Bardabos, India, Jepang, Korea, di
Amerika Serikat dan beberapa Negara Eropa.
Klasifikasi ilmiah tanaman temulawak adalah sebagai berikut:
Divisi
: Spermatophyta
: Monocotyledonae
Ordo
: Zingiberales
Keluarga
: Zingiberaceae
Genus
: Curcuma
Spesies
mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8 13 mm, mahkota
bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5 cm, helaian bunga
berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah
dadu atau merah, panjang 1.25 2 cm dan lebar 1cm.
xantorizol. Selanjutnya dibuktikan bahwa ketiga senyawa tersebut yaitu : kurkumen, ar-turmeron dan xantorizol, mempunyai khasiat anti-tumor.
Ueraha (1989, 1990) berhasil mengidentifikasi tujuh senyawa seskuiterpenoid
bisabolon dari fraksi larutan klorofom rimpang temulawak, setelah dideterminasi
berdasarkan data spektral, konversi kimia, dan kristalografi sinar-X. Ketujuh senyawa
tersebut adalah bisacuron, bisacumol, bisacurol, bisacuron epoksida, bisacuron A,
bisacuron B, dan bisacuron.
Elemen,
Elemen,
Famesen,
Furanodienon,
Germakonm,
Senyawa Terpen
Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh
tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya. Pada tumbuhan,
senyawa-senyawa golongan terpen dan modifikasinya, terpenoid, merupakan
metabolit sekunder. Terpen dan terpenoid dihasilkan pula oleh sejumlah hewan,
terutama serangga dan beberapa hewan laut. Di samping sebagai metabolit sekunder,
Rumus
Sumber
Monoterpen
C10H16
Minyak Atsiri
Seskuiterpen
C15H24
Minyak Atsiri
Diterpen
C20H32
Resin Pinus
Triterpen
C30H48
Saponin, Damar
Tetraterpen
C40H64
Pigmen, Karoten
Politerpen
(C5H8)n n 8
Karet Alam
2.3.
Minyak Atsiri
Dalam tumbuhan, kebanyakan senyawa-senyawa yang beraroma dihasilkan
Isoprene (C5)
Satuan isopenten
Pada minyak atsiri yang bagian utamanya terpenoid, biasanya terpenoid itu
terdapat pada fraksi minyak atsiri yang tersuling uap. Zat inilah penyebab wangi,
harum atau bau yang khas pada banyak tumbuhan. Secara ekonomi senyawa tersebut
penting sebagai dasar wewangian alam dan juga untuk rempah rempah serta sebagai
senyawa citarasa dalam industri makanan. Monoterpen dan sekuiterpen merupakan
komponen utama dari banyak minyak atsiri yang digunakan sebagai cita rasa dan
Tanaman Penghasil
Sereh wangi
Nilam (patchouli)
Cymbopogon nardus R
Pogostemon cablin
Benth
Melaleuca
Leucadenron
Cymbopogon citrates
Kayu Putih
(cajuput)
Sereh dapur
(lemon grass)
Lada (pepper)
Piper nigrum L
Bagian
Tanaman
Daun
Daun
Daun
Daun
Daun/buah
Kenanga
(cananga)
Cengkeh (clove)
Cananga odorata
Hook
Caryophyllus
Bunga
Lavender
Lavandula offcinalis
Chaix
Bunga
Mawar (rose)
Rosa alba L
Bunga
Melati (jasmine)
Jasminumofficinale
Bunga
Kapolaga
(cardamom)
Seledri (celery seed)
Elettaria cardamomun
Biji
Apium graveolen L
Biji
Sitrun (lemon)
Citrus medica
Adas (fennel)
foeniculum fulgares
Mill
Vetiveria zizanioides
stap
Curcuma longa
Akar wangi
(Vetiver)
Kunyit (Turmeric)
Jahe (ginger)
Camphor
Zingiber officinale
Roscoe
Cinnamomun
Camphora L
Bunga
Buah/Kulit
Buah
Buah/Kulit
Buah
Akar/rhizoma
Akar/rhizoma
Akar/rhizoma
Batang/kulit
buah
Negara Asal
Srilanka
Malaysia,
Indonesia
Indonesia
Madagaskar,
Guetemala
India Timur,
Cina,
Srilanka
Indonesia
Zanzibar,
Indonesia,
Madagaskar
Perancis,
Rusia
Bulgaria,
Turki
Perancis
selatan
India,
amerika
Inggris, India
Kalifornia
Eropah,
tengah, Rusia
Indonesia,
Lousiana
Amerika
selatan
Jamaika
Formosa,
Jepang
(dapat
mengalami
biodegradasi
dan
merupakan
bagian
dari
berpenetrasi kedalam bahan, uap hanya akan menguapkan minyak atsiri yang terdapat
dipermukaan gumpalan. Tetapi metode penyulingan ini juga mempunyai kelemahan,
yaitu adanya penggunaan suhu yang tinggi (Pino, dkk, 1997) yang dapat
mengakibatkan dekomposisi minyak (hidrolisis ester, polimerisasi dll).
CO2 dimasukkan kedalam ekstraktor berupa labu yang diberi tekanan dan temperatur
yang telah diatur, kemudian CO2 dipompa kedalam separator pada tekanan dan
temperatur yang rendah, yang kemudian masuk kedalam tangki ekstraksi. Kelebihan
CO2 dimurnikan kembali didalam bejana terisi arang (Charcoal trap).
Keuntungan dari metode ini antara lain adalah tidak menggunakan pelarut
yang beracun, biaya murah, mampu mengisolasi senyawa termolabil tanpa diikuti
denaturasi karena dilakukan pada temperatur rendah, juga kemungkinan untuk
memperoleh produk baru dengan komposisi yang biasanya diperoleh dengan teknik
destilasi ( Pino, 1997 ). Namun demikian metode ini juga mempunyai kekurangan
yaitu dalam hal penentuan kondisi untuk ekstraksi minyak atsiri dari tumbuhan
tertentu (Boelens dan Boelens, 1997).
dari cahaya. Penyimpanan minyak dalam jumlah yang kecil sangat baik dilakukan
memakai botol atau gelas berwarna gelap, sedangkan dalam jumlah yang besar dapat
disimpan dalam drum yang dilapisi dengan timah atau bahan yang tidak bereaksi
dengan minyak atsiri. Penyemprotan gas karbon dioksida atau nitrogen kedalam drum
sebelum ditutup akan menghilangkan gas oksigen dari permukaan minyak, sehingga
minyak terlindungi dari kerusakan akibat oksidasi (Guenther, 1987).
2.4.
molekul ditembaki oleh elektron electron berenergi tinggi membentuk ion ion. Ion
ion di aselerasi dalam suatu medan elektrik. Kedua, ion ion yang di aselerasi
dipisahkan berdasarkan perbandingan massa mereka terhadap muatan di dalam
medan magnet atau medan elektrik. Selanjutnya ion ion tertentu dengan
perbandingan massa terhadap muatan di deteksi oleh suatu peralatan yang mampu
menghitung jumlah ion ion yang terpisah. Hasilnya di deteksi oleh detektor dan di
rekam dalam rekorder. Hasil dari rekorder adalah suatu spektrum massa yakni grafik
dari sejumlah partikel partikel yang di deteksi sebagai suatu fungsi perbandingan
massa terhadap muatan (Donald,et al,1979).
suatu campuran, semakin banyak komponen yang terdapat dalam suatu campuran
maka waktu yang diperlukan semakin lama. Komponen campuran dapat diidentifikasi
berdasarkan waktu tambat (waktu retensi) yang khas pada kondisi yang tepat. Waktu
tambat adalah waktu yang menunjukkan berapa lama suatu senyawa tertahan dalam
kolom (Gritter J, et al, 1985).
a. Memilih Sistem
Dalam kromatografi gas terdapat empat peubah utama yaitu gas pembawa,
jenis kolom dan fase diam dan suhu untuk pemisahan.
Gas Pembawa
Faktor yang mempengaruhi suatu senyawa bergerak melalui kolom
kromatografi gas ialah keatsirian yang merupakan sifat senyawa itu dan aliran gas
melalui kolom. Nitrogen, helium, argon, hydrogen dan karbon dioksida merupakan
gas yang sering digunakan sebagai gas pembawa karena tidak reaktif serta dapat
dibeli dalam keadaan murni dan kering dalam tangki bervolume besar dan bertekanan
tinggi.
Detektor
Detektor pilihan pertama untuk kromatografi gas adalah Detektor Ionisasi
Nyala (DIN) yang memiliki kepekaan yang tinggi untuk beberapa jenis senyawa.
Fase Cair Diam
Dua segi fase harus diketahui, pertama, bagaimana cairan ditahan dalam kolom
yaitu cairan itu disaputkan pada permukaan serbuk padat dalam kolom, dan yang
kedua yaitu sifat kimia dari cairan itu.
b. Sistem
Suhu Kolom
Kromatografi gas didasarkan pada dua sifat senyawa yang dipisahkan,
kelarutan senyawa itu dalam cairan tertentu dan tekanan uapnya atau keatsiriannya.
Karena tekanan uap bergantung langsung pada suhu, suhu merupakan faktor utama
dalam kromatografi gas. Suhu kolom berkisar -100o C 400oC tergantung sifat
bahan. Secara umum, pemisahan yang baik diperoleh pada suhu rendah. Sebagai
patokan dapat dipakai bahwa setiap kenaikan suhu 30oC waktu tambat menjadi
setengahnya.
Gas Pembawa
Laju aliran gas tergantung pada diameter kolom. Aliran berbanding lurus
dengan penampang kolom dan penampang bergantung pada jari-jari pangkat dua
(r2). Misalnya jika pemisahan yang baik dengan kolom 2 mm pada aliran 20
ml/menit, maka untuk menghasilkan hasil yang sama dengan kolom 4 mm diperlukan
aliran 80 ml/menit. Untuk mendapatkan sistem kolom yang optimal yaitu dengan cara
mengatur laju aliran gas dan menghasilkan tingkat puncak yang maksimum.
Kolom
Ada dua kolom dalam kromatografi gas yaitu: kolom kemas, terdiri atas fase
cair berdiameter 1-3 mm dan panjangnya 2 m, kolom kapiler; berdiameter 0,02 - 0,2
mm dan panjangnya 15-25 m, yang berfungsi sebagai penyangga lembam untuk fase
diam cair.
Detektor
Detektor adalah gawai yang ditempatkan pada ujung kolom kromatografi gas
yang menganalisis aliran gas yang keluar dan memberikan data kepada perekam data
yang menyajikan hasil kromatogram secara grafis. DHB (Detektor hantar bahang);
didasarkan pada bahang dipindahkan dari benda panas dengan laju yang bergantung
pada susunan gas yang mengelilingi benda panas. Daya hantar ini merupakan fungsi
dari laju pergerakan molekul gas. Gas yang mempunyai bobot molekul yang rendah
mempunyai daya hantar paling tinggi.
Detektor Ionisasi Nyala (DIN); pendeteksian DIN ialah jika dibakar, senyawa
terurai membentuk pecahan sederhana bermuatan positif, biasanya terdiri atas satu
karbon. Pecahan ini meninggikan daya hantar tempat lingkungan nyala, dan
peningkatan daya hantar ini dapat diukur dengan mudah dan direkam.
Penanganan Sinyal
Data Kualitatif; data kromatografi gas biasanya terdiri atas waktu tambat berbagai
komponen campuran. Waktu tambat diukur mulai dari titik penyuntikan sampai
ketitik maksimum puncak dan sangat khas untuk senyawa tertentu dan pada kondisi
tertentu. Komponen tertentu didalam campuran dapat dipisahkan dengan cara spiking
jika tersedia senyawa murninya. Senyawa murni ditambahkan kedalam cuplikan yang
diduga mengandung senyawa itu dan cuplikan dikromatografi.
Data Kuantitatif; Pengukuran sebenarnya yang dilakukan pada kertas grafik ialah
pengukuran luas puncak. Jika puncak itu simetris atau berupa kurva Gauss tinggi
puncak dapat dipakai untuk mengukur luas puncak.
2.4.2.
Spektrum Massa
Spektrum massa biasa diambil pada suatu berkas sinar sebesar 70 elektron
volt. Kejadian tersederhana ialah tercampaknya satu atom dari satu molekul dalam
fasa gas oleh sebuah elektron dalam berkas atom dan membentuk suatu ion molekul
yang merupakan suatu kation radikal (M+).
Suatu massa elektron menyatakan massa massa bermuatan positif terhadap
(konsentrasi) nisbinya. Puncak paling kuat (tinggi) pada atom disebut puncak dasar
(base peak), dinyatakan dengan nilai 100 % dan kekuatan (tinggi x kepekaan) puncak
puncak lain, termasuk puncak ion molekulnya, dinyatakan sebagai persentasi
puncak dasar tersebut.
Puncak ion molekul biasanya merupakan puncak puncak dengan bilangan
massa tertinggi, kecuali jika terdapat puncak-puncak isotop. Puncak puncak
isotopnya yang biasa.
Misalnya suatu senyawa mengandung 1 atom karbon. Maka untuk tiap 100
molekul yang mengandung satu atom
12
cincin
2.4.3.
Spektroskopi Inframerah
Penggunaan spektrofotometri infra merah untuk maksud analisa lebih banyak
ditujukan untuk identifikasi suatu senyawa.Hal ini disebabkan spectrum infra merah
senyawa organik bersifat khas, artinya senyawaan yang berbeda akan mempunyai
spectrum yang berbeda pula. Selain dari senyawaan isomer-optik, tidak satu pun
antara dua senyawaan yang mempunyai kurva serapan infra merah yang identik.
Alat spektrofotometer infra merah pada dasarnya terdiri dari komponen
komponen pokok yang sama dengan alat spektrofotometer ultra lembayung dan sinar
tampak,yaitu terdiri sumber sinar, monokromator berikut alat alat optic seperti cermin
dan lensa, sel tempat cuplikan, detector, amplifier, dan alat dengan skala pembacaan
atau alat perekam spectrum (recorder).
Sumber sinar infra merah pada umumnya berupa zat padat inert yang
dipanaskan dengan listrik, sehingga mancapai suhu antara 1.500 2.000o K.Akibat
pemanasan ini akan dipancarkan sinar kontinu yang menyerupai sinar yang
dipancarkan oleh benda hitam.
Daerah penyerapan terpenting dalam spectrum infra merah adalah:
a. Daerah vibrasi regang hydrogen 3700 2700 cm-1
Ditemukan puncak puncak serapan maksimum di daerah ini hanya disebabkan
oleh vibrasi regang antara hydrogen dengan suatu atom lain.
b. Daerah vibrasi regang ikatan ganda tiga, 2700 1850 cm-1.
Gugus fungsional yang menyerap di daerah ini terbatas, karena itu ada atau tidak
adanya serapan tersebut dalam suatu molekul dapat segera di lihat.
c. Daerah ikatan ganda dua, 1950 1550 cm-1.
Vibrasi regang gugusan karbonil memberikan puncak serapan di seluruh daerah
ini.Keton, aldehid, asam asam, amida, karbonat semunya mempunyai puncak
serapan di sekitar 1700 cm-1.
makanan. Dari sekian ratus strain E. coli yang teridentifikasi, hanya sebagian kecil
bersifat pathogen, misalnya strain O157 : H7. Bakteri yang namanya berasal dari sang
penemu Theodor Escherich yang menemukannya di tahun 1885 ini merupakan jenis
bakteri yang menjadi salah satu tulang punggung dunia bioteknologi. Hampir semua
rekayasa genetika di dunia bioteknologi selalu melibatkan E. coli akibat genetikanya
yang sederhana dan mudah untuk direkayasa. Riset di E. coli menjadi model untuk
aplikasi ke bakteri jenis lainnya. Bakteri ini juga merupakan media cloning yang
paling sering dipakai. Teknik recombinant DNA tidak dapat tanpa bantuan bakteri ini.
Banyak industri kimia mengaplikasikan teknologi fermentasi yang memanfaatkan E.
coli. Misalnya dalam produksi obat-obatan (insulin, antiobiotik), high value
chemicals (1-3 propanediol, lactate). Secara teoritis, ribuan jenis produk kimia yang
dihasilkan oleh bakteri ini asal genetikanya sudah direkayasa sedemikian rupa guna
menghasilkan jenis produk tertentu yang diinginkan. Jika mengingat besarnya
peranan ilmu bioteknologi dalam aspek-aspek kehidupan manusia, maka tidak dapat
dipungkiri juga betapa besar manfaat E. coli bagi kita.(Levinson,2008).
2.4.6. Bakteri Salmonella
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk
tongkat yang menyebabkan tifoid, paratifod, dan penyakit foodborne. Spesies
spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida.
Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun
sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis)
yang pertama kali menemukan bakteri ini tahun 1885 pada tubuh babi. Salmonella
adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne
diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ
pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciriciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam
dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh
Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah.
Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan
kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh
mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci
tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Penyebab penyakit
Typus (Hepatitis A atau dulu orang menyebutnya sebagai penyakit kuning karena
seluruh tubuh si penderita berwarna kekuningan) adalah bakteri bernama Salmonella
typhi. Sumber penyebab hepatitis, lebih banyak disebabkan kuman yang menempel di
bekas cucian gelas, sendok, piring dan sebagainya dengan kondisi air cucian yang tak
diganti, tangan yang kotor. Bakteri ini umumnya terdapat dalam makanan yang sudah
basi, daging mentah, maupun kotoran.
luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas
sehingga terjadi pelemahan inang.
Ukuran
Staphylococcus
berbeda-beda
tergantung
pada
media