Anda di halaman 1dari 7

Resistor, Kapasitor, Dioda/Diode, dan

Transformator
Resistor
Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik
dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang
mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm:

Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah
satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon
dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikelkromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat diboroskan.
Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi.
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.
Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, resistor harus cukup besar secara fisik agar tidak
menjadi terlalu panas saat memboroskan daya.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang
mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat
dari bahan karbon . Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus
yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan
simbol W (Omega). Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri
dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan
pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut
adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang
ditunjukkan pada tabel berikut. Waktu penulis masuk pendaftaran kuliah elektro, ada satu test yang
harus dipenuhi yaitu diharuskan tidak buta warna. Belakangan baru diketahui bahwa mahasiswa elektro
wajib untuk bisa membaca warna gelang resistor (barangkali).

Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah


gelang toleransi berwarna coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada
pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna
gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui
berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama
selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.
Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya
resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang toleransi).
Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang
toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang
terakhir adalah faktor pengalinya.
Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya
resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang toleransi).
Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang
toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang
terakhir adalah faktor pengalinya.
Misalnya resistor dengan gelang kuning, violet, merah dan emas. Gelang berwarna emas adalah gelang
toleransi. Dengan demikian urutan warna gelang resitor ini adalah, gelang pertama berwarna kuning,
gelang kedua berwana violet dan gelang ke tiga berwarna merah. Gelang ke empat tentu saja yang
berwarna emas dan ini adalah gelang toleransi. Dari tabel-1 diketahui jika gelang toleransi berwarna
emas, berarti resitor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansisnya dihitung sesuai dengan urutan
warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini. Karena resitor ini
resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga gelang selain gelang toleransi), maka nilai satuannya
ditentukan oleh gelang pertama dan gelang kedua. Masih dari tabel-1 diketahui gelang kuning nilainya
= 4 dan gelang violet nilainya = 7. Jadi gelang pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan,
nilai satuannya adalah 47. Gelang ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna gelangnya merah berarti
faktor pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah
nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4.7K Ohm dan toleransinya adalah 5%.
Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu rancangan selain besar
resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi
disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa
menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut.
Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi
daya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat berwarna putih, namun
ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi

dicetak langsung dibadannya, misalnya 100W5W.

Kapasitor
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan
energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan
listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga
dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut
oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore),
berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding
komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih
mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan
Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki
cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub
positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan
lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika.


Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang
lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang
paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut
kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).
Kapasitor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik, dan
secara sederhana terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik)
tiap konduktor di sebut keping. Kapasitor atau disebut juga kondensator adalah alat (komponen) listrik
yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik untuk sementara waktu. Pada
prinsipnya sebuah kapasitor terdiri atas dua konduktor (lempeng logam) yang dipisahkan oleh bahan
penyekat (isolator). Isolator penyekat ini sering disebut bahan (zat) dielektrik.
Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua penghantar dapat digunakan untuk membedakan
jenis kapasitor. Beberapa kapasitor menggunakan bahan dielektrik berupa kertas, mika, plastik cairan
dan lain sebagainya.
Kegunaan kapasitor dalam berbagai rangkaian listrik adalah:
a. mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang mengandung kumparan, bila tiba-tiba arus
listrik diputuskan dan dinyalakan

b. menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian penyala elektronik


c. memilih panjang gelombang pada radio penerima
d. sebagai filter dalam catu daya (power supply)
Bentuk kapasitor
a. kapasitor kertas (besar kapasitas 0,1 F)
b. kapasitor elektrolit (besar kapasitas 105 pF)
c. kapasitor variabel (besar kapasitas bisa di ubah-ubah dengan nilai kapasitas maksimum 500 pF)
Kapasitas Kapasitor
Ketika kapasitor dihubungkan dengan sumber tegangan (misalnya baterai atau sumber tegangan yang
lain) kapasitor akan menyimpan muatan. Besarnya kapasitas muatan yang tersimpan dalam kapasitor
disebut kapasitas kapasitor. Besarnya kapasitas kapasitor disebut kapasitansi. Kapasitas kapasitor
adalah banyak muatan yang tersimpan dalam kapasitor ketika di hubungkan dengan beda potensial
tertentu. Besarnya kapasitansi (C) adalah:

Keterangan:
C = Kapasitas kapasitor, farad
q = muatan yang tersimpan, coulomb
V = beda potensial, volt
Pada Umumnya besaran kapasitor C diukur dalam satuan mikrofarad (F) atau pikofarad (pF).
Hubungan antara farad,mikrofarad dan pikofarad dapat dinyatakan sebagai berikut:
1 F = 10-6 F
1 pF = 10-12F
Susunan seri kapasitor
Pada susunan seri kapasitor berlaku:
- muatan pada tiap-tiap kapasitor adalah sama, yaitu sama dengan muatan pada kapasitor pengganti qs
= q1 = q2 = ....
- Beda potensial pada ujung-ujung kapasitor pengganti adalah sama dengan jumlah beda potensial
ujung-ujung tiap kapasitor V s = V 1 + V 2 + ....
- Besarnya kapasitas kapasitor pengganti susunan seri dari beberapa buah kapasitor dapat dihitung V s
= V 1 + V 2 + ....
Susunan paralel kapasitor
Pada susunan paralel kapasitor berlaku:
- Beda potensial tiap-tiap kapasitor sama, yaitu sama dengan potensial sumber
Vp = V1 = V2 = ....
- Muatan kapasitor pengganti sama dengan jumlah muatan tiap-tiap kapasitor
qp = q1 + q2 ....
- Untuk menentukan besar kapasitas kapasitor pengganti susunan paralel CP dari beberapa buah
kapasitor dapat dihitung

Dioda/Diode
Dalam elektronika, dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin
memiliki saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai dua elektroda aktif dimana isyarat listrik

dapat mengalir, dan kebanyakan dioda digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya.
Dioda varikap (VARIable CAPacitor/kondensator variabel) digunakan sebagai kondensator terkendali
tegangan.
Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis dioda seringkali disebut karakteristik
menyearahkan. Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir
dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut
kondisi panjar mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup pada
transmisi cairan.
Dioda sebenarnya tidak menunjukkan kesearahan hidup-mati yang sempurna (benar-benar menghantar
saat panjar maju dan menyumbat pada panjar mundur), tetapi mempunyai karakteristik listrik teganganarus taklinier kompleks yang bergantung pada teknologi yang digunakan dan kondisi penggunaan.
Beberapa jenis dioda juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.
Awal mula dari dioda adalah peranti kristal Cat's Whisker dan tabung hampa (juga disebut katup
termionik). Saat ini dioda yang paling umum dibuat dari bahan semikonduktor seperti silikon atau
germanium.
Dioda adalah komponen elektronika yang hanya memperbolehkan arus listrik mengalir dalam
satu arah sehingga dioda biasa disebut juga sebagai Penyearah. Dioda terbuat dari bahan
semikonduktor jenis silicon dan germanium. Simbol dioda dalam rangkaian elektronika diperlihatkan
pada gambar berikut.
Dioda terbuat dari penggabungan dua tipe semikonduktor yaitu tipe P (Positive) dan tipe N (Negative),
kaki dioda yang terhubung pada semikonduktor tipe P dinamakan Anode sedangkan yang terhubung
pada semikonduktor tipe N disebut Katode.
Pada bentuk aslinya pada dioda terdapat tanda cincin yang melingkar pada salah satu sisinya, ini
digunakan untuk menandakan bahwa pada sisi yang terdapat cincin tersebut merupakan kaki Katode.
Arus listrik akan sangat mudah mengalir dari anoda ke katoda hal ini disebut sebagai Forward-Bias
tetapi jika sebaliknya yakni dari katoda ke anoda, arus listrik akan tertahan atau tersumbat hal ini
dinamakan sebagai Reverse-Bias.

JenisJenis Dioda

1. Diode Zener

Ketika tegangan reserve-bias maksimum diberikan kepada dioda, maka arus listrik akan mengalir
seperti layaknya pada keadaan forward-bias. Arus listrik ini tidak akan merusak dioda jika tidak
melebihi dari apa yang telah ditentukan. Ketika tegangan reserve-bias ini dapat dikendalikan pada level
tertentu maka dioda ini disebut sebagai Dioda Zener.
Dioda zener memiliki nilai tegangan yang telah ditentukan dalam pembuatan-nya, nilai tegangan ini
mempunyai rentang dari beberapa volt hingga ratusan volt dan toleransi dioda zener berkisar antara 5%
- 10%. Pada aplikasinya di dalam rangkaian elektronika, dioda zener berfungsi sebagai pengatur
tegangan (regulator) dengan berperan sebagai beban.
Dioda zener akan mengalirkan banyak arus listrik jika tegangan terlalu tinggi, dan mengurangi arus
listrik jika tegangan terlalu rendah, sehingga menyebabkan tegangan stabil. Seperti pada contoh gambar
diatas tegangan dari sumber tegangan adalah 12V tetapi tegangan yang terukur pada Rload adalah 9V
sama dengan nilai tegangan dioda zener.

2. LED (Light Emitting Diodes)


LED merupakan jenis dioda yang jika diberikan tegangan forward-bias akan menimbulkan cahaya
dengan warna-warna tertentu seperti merah, hijau, dan kuning.
Simbol LED hampir sama dengan simbol dioda hanya saja pada simbol LED ditambahkan dua garis
panah ke arah luar seperti ter-ilustrasi pada gambar diatas. LED dalam rangkaian elektronika biasa
digunakan sebagai lampu indikator.
Photodioda
Photodioda adalah dioda yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya, dimana jika photodioda terkena
cahaya maka photodioda bekerja seperti dioda pada umumnya, tetapi jika tidak mendapat cahaya maka
photodioda akan berperan seperti resistor dengan nilai tahanan yang besar sehingga arus listrik tidak
dapat mengalir.
Simbol dan bentuk photodioda hampir sama dengan LED, tetapi pada simbol photodioda arah dua
panahnya menghadap ke dalam. Photodioda banyak digunakan sebagai sensor cahaya dalam dunia
elektronika, karena sifatnya yang peka terhadap cahaya.

Transformator
Transformator atau transformer atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat
mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik
yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan
sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna,
semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada
lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada
pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi
yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga
berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam
adaptor AC-DC.
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama
(primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan
inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan
medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan
dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan
timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:

1.)Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi
tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah
lilitan primer (Ns > Np).
2.)Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi
rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah
lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder
adalah:
- Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
- Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
- Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer.
Penggunaan Transformator
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau
penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik
dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220
volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator
adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai