Anda di halaman 1dari 10

Kekurangan Lemak Esensial Mengurangi Fluiditas Membran Sel

Dewi Kusuma Wangsa


102015170 / A4
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi: Jalan Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat 11510
E-mail: dewi.2015fk170@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Semua organisme di dunia ini tersusun atas banyak sel. Salah satu penyusun sel
adalah membran sel yang berguna untuk membatasi isi sel dengan lingkungan di luar
sel. Fungsi lainnya adalah interaksi antar sel, mentransfer informasi dari sel satu ke
sel yang lain, dan juga transportasi sel. Struktur membran plasma terdiri dalam bentuk
fluida dari dua lapisan lemak (lipid bilayer) sesuai teori yang dikemukakan oleh
Singer & Nicholson pada tahun 1972. Komponen membran sel adalah lemak, protein
dan karbohidrat. Protein berguna terutama dalam transportasi bahan kimia dan sistem
informasi di seluruh membran. Karbohidrat memegang peranan penting dalam dalam
sistem kekebalan dan pengenalan sel. Lemak sendiri dibagi menjadi fosfolipid,
kolesterol, dan glikolipid. Diantara ketiga lemak ini, kolesterol yang berperan penting
dalam fluiditas membran sel. Selain memberikan sifat fluiditas, kolesterol juga
bertanggung jawab dalam menjaga kestabilan membran plasma yang bersangkutan.
Asam lemak esensial merupakan asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai
salah satu sumber energi, namun tidak dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh, sehingga
perlu melalui asupan makanan atau dari sumber-sumber luar tubuh. Kekurangan asam
lemak esensial dapat mengurangi fluiditas membran sel.
Kata kunci : sel, membran sel, lemak, protein, karbohidrat, fluiditas
Abstract
All organisms in the world is made of many cells. One component of cell is the cell
membrane that allows cell to restrict the cell contents from the environment outside
the cell. Another functions of cell membrane are for interaction between cells,
transferring information from one cell to another cell, and cell transport. Cell
membrane structure in the form of fluid consisting of two layers of fat (lipid bilayer)

Kekurangan Lemak Esensial Mengurangi Fluiditas Membran Sel

according to the theory proposed by Singer and Nicholson in 1972. The components
of the cell membrane is lipid, protein and carbohydrates. Protein is very useful
especially in the transport of chemicals and information systems across the
membrane. Carbohydrates play an important role in the immune system and cell
recognition. Lipid itself is divided into phospholipids, cholesterol and glycolipids.
Among these three fats, cholesterol plays an important role in cell membrane fluidity.
In addition to providing fluidity, cholesterol is also responsible for maintaining the
stability of the plasma membrane. Essential fatty acids are fatty acids that needed by
the body as a source of energy, but can not be produced by the body itself, so we
needs to get it through food intake or from sources from outside the body. Essential
fatty acid deficiency can reduce the fluidity of cell membranes.
Key words: cells, cell membranes, fat, protein, carbohydrates, fluidity
Pendahuluan
Semua organisme di dunia ini tersusun atas banyak sel. Sel-sel tersebut
membentuk kesatuan untuk membetuk kehidupan yang menjadikan sel sebagai dasar
dari sebuah kehidupan. Sel merupakan unit struktural dan fungsional yang berarti sel
merupakan unit dasar bagi tubuh makhluk hidup dan memiliki fungsi kehidupan
seperti makhluk hidup penyusunnya. 1
Salah satu penyusun sel adalah membran sel. Membran sel merupakan batas
kehidupan. Membran sel merupakan bagian protoplasma yang berbentuk lapisan tipis
dimana berfungsi untuk membatasi isi sel dengan lingkungan di luar sel.2
Membran sel sendiri terkandung beberapa jenis lemak diantaranya adalah
fosfolipid, kolesterol, dan glikolipid. Kolesterol dalam membran sel memiliki fungsi
untuk meningkatkan fluiditas dari membran sel sendiri. Namun di masyarakat
sekarang ini sering terjadi kelainan fluiditas membran sel karena kurangnya asam
lemak esensial yang penting bagi tubuh.1,2
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembacanya dapat mengetahui
lebih jelas mengenai komponen dari membran sel dan pentingnya lemak esensial
untuk fluiditas membran sel.

Kekurangan Lemak Esensial Mengurangi Fluiditas Membran Sel

Analisis Masalah (Mind Map)

Membran Sel
Membran sel atau yang sering disebut membran plasma adalah lapisan tipis
dari struktur terluar sel dimana membatasi antara organel dalam sel dengan
lingkungannya. Membran sel memiliki sifat permeabelitas selektif, yang berarti
bahwa membran ini memungkinkan beberapa substansi yang dibutuhkan sel
melewatinya dengan mudah daripada substansi yang lain, sehingga memiliki
kemampuan untuk mengendalikan atau mengatur zat-zat apa saja yang dapat masuk
dan keluar dari sel. Membran sel juga mengandung reseptor yang digunakan untuk
mendeteksi sinyal eksternal sehingga dapat melakukan suatu komunikasi sel.2,3
Membran sel mempunyai banyak fungsi. Fungsi utamanya ialah sebagai
kompartemenisasi, yaitu membatasi dan menyelubungi (kompartemen) isi seluruh sel.
Fungsi selanjutnya adalah sebagai interaksi antar sel, membran sel memperbolehkan
sel untuk saling mengenal dan kemudian saling bertukar substansi dan informasi.
Membran sel juga berfungsi dalam mentransfer informasi dari satu sel ke sel yang lain
karena adanya reseptor yang mampu berkombinasi dengan molekul atau ion dengan
bentuk yang sesuai. Fungsi yang terakhir ialah sebagai transportasi sel yang dibagi
menjadi transpor pasif dan aktif. Transpor pasif merupakan pengangkutan molekul
dari konsentrasi yang tinggi menuju konsentrasi yang rendah, sehingga tidak
memerlukan energi. Difusi dan osmosis merupakan contoh dari transpor pasif.
3

Kekurangan Lemak Esensial Mengurangi Fluiditas Membran Sel

Sedangkan transpor aktif adalah kebalikan dari transpor pasif, yaitu pengangkutan
molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi, sehingga membutuhkan energi
untuk melawan gradien konsentrasinya yang biasanya melibatkan hidrolisis ATP
dengan enzim yang terdapat pada membran itu sendiri. Contohnya adalah proses
eksositosis dan endositosis.1,2,4
Teori mengenai struktur membran sel telah banyak dikemukakan oleh para
pakar. Namun hanya ada satu teori yang masih berlaku hingga saat ini, yaitu teori
Fluid Mozaic Model yang dikemukakan oleh Singer & Nicholson pada tahun 1972. 5
Menurut teori ini struktur membran plasma terdiri dalam bentuk fluida dari dua
lapisan lemak (lipid bilayer), yaitu dua lapisan fosfolipid dengan protein yang
menempel diantara lapisan tersebut yang dapat berpindah secara lateral di daerah
lapisan membran. Fosfolipid pada membran sel memiliki kepala yang polar
(hidrofilik) dan dua ekor yang non polar (hidrofobik). Fosfolipid ini tersusun dalam
barisan dengan posisi kedua ekor saling berhadapan, sehingga daerah non polar akan
membentuk region hidrofobik di antara kepala hidrofilik yang terletak di bagian
dalam dan luar permukaan membran sel. Keragaman protein yang ditemukan di antara
membran bertanggung jawab untuk sebagian besar aktivitas membran.5,6
Komponen membran sel adalah lemak dan protein sebagai penyusun utama
dan karbohidrat sebagai makromolekul lain.1 Protein dalam membran menjadi kunci
utama untuk fungsi membran secara keseluruhan. Protein berguna terutama dalam
transportasi bahan kimia dan sistem informasi di seluruh membran. Protein terbagi
atas 4 yaitu, 1) Protein Peripheral, yang dapat ditemukan di dalam maupun di luar
membran yang membentuk ikatan non-kovalen dengan permukaan membran dan
tidak berinteraksi langsung dengan fosfolipid di dalam lapisan lipid bilayer, 2) Protein
Integral, ditemukan di antara membran dan mengandung daerah hidrofobik yang
menempel di tengah dari lapisan lipid bilayer. Dan berfungsi untuk memasukkan
zat-zat yang ukurannya lebih besar, 3) Protein Transmembran, terdapat pada lapisan
lemak dan menembus transmembran. Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix
protein, hidrofobik, menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino hidrofilik,
dan 4) Protein yang Berikatan dengan Lipid (glikoprotein), dapat ditemukan melekat
pada membran dengan ikatan kovalen yang memiliki fungsi sebagai protein pembawa
(carrier) senyawa yang melewati membran plasma, menerima isyarat (signal)
hormonal, meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya, dan
4

Kekurangan Lemak Esensial Mengurangi Fluiditas Membran Sel

sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton dengan senyawasenyawa ekstraseluler.2-5


Karbohidrat pada membran sel terdapat dalam bentuk yang berikatan dengan
lipid atau protein (glikolipid dan glikoprotein). Baik molekul lipid, protein, maupun
karbohidrat hanya terdapat pada lapisan lipid bilayer membran plasma sehingga
membran plasma dikatakan sebagai membran yang asimetris. Penyebaran karbohidrat
pada membran plasma bersifat asimetris karena molekul-molekul lipid lembaran luar
membran plasma berbeda dengan molekul-molekul lipid di lembaran dalam.2,6
Berdasarkan struktur tersebut maka membran sel bersifat semipermeable atau selektif
permeable yang berfungsi mengatur masuk dan keluarnya zat dari sel. Karbohidrat
juga memegang peranan penting dalam dalam sistem kekebalan. Karbohidrat pada
molekul karbohidrat bertanggung jawab terhadap kekhasan sifat antigenis membran
sel. Sifat antigenis ini berkaitan dengan sistem kekebalan (imun) tubuh dan
kemampuannya membedakan sel sendiri dari sel asing. Sel asing dapat dikenali
sebagai sel asing, karena glikoprotein pembentuk membrannya memiliki karbohidrat
yang berbeda dengan karbohidrat glikoprotein pembentuk membran sel penerima.
Keadaan seperti ini memacu tanggapan kekebalan. Fungsi karbohidrat yang lain ialah
pengenalan sel, kemampuan sel untuk membedakan sel yang satu dengan sel
lainnya.5,7
Lemak (lipid) adalah senyawa organik yang cenderung tidak larut dalam air.
Dalam membran sel, terdapat 3 jenis lipid yaitu, 1) Fosfolipid, jenis lipid yang paling
berlimpah di membran sel. Molekul fosfolipid terdiri dari dua bagian, yaitu
kepala dan ekor. Bagian kepala sebagai ujung polarnya dimana memiliki muatan
positif dan negatif serta 2 bagian ekor tanpa muatan atau non-polar. Bagian kepala
karena bermuatan bersifat dapat mengikat air (hidrofilik), sedangkan bagian ekor
yang panjangnya beragam dari 14-24 atom karbon memiliki sifat tidak dapat
mengikat air (hidrofobik). Kemampuan fosfolipid untuk membentuk membran
disebabkan oleh struktur molekulernya yang amfipatik, berarti molekul ini memiliki
daerah hidrofilik maupun daerah hidrofobik, 2) Kolesterol, bentuk steroid yang paling
umum tetapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan lipid membran lainnya dan tidak
terlalu bersifat amfipatik. Kolesterol disusun menjadi banyak molekul seperti garam
empedu (untuk membantu untuk mencerna lemak) dan vitamin D (dibutuhkan untuk
menjaga gigi dan tulang tetap kuat). Gugus hidroksil dari kolesterol yang

Kekurangan Lemak Esensial Mengurangi Fluiditas Membran Sel

bersifat hidrofilik menentukan orientasi molekul ini pada membran sel. Gugus
hidroksil berada pada bagian permukaan membran. Kolesterol pada membran sel
berfungsi untuk mengatur fluiditas dan stabilitas membran serta mencegah asam
lemak lebih merapat dan mengkristal dengan meningkatkan suhu pretransisi, dan 3)
Glikolipid, molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya sederhana seperti
galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid
yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor.2,6-8
Ketiga jenis lipid tersebut amfipatik, yang berarti molekulnya memiliki ujung
hidrofobik atau nonpolar (tidak mengikat air) dan ujung hidrofilik atau polar (dapat
mengikat air). Apabila molekul-molekul lipid yang bersifat amfipatik tersebut berada
di lingkungan air, maka molekul-molekul tersebut cenderung akan menyusun diri
sedemikian rupa sehingga bagian ekor yang hidrofobik terlindung dari air. 4 Untuk
melindungi bagian air dari lingkungan air dapat dilakukan dengan dua cara yaitu,
membentuk struktur seperti bola, dengan ekornya mengarah ke pusat bola atau
membentuk susunan bilayer. Kedua cara ini diperolah dari percobaan in vitro.2,5-7
Dari percobaan lainnya diketahui bahwa lipid pada membran tidak berada
dalam keadaan statis, melainkan berada dalam keadaan yang dinamis. Molekulmolekul lipida pada membran bergerak dengan empat cara, yaitu, 1) Gerak lateral,
yaitu jika suatu molekul lipid bertukar tempat dengan molekul lipid di dekatnya, akan
berpindah dalam lapisannnya sendiri. Molekul lipid dapat bergerak ke kiri, ke kanan,
atau diagonal, 2) Gerak flip-flop, yaitu gerakan dari suatu molekul yang pindah dari
satu lapisan ke lapisan lainnya atau gerakan lintas lapisan, 3) Gerakan rotasi, molekul
lipid berputar pada sumbu molekulnya sendiri, dan 4) Ekor rantai molekul lipid dapat
melakukan gerakan fleksi.8-10
Dengan demikian lapisan lipid bukan merupakan struktur lapisan yang kaku,
melainkan merupakan struktur yang mempunyai sifat fluiditas seperti cairan. Sifat
fluiditas tersebut selain dipengaruhi oleh struktur kimia bagian hidrofobik, juga
dipengaruhi oleh keberadaan molekul kolesterol.11 Pada membran plasma sel
eukariotik perbandingan molekul kolesterol dengan fosfolipid adalah 1 : 1. Makin
banyak kolesterol, membran plasma makin cair. Demikian pula makin banyak rantai
asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap (asam lemak tak jenuh) makin besar
sifat fluiditasnya. Molekul kolesterol sendiri selain memberikan sifat fluiditas, juga
bertanggung jawab dalam menjaga kestabilan membran plasma yang bersangkutan.7,12
6

Kekurangan Lemak Esensial Mengurangi Fluiditas Membran Sel

Kelainan Fluiditas
Seperti yang kita ketahui bahwa kolesterol berperan penting dalam
memberikan sifat fluiditas pada membran sel. Fluiditas membran sel adalah
kefleksibilitas suatu membran sel.4

Dengan adanya molekul kolesterol, fluiditas

membran plasma bertambah. Molekul kolesterol sendiri berperan dalam menjaga


kestabilan membran plasma sel. Kurangnya kolesterol dalam tubuh kita dapat
menyebabkan menurunnya fluiditas dari membran sel. Akibat lain fluiditas membran
sel dapat berkurang ialah karena kekurangan lemak esensial. Tubuh manusia terdiri
dari lemak, protein, dan karbohidrat. Beberapa jenis asam lemak dalam tubuh dapat
dikelompokkan menjadi asam lemak non esensial (Essential Fatty Acid) dan asam
lemak esensial atau dikenal PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) yang sangat penting
bagi kesehatan manusia. Asam lemak esensial merupakan asam lemak yang
dibutuhkan oleh tubuh sebagai salah satu sumber energi, namun tidak dapat dihasilkan
sendiri oleh tubuh, sehingga perlu melalui asupan makanan atau dari sumber-sumber
luar tubuh.13
Asam lemak memiliki banyak fungsi bagi tubuh kita. Ketika PUFA masuk ke
dalam fosfolipid, mereka akan mempengaruhi sifat membran sel seperti fluiditas atau
fleksibilitas, permebealitas, dan aktivitas enzim yang terikat di membran. 7 Konsumsi
PUFA juga berperan penting dalam regenerasi pigmen rhodopsin pada mata yang
berperan untuk mengkonversi cahaya mengenai retina dan juga dapat megubah
saluran ion atau reseptor pada membran sel saraf.8
Selain banyaknya fungsi, PUFA juga memiliki banyak manfaat yaitu,
Membantu perkembangan pengelihatan (visual) dan sistem saraf, mencegah penyakit
Alzheimer dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler. Kita dapat mengurangi
resiko penyakit tersebut dengan cara mengkonsumsi tiga jenis asam lemak yang sudah
banyak diketahui yaitu, asam linoleat (omega-6), asam linolenat (omega-3), dan asam
lemak omega-3 rantai panjang (EPA dan DHA) dimana ketiga PUFA tersebut
mengandung lebih dari satu rantai ganda (cis).7,11 Dengan mengkonsumsi banyak
omega-6, akan sangat efektif menurunkan kadar lemak total dan kolesterol total dalam
darah, sedangkan mengkonsumsi omega-3 akan menurunkan konsentrasi serum Creactive reactive protein (CRP) yang berfungsi sebagai penanda terjadinya
peradangan

yang

sangat

berhubungan

dengan

resiko

terjadinya

penyakit

kardiovaskuler. Dan dengan mengkosumsi EPA dan DHA dapat mengurangi penyakit
kardiovaskular karena dapat mencegah aritmia (kematian jantung mendadak),
7

Kekurangan Lemak Esensial Mengurangi Fluiditas Membran Sel

mengurangi resiko reombosis (gumpalan) atau stroke, meningkatkan fungsi endotel


vascular dan mengurangi peradangan.11,13
Omega-6 didapatkan dari sumber makanan melalui minyak nabati seperti
minyak kedelai, biji bunga matahari, minyak jagung, minyak kacang-kacangan, bijibijian dan sayuran. Sedangkan sumber makanan seperti biji rami, kenari, dan minyak
canola yang merupakan salah satu sumber makanan terkaya omega-3. Dan EPA dan
DHA didapatkan dari ikan dan minyak ikan yang merupakan sumber makanan utama
EPA dan DHA.10
Skenario
Seorang mahasiswa kedokteran sedang membaca artikel kesehatan di internet.
Mahasiswa tersebut menemukan satu artikel dengan judul Kelainan fluiditas
membran sel sebagai akibat kekurangan konsumsi lemak. Karena penasaran, maka
mahasiswa tersebut mulai mencari tahu lebih lagi hubungan antara fluiditas membran
sel dengan lemak.
Pembahasan Kasus
Dari skenario diatas, dapat kita ketahui bahwa mahasiswa ingin lebih
mengetahui hubungan antara fluiditas membran sel dengan lemak. Dari pembahasan
sebelumnya, dapat kita ketahui hubungan antara kedua hal tersebut terpusat pada
kolesterol. Kolesterol mempunyai peranan penting dalam meningkatkan fluiditas
suatu membran sel. Makin banyak kolesterol, membran plasma makin cair. Demikian
pula makin banyak rantai asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap (asam lemak
tak jenuh) makin besar sifat fluiditasnya. Maka, dari artikel yang mahasiswa tersebut
baca, yang dimaksudkan dengan kelainan membran sel sebagai akibat kekurangan
konsumsi lemak adalah kurangnya asam lemak esensial yang penting bagu tubuh,
namun tubuh tidak dapat menghasilkan asam lemak tersebut dengan sendirinya, dan
diperlukan asupan dari luar tubuh seperti omega-3, omega-6, DHA, dan EPA yang
dapat kita dapatkan dari minyak canola, ikan, minyak ikan, dan juga biji kenari.
Kesimpulan
Membran sel memiliki peran yang sangat penting di sel untuk melindungi dan
membatasi isi seluruh sel dengan lingkungannya. Di membran sel terkandung protein,
karbohidrat, dan lipid yang memiliki fungsinya masing-masing. Protein berguna
terutama dalam transportasi bahan kimia dan sistem informasi di seluruh membran,
8

Kekurangan Lemak Esensial Mengurangi Fluiditas Membran Sel

karbohidrat memegang peranan penting dalam dalam sistem kekebalan dan


pengenalan sel. Sedangkan lipid sendiri terbagi atas tiga bagian yaitu, fosfolipid yang
berguna dalam membentuk membran, glikolipid, dan juga kolesterol yang memegang
peranan penting dalam meningkatkan fluiditas membran sel. Fluiditas dari membran
sel sendiri dapat berkurang apabila kekurangan asam lemak esensial. Asam lemak
esensial sangatlah pernting bagi tubuh, namun tubuh tidak dapat menghasilkan
dengan sendirinya, sehingga diperlukan asupan dari luar tubuh. Contohnya dengan
mengkonsumsi asam lemak esensial yang sudah banyak diketahui yaitu, asam linoleat
(omega-6), asam linolenat (omega-3), dan asam lemak omega-3 rantai panjang (EPA
dan DHA). Omega-6 didapatkan dari sumber makanan melalui minyak nabati, omega6 dari sumber makanan seperti biji rami, kenari, dan minyak canola dan EPA dan
DHA didapatkan dari ikan dan minyak ikan. Tubuh kita perlu mengkonsumsi
makanan yang mengandung asam lemak esensial agar fluiditas membran sel tetap
terjaga dan baik.

Kekurangan Lemak Esensial Mengurangi Fluiditas Membran Sel

Daftar Pustaka
1. Guyton, J.E. Hold. Texkbook of medical physiology (Fisiologi Kedokteran).
Terjemahan Irawati dkk. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1987.
2. Campbell, dkk. Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008.
3. Subowo. Biologi sel. Bandung: Angkasa; 2007.
4. Alberts, et al. Molecular biology of the cell. New York: Gerland Publishing;
1994.
5. Marks, Dawn B., Allan D. Marks, and Collen M. Smith. Biokimia kedokteran
dasar: sebuah pendekatan klinis. Jakarta: EGC; 2000.
6. Sumadi, Aditya. Biologi sel. Yogyakarta : Graha Ilmu; 2007.
7. H. Fried, George. J. Hademenos, George. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2005.
8. Patong AR. Biokimia dasar. Makasar: Lembah Harapan Press; 2012.
9. Wibowo, luqman. Deskripsi dan macam-macam tingkatan struktur protein.
Bandung: 2009.
10. Azhar, Amsal. Dasar-dasar biokimia. Banda Aceh: Ar-Raniry Press; 2010.
11. Tim Dosen Biokimia. Penuntun Praktikum Biokimia. Palu: Universitas
Tadulako; 2011.
12. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2001.
p. 52-76.
13. Ascherio A, Willet WC. Health effect of trans fatty acids. Am J Clin Nutr;
1997; 66 (4): 1006S-10.

10

Anda mungkin juga menyukai