Obgyn Lapkas Gagal Induksi
Obgyn Lapkas Gagal Induksi
LAPORAN KASUS
STATUS IBU HAMIL
AnamnesaPribadi
Nama
: Ny. JMMH
Umur
: 17Tahun
Alamat
Agama
: Protestan
Pekerjaan
: IbuRumahTangga
Pendidikan
: SMP
Suku/Bangsa
:Batak / Indonesia
Status
: Menikah
AnamnesaUmum
Ny.JMMH, 17 tahun, G1P0A0, Batak, Protestan, SMP, IRT, i/d Tn.H, 22 tahun, Aceh, Islam,
SMA, wiraswasta, datangdengan:
Keluhanutama
: Kehamilanlewatwaktu
Telaah
Riwayatpenyakitterdahulu
: tidak ada
Riwayatpemakaianobat
: tidak ada
RiwayatHaid :
-
HPHT
: ? / 10 / 2014
TTP
: ? / 7 / 2015
ANC
Lama siklus
: 28 hari
Siklus
: Teratur
Riwayatpersalinan :
1. Hamilini
PemeriksaanFisik
Status Present
Sens
: Compos mentis
Anemia
: (-)
TD
: 130/90 mmHg
Ikterus
: (-)
HR
: 84 x/i, reg
Cyanosis
: (-)
RR
: 20 x/i
Dyspnoe
: (-)
Temperatur
: 36,80 C
Oedema
: (-)
Proteinuria
: (+1)
Status Obstetrikus
Abdomen
:membesar asimetris
TFU
Teregang
: Kanann
Terbawah
: Kepala
Gerak
: (+)
His
: (-)
DJJ
: 140x/menit, regular
EBW
: 3400-3600 gr
Status Ginekologi
VT : Cervix sacral , ukuran 2cm, effacement 40%, selaputketuban (+), kepalahodge I UUK?
ST :Lendirdarah (-), air ketuban (-)
Adekuasi Panggul
-
Promontorium
Linea Inominata
Arcus pubis
Spina Ischiadica
Os Sacrum
Os Coccygeus
: tidak teraba
: teraba 2/3 anterior
: > 90
: tidak menonjol
: cekung
: mobile
: 9.900 /mm3
Eritrosit
: 4,42 /l
Hb
: 12,9 gr/dl
Ht
: 38,9 %
Trombosit
:193.000 /mm3
Diagnosasementara
PG + KDR (Post Date) 40-41 minggu + PK + AH + belumInpartu
Terapi
IVFD RL 20 gtt/i
Rencana
iodine
danalkohol
danditutupdengandoeksterilkecualilapanganoperasi.
Dilakukaninsisipfannensteilmulai
cutis,
subkutisdan
diguntingdenganmenyelipkanpinsetanatomis
ototdijumpaiperlengketanantaraototdan
di
peritoneum,
70%
fascia.
Fascia
bawahnya,
peritoneumdigunting,
endometrium, ditembusdandikuakantumpulsecukupnya.
Denganmeluksirkepala, lahirbayi BB: 3400 gr, PB 49 cm, A/S 8/9, anus (+)
Talipusatdiklempada 2 tempatdandigunting di antaranya.Kesan: talipusatlayu.Kemudaian
TERAPI
- Bed rest
- IVFD RL + oksitosin 10-10-5-5IU 20 gtt/i
- InjAmpicilin 1 g/8 jam
- inj Ketorolac 30 mg/8 jam
- inj. Ranitidine 50 mg/8 jam
ANJURAN
- Awasi vital sign, kontraksiuterus ,dantanda-tandaperdarahan
- Cekdarahlengkap 2 jam post SC
-Observasibayi di kamarperinatologi
NEONATUS
-
Keadaan Lahir
: Hidup
Nilai APGAR : 8/9
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat badan
: 3400 gr
Panjang Badan
: 49 cm
Kelainan bawaan
: Tidak ada
Trauma lahir
: Tidak ada
- Konsul
Pemantauan POST SC
Jam (WIB)
Nadi per menit
TD (mmHg)
Pernafasanpermenit
Perdarahan (cc)
Kontraksi Uterus
14.00
14.15
14.30
14.45
15.00
80
80
78
82
80
120/70
120/70
120/70
120/70
130/70
22
20
20
22
20
Kuat
Kuat
Kuat
5cc
Kuat
5cc
Kuat
: 17.200 /mm3
Eritrosit
: 4,84 /l
Hb
: 14,3 gr/dl
Ht
: 38,0 %
Trombosit
:284.000/mm3
DIAGNOSIS
Post SC a/I GagalInduksi + NH1
FOLLOW UP
Tanggal
Keluhanuta
ma
Status
Presens
09-01-2015
10-01-2015
11-01-2015
(H1)
(HII)
(HIII)
Nyerilukaoperasi
Nyerilukaoperasi
TD :110/80mmHg
TD
: 110/70mmHg
TD
: 110/70mmHg
HR : 84 x/i
HR
: 76x/i
HR
: 76x/i
RR : 20x/i
RR
: 20x/i
RR
: 20x/i
: 36,4C
: 36,4C
: 36,5C
Anemis
: (-)
Anemis
: (-)
Anemis
: (-)
Ikterik
: (-)
Ikterik
: (-)
Ikterik
: (-)
Sianosis : (-)
SianoSsis: (-)
SianoSsis: (-)
Dyspnoe : (-)
Dyspnoe : (-)
Dyspnoe : (-)
Edema
Edema
Edema
: (-)
: (-)
: (-)
Status
Lokalisata
Abdomen:
Abdomen :
Abdomen : soepel,peristaltik
soepel,peristaltik (+)
soepel,peristaltik (+)
(+)
TFU : 2 jaribawahpusat
TFU : 3jaribawahpusat
Kontraksi : kuat
Kontraksi : kuat
Kontraksi : kuat
Perdarahanpervaginam:
Perdarahanpervaginam: (-),
Perdarahanpervaginam: (-),
lochia rubra ( + )
lochia rubra ( + )
Luka operasi :
Luka operasi :
Luka operasi :
tertutupverbankesankerin
tertutupverbankesankering
tertutupverbankesankering
kateterdenganuop100cc/ja
kateterdenganuop100cc/jam
kateterdenganuop80cc/ja
NH2
NH3
Diagnosis
+ NH1
- IVFD RL 20 gtt/i
-Inj.ceftriaxon 1gr/12jam
Terapi
- inj Ketorolac 30
mg/8jam
-AsamMefenamat tab
mg
3x500 mg
jam
AffKateter
Rencana
Mobilisasibertahap
Gantiverban
Affinfus
PBJ
BAB 4
ANALISA KASUS
Induksi persalinan dapat dilakukan secara farmakologis maupun non-farmakologis.
Secara farmakologis, dilakukan pemberian oksitoksin, prostaglandin, atau misoprostol.
Sedangkan secara non-farmakologis, dilakukan pemasangan kateterfoley, amniotomi, dan
membrane sweeping. Pada pasien ini dilakukan ripening dengan kateterfoley no 24 (diisi
aquabidest 40cc). setelah dilakukan evaluasi dan balon kateter terlepas sendiri, dilakukan
tindakan induksi dengan infuse oksitosin.
Komplikasi yang dapat terjadi pada induksi persalinan berupa hiperstimulasi uterin,
prolapse tali pusat, bahkan rupture uteri. Kemungkinan bahwa induksi persalinan gagal dan perlu
dilakukan seksio cesarea juga harus selalu diperhitungkan. Pasien ini mengalami kegagalan
induksi, sehingga direncan kantindakan seksio sesarea.
Dosis oksitosin pada primigravida dimulai dari dosis 2,5 IU yang dimasukan dalam
cairan NACL 0,9% dengan kecepatan 15 tetes makro permenit dan dinaikan 5 IU yang
dimasukan dalam cairan NACL 0,9% dengan tetesan 30 tetes makro/menit pada waktu 2 jam
setelah dosis pertama. Dan dosis maksimal dapat diberikan 10 IU dalam cairan NACL
0,9%dengan tetesan 30 tetes makro permenit pada waktu 1,5 jam setelah pemberian oksitosin
kedua dan ditunggu selama 1,5 jam. Kriteria gagal induksi jika tidak terbentuk kontraksi yang
baik pada dosis maksimal, maka bayi dilahir kan melalui section ceasarea. Pasien ini dinyatakan
gagal induksi setelah diberikan infuse oksitosin 5 IU pada infus NACL 0,9% pertama dan dosis
maksimal 10 IUpadainfus NACL 0,9% kedua, dengan tetesan maksimal, tanpa diikuti terjadinya
his adekuat.
Suatu penilitian di Katmandu mendapatkan kegagalan induksi persalian lebih banyak
ditemukan pada nulipara, ibu dengan usia lebih dari 30 tahun, ibu dengan peningkatan BMI,
serta usia kehamilan lebih dari 37 minggu. Pasien merupakan primigravida dengan kehamilan
40-41 minggu.