Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Pioderma merupakan penyakit yang sering dijumpai. Dibagian ilmu penyakit
kulit dan kelamin FK UI, insidennya menduduki tempat ketiga, dan berhubungan
erat dengan keadaan sosial ekonomi. Sebenarnya infeksi kulit kecuali disebabkan
oleh kuman positif gram seperti pada pioderma dapat pula disebabkan oleh kuman
negatif gram, semisalnya Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Proteus
mirabilis, Escherichia colli dan Klebsiella. Penyebab yang umum ialah kuman positif
gram, yakni Streptococcus dan Staphylococcus. 1
Impetigo adalah infeksi menular piogenik pada kulit, terdiri dari dua bentuk
klinis : non-impetigo bulosa (impetigo contagiosa of tilbury fox) dan impetigo
bulosa. Impetigo bulosa disebabkan oleh Staphylococcus, sedangkan impetigo
kontagiosa dapat disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau Streptococcus atau
oleh keduanya. 2,3
Gambaran klinis impetigo non bulosa lebih sering pada anak usia pra sekolah.
Lesi awal adalah sangat tipis-berdinding vesikel atau pustul dengan dasar
eritematosa, yang pecah dengan cepat dan berkembang menjadi plak dan krusta
kekuningan sampai coklat (Honey comp). Krusta kering dan terpisah meninggalkan
eritema, yang berbentuk dan penyembuhan spontan dapat terjadi 2-3 minggu tanpa
jaringan parut. Pada wajah, terutama sekitar hidung dan mulut dan anggota badan
adalah yang paling sering terkena. 2
Impetigo bulosa terjadi lebih sering pada bayi yang baru lahir dan bayi yang
lebih tua, ditandai dengan perkembangan yang cepat dari vesikel ke bula yang
lembek, yang lambat pecah dan menjadi lebih besar, sampai dengan diameter 1 sam
pai 2 cm dan dapat bertahan selama dua atau tiga hari, kandungan jernih pada
awalnya, kemudian menjadi keruh, dan sesudah pecah menjadi tipis, datar,
kecoklatan berbentuk krusta emas kekuningan, penyembuhan ditengah dan
perluasan perifer dapat menimbulkan lesi sirsinar. Meskipun lesi sering pada wajah,
lesi dapat terjadi dimana saja pada kulit, dan membran mukosa buccal mungkin
terlibat.2
Impetigo bulosa (vesiko-bulosa atau cacar monyet) adalah suatu penyakit
infeksi pada kulit yang superficial yaitu terbatas pada epidermis kulit, dengan
gambaran klinis berupa eritema, bula dan bula hipopion yang disebabkan oleh
Staphylococcus aureus. 1
eksotoksin
eksfoliatif
ekstraseluler
hilangnya
adesi sel
kulit tampak bergelembung
berwarna keruh, bula tidak dikelilingi eritem dan berbatas tegas. Bula ini terletak
superficial dan dalam waktu satu sampai dua hari, bula ini pecah atau kempes.
Jika bula pecah membentuk krusta yang berwarna kecoklatan, datar atau tipis dan
tepinya berwarna putih (koleret). Sehingga kadang-kadang waktu penderita
datang berobat, vesikel/bula telah memecah sehingga yang tampak hanya koleret
dan dasarnya masih eritematosa.1, 3, 4, 6
Pada gambaran histopatologis tampak vesikel subkornea berisi sel-sel
radang yaitu leukosit pada epidermis. Pada dermis tampak sebukan sel-sel radang
ringan dan pelebaran ujung-ujung pembuluh darah. 4
Gambar 2. Ruam berupa erosi dengan dasar eritematosa yang ditutupi oleh krusta
(koleret).
Terapi sistemik diberikan selama 7-10 hari, terapi diberikan sedini mungkin dengan
dosis yang sesuai sehingga penatalaksanaan penyakit akan lebih mudah dan lebih
cepat.
Tabel 1. Pengobatan topikal dan sistemik impetigo bulosa.6
Treatments
for impetigo
First line
TOPICAL
Mupirocin
Fusidic acid
bid
SYSTEMIC
Dicloxacillin
250-500 mg PO qid
bid
Amoxicillin
n
Azithromycin
500 mg x 1, then
(penicillin
allergy)
days
15 mg/kg/day tid
250-500 mg PO qid
Clindamycin
Erythromycin
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN KASUS
Seorang pasien perempuan, bernama Nurhayati, umur 61 tahun, suku Jawa,
agama Islam, datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSU Dr. Pirngadi Medan, pada
tanggal 28 Oktober 2014 dengan keluhan utama keropeng berwarna kekuningan
disertai nyeri terdapat dilengan dan paha dialami sejak 5 bulan yang lalu. Pada
awalnya gelembung berisi cairan muncul di lengan atas kiri dan kanan disertai rasa
nyeri yang menyebar ke ketiak kanan, paha kiri dan kanan serta badan. Gelembung
kemudian pecah, mengering dan menjadi keropeng. Sebelumnya pasien sudah pernah
berobat ke Klinik untuk penyakitnya ini dan menggunakan obat yang dioleskan 2x /
hari, pasien tidak ingat nama obatnya. Setelah menggunakan obat tersebut pasien
sembuh, namun kambuh lagi sehingga pasien datang berobat ke Poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUPM.
Dari anamnesa, riwayat penyakit keluarga tidak jelas, riwayat penyakit
terdahulu kencing manis atau diabetes melitus, riwayat pemakaian obat salep
dijumpai (pasien tidak ingat namanya).
Dari pemeriksaan fisik dijumpai keadaan umum baik dan status gizi baik.
Pada pemeriksaan dermatologis dijumpai ruam berupa erosi dengan dasar yang
eritematosa dan ditutupi krusta berwarna kuning dengan batas yang tegas dan
pinggirnya berwarna putih (koleret). Lokasi pada regio brachii anterior dextra et
sinistra dan regio femoris anterior dextra.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien ini, maka diagnosa
banding pada pasien ini adalah Impetigo Bulosa, Pemfigus, Varisela dan
dermatofitosis. Diagnosa sementara yaitu Impetigo Bulosa.
Penatalaksanaan pada pasien ini secara umum adalah menjaga kebersihan
dan menghilangkan faktor- faktor predisposisi, menjaga kadar gula darah agar tetap
dalam batas normal, mandi teratur dengan sabun mandi, pakaian, handuk, sprei
sering diganti, dan dicuci serta dipakai sendiri. Penatalaksanaan secara khusus pada
pasien ini diberikan terapi topikal yaitu asam fusidate Na 2% (fuson), dioleskan 2x /
hari pada lesi selama 7 hari, obat sistemik yaitu ciprofloksasin Hcl 2 x 500mg/hari
selama 4 hari.
Prognosa pada pasien ini adalah baik apabila menghindari dan mencegah
faktor predisposisi dan mendapat terapi yang baik.
DISKUSI
Diagnosis impetigo bulosa pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesa
dan pemeriksaan fisik. Dimana pada anamnesa dijumpai keluhan utama keropeng
berwarna kekuningan disertai nyeri terdapat dilengan dan paha dialami sejak 5
bulan yang lalu. Pada awalnya gelembung berisi cairan muncul di lengan atas kiri
dan kanan disertai rasa nyeri yang menyebar ke ketiak kanan, paha kiri dan kanan
serta badan. Gelembung kemudian pecah, mengering dan menjadi keropeng.
Sebelumnya pasien sudah pernah berobat ke Klinik untuk penyakitnya ini dan
menggunakan obat yang dioleskan 2x / hari, pasien tidak ingat nama obatnya.
Setelah menggunakan obat tersebut pasien sembuh, namun kambuh lagi sehingga
pasien datang berobat ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUPM.
Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa gejala klinis impetigo bulosa
adalah kelainan kulit berupa vesikel atau bula berisi cairan berwarna kuning pekat
dan keruh yang cepat memecah. Sehingga waktu pasien datang berobat bula telah
pecah dan yang tampak hanya koleret dengan dasarnya masih eritematosa.
Diagnosa banding pada pasien ini adalah Impetigo Bulosa, pemfigus, varisela
dan dermatofitosis. Diagnosa sementara Impetigo Bulosa. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan bahwa diagnosis banding dari impetigo bulosa adalah
pemfigus,
varisela dan dermatofitosis. Penatalaksaan pada pasien ini secara umum adalah
menjaga kebersihan dan menghilangkan faktor- faktor predisposisi, menjaga kadar
gula darah agar tetap dalam batas normal, mandi teratur dengan sabun mandi,
pakaian, handuk, sprei sering diganti, dan dicuci serta dipakai sendiri.
Penatalaksanaan secara khusus pada pasien ini diberikan terapi topikal yaitu asam
fusidate Na 2% (fuson), dioleskan 2x / hari pada lesi selama 7 hari, obat sistemik
yaitu ciprofloksasin Hcl 2 x 500 mg/hari selama 4 hari.
Berdasarkan kepustakaan penatalaksaan pada pasien ini secara umum adalah
menjaga kebersihan dan menghilangkan faktor- faktor predisposisi, menjaga kadar
gula darah agar tetap dalam batas normal, mandi teratur dengan sabun mandi,
pakaian, handuk, sprei sering diganti, dan dicuci serta dipakai sendiri. Pengobatan
khusus secara topikal dapat diberikan salep antibiotik seperti kloramfenikol 2% atau
eritromisin 3%. Secara sistemik dapat diberikan antibiotik jika timbul gejala
konstitusi seperti demam atau terdapat bulla yang banyak. Obat sistemik yang biasa
di berikan yaitu dicloxacillin, amoksicillin, eritromisin dan klindamisin.
Prognosa pada pasien ini baik apabila menghindari dan mencegah faktor predisposisi
dan mendapat terapi yang tepat.
10
KESIMPULAN
Impetigo bulosa adalah penyakit infeksi piogenik pada kulit superfisial dan
menular disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Ditandai oleh lepuh-lepuh berisi
cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hipopion.
Tempat predileksi impetigo bulosa ini biasanya pada muka, sekitar hidung
dan mulut, anggota gerak, ketiak, dada, punggung dan daerah yang tidak tertutup
pakaian. Diagnosis impetigo ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gejala klinis
yang khas.
11
Penatalaksanaan dari impetigo ini dapat dilakukan baik secara umum dan
secara khusus. Secara umum mencegah dan menghindari faktor predisposisi,
memperbaiki hygine diri dan lingkungan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Secara
khusus dengan cara pemberian obat topikal dan sistemik.
GAMBAR
12
Tampak ruam berupa erosi dengan dasar yang eritematosa dan ditutupi krusta berwarna
kuning dengan batas yang tegas dan pinggirnya berwarna putih (koleret) pada regio femoris
anterior dextra.
Tampak ruam berupa erosi dan krusta pada regio brachii dextra
13