Disusun Oleh:
Kelompok III
Tris Harsono
41612010025
Nuryadi Kurniawansyah
41612010050
41614010046
41612010053
41612010056
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat serta Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Laporan Perancangan dan Aplikasi Sistem Industri 2.
Kami berharap semoga laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Perancangan Proses Produksi. Kursi
Lipat Multifungsi.
Kami menyadari
bahwa
laporan
ini
masih
jauh
dari
tingkat
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun di masa yang akan datang. Kami juga sangat berterima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu kami, baik dalam segi motivasi, penulisan, dan
output dari penyelesaian laporan ini.
Demikianlah makalah ini kami susun semoga bermanfaat bagi kami
khususnya
dan
masyarakat
pada
umumnya.
Atas
perhatiannya,
kami
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................. 3
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... 5
DAFTAR TABEL........................................................................................ 5
BAB I...................................................................................................... 6
PENDAHULUAN....................................................................................... 6
1.1
Latar Belakang..........................................................................6
1.2
Perumusan Masalah...................................................................9
1.3
Tujuan Penelitian........................................................................9
BAB II................................................................................................... 11
LANDASAN TEORI................................................................................. 11
2.1
2.2
Agregate Planning...................................................................13
2.2.1
2.2.2
Output (Hasil)....................................................................13
2.2.3
2.2.4
2.3
2.4
2.5
MRP......................................................................................... 21
2.5.1
Definisi MRP......................................................................21
2.5.2
2.5.3
BAB III................................................................................................... 29
PENGUMPULAN DATA........................................................................... 29
3.1
3.2
3.3
BAB IV.................................................................................................. 32
PENGOLAHAN DATA.............................................................................. 32
4.1
4.2
Agregat Planning.....................................................................33
4.3
4.3.1
Capacity Require...............................................................34
4.3.2
Capacity Available.............................................................38
4.4
4.4.1
Bill of Material...................................................................40
4.4.2
4.4.3
4.4.4
BAB V................................................................................................... 49
KESIMPULAN......................................................................................... 49
5.1
OPC.......................................................................................... 49
5.2
Agregat planing.......................................................................49
5.3
RCCP........................................................................................ 49
5.4
DAFTAR
PUSTAKA 50
DAFTAR GAMB
Gambar 2. 1 Capacity Load Profile.......................................................................21
Y
DAFTAR TAB
Tabel 2. 1 Pertimbangan dalam merancang Agregat Planning..............................17
Y
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan kemampuan penyediaan atau produksi barang dan jasa yang
dibutuhkan manusia merupakan usaha yang haru dilakukan oleh perusahaan atau
organisasi untuk dapat memenuhi permintaan untuk kebutuhan-kebutuhan tersebut
secara efektif dan efisien. Usaha-usaha ini dilakukan agar dapat dicapai tingkat
keuntungan yang diharapkan yang dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan dan
perkembangan organisasi perusahan.
Untuk mencapai hal itu, salah satu yang berpengaruh yaitu total biaya
produksi pada suatu jenis biaya persediaan bahan baku. Permasalahan tidak
tepatnya waktu kedatangan bahan baku yang telah dijadwalkan perusahaan dapat
membuat suatu kepanikan apabila stock persediaan bahan baku habis, sementara
order telah harus dipenuhi. Sebaiknya kelebihan persediaan menimbulkan biaya
tambahan seperti biaya keamanan, biaya gudang, resiko penyusutan, yang sering
kali perusahaan kurang mempertimbangkannya. Untuk efisiensi biaya persediaan,
maka perlu ditentukan perencanaan dan pengendalian bahan baku yang baik dan
tepat. Perencanaan dan pengendalian bahan baku dapat dikatakan baik jika
persediaan yang ada mampu mencukupi kebutuhan produksi dan mempunyai
tingkat biaya persediaan yang minimum.
Penjadwalan produksi induk (MPS) dan Rough Cut Capacity Planning
(RCCP)
hierarki level taktikal (level 2). MPS menguraikan rencana produksi untuk
menunjukkan kuantitas produk akhir yang akan diproduksi untuk setiap periode
waktu (biasanya mingguan apabila menggunakan sistem MRP II atau harian
apabila menggunakan sistem JIT sepanjang horizon perencanaan taktis (biasanya
satu tahun). Apabila rencana produksi menunjukkan tingkat produksi untuk
kelompok produk, MPS menjadwalkan kuantitas spesifik dari produk akhir dalam
periode waktu spesifik (Gasperz, 2001p. 128). Rough Cut Capacity Planning
(RCCP) menentukan apakah sumber daya yang direncanakan adalah cukup untuk
melaksanakan MPS. RCCP menggunakan definisi dari unit product loads yang
disebut sebagai: profil produk-beban (product-load profiles, bills of capacity, bills
of resource, atau bills of labor). Penggandaan beban per unit dengan kuantitas
produk yang di jadwalkan per periode waktu akan memberikan beban total per
periode waktu untuk setiap pusat kerja (work place) (Gasperz, 2001, p. 128).
Untuk menjamin kebutuhan-kebuthan konsumen akan produk yang
diproduksi oleh perusahaan maka perushaan perlu mengontrol persediaan yang
ada agar siap menjawab kebutuhan konsumen setiap saat tepat pada waktunya,
oleh karena itu perusahaan hendaklah menerapkan suatu sistem atau metode yang
efektif guna merespon masalah-masalah yang ada. Salah satu cara untuk
mengendalikan persediaan adalah dengan metode Material Requierment Planning
(MRP). MRP merupakan teknik pendekatan yang bertujuan meningkatkan
produktivitas perusahaan dengan cara menjadwalkan kebutuhan akan material dan
komponen untuk membantu perusahaan dalam mengatasi kebutuhan minimum
dari komponen-komponen yang kebutuhannya dependen dan menjamin
tercapainya produksi akhir. Material Requirement Planning muncul pada tahun
60an oleh Oliver Weight yang berasosiasi dengan Joseph Oirlicky, yang pertama
kali diterapkan di Toyota Company Jepang.
Banyaknya metode dalam manajemen material yang dapat digunakan
untuk menentukan waktu dan volume pengadaan material, mengharuskan para
pengambil keputusan harus menguasai setiap metode pengadaan material dalam
manajemen material, mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap metode serta
dapat menggunakan metode yang tepat sesuai dengan keadaan yang dihadapi.
Salah satu metode didalam manajemen material adalah Material
Requirement Planning (MRP) yang pada mulanya adalah suatu metode
pemesanan material, maka pada saat ini metode tersebut telah digunakan sebagai
alat
perencanaan
dan
pengawasan
terhadap
fungsi
manajemen.Material
Sistem MRP dapat digunakan untuk mengetahui jumlah bahan baku yang
akan dipesan sesuai dengan kebutuhan untuk produksi dengan memperhitungkan
juga biaya-biaya yang akan timbul akibat dari persediaan, seperti biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan. Sistem MRP (Material Requirement
Planning) merupakan strategi material proaktif. MRP melihat ke masa depan
dengan mengidentifikasi material yang akandiperlukan jumlahnya, sumber yang
tepat, untuk penempatan yang tepat dan pada waktu yang tepat, dan melalui
penerapan metode MRP I kebutuhan bahan baku perusahaan dirancang
sedemikian rupa agar sesuai kebutuhan produksi perusahaan dengan turut
memperhitungkan beban biaya yang akan ditanggung perusahaan. Penerapan
metode MRP I ini diharapkan memperkecil resiko kerugian yang akan ditanggung
perusahaan terkait dengan kesalahan pengambilan keputusan pengadaan bahan
baku.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan yang akan
menjadi obyek kajian didalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana diagram OPC Kursi Lipat Multifungsi?
2. Berapa cycle time pembuatan Kursi Lipat Multifungsi?
3. Berapa rencana Jadwal Induk Produksi Kursi Lipat Multifungsi?
4. Seperti apa menentukan perencanaan produksi Kursi Lipat Multifungsi?
5. Bagaimana menerapkan sistem perencanaan kebutuhan material yang
memiliki biaya paling optimal pada produk Kursi Lipat Multifungsi?
6. Bagaimana mengetahui agregat planning yang baik pada produk kursi
lipat multifungsi?
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Sutalaksana
(1979)
berpendapat
bahwa
peta
proses
operasi
11
12
Yaitu suatu kegiatan yang terjadi apabila aktivitas operasi dan pemeriksaan
dilakukan secara bersamaan atau pada suatu tempat benda.
4. Penyimpanan
Yaitu suatu kegiatan menyimpan benda kerja untuk waktu yang cukup lama.
Jika benda kerja tersebut akan diambil kembali biasanya melakukan prosedur
perizinan tertentu.
2.2
Agregate Planning
Agregat planning (AP) adalah suatu aktivitas operasional untuk
menentukan jumlah dan waktu produksi pada waktu dimasa yang akan datang.
Agregat planning juga didefinisikan sebagai usaha untuk menyamankan antara
supply dan Demand dari suatu produk atau jasa dengan jalan menentukan jumlah
dan waktu input, transformasi, dan output yang tepat. Dimana keputusan agregat
planning dibuat untuk produksi, staffing, inventory, back order level.
2.2.1
2.2.2
Output (Hasil)
Hasil dari Agregat Planning adalah tercapainya suatu rencana produksi
yang menggunakan sumber daya organisasi secara efektif untuk memenuhi
Demand yang telah diperkirakan. Dalam perusahaan manufaktur, agregat planning
13
2.2.4
agregat planning :
1. Capacity options
2. Demand options
3. Pure Strategis
4. Mixed Strategis Capacity options
a. Capacity options
Strategi Capacity Options menggunakan besar kapasitas produksi sebagai
pilihan untuk membuat AP tergantung seberapa besar kapasitas produksi yang
diinginkan. Strategi Capacity Options dapat dijalankan dengan beberapa
metode sebagai berikut:
1. Mengubah tingkat inventory (level production).
2. Mengubah ukuran tenaga kerja: hiring/lay off (chase strategy). Chase
Strategy diartikan juga sebagai suatu strategi perencanaan dalam AP
dengan jalan melakukan penyesuaian kapasitas terhadap Demand;
perencanaan output untuk suatu periode dibuat sesuai dengan permintaan
yang diperkirakan pada periode tersebut.
3. Mengubah production rate: over time/under time.
4. Menggunakan part time workers.
b. Demand options
Dengan adanya jumlah permintaan (Demand) yang stabil, maka proses
perencanaan produksi akan lebih mudah dilakukan. Perusahaan akan lebih siap
dalam menyusun kebutuhan material dan tenaga kerja yang harus disiapkan
untuk memenuhi kapasitas produksi sesuai dengan Demand yang telah
15
16
Berikut ini beberapa jenis biaya / cost yang berhubungan dengan perencanaan
Aggreate Planning :
1. Hiring/layoff cost (biaya penambahan/pemberhentian tenaga kerja).
2. Overtime/under time cost (biaya lembur/ongkos menggur).
3. Inventory carrying cost (biaya Persediaan).
4. Subcontracting incremental cost (biaya Subkontrak).
5. Part time labor cost (biaya kerja paruh waktu).
6. Backorder cost (biaya yang terjadi akibat permintaan pelanggan tidak
dapat dipenuhi dari persediaan yang ada dan pelanggan menyetujui untuk
menunggu pengiriman pesanan berikutnya).
7. Stock out cost (biaya kekurangan stok/persediaan)
Issues to Consider in Agregat Planning
Dalam proses pembuatan AP, ada beberapa hal yang perlu dijadikan pertimbangan.
Berikut ini adalah beberapa pokok persoalan penting yang perlu dijadikan
pertimbangan dalam merancang suatu AP.
17
18
1. Data permintaan total merupakan salah satu sumber data bagi proses
penjadwalan produksi induk. Data permintaan total berkaitan dengan ramalan
penjualan (sales forecasts) dan pesanan-pesanan (orders).
2. Status inventori berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory, stok
yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu (allocated stock), pesananpesanan produksidan pembelian yang dikeluarkan (released production and
purchase orders), dan firm planned orders.
3. Rencana produksi memberikan sekumpulan batasan kepada MPS. MPS harus
menjumlahkannya untuk menentukan tingkat produksi, inventory, dan sumbersumber daya lain dalam rencana produksi tersebut.
4. Data perencanaan berkaitan dengan aturan-aturan tentang lot-sizing yang harus
digunakan, shrinkage factor, stok pengaman (safety stock), dan waktu tunggu
(lead time) dari masing-masing item yang biasanya tersedia dalam file induk
dari item (Item Master File).
5. Informasi dari Rough Cut Capacity Planning (RCCP) berupa kebutuhan
kapasitas untuk mengimplementasikan MPS menjadi salah satu input bagi
MPS. RCCP menentukan kebutuhan kapasitas untuk mengimplementasikan
MPS, menguji kelayakan dari MPS, dan memberikan umpan-balik kepada
perencana atau penyusun jadwal produksi induk untuk mengambil tindakan
perbaikan apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian antara penjadwalan
produksi induk dan kapasitas yang tersedia.
Tugas dan Tanggung Jawab Penyusun Jadwal Produksi Induk Tugas dan
tanggung jawab profesional dari penyusun jadwal produksi induk (master
production schedule) adalah membuat perubahan-perubahan pada catatan MPS,
mendisagregasikan rencana produksi untuk menciptakan MPS, menjamin bahwa
keputusan-keputusan produksi yang ada dalam MPS itu telah sesuai dengan
19
20
2.5
MRP
2.5.1
Definisi MRP
Perencanaan kebutuhan material (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu
teknik atau set prosedur yang sistematis untuk penentuan kuantitas serta waktu
dalam proses perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang
tergantung pada itemitem tingkat (level) yang lebih tinggi (dependent Demand).
Ada 4 kemampuan yang menjadi ciri utama dari sistem MRP yaitu:
1.
2.
3.
4.
Planning
(MRP)
adalah
suatu
sistem
informasi
yang
21
berikut :
1. Meminimalkan Persediaan MRP menentukan berapa banyak dan kapan
suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan Jadwal Induk Produksi
(JIP). Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan (pembelian) atas
komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat
dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan
biaya persediaan.
2. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengriman
MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang
diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan
waktu tenggang
22
minimal
setiap
item
melalui
sistem
penjadwalan.
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan. Kapan pemesanan atau
pembatalan pemesanan harus dilakukan.
4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang
harus direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada.
2.5.3
23
24
Yaitu penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan (lot size) yang optimal
untuk sebuah item berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan.Beberapa
teknik diarahkan untukmenyeimbangkan ongkos set up dan ongkos simpan.
Ada juga teknik yang sederhana yang memakai jumlah pemesanan tetap atau
periode pemesanan tetap.
3. Off Setting
Yaitu proses yang bertujuan untuk menentukan saat yang tepat melaksanakan
rencana pemesanan dalam pemenuhan kebutuhan bersih. Penentuan rencana
saat pemesanan ini diperoleh dengan cara mengurangkan kebutuhan bersih
yang harus tersedia dengan waktu ancang-ancang (lead time).
4. Explosion
Merupakan proses perhitungan dari ketiga langkah sebelumnya yaitu netting,
lotting dan off setting yang dilakukan untuk komponen atau item yang berada
pada level dibawahnya berdasarkan atas rencana pemesanan. Dalam
prosesexplosion
ini,
data
mengenai
struktur
produk
sangat
25
sejauh
mana
sistem
bekerja,
kaitannya
dengan
26
3. Project On Hand, merupakan actual barang yang ada di gudang atau barang
yang dimiliki.
4. Net Requirement (NR, kebutuhan bersih) Merupakan jumlah aktual yang
diinginkan untuk diterima atau diproduksi dalam periode bersangkutan.
5. Planned Order Receipt (PORt, penerimaan pemesanan yangdirencanakan)
Adalah jumlah item yang diterima atau diproduksi oleh perusahaan manufaktur
pada periode waktu terakhir.
6. Planned Order Releases (PORel, pelepasan pemesanan yangdirencanakan)
Adalah jumlah item yang direncanakan untuk dipesan agar memenuhi
perencanaan pada masa yang akan datang atauorder produksi yang dapat
dilepas untuk dimanufaktur.
7. Lead Time
Adalah waktu tenggang yang diperlukan untuk memesan(membuat) suatu
barang sejak saat pesanan (pembuatan) dilakukan sampai barang itu diterima
(selesai dibuat).
8. Lot Size (ukuran lot)
Merupakan kuantitas pesanan dari item yang memberitahukan MRP berapa
banyak kuantitas yang dipesan, serta lot sizing apa yang dipakai.
9. Safety Stock (stok pengaman)
Merupakan stok pengaman yang ditetapkan oleh perencanaan MRP untuk
mengatasi fluktuasi dalam permintaan (Demand) dan penawaran MRP untuk
mempertahankan tingkat stok pada semua periode waktu.
27
BAB III
PENGUMPULAN DATA
3.1
Demand
67
80.4
96.48
115.776
138.931
166.717
200.061
240.073
288.088
10
345.705
11
414.846
12
497.816
28
3.2
3.3
Deskripsi
Kursi Lipat
Ukuran
Komposisi
Sumber
Multifungsi
Sandaran/Meja
Membuat
Membuat
Kaki Depan
1 meter
Engsel Penyangga
30 cm
Dudukan
Kaki Belakang
Kaki Pendukung
1
2
2
Penyimpang Barang
Busa/Spons
Kulit
1
2
2
2 meter
2 meter
Membuat
Membuat
Membuat
Membuat
Membuat
Membuat
Beli
Beli
Rp 1.000.000,-
Sandaran/Meja
Rp
120.000,-
Rp
6.000,-
Rp
50.000,-
Kaki Depan
Rp
100.000,-
Rp
5.000,-
Rp
50.000,-
Engsel Penyangga
Rp
80.000,-
Rp
4.000,-
Rp
50.000,-
Dudukan
Rp
140.000,-
Rp
7.000,-
Rp
50.000,-
Kaki Belakang
Rp
250.000,-
Rp 12.500,-
Kaki Pendukung
Rp
60.000,-
Rp
3.000,-
Rp
Rp
50.000,50.000,-
Penyimpang Barang
Rp
40.000,-
Rp
2.000,-
Rp
50.000,-
Membuat
Busa/Spons
Rp
30.000,-
Rp
1.500,-
Rp
50.000,-
Beli
Rp
50.000,-
Beli
Kulit
Total
Rp
60.000,Rp 1.880.000,-
Rp 3.000,Rp 94.000,-
Ket
Membuat
Membuat
Membuat
Membuat
Membuat
Membuat
Membuat
Rp 500.000,-
29
30
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Operational Process Chart (OPC)
31
: 22 Hari
2. Cycle Time
: 70 menit/unit
3. Ongkos inventory
: Rp 100/ unit
: Rp 150/unit
5. Ongkos lembur
: Rp 15.000/unit
32
4.3
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Demand
151
151
151
151
151
151
151
265
322
379
436
493
4.3.1
Capacity Require
Waktu Baku = waktu pengerjaan tiap proses/60
CR = Waktu Baku x Rencana Produksi
33
34
35
36
4.3.2
Capacity Available
Maka besarnya Capacity Available yaitu :
-
37
4.4
38
4.4.1
Bill of Material
Material
Rp 1.000.000,-
Sandaran/Meja
Rp
120.000,-
Rp
6.000,-
Rp
50.000,-
Kaki Depan
Rp
100.000,-
Rp
5.000,-
Rp
50.000,-
Engsel Penyangga
Rp
80.000,-
Rp
4.000,-
Rp
50.000,-
Dudukan
Rp
140.000,-
Rp
7.000,-
Rp
50.000,-
Kaki Belakang
Rp
250.000,-
Rp 12.500,-
Kaki Pendukung
Rp
60.000,-
Rp
3.000,-
Rp
Rp
50.000,50.000,-
Penyimpang Barang
Rp
40.000,-
Rp
2.000,-
Rp
50.000,-
Membuat
Busa/Spons
Rp
30.000,-
Rp
1.500,-
Rp
50.000,-
Beli
Rp
50.000,-
Beli
Kulit
Total
Rp
60.000,Rp 1.880.000,-
Rp 3.000,Rp 94.000,-
Ket
Membuat
Membuat
Membuat
Membuat
Membuat
Membuat
Membuat
Rp 500.000,-
40
41
4.4.3
2 * D * OC
HC
42
43
44
4.4.4
45
46
Dari hasil perhitungan MRP dengan menggunakan metode LFL, EOQ dan POQ
didapat hasil sebesar, unutk metode LFL Rp Rp. 9,945,000,000, EOQ Rp Rp.
108,100,000,000.00 dan POQ Rp Rp. 5,188,633,869.85. Sehingga dapat terlihat untuk
metode paling efisien yaitu pada metode Economic Order Quantity (EOQ).
47
BAB V
KESIMPULAN
5.1
OPC
Dari Operational Process Chart didapat cycle time 70 menit, waktu
terlama didapat pada proses Pembentukan Pola pada setiap bentuk part body
Kursi Lipat Multifungsi, serta pada perakitan seluruh part body.
5.2
Agregat planing
Data yang diketahui adalah nilai cycle time adalah sebesar dari data
tersebut kemudian dihitung besar produksi reguler. Setelah dihitung didapat total
produksi sebesar 2952 unit.
5.3
RCCP
Dari perhitungan RCCP kapasitas yang dibutuhkan dengan kapasitas yang
tersedia disetiap Work Centre terpenuhi untuk semua mesin.
5.4
48
DAFTAR PUSTAKA
-
49