Anda di halaman 1dari 25

EMPATI

disampaikan pada kuliah program


studi pendidikan kedokteran Unimal
Lhokseumawe
21 Sept 2011
Nursan Junita, MA, Clin Psy
University Kebangasaan Malaysia
Dosen Tetap Prodi Ilmu Komunikasi FISIP
UNIMAL
Klinik Manager Psikodista - Banda Aceh
farnita@yahoo.com

Kedokteran Memiliki 2 Aspek


Pendekatan
Pendekatan manusia sebagai objek:
Pendekatan ilmiah
Pendekatan manusia sebagai subjek:
Pendekatan manusiawi, yaitu sebagai

seorang manusia yang utuh, unik


dan khas dirinya.
Landasan pendekatan manusiawi :

EMPATI

Istilah empati berasal dari Bahasa Yunani,

yaitu empatheia, yang bermakna ikut


merasakan.
Istilah empatheia pada mulanya digunakan

oleh para ahli estetika dalam memahami


pengalaman subyektif orang lain.
Dalam Psikologi, istilah empati pertama

kalinya digunakan oleh E.B. Titchener, ahli


psikologi Amerika pada tahun 1920-an.
Menurut Titchener, gejala empati berasal dari

semacam peniruan fisik atas beban orang lain


setelah dilihat atau didengarnya, yang
kemudian menimbulkan perasaan yang serupa

EMPATI:
Upaya dan kemampuan seseorang untuk
mengerti, menghayati, menempatkan dirinya di
tempat orang lain sesuai dengan:
Identitas:: nama, usia , jenis kelamin, kondisi

fisik, status kesehatan, status perkawinan,


orientasi seksual (heteroseksual, biseksual,
homoseksual), ras /suku bangsa, taraf
pendidikan, taraf pengetahuan, tradisi, budaya,
agama, dsb.
Pikiran, perasaan, keinginan, perilaku dari

orang lain itu,

TANPA mencampurbaurkan nilai-nilai atau

selera pribadinya dengan nilai-nilai orang yg di


empatinya itu, atau bereaksi secara emosional
bila orang yg berempati berbeda nilainya dengan
nilai orang yg diempati

Kemampuan untuk memahami


perasaan dan masalah orang lain,
dan berpikir dengan sudut
pandang mereka, serta
menghargai perasaan orang
terkait berbagai hal:
- Tidak menghakimi : tidak
menyalahkan
atau membenarkan
- Menerima orang lain

Kasih sayang (compassion /brotherly

love/ukhuwah insaniyyah) tanpa pamrih


terhadap sesama manusia
Empati dibangun dari kesadaran diri dan
dengan memposisikan diri senada, serasa
dengan emosi orang lain akan membantu
kita membaca dan memahami perasaan
orang lain tersebut.
Kunci utama untuk memahami perasaan
orang lain adalah mampu membaca pesan
non verbal, misalnya; nada bicara, gerak
gerik, ekspresi wajah, dsb.
Menurut riset psikologi perkembangan anak,
akar empati dapat dilacak hingga masa bayi.
Bayi yang berusia 1 atau 2 bulan, merasa

Otak Empati:
Hasil penelitian neurologis
menunjukkan bahwa amigdala
serta hubungan2nya dengan
wilayah korteks visual
diasosiasikan sebagai bagian
sirkuit kunci otak yang melandasi
empati.
Empati terletak dalam ranah
afektif (rasa) atau emosi yang
berpusat pada otak kanan
Kemampuan empati yang

Cara Membentuk
Kesadaran Empati
diri: mengamati
diri dan
:
mengenali perasaan2 serta mampu

mengendalikan diri
Membuka diri: menghargai keterbukaan,
membina kepercayaan dan mampu
mengkomunikasikan perasaan diri
Konsep diri: membuat suatu pengertian
terhadap diri pribadi dan diri sosial
Pemahaman realitas: memaknai arti
interaksi, komunikasi dan lingkungan
hidup secara benar
Pembuatan keputusan pribadi:
mencermati tindakan2 diri, mengetahui
akibat dan resiko serta mampu

Lawan Empati : Bukan SIMPATI atau ANTIPATI


Tetapi

SIKAP TIDAK BEREMPATI: mis. tidak


mampu dan tidak berupaya untuk berempati.
Contoh: sikap masa bodoh, sikap egoistik /
egosentrik, sikap apriori negatif / prasangka
terhadap orang atau kelompok tertentu;

Atau

karena menderita beberapa jenis


gangguan jiwa /gangguan perkembangan yg
berat (mis. keadaan psikotik, gangguan paranoid,
gangguan autisme, beberapa jenis gangguan
kepribadian; mis. gangguan kepribadian
narsisistik , gangguan kepribadian antisosial,
gangguan kepribadian paranoid, dll).

EMPATI DALAM BEBERAPA


KONTEKS
HUBUNGAN ANTAR
MANUSIA
Hubungan antar Manusia ada
beberapa Konteks:

1.Hubungan Saya dan Kamu (I


and You) - Buber
2.Hubungan Ke-Kita-an
3.Hubungan Ke-Kami-an
4.Hubungan Antar Sistem

1. EMPATI dalam konteks


HUBUNGAN
SAYA dan KAMU
Hubungan ini hanya dapat
terjadi antar manusia
Tujuannya Untuk mencapai suatu
tingkat kesehatan jiwa yg
optimal /berdasarkan empati,
perlu:
Hubungan SAYA dan KAMU
yang
adekuat

Hubungan SAYA dan KAMU yang


adekuat :
Kamu

diperlakukan sebagai subjek, manusia


yang setara, diterima sebagaimana adanya,
tanpa sikap apriori / menghakimi
Dimulai dari pihak Saya
Berdampak: ke dua pihak berkomunikasi
nyaman, bebas mengutarakan pendapat tanpa
rasa takut dihakimi
Pihak Kamu juga akan memperlakukan pihak
Saya dengan cara yang sama
Penyelesaian masalah berakhir dengan :
WIN-WIN SOLUTION /masing-masing pihak :
feel good

Hubungan SAYA dan KAMU yang


tidak adekuat:
Orang ke dua (Kamu)
Tidak
Tidak

dihargai kemanusiaannya
diperlakukan sebagai
manusia yang setara (sebagai
subjek), tapi sebagai objek
demi kepentingan pihak
Saya

2. EMPATI dalam konteks


HUBUNGAN
KITA dan KAMI

Hubungan Ke-KITA-an :

Hubungan

Saya dengan SEMUA


ORANG apapun identitasnya
Hubungan yang bersifat pluralistik
Masing-masing

orang dapat
memperkembangkan dirinya tanpa
dipaksa harus sama identitasnya
dengan orang lain

Hubungan Ke-KAMI-an:

Hubungan Saya hanya dengan orangorang yang sama identitasnya

Hubungan bersifat Non-pluralistik,


tidak berdasarkan hubungan antar
sesama manusia, tetapi berdasarkan

persamaan identitas

Bila orang lain di luar Kami mau masuk,


harus menyamakan identitas dirinya
dengan identitas kelompok Kami

Hubungan Ke Kami-an wajar dan sering terjadi


dalam kehidupan sehari-hari, karena adalah sifat
manusia untuk mencari dan berkumpul dengan
orang lain yang sama identitasnya

Yang penting adalah agar jangan sampai


hubungan ke-Kami-an berkembang menjadi keKami-an yang extrem dan eksklusif, sehingga
meniadakan hubungan ke-Kita-an

Bila hal itu terjadi, dapat terjadi suatu bentuk


hubungan yang bersifat:

KAMI vs MEREKA / KAUM ITU

Bentuk ekstrem dari Hubungan


KAMI vs. MEREKA:

Stigmatisasi, diskriminasi, sikap bigot,


pengelompokan dalam arti negatif,
perkoncoan, pemaksaan kehendak

Berada di atas hukum (impunity), prasangka,


kebencian

Tindak kekerasan, pengucilan, peperangan,


pembunuhan Terhadap orang2 (MEREKA /
KAUM ITU) yang tidak termasuk kelompok
KAMI

3. HUBUNGAN ANTAR
SISTEM
(Bertalanffy)
Dunia terdiri dari
sistem-sistem yang saling

berhubungan secara vertikal maupun horisontal

Suatu

sistem adalah suatu kesatuan

holistik yang terdiri dari elemen-elemen

yang saling berhubungan secara unik dan sistem


itu bukan sekedar penjumlahan dari elemenelemennya
Sistem sistem saling berhubungan dan mendapat
energi positif atau negatif dari sistem lainnya,
baik secara vertikal dan horisontal

Beberapa Contoh dari Sistem:


Sistem

sel (otak, hati,


jantung, dsb)
Sistem kardiovaskuler, sistem
gastro intestinal
Sistem keluarga, sistem
pedesaan, sistem
pemerintahan
Sistem perbankan, sistem
politik
Sistem informasi, sistem

Hubungan antar sistem ( baik vertikal


maupun horisontal) dapat
mempengaruhi:
Secara positif atau negatif Terhadap
sistem lainnya.
Dalam konteks hubungan antar
manusia:
Sikap non-empatik dari satu sistem ke sistem
lainnya, mis: Dari pemerintah ke institut atau
langsung ke masyarakat, atau dari kepala
keluarga terhadap anggota keluarga, dapat
berdampak keresahan dan rasa tidak nyaman
sehingga mempengaruhi terbinanya Kesehatan
Jiwa/Mental

BEBERAPA CONTOH RELASI


dan KOMUNIKASI berdasarkan
1. Memperlakukan sesama manusia
EMPATI
sebagai manusia yang setara, tidak
berdasarkan identitas, tanpa
prasangka / sikap menghakimi
2. Menghargai perbedaan pendapat
dalam komunikasi
3. Tidak memaksakan kehendak
4. Tidak bersikap apriori dalam relasi,
tapi melakukan pendekatan secara
fenomenologis - humanistik

5. Berusaha

mengerti cara berpikir,


perasaan orang lain
6. Menghargai nilai-nilai orang itu
7. Dapat menyatakan pendapat dan
menjadi pendengar yang baik dalam
komunikasi
8. Penyelesaian masalah berdasarkan
win- win solution
9. Dalam hubungan dokter-pasien:
dokter memperlakukan dirinya
pertama-tama
sebagai manusia yang kebetulan
dokter, dan
pasien juga diperlakukan pertama-

10. Bila

ada program terapi, hendaklah


berdasarkan kesepakatan bersama, sesudah
pasien menyadari aspek positif dan negatif
dari program itu
11. Dalam hubungan orang tua-anak, hendaklah
orang tua menyadari bahwa anaknya bukan
merupakan ekstensi dari dirinya
12. Dalam hubungan antar sistem: antar
organisasi, institut, kelompok, partai, agama,
tidak memperlakukan pihak lain sebagai
musuh, melainkan berdasarkan
persaudaraan/ukhuwah insaniyyah yang
pluralistik demi kesejahteraan

seluruh rakyat

13.

dsb

KESIMPULA
N
Empati adalah KERANGKA DASAR dalam

pembinaan relasi dan komunikasi yang


adekuat antar individu dan antar kelompok
dan antar sistem yang bersifat saling

Hal

itu akan memberi peluang yang baik


bagi individu, kelompok dan masyarakat
untuk berkembang secara fisik, mental
dan emosional, serta melakukan
hubungan antar manusia yang adekuat
sesuai dengan PENINGKATAN KUALITAS
KEHIDUPAN - KESEHATAN JIWA RAGA

Sekian &
Trima kasih

Wassalam

Anda mungkin juga menyukai